Disusun Oleh :
Suparliyanto,SPd.MSi
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini, Kepala SMAN 13 Semarang, memberikan persetujuan
kepada :
Untuk mempublikasikan dan mengarsipkan Best Practice yang berjudul Pembelajaran Materi
Perpindahan Kalor Berorientasi HOTS dengan Model Problem Based Learning dengan
pendekatan Saintifik Di Kelas XI MIPA 1 SMAN 13 Semarang.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Best Practice yang
berjudul Pembelajaran Materi Perpindahan Kalor Berorientasi HOTS dengan Model Problem
Based Learning dengan pendekatan Saintifik Di Kelas XI MIPA 1 SMAN 13 Semarang.
Selama proses penulisan dan penyelesaian laporan ini, penulis banyak memperoleh
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa
bantuan dan dorongan dari pihak lain rasanya sulit bagi penulis untuk menyelesaikannya.
Untuk itu dalam sebuah karya yang sederhana ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk tergabung dalam kelas PKP Fisika 2019 di SMA N 6 Semarang
2. Bapak Suyanto , S.Pd ,M.Pd. selaku Guru Inti yang telah memberikan banyak ilmu baru
dan bimbingan selama program PKP berlangsung
3. Dr.Endah Dyah Wardhani ,MPd selaku Kepala Sekolah SMAN 13 Semarang yang
selalu memberikan dukungan, bantuan dalam pelaksanaan program PKP ini.
4. Istri dan keluarga yang selalu mendukung kegiatan ini
5. Teman-tema guru sasaran yang selalu berbagi informasi dan ilmu yang sangat
bermanfaat bagi penulis
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan Best Practice ini masih jauh dari
kesempurnaah. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat di harapkan
demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga apa yang telah penulis
selesaikan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Judul
Halaman Pengesahan
Biodata Penulis
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Lampiran
BAB I Pendahuluan
BAB II Pelaksanaan Kegiatan
BAB III Hasil Kegiatan
BAB IV Simpulan dan Rekomendasi
Daftar Pustaka
Lampiran
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Foto-foto
kegiatan Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Bahan
Ajar Lampiran 4 : LKS
Lampiran 5 : Kisi-kisi soal pilihan ganda dan uraian
Lampiran 6 : Soal, kunci, dan pedoman penyekoran
Lampiran 7 : Lembar observasi proses pembelajaran
Lampiran 8 : Kuesioner motivasi belajar siswa
BAB I
PENDAHULUAN
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan best practice ini adalah kegiatan
pembelajaran fisika untuk kelas XI pada materi suhu, kalor dan perpindahannya.
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan laporan best practice ini adalah untuk meningkatkan kompetensi
peserta didik dalam pembelajaran materi suhu, kalor dan perpindahannya pada sub pokok
bahasan kalor jenis benda yang berorientasi HOTS.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk mendeskripsikan best practice penulis
dalam menerapkan pembelajaran berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah peserta didik kelas XI MIPA 1 semester 1 di
SMAN 13 Semarang sebanyak 34 orang.
Bahan/ materi yang digunakan dalam best practice ini adalah materi kelas XI dengan
rincian Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut:
KOMPETENSI DASAR
KD 3.5 Kompetensi Pengetahuan
Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi
karakteristik termal suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor pada
kehidupan sehari-hari
Cara yang digunakan dalam pelaksanaan best practice ini adalah menerapkan
pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan saintifik.
Berikut ini adalah langkah – langkah pelaksanaan best practice yang telah dilakukan penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas XI, penulis
memilih tema modernisasi untuk membelajarkan pasangan KD 3.5 - 4.5 di kelas XI
semester 1.
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.
3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
IPK Pengetahuan
IPK Penunjang:
IPK Kunci
IPK Keterampilan
IPK Penunjang:
IPK Kunci
Kegiatan Pembelajaran
Sintak Model
Pembelajaran Siswa
Guru
Orientasi peserta didik ▪ Guru menayangkan sebuah ▪ Siswa mengamati fenomena
kepada masalah video perpindahan kalor perpindahan kalor dalam
dalam kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari
dengan seksama
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu :
1. Instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi
2. Instrumen untuk melihat hasil belajar peserta didik dengan menggunakan tes tulis pilihan
ganda dan uraian singkat.
A. Hasil
Hasil yang dapat dilaporkan dari best practice ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran fisika materi suhu, kalor dan perpindahannya yang dilakukan
dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berlangsung
aktif. Peserta didik menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk
mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran
yang dirancang sesuai sintak Problem Based Learning megharuskan peserta didik
aktif selama proses pembelajaran.
2. Proses pembelajaran fisika materi suhu, kalor dan perpindahannya yang dilakukan
dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer knowledge.
Setelah menyaksikan video yang sajikan melalui Youtube dan
https://phet.colorado.edu dan menjawab pertanyaan – pertanyaan yang muncul selama
video ditayangkan, peserta didik menjadi lebih fokus dan teliti dalam melakukan
observasi sehingga dapat memahami konsep dari materi yang disajikan dalam video.
Pemahaman ini menjadi dasar bagi peserta didik dalam menyelesaikan persoalan
tentang perpindahan kalor.
3. Penerapan model Problem Based Learning meningkatkan kemampuan peserta didik
untuk berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik untuk bertanya dan
menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran
sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas
cenderung sepi dan serius. Peserta didik cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk
berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana
siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir
siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan
pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari,
pemberian tugas, dan pembahasa), membuat siswa cenderung menghapalkan teori.
Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan best practice pembelajaran materi
perpindahan kalor berorientasi HOTS dengan menerapkan Problem Based Learning
ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang konsep perpindahan kalor
benar-benar dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi yang meuntut
kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning juga meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Problem Based
Learning yang diterapkan dengan menyajikan video berisi permasalahan kontekstual
mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah.
Sebelum menerapkan Problem Based Learning penulis melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan
dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap
saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku
teks. Dengan menerapkan Problem Based Learning, siswa tak hanya belajar dari teks
tulis, tetapi juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi
dari sumber lainnya.
Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa belajar dengan model
Problem Based Learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu
menggunakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan
(penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.
Waktu yang digunakan untuk mempersiapkan pembelajaran juga menjadi masalah,
waktu yang diperlukan menjadi lebih lama, karena banyak detail kegiatan pembelajaran
yang perlu diperhatikan sebelum dilaksanakan di kelas.
Masalah lainnya adalah internet connection yang tersedia di sekolah tidak selalu lancar,
sehingga rencana pembelajaran yang harus menggunakan internet perlu dibuat rencana cadangan.
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran materi perpindahan kalor kelas XI pada mata pelajaran f i s i k a dengan
model Problem Based Learning layak dijadikan Best Practice pembelajaran berorientasi
HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer
pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan
cermat, pembelajaran materi perpindahan kalor kelas XI pada mata pelajaran f i s i k a
dengan model Problem Based Learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi
HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil Best Practice Pembelajaran materi perpindahan kalor kelas XI pada mata
pelajaran f i s i k a dengan model Problem Based Learning, berikut disampaikan rekomendasi
yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru
yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran yang kontekstual
sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan
membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar,
tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu
siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana da
prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik
baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson & Krathwol. 2001. A Taxonimy for Learning, Teaching and Assesing; A revision of
Bloom’s Taxonimy of Education Objectives. New York: Addison Wesley Lonman Inc.
Duch, J. B. 1995. Problem Based Learning in Physics : The Power of Student Teaching Student. [online].
http ://www.udel.edu/pbl/cte/jan95-phys.html [ 12 Desember 2019]
Lampiran 1: Foto –Foto Kegiatan
Foto 2. Tampilan saat peserta didik berdiskusi untuk mengerjakan LKS yang diberikan berkaitan
dengan perpindahan kaor
Lampiran 2: RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP )
IPK PENGAYAAN
4.5 Merancang dan melakukan percobaan tentang 4.5.1 Mengumpulkan alat dan bahan
karakteristik termal suatu bahan, terutama terkait percobaan kalor
dengan kapasitas dan konduktivitas kalor, beserta 4.5.2 Merancang percobaan kalor
presentasi hasil percobaan dan pemanfatannya 4.5.3 Melakukan percobaan kalor
4.5.4 Memanipulasi data percobaan
kalor
IPK KUNCI
4.3.3. Mempresentasikan
sajian power point hasil
percobaan kalor
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan aktivitas pembelajaran diharapkan peserta didik mampu:
1. Mengidentifikasi perpindahan kalor
2. Menjelaskan peran kalor pada perubahan suhu dan perpindahannya
3. Mendeskripsikan prinsip perpindahan kalor
4. Menjelaskan istilah – istilah dalam perpindahan kalor
5. Mengidentifikasi informasi yang berkaitan dengan penanganan
permasalahan perpindahan kalor
6. Menerapkan konsep perpindahan kalor
7. Melakukan penelusuran informasi tentang perpindahan kalor.
8. Membuat presentasi untuk menyajikan solusi atas permasalahan
perpindahan kalor
11. Menyimpulkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perpindahan kalor
D. Materi Pembelajaran
● Suhu
● Kalor
● Perpindahan kalor
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Metode : Demonstrasi, Diskusi dan Kerja kelompok
3. Model : Problem Based Learning
F. Media
Pembeajara
n
1. Smart Board
2. Laptop/ Chrome Book
3. Bahan Tayang ( Slide Power Point)
4. Alat dan Bahan pada LKS
G. Sumber belajar
1. Buku Fisika Kelas XI
2. Cambridge IGCSE Coursebook
3. https://phet.colorado.edu/sims/html/energy-forms-and-changes/latest/energy-forms-
and-changes_en.html
4. www.quizizz.com
5. Video tentang perpindahan kalor
6. LKS
H. Langkah-langkah Kegiatan
Pembelajaran Pertemuan Ke 1
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Orientasi
4 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka
dan berdoa untuk memulaipembelajaran
5 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap
disiplin
Apersepsi
▪ Mengaitkan materi/tema/kegiatanpembelajaran
yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta
didik dengan materi/tema/kegiatansebelumnya
(suhu)
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan
bertanya.“Masih ingkatkah kalian tentangsuhu?
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan
:“Apayang akan terjadi pada sebuah benda jika
Pendahuluan ia mengalami perubahan suhu?”
Siswa menjawab pengertian prasyarat yang
10’
berkaitan dengan materi yangdibelajarkan
Motivasi
▪ Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akandipelajari.
▪ Apabila penguasaan materi ini terkuasai dengan
baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan
baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentangpemuaian
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan saatitu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) Tes Tertulis
a) Pilihan ganda
b) Uraian/esai
2) Tes Lisan
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan
1) Proyek, pengamatan, wawancara’
2) Portofolio / unjuk kerja
3) Produk
c. Penilaian Kompetensi Sikap
Jurnal
d. Instrumen
Penilaian Terlampir
2. PembelajaranRemedial dan Pengayaan
a. Remedial
▪ Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
maupun kepada peserta didik yang sudah melampui KKM. Remidial terdiri
atas dua bagian : remedial karena belum mencapai KKM dan remedial
karena belum mencapai Kompetensi Dasar
▪ Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi peserta
didik yang belum mencapai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal),
b. Pengayaan
▪ Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai
materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah
tuntas mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
▪ Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan
dengan peserta didik.
J. Bahan Ajar
Lampiran 3
LKS ( lampiran 4)
Lampiran 3: Bahan Ajar
Kapasitas termal
Temperatur / suhu adalah tinggi rendahnya (level ) thermal dari suatu aktivitas, sedangkan kandungan kalor
adalah besarnya energi thermal.
Suatu benda dapat mengalami muai panas (Thermal Expansion), yaitu pemuaian yang dialami bahan ketika
mengalami perlakuan termal.Besarnya pemuaian bahan / material ditentukan oleh jenis benda, ukuran benda
mula-mula, dan besarnya kalor yang diberikan. Pemuaian ini dapat mengakibatkan pertambahan panjang
(∆l) dan juga pertambahan volume..
merupakan koefisien muai panjangdan koefisien muai volume suatu zat. Daya hantar panas(Thermal
Conductivity) merupakan kemampuan suatu material atau bahan dalam meneruskan panas, yang biasanya
terjadi pada benda padat, dan biasanya terjadi secara konduksi. Jadi perubahan energi pada atom-atom dan
electron bebas menentukan sifat-sifat thermal padatan. Sifat-sifat thermal yang akan kita bahas adalah
kapasitas panas, panas spesifik, pemuaian, dan konduktivitas panas.
Kalor Laten
Kaloryang digunakan oleh zat untuk mengubah wujudnya disebut kalor laten. Besarnya kalor laten adalah
kalor yang diterima atau dilepas tiap satuan massa.
Q = m. L atau L =Q/m
Keterangan;
Q = kalor yang diperlukan (J) atau (kal)
L = kalor laten (J/kg) atau (kal/g)
m = massa (kg) atau (g)
Lampiran 4: LKS
To be able to:
Classroom discussion:
From the first Tab, What material can hold the most heat? Which take the longest to cool
down? (Is it the same order?
How does heat flow? What evidence did you experience to justify that answer?
Lampiran 5: Kisi-Kisi Soal Pilihan Ganda dan Uraian
Kisi-Kisi Penulisan Soal
Kompetensi Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi karakteristik
Dasar termal suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor pada kehidupan sehari-hari
Materi Suhu dan Kalor
Indikator Disediakan tabel siswa bisa mengurutkan besarnya perubahan suhu suatu benda
Soal yang bermassa sama dan diberi kalor yang sama
Level L3 : Penalaran C4 : Menganalisis
Kognitif
Soal:
Berikut data kalor jenis dari 4 zat padat:
Keempat zat padat dengan massa yang sama diberi kalor juga dengan
jumlah yang sama. Urutan zat yang mengalami kenaikan suhu dari terendah
ke tertinggi adalah....
A. aluminium - kaca - perak - tembaga
B.Alumunium – perak – tembaga – kaca
C. Perak – tembaga - kaca - aluminium
D. perak - aluminium - tembaga – kaca
E. Aluminium – kaca - tembaga - perak
KUNCI JAWABAN : E
No Zat padat Kalor Jenis(J kg-
1
. C-1)
KARTU SOAL NOMOR 2
1 Kaca 840 (URAIAN)
2 Tembaga 386
3 Mata Pelajaran
Perak : Fisika
236
Kelas/Semester XI /1
4 Alumunium : 900
Kompetensi Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor yang meliputi karakteristik
Dasar termal suatu bahan, kapasitas, dan konduktivitas kalor pada kehidupan sehari-hari
Materi Suhu dan Kalor
Indikator Menganalisis suhu akhir campuran pada pencampuran benda yang berbeda suhu dengan
Soal sebagian benda melebur
Level L3 : Penalaran C4 : Menganalisis
Kognitif
Soal:
Seorang anak merasa kehausan dan ingin membuat minuman. Air minum yang dibuat anak tersebut
bermassa 0,20 kg dengan suhu 150C. Agar air tersebut terasa lebih dingin, kemudian dia mencampurkan
sepotong es yang bermassa 0,050 kg dengan suhu -200C. Hitunglah suhu akhir campuran antara air dan
sepotong es tersebut, jika sebagian es melebur! (kalor jenis air = 4200 J⁄kg K, kalor jenis es = 2100 J⁄kg
K, kalor lebur es = 3,3× 105 J⁄kg)
NO
KUNCI/KRITERIA JAWABAN SKOR
SOAL
2 Diketahui: 0,20 4200 ⁄ 2
2
0,050 2100 ⁄
2
15 3,3 10 ⁄
20
Ditanya: ?
1
0,050 21 00 20
0,050 3,3
0,050 42 00
Berdasarkan grafik, suhu akhir campuran adalah (0 15 2
0,20 42 00 15 12.60 2
Kalor yang diterima es 20 menjadi 0 (PQ) adalah:
∆ ⁄ 2.100
Kalor yang diterima es 0 untuk melebur semua menjadi air 0 (QR) adalah: 2
10 ⁄ 16.500
Kalor yang diterima air 0 untuk menjadi air (RS) adalah:
∆ ⁄ 210 2
Kalor yang dilepas air 15 untuk menjadi air (TS) adalah:
∆ ⁄ 0 840 2
Azas Black: 2
2
Total Poin
Lampiran 7 : Lembar Observasi Pembelajaran
Penilaian
a. Teknik Penilaian
1) Sikap
a. Teknik Penilaian : Observasi perilaku.
Perilaku yang akan diobservasi
adalah:
- Sikap Religius , yaitu berdoa sebelum dan setelah melakukan kegiatan
2) Keterampilan
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Hari/Tanggal :
Kritik
Saran
R-9 Rubrik Laporan Best Practise
Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil refleksi dari peserta.
A. Langkah-langkah penilaian hasil kajian:
1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pembekalan pada LK-9!
2. Berikan nilai pada hasil kajian berdasarkan penilaian anda terhadap hasil kerja peserta
sesuai rubrik berikut!
B. Kegiatan Praktik
1. Memuat Lembar Judul
2. Memuat Halaman Pengesahan yang ditanda tangani Kepala Sekolah
3. Memuat Biodata Penulis dengan lengkap
4. Memuat Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Lampiran
5. Menguraikan Latar Belakang Masalah dari kesenjangan harapan dengan kenyataan
yang ada dengan jelas
6. Menguraikan jenis dan manfaat kegiatan dengan jelas
7. Memuat tujuan dan sasaran, Bahan/Materi Kegiatan, Metode/Cara Melaksanakan
Kegiatan, Alat/Instrumen, Waktu dan Tenpat Kegiatan dengan jelas
8. Menguraikan hasil kegiatan dengan penjelasan hasil yang diperoleh, masalah yang
dihadapi dan cara mengatasi masalah tersebut dengan jelas
9. Memuat simpulan dan rekomendasi yang relevan
10. Memuat daftar pustaka sesuai materi yang dituangkan
11. Memuat lampiran yang dilengkapi dokumentasi, instrumen dan hasil pembelajaran
Rubrik Penilaian:
Nilai Rubrik
90 < nilai ≤ 100 Sebelas aspek sesuai dengan kriteria
80 < nilai ≤ 90 Sembilan aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek kurang
sesuai
70 < nilai ≤ 80 Tujuh sesuai dengan kriteria, empat aspek kurang sesuai
60 < nilai ≤ 70 Lima sesuai dengan kriteria, enam aspek kurang sesuai
<60 Empat aspek sesuai dengan kriteria, tujuh aspek kurang sesuai