Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

MODUL 5 SUMBER DAYA CAHAYA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Pendahuluan
Praktikum Sumber Daya Lingkungan Semester Ganjil Tahun Akademik
2022/2023

Disusun Oleh :
Ali Sabani 10070321069
SENIN/SHIFT 4/KELOMPOK 7

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
TAHUN 2022 M/1444 H
1. Alat dan Bahan
a. Alat Tulis
Alat tulis merupakan benda–benda yang dipakai habis dalam
pelaksanaan dalam pekerjaan sehari-hari dari pegawai-pegawai tata usaha.
Yang tergolong office supplier (bekal tata usaha) ini misalnya bolpoin, pensil,
tinta, pita mesin tik, kertas blangko, karbon, berkas, jepitan kertas. Diantara
macam-macam perlengkapan tata usaha yang terpakai habis dalam
penggunaannya dikantor itu, maka benda-benda yang khusus dipakai untuk tulis-
menulis seperti kertas, pensil, tinta, dan lain sebagainya itu keseluruhan disebut
keperluan tulis menulis. Gie (2007).
Gambar 1
Alat Tulis

Sumber : https://i0.wp.com/
b. Sling Psychrometer
Sling psychrometer adalah alat untuk mengukur suhu. Alat ini terdiri dari
dua (2) termometer yaitu basah dan kering. Termometer basah adalah
termometer yang pada bagian pangkalnya dibalut kain basah, sedangkan yang
kering tanpa kain basah.
Gambar 2
Sling Psychrometer

Sumber : https://www.carolina.com/

1
c. Anemometer
Anemometer adalah sebuah alat pengukur kecepatan angin yang paling
banyak dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika atau stasiun prakiraan
cuaca, alat ini masih diyakini alat yang paling akurat untuk mengukur kecepatan
angin.
Gambar 3
Anemometer

Sumber : https://s1.bukalapak.com/
d. 3 Peta lokasi studi ukuran A3 ( 2 untuk trancsect, 1 untuk hasil rencana )
2. Prosedur/Langkah Praktikum
1). Lihat dan pahami lokasi karakter lokasi dalam peta;
2). Catat data eksisting, meliputi;
a. Hari, tanggal dan waktu penelitian.
b. Kondisi cuaca (terang,hujan,mendung)
c. Wet and Dry Themperature and humidity (dengan alat sling
psychometer
d. Kecepatan Angin.
3). Lakukan Urban Transect dengan memperhatikan point-point dibawah ini
 Tim A
Fungsi bangunan, sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan, zana publik,
semi publik dan private, ruang terbuka dan arah fasad bangunan,
Barrier
 Tim B
Rangkaian pandangan, elemen visual (pohon, lampu jalan, signage,
dll), reaksi pengamat terhadap ruang (perasaan terhadap ruaang).
4). Analisis zonasi kawasan publik, semi publik dan private berdasarkan
aksebilitas dan lingkungan.

2
5). Analisis hasil transect berdasarkan pendekatan perencaan berbasis
pencahayaan dan konsep defensible space.
6). Buatlah rencana penerapan konsep defensible space pada wilayah studi.
7). Berikan contoh ilustrasi dan penerapan konsep di wilayah kita (dapat
menggunakan ilustrasi penampang atau studi preseden).
8). Referensi/pedoman penanaman pohon pada sistem jaringan jalan dapat
dilihat pada PERMEN PU No. 5/RTR/2012 tentang Pedoman
Penanaman Pohon pada Sistem Jaringan Jalan.
3. Teori Pendukung
a. Teori Pencahayaan
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh
cahaya mata dan dapat memungkinkan untuk membedakan warna (Haryanto,
2007). Menurut Kepmenkes No. 1405/MENKES/SK/XI/2002, pencahayaan
adalah jumlah penyinaran yang terdapat pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
Sistem pencahayaan dalam ruang dapat dibagi menjadi dua bagian besar
berdasarkan sumber energi yang digunakan, yaitu sistem pencahayaan alami
dan sistem pencahayaan buatan.
Pencahayaan luar ruangan biasanya digunakan untuk tujuan keselamatan,
rekreasi dan dekorasi. Namun, sistem pencahayaan yang dirancang
denganburuk dan berlebihan menyebabkan adanya polusi cahaya. Polusi
cahaya luar ruangan berasal dari lampu jalan, lampu neon, dan papan reklame
yang menyala (Pun & So, 2012).
b. Teori Tentang Polusi Cahaya dan Jenisnya
Beberapa tahun belakangan ini, ada peningkatan terhadap penelitian
tentang kecerahan langit malam. Peningkatan ini dapat dikaitkan dengan
beberapa faktor yaitu semakin banyak orang yang menyadari dampak
cahaya buatan terhadap ekologi dan kesehatan, ada peningkatan kualitas
gambar dari luar angkasa, perubahan global dalam teknologi pencahayaan
saat ini, dan semakin bertambahnya instrumendan metode untuk mengukur
cahaya pada intensitas cahaya bintang (Hänel et al., 2018). Mengukur
kecerahan langit malam juga sangat penting untuk menjaga observatorium
karena polusi cahaya merupakan masalah utama bagi kegiatan
observasi di observatorium (Pramudya et al., 2019). Benda-benda langit dapat
diamati dengan jelas apabila langit malam cerah. Langit malam cerah

3
ditentukan oleh proporsi kuantitatif dari cakupan awan dan durasi waktu
ketika tidak ada awan sepanjang malam (Zhang et al., 2015).Benda-benda
langit menjadi semakin sulit diamati dikarenakan kondisi langit yang
semakin terang akibat polusi cahaya yang semakin bertambah (Nurfarida
et al., 2017).Pada umumnya manusia memiliki batas hanya dapat melihat
bintang dengan magnitudo minimal 6. Semakin terang langit semakin kecil
nilai magnitudo bintang yang dapat diamati oleh mata manusia. Hal ini
mengakibatkan daerah dengan polusi cahaya yang tinggi sulit untuk melihat
bintang-bintang di langit.
Polusi cahaya merujuk pada keadaan cahaya yang berlebih baik cahaya
yang berasal dari sumber-sumber alamiah maupun dari sumber-sumber buatan
yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan (Bosscha, n.d.). Dalam kondisi
normal, polusi cahaya banyak ditimbulkan oleh sumber-sumber cahaya buatan
Sumber-sumber cahaya buatan diantaranya adalah lampu penerangan jalan,
lampu-lampu reklame, lampu dekorasi, lampu taman, lampu dari stadion
olahraga, dan lampu penerangan luar lainnya. Polusi cahaya berbeda dari
konsep pencemaran polusi yang lain. Polusi cahaya tidak berarti cahaya yang
mendapat efek pencemaran, tetapi cahaya itu sendiri yang menjadi polutan bagi
kondisi gelapnya langit malam. Salah satu dampak negatif dari polusi cahaya
adalah terganggunya proses pengamatan astronomi. Hal ini dikarenakan kondisi
langit yang cerah menyebabkan benda-benda langit menjadi sulit untuk diamati.
Sebenarnya Permasalahan polusi cahaya memiliki kesempatan lebih
mudah untuk diselesaikan. Seperti yang dikatakan Duriscoe (Adelheid, 2011)
tidak seperti isu lingkungan seperti pemanasan global atau asap perkotaan,
masalah polusi cahaya mudah diselesaikan, bahkan di daerah metropolitan
besar. Penggunaan cahaya buatan secara tepat mampu menurunkan tingkat
polusi cahaya yang ada.
c. Defensible Space
Teori defensible space pertama kali dikenalkan oleh Oscar Newman
dalam studi yang bertujuan untuk mempelajari kriminalitas dalam kawasan
hunian. Dari studi yang dilakukan tersebut, Oscar Newman berhasil membangun
prinsip-prinsip rancangan untuk lingkungan hunian yang disebut sebagai the
Defensible Space. Defensible Space atau ruang yang dapat dipertahankan
dalam buku berjudul Creating Defensible Space oleh Newman didefinisikan
sebagai "lingkungan tempat tinggal yang karakteristik fisiknya - tata letak

4
bangunan dan rencana lokasi - berfungsi untuk memungkinkan penghuninya
menjadi kunci utama dalam memastikan keamanan mereka".
Defensible Space adalah konsep desain yang dihasilkan ruang-ruang
yang dikontrol oleh penghuni disekitar gedung-gedung atau bangunan yang ada.
Oscar Newman mengonsep bagaimana karakteristik fisik dari lingkungan tempat
tinggal (susunan ruang (layout of the site), bangunan, dan desain arsitektural
rumah tersebut) dapat didesain sehingga penduduknya dapat berpartisipasi
secara langsung dalam meningkatkan keamanan wilayah tempat tinggal mereka.
Kriteria yang diperlukan untuk mencapai defensible space atau ruang yang dapat
bertahan adalah perpaduan dari faktor fisik dan sosial. Newman menamainya
dengan territoriality, surveillance, image, dan milieu.
4. Pertanyaan
a. Sebutkan dan jelaskan sifat-sifat cahaya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cahaya didefinisikan
sebagai sinar atau terang dari sesuatu yang bersinar seperti matahari, bulan dan
lampu yang memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di
sekitarnya.
Cahaya adalah suatu gelombang elektromagnetik atau partikel foton yang
di pancarkan oleh benda-benda yang mampu bersinar contohnya matahari dan
listrik sehingga memungkinkan mata kita menangkap bayangan benda-benda
yang berada di sekitar benda bersinar tersebut.
Cahaya bergerak menurut suatu garis lurus yang disebut dengan berkas
cahaya, selanjutnya disebut dengan sinar. Dalam fisika, ada tiga macam berkas
cahaya yaitu berkas mengumpul (konvergen), berkas menyebar (divergen) dan
berkas sejajar (pararel). Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar 4
Berkas Cahaya

Sumber : https://www.fisikabc.com/

 Berkas mengumpul atau konvergen adalah jalannya sinar-sinar yang

5
menuju pada satu titik yang sama. Peristiwa berkas mengumpul ini dapat
terjadi pada pemantulan cahaya pada cermin cekung serta pembiasan
cahaya pada lensa cembung.
 Berkas menyebar atau divergen adalah jalannya sinar-sinar dari satu titik
yang sama kemudian menyebar ke berbagai arah secara teratur. Peritiwa
berkas menyebar ini terjadi pada pemantulan cahaya pada cermin
cembung serta pembiasan cahaya pada lensa cekung.
 Berkas sejajar atau pararel adalah jalannya sinar-sinar dari suatu sumber
menuju arah yang sama dalam satu garis lurus. Peristiwa berkas sejajar
terjadi pada pemantulan cahaya pada cermin datar serta sinar senter
ketika dinyalakan.
Cahaya memiliki beberapa sifat, diantaranya adalah merambat lurus, dapat
merambat tanpa melalui medium, menembus benda bening, membentuk
bayangan, dapat dipantulkan (refleksi), dapat dibiaskan (refraksi), dapat
diuraikan (diversi), dapat mengalami interferensi, dapat mengalami difraksi dan
cahaya memiliki energi. Berikut diantaranya sifat-sifat cahaya:
a. Cahaya Merambat Lurus
Cahaya akan merambat lurus apabila melewati suatu medium perantara.
Peristiwa ini dapat kalian buktikan dengan menyalakan lampu senter di pagi hari
ketika udara berkabut. Cahaya merambat lurus juga dapat kalian lihat dari berkas
cahaya matahari yang menerobos masuk melalui celah genting ataupun ventilasi
yang tampak berupa garis-garis lurus. Kedua peristiwa ini membuktikan bahwa
cahaya merambat lurus.
Gambar 5
Cahaya Merambat Lurus

Sumber : https://4.bp.blogspot.com/
Eksperimen atau percobaan yang dapat membuktikan bahwa cahaya merambat
lurus adalah dengan menggunakan beberapa lempeng logam, kayu atau karton
yang diberi lubang seperti pada gambar di atas. Ketika lubang karton disusun
lurus kita dapat melihat cahaya lampu. Akan tetapi ketika salah satu lubang

6
digeser, maka kita tidak bisa lagi melihat cahaya lampu tersebut.

b. Cahaya Dapat Merambat Tanpa Medium


Sebagai bentuk gelombang, cahaya merupakan jenis gelombang
transversal. Salah satu ciri gelombang transversal adalah dapat merambat tanpa
melalui medium perantara. Dengan demikian cahaya tentunya dapat merambat
tanpa medium. Sebagai contoh, sinar matahari dapat sampai ke bumi meskipun
melalui ruang hampa udara. Seandainya cahaya tidak bisa merambat pada
ruang hampa udara, tentunya di planet Bumi akan sangat dingin sehingga tidak
akan ada kehidupan.
c. Cahaya Dapat Menembus Benda Bening
Ketika cahaya melewati benda bening atau transparan seperti kaca atau
plastik, maka sinarnya akan diteruskan secara linear (lurus). Dengan demikian,
cahaya mampu menembus benda bening. Sifat ini dapat kalian amati ketika
kalian menyinari benda-benda yang terbuat dari kaca bening seperti gelas atau
mangkuk kaca. Dari situ akan terlihat cahaya senter akan menembus benda
tersebut.
Gambar 6
Cahaya Menembus Benda Bening

Sumber : https://idschool.net/
d. Cahaya Dapat Membentuk Bayangan
Bayangan terbentuk karena terhalangnya cahaya. Cahaya tidak
membelokkan jalur rambatnya jika ukuran benda yang menghalangi tidak
sebanding dengan panjang gelombang cahaya. Oleh karena itu, bayangan
benda terbentuk sebagai bayangan gelap (kurang terang) karena terhalangnya
jalur cahaya oleh suatu benda.
e. Cahaya Dapat Dipantulkan
Pemantulan atau refleksi adalah proses terpancarnya kembali cahaya dari
permukaan benda yang terkena cahaya. Peristiwa ini pemantulan cahaya ini
dapat kita amati ketika kita sedang berkaca di depan cermin. Di area cermin
tentunya kita dapat melihat wajah atau tubuh kita sendiri, ini terjadi karena

7
cahaya memiliki sifat dapat dipantulkan. Dalam hal ini benda yang memantulkan
cahaya adalah cermin.
f. Cahaya Dapat Dibiaskan
Pembiasan atau refraksi adalah pembelokan arah rambat cahaya ketika
melewati dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Sifat cahaya dapat
dibiaskan ini dapat kalian amati ketika kalian memasukkan sebatang pensil ke
dalam gelas berisi air jernih. Dari situ nampak bahwa batang pensil terlihat patah
atau bengkok. Hal ini disebabkan karena arah cahaya mengalami pembelokan
dari medium air ke kaca dan ke udara di mana ketiga medium tersebut memiliki
kerapatan yang berbeda.
g. Cahaya Dapat Diuraikan
Istilah lain dari penguraian cahaya adalah dispersi cahaya. Dispersi
adalah peristiwa penguraian cahaya putih (polikromatik) menjadi berbagai
macam warna tunggal (monokromatik). Contoh peristiwa dispersi cahaya adalah
terbentuknya pelangi setelah turun hujan. Pelangi terdiri dari beberapa warna
antara lain merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Sebenarnya, warna-
warna tersebut berasal dari satu warna saja yaitu warna putih dari cahaya
matahari. Namun, karena cahaya matahari tersebut dibiaskan oleh titik air hujan,
akibatnya cahaya putih diuraikan menjadi berbagai macam warna sehingga
terbentuklah warna-warna pelangi yang indah dipandang mata.
h. Cahaya Dapat Mengalami Interferensi
Interferensi cahaya adalah perpaduan dua gelombang atau lebih menjadi
satu gelombang baru. Interferensi terjadi jika terpenuhi dua syarat berikut ini.
Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang
cahaya harus memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya
harus memiliki frekuensi yang sama. Kedua gelombang cahaya harus memiliki
amplitudo yang hampir sama. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat
fenomena yang ditimbulkan oleh interferensi cahaya. Sebagai contoh timbulnya
garis-garis berwarna yang tampak pada lapisan tipis minyak tanah yang tumpah
di permukaan air, warna-warni yang terlihat pada gelembung sabun yang
mendapat sinar matahari, serta timbulnya warna-warni pada cakram padat
seperti CD (compact disc).
i. Cahaya Dapat Mengalami Difraksi
Difraksi cahaya dapat didefinisikan sebagai pelenturan cahaya yaitu saat
suatu cahaya melalui celah maka cahaya dapat terpecah-pecah menjadi bagian-

8
bagian yang lebih kecil dan memiliki sifat seperti cahaya baru. Sifat-sifat difraksi
pada cahaya ini dapat dibuktikan dengan melihat pola interferensi yang terjadi
pada layar saat dipasang dibelakang celah. Dalam kehidupan sehari-hari,
peristiwa difraksi dapat kita amati ketika cahaya masuk ke rumah kita melalui
celah pintu yang terbuka sedikit. Dari situ akan terlihat beberapa bagian cahaya
yang terpecah menjadi bagian lebih kecil menghasilkan pola cahaya baru.
j. Cahaya Memiliki Energi
Cahaya adalah energi elektromagnetik; itu berarti, sinar cahaya memiliki
perilaku listrik dan magnetik di dalamnya. Radiasi elektromagnetik ini dapat
dibagi dalam rentang yang berbeda berdasarkan panjang gelombang atau
frekuensi. Spektrum ini memiliki sinar gamma, sinar-X, sinar ultraviolet, sinar
tampak, radiasi infra merah, gelombang mikro dan gelombang radio dalam
urutan gelombang yang semakin meningkat.
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan cahaya tampak dan kaitanya
dengan spektrum cahaya?
Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang
getarannya merupakan perpaduan antara medan listrik dan medan magnetik.
Getaran medan listrik dan medan magnetik tegak lurus terhadap arah
perambatan cahaya, sehingga cahaya termasuk gelombang transversal.
Gelombang elektromagnetik dapat merambat baik ada medium maupun tanpa
medium. Karena itulah cahaya matahari dapat merambat melalui ruang hampa
(vakum) yang terdapat dalam atmosfer untuk sampai ke bumi. Sebagai
gelombang elektromagnetik, cahaya merambat dengan kelajuan 3.108 m/s.
Walaupun tidak dilakukan analisis secara sintesis, struktur suatu senyawa
kimia, seperti komponenkomponen yang utama dari susu yaitu protein, lemak,
hidrat arang, mineral, vitamin, dan air dapat ditentukan secara cepat dengan
suatu peralatan spektroskopi Serapan cahaya oleh molekul dalam daerah
spektrum cahaya tampak tergantung pada struktur elektronik dari molekul.
Spektra cahaya tampak dari senyawa-senyawa organik berkaitan erat transisi-
transisi diantara tingkatantingkatan energi elektronik. Penyerapan energi pada
daerah cahaya tampak menghasilkan perubahan dalam elektronik molekul yang
merupakan hasil transisi elektron valensi dalam molekul tersebut. Intensitas
serapan menurut hukum Lambert-Beer. Cahaya tampak adalah rentang radiasi
elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia. Panjang gelombang
yang terkait dengan rentang ini adalah 380 hingga 750 nanometer (nm)

9
sedangkan rentang frekuensi sekitar 430 hingga 750 terahertz (THz). Spektrum
tampak adalah bagian dari spektrum elektromagnetik antara inframerah dan
ultraviolet.
c. Jelaskan alat dan prosedur pelaksanaan praktikum pada Modul
Sumber Daya Cahaya!
1. Lihat dan pahami lokasi karakter dalam peta;
2. Catat data eksisting, meliputi;
a. Hari, tanggal dan waktu penelitian;
b. Kondisi cuaca (terang/mendung/hujan)
c. Wet and Dry Themperature and humidity (dengan alat sling
psyhrometer);
d. Kecepatan angin.
3. Lakukan urban transect dengan memperhatikan point-point dibawah ini;
 Tim A
Fungsi Bangunan, sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan, zona public,
semi public dan private, ryang terbuka dan arah fasad bangunan, Barrier.
 Tim B
Rangkaian pandangan, elemen visual (pohon, lampu jalan, signage,
dll), Reaksi pengamat terhadap ruang (perasaan terhadap ruang).
4. Analisis zonasi Kawasan publik, semi public dan private berdasarkan
aksesibilitas dan lingkungan.
5. Analisis hasil transect berdasarkan pendekatan perencanaan berbasis
pencahayaan dan konsep defensible space.
6. Buatlah rencana penerapan konsep defensible space pada wilayah studi.
7. Berikan contoh ilustrasi dari penerapan konsep wilayah kamu (dapat
menggunakan ilustrasi penampang -www.streetmix.net- atau studi preseden).
8. Referensi/pedoman penanaman pohon pada sistem jaringan jalan dapat
dilihat pada PERMEN PU No. 5/RTR/M/2012 tentang pedoman penanaman
pohon pada sistem jaringan jalan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Ellizar, E. (2018). Implementasi Teori Pencahayaan, Termal Dan Kebisingan
Terhadap Kenyamanan Ruang Ibadah Pada Mesjid Al Safar
Di Rest Area Km. 88 Purwakarta. ARJOUNA: Architecture and
Environtment Journal of Krisnadwipayana, 2(2).
Endro Suseno, J., Su’ud, Z., & Eko C, B. (2004). Rancang Bangun Spektroskopi
Cahaya Tampak Untuk Penentuan Kualitas Susu Dengan
Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan. BERKALA
FISIKA, 7(2), 41-46.
Irawan, S., & Setyawarno, D. (2010). Pengaruh Intensitas Cahaya Dan Spektrum
Cahaya Tampak Terhadap Pertumbuhan Udang Putih
(Litopenaeusvannamei) Ditinjau Dari Segi Hubungan Panjang
Dan Berat. Pelita-Jurnal Penelitian Mahasiswa UNY, (1).
Nurfarida, L., Yusup, P. M., & Komariah, N. (2017). Tingkat Pengetahuan
Masyarakat Sekitar Observatorium Bosscha Lembang
Mengenai Polusi Cahaya. Jurnal Kajian Informasi &
Perpustakaan, 5(1), 13-22.
Rakhmadi, A. J., Setiawan, H. R., & Raisal, A. Y. (2020). Pengukuran Tingkat
Polusi Cahaya Dan Awal Waktu Subuh Di Oif Umsu Dengan
Menggunakan Sky Quality Meter. Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah
Multi Sciences, 12(2), 58-65.
Sriwijayati, R., & Navastara, A. M. (2021). Perwujudan Faktor Ruang yang Dapat
Bertahan (Defensible Space) Terhadap Kriminalitas di
Kecamatan Kamal. Jurnal Teknik ITS, 9(2), C168-C175.

Anda mungkin juga menyukai