Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SISTEM KERJA PENGINDERAAN JAUH

DISUSUN OLEH :

NAMA : HAIFA NURUL IZZAH

KELAS : X MIPA 3

NO. ABSEN : 12

SMAN 3 PEMALANG

TAHUN AJARAN 2020/2021

Jl. Mochtar No.2, Kebondalem, Kec. Pemalang, Kabupaten Pemalang


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayah-
Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam
atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusuna makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada
mereka, kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan
dukungan, moril, dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis.
Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua ini bisa
memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih baik
lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan
atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh
penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah
ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …..…………………………………………………………………………. i

Daftar Isi …..………………………………………………………….……………………. i i

Lampiran …………………….…………………………...………………………………… iii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ………………………………………………….……….……………... 1


1.2 Rumusan Masalah …..…………………………………………….…………….………. 1
1.3 Tujuan ………………………………………………….…………………………...…... 1

BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian Penginderaan Jauh …………………….…………………………...…......... 2

2.2 Contoh Penginderaan Jauh …………………….…………………………...…………. 2

2.3 Manfaat Penginderaan Jauh …………………….…………………………...………… 2

2.4 Komponen Penginderaan Jauh …………………….…………………………...………. 3

2.5 Keunggulan dan Kelemahan Pengindraan Jauh …………………….…………………. 6

2.6 Sistem Penginderaan Jauh …………………….…………………………...………….. 6

2.7 Unsur Interpretasi Citra …………………….…………………………...…………….. 7

BAB III Kesimpulan

3.1 Kesimpulan …………………….…………………………...………………………..… 9

Daftar Pustaka …………………….…………………………...………………………… 10

ii
LAMPIRAN

Bagan Sistem Penginderaan Jauh

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak lima dasawarsa terakhir ini.
Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau kendaraan pembawa sensor, jenis citra
serta liputan dan ketersediaannya, alat dan analisis data, dan jumlah pengguna serta bidang
penggunaannya.

Di Indonesia, penggunaan foto udara untuk survey pemetaan sumber daya telah
dimulai oleh beberapa instansi pada awal tahun 1970-an. Saat ini telah beredar banyak jenis
satelit sumber daya. Mulai dari negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis,
Jepang, Rusia, hingga negara-negara besar namun dengan pendapatan per kapita yang rendah
seperti India dan Republik Rakyat Cina. Berbagai satelit sumberdaya yang diluncurkan itu
menawarkan kemampuan yang bervariasi, dari resolusi spasial 0,6 meter (QuickBirth milik
Amerika) hingga sekitar 1,1 kilometer (NOAA-AVHRR juga milik Amerika Serikat).
Berbagai negara di Eropa, Amerika Utara, Amerika Latin, Asia dan bahkan Afrika telah
banyak memanfaatkan satelit itu untuk pembangunan.

B. Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan penginderaan jauh ?


2) Apa manfaat penginderaan jauh ?
3) Bagaimana penginderaan jauh dapat dilakukan ?
4) Mengapa penginderaan jauh sangat berperan penting dalam berbagai hal ?
5) Apa saja komponen penginderaan jauh ?
6) Bagaimana cara menginterpretasi citra ?

C. Tujuan

Penulisan makalah ini selain bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah penginderaan jauh,
juga diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai penginderaan jauh dan interpretasi
citra serta manfaatnya yang diperlukan dalam berbagai bidang.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penginderaan Jauh

Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek,
daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat
tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji (Lillesand and Kiefer,
1979). Sedang menurut Lindgren, Penginderaan jauh ialah berbagai teknik yang
dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut
khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan
bumi.

Penginderaan jauh merupakan aktivitas penyadapan informasi tentang obyek atau


gejala di permukaan bumi (atau permukaan bumi) tanpa melalui kontak langsung. Karena
tanpa kontak langsung, diperlukan media supaya obyek atau gejala tersebut dapat diamati dan
‘didekati’ oleh si penafsir. Media ini berupa citra (image atau gambar). Citra adalah
gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang dibuahkan
dengan cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau elektronik. Pada umumnya ia digunakan
bila radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan dari suatu obyek tidak
langsung direkam pada film. Citra dihasilkan dari sensor yang dipasang pada wahana.

B. Contoh Penginderaan Jauh

Guna melangkap dari tulisan tentang Idraja diatas, penting bagi tulisan ini untuk menjalaskan
berbagai lembaga negara yang mempergunakan penginderaan jauh sebagai keperluan data
serta hasil penelitian yang dijalankan. Salah satu diantarnya;

1. Badan Informasi Geospasial (BIG)


2. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)

C. Manfaat Penginderaan Jauh

Manfaat Penginderaan Jauh Secara Umum

Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data sumber daya alam
dan lingkungan. Penginderaan jauh makin banyak dimanfaatkan karena berbagai macam
alasan sebagai berikut :

 Citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit ditempuh melalui
daratan, contohnya hutan, rawa dan pegunungan.

2
 Citra menggambarkan obyek dipermukaan bumi dengan wujud dan letak objek mirip
dengan sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan daerah yang luas dan sifat gambar
yang permanen
 Citra tertentu dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat dengan
menggunakan stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat menguntungkan karena
menyajikan model obyek yang jelas, relief lebih jelas, memungkinkan pengukuran
beda tinggi, pengukuran lereng dan pengukuran volume.
 Citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga dimungkinkan
pengenalan obyeknya. Sebagai contoh adalah terjadinya kebocoran pipa bawah tanah
 Citra sebagai satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.

Adapun manfaat penginderaan jauh dibidang geologi adalah

a. Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan


menggunakan aplikasi GIS.
b. Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
c. Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas gunung
berapi, aktivitas tektonik dan pemantauan persebaran debu vulkanik.
d. Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi, macam,
kepadatan, dan perusakan), bahan tambang

D. Komponen Penginderaan Jauh

1. Komponen Penginderaan Jauh


Untuk cara kerja yang menjadi hasil daripada Indraja ini tidak terlepas dari serangkaian
komponen-komporien pada sistem penginderaan jauh. Hal ini dilakukan sebab untuk
mendapatkan validalitas yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam ilmu
pengetahuan. Adapun komponennya antara lain sebagai berikut;
2. Sumber Tenaga
Komponen penginderaan jauh yang pertama adalah sumber tenaga, yang diartikan
sebagai suatu objek dapat terlihat karena ada cahaya yang dipantulkan oleh objek
tersebut. Hasil interaksi antara sumber tenaga dan objek menghasilkan gambaran sebagai
hasil penginderaan jauh.
Sumber tenaga pada sistem penginderaan jauh dibedakan menjadi sistem pasif dan
sistem aktif. Sistem pasif menggunakan energi dan sinar matahari dan sinar bulan.
Sistem aktif menggunakan tenaga buatan berupa tenaga elektromagnetik seperti dan
cahaya lampu kamera.
3. Atmosfer

3
Atmosfer menjadi komponen dalam penginderaan jauh karena berfungsi meneruskan
cahaya atau gelombang elektromagnetik sehingga objek dapat memantulkan kembali.
Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang yang sampai ke permukaan
Bumi.
Bagian spektrum elektromagnetik yang mampu men capai permukaan Bumi disebut
jendela atmosfer. Gelombang cãhaya yang merupakan tenaga elektromagnetik
berinteraksi dengan atmosfer dalam bentuk hambu ran, serapan, dan pantulan. Spektrum
elektromagnetik yang biasa digunakan dalam penginderaan jauh meliputi spektrum
tampak, spektrum inframerah, spektrum gelombang mikro, dan spektrum ultraviolet.
4. Sensor
Fungsi sensor yaitu sebagai alat pe rekam objek. Kemampuan sensor dalam menangkap
gambar suatu objek disebut resolusi spasial. Semakin balk kualitas sensor yang
digunakan, resolusi spasialnya semakin tinggi. Sensor dibedakan menjadi sensor
fotogratik dan sensor elektromagnetik. Pada sensor fotografik proses perekaman
berlangsung secara kimiawi melalui emulsi film. Sensor elektromagnetik menggunakan
tenaga elektrik dan pita magnetik sebagai detektor.
5. Wahana
Wahana merupakan alat yang dipergunakan untuk membawa sensor atau alat perekam.
Wahana yang digunakan seperti pesawat terbang, satelit, dan balon udara. Saat ini
wahana penginderaan jauh sudah dikembangkan menggunakan pesawat kecil tanpa awak
yang dikenal dengan drone.
6. Objek
Objek penginderaan jauh meliputi kenampakan di permukaan Bumi, baik alam maupun
buatan seperti lahan, perairan, hutan, permukiman, dan bentuk muka Bumi. Objek
penginderaan jauh menjadi sesuatu yang akan diamati atau diteliti lebih lanjut.
7. Data Visual dan Data Digital
Data visual disebut juga data analog dalam bentuk berupa lukisan ataupun gambar. Data
digital merupakan hasil perekaman dalam bentuk angka dan dapat menunjukkan nilai
kecerahan dan setiap piksel yang dihasilkan dari gambar.
8. Citra
Hasil penginderaan jauh disebut citra. Citra foto atau foto yag diperoleh dari udara
direkam pada sistem pengetahuan dengan mempergunakan sensor kamera, Citra nonfoto
direkam menggunakan sensor elektro magnetic yang sudah disedikan.
9. Pengguna Data
Data hasil penginderaan jauh biasanya pada tahapan akhir akan dipergunakan untuk
analisis beragam bentuk keruangan. Penggunanya dapat perorangan atau lembaga terkait
dengan sistem infomasi untuk kemudian dikembangkan lebih lanjut serta dipersebarkan

4
luaskan dalam kehidupan masyarakat. Kondisi inilah menjadi penyebab penggunaan data
menjadi salah satu bagian komponen Indraja.
10. Cara Kerja Penginderaan Jauh
Secara sederhananya, proses yang menjadi cara kerja dalam penginderaan jauh
(interpretasi citra) ada beragam tahapan yang harus dilakukan secara sistematis guna
mendapatkan hasil yang spesifik serta dapat dipertanggungjawabkan. Adapun cara kerja
tersebut dilakukan;
11. Deteksi
Tahapan pertama yang dijalankan dalam cara kerja penginderaan jauh ialah dengan
mendeteksi dari apa-apa yang diperoleh pada bidang penelitian. Termasuk di dalam hal
ini ialah tentang pengambilan objek photo mempergunakan alat-alat modern.
12. Identifikasi
Tahapan kedua dalam proses interpretasi dalam penginderaan jauh ialah identifikasi dari
hasil-hasil yang didapatkan dalam Indraja. Kecocokan dengan rumusan serta
penghitungan yang dilakukan manjadi salah satu unsur pentingnya langkah ini dilakukan.
13. Analisis
Cara kerja yang terkhir dalam penginderaan jauh ialah deteksi atas hasil-hasil yang
didapatkan dalam keseluruhan Indraja. Pada proses ini dilakukan analisis tajam dengan
mengedepankan sumber literature serta literasi yang mendalam dari spesifik ilmu yang
dilakukan.

Bagan Sistem Penginderaan Jauh

5
E. Keunggulan dan Kelemahan Pengindraan Jauh

Keunggulan Pengindraan Jauh

Menurut Sutanto (1994:18-23), penggunaan penginderaan jauh baik diukur dari jumlah
bidang penggunaannya maupun frekuensi penggunaannya pada tiap bidang mengalami
pengingkatan dengan pesat. Hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya yaitu:

• Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan; wujud
dan letak objek yang mirip wujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap,
meliputi daerah yang luas, serta bersifat permanen.
• Dari jenis citra tertentu bisa ditimbulkan gambaran tiga dimensional jika
pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop.
• Karakteristik objek yang tidak tampak bisa diwujudkan dalam bentuk citra sehingga
dimungkinkan pengenalan objeknya.
• Citra bisa dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara
terestrial.
• Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
• Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.

Kelemahan Pengindraan Jauh

Adapun kelemahan pengindraam jauh, diantaranya yaitu:

• Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus


• Peralatan yang digunakan mahal
• Sulit untuk mendapatkan citra foto ataupun citra nonfoto

F. Sistem Penginderaan Jauh

Sensor penginderaan jauh mendapatkan informasi tentang obyek dari jarak jauh.
Informasi yang didapatkan ini berasal dari sejumlah energi yang datang dari obyek dan
diterima oleh sensor. Energi terrekam oleh sensor satelit dengan nilai yang bervariasi antar
satu obyek dengan obyek lainnya ataupun pada sebuah obyek namun dengan kondisi yang
berbeda.
Energi merupakan unsur yang sangat penting sebagai penghantar informasi dalam
penginderaan jauh. Tanpa adanya energi ini maka informasi tidak akan dapat diperoleh oleh
sensor satelit. Dengan demikian keberadaan energi yang masuk ke sensor adalah hal pokok
dari perolehan informasi tentang obyek di muka bumi. Dengan mendasarkan pada bentuk
energi ini, penginderaan jauh dapat dibedakan menjadu dua bentuk yaitu penginderaan jauh
system pasif dan penginderaan jauh system aktif.

6
Penginderaan jauh sistem pasif adalah penginderaan jauh yang menggunakan energi
yang berasal dari obyek. Energi dapat berupa pantulan dari sumber lain, yang dalam hal ini
umumnya adalah matahari. Energi bersumber dari matahari. Energi dari matahari
dipancarkan ke obyek dan kemudian terpantulkan menuju sensor. Energi dapat pula berasal
dari pancaran suatu obyek seperti sumber-sumber thermal, misal lokasi kebakaran hutan,
sumber panas bumi, dan lain-lain. Sensor satelit sistem ini tidak membangkitkan energi
sendiri. Berbagai satelit sumber daya seperti Landsat, QuickBird, Ikonos, dan lain-lain adalah
termasuk pada system penginderaan jauh pasif ini. Kelemahan penginderaan jauh sistem ini
adalah resolusi spasialnya semakin kasar karena panjang gelombangnya semakin besar.
Penginderaan jauh system aktif adalah penginderaan jauh yang menggunakan energi
yang berasal dari sensor tersebut. Sensor membangkitkan energi yang diarahkan ke obyek,
kemudian obyek memantulkan kembali ke sensor. Energi yang kembali ke sensor membawa
informasi tentang obyek tadi. Serangkaian nilai energi yang tertangkap sensor ini disimpan
sebagai basis data dan selanjutnya dianalisis. Penginderaan jauh aktif dapat dilakukan pada
siang ataupun malam hari. Sistem penginderaan jauh aktif tidak tergantung pada adanya sinar
matahari, karena energi bersumber dari sensor. Contoh dari system penginderaan jauh aktif
ini adalah system kerja radar. Radar membangkitkan energi yang diarahkan ke obyek. Energi
yang sampai pada obyek sebagian terpantul dan kembali ke sensor. Sensor radar kembali
menangkap energi tersebut, energi yang telah melakukan perjalanan menuju obyek. Pada
umumnya sistem ini menggunakan gelombang mikro, tapi dapat juga menggunakan spektrum
tampak, dengan sumber tenaga buatan berupa laser.
Tenaga elektromagnetik pada penginderaan jauh sistem pasif dan sistem aktif untuk
sampai di alat sensor dipengaruhi oleh atmosfer. Atmosfer mempengaruhi tenaga
elektromagnetik yaitu bersifat selektif terhadap panjang gelombang, karena itu timbul istilah
“Jendela atmosfer”, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi.
Adapun jendela atmosfer yang sering digunakan dalam penginderaan jauh ialah spektrum
tampak yang memiliki panjang gelombang 0,4 mikrometer hingga 0,7 mikrometer. Spektrum
elektromagnetik merupakan spektrum yang sangat luas, hanya sebagian kecil saja yang dapat
digunakan dalam penginderaan jauh, itulah sebabnya atmosfer disebut bersifat selektif
terhadap panjang gelombang. Hal ini karena sebagian gelombang elektromagnetik mengalami
hambatan, yang disebabkan oleh butirbutir yang ada di atmosfer seperti debu, uap air dan gas.
Proses penghambatannya terjadi dalam bentuk serapan, pantulan dan hamburan.

G.       Unsur Interpretasi Citra


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengamati kenampakan objek dalam
foto udara, yaitu:
1. Rona dan Warna

7
Rona atau tone adalah tingkat kecerahan atau kegelapan suatu objek yang terdapat pada
foto udara atau pada citra lainnya. Pada foto hitam putih rona yang ada biasanya adalah
hitam, putih atau kelabu. Tingkat kecerahannya tergantung pada keadaan cuaca saat
pengambilan objek, arah datangnya sinar matahari, waktu pengambilan gambar (pagi, siang
atau sore) dan sebagainya.
Pada foto udara berwarna, rona sangat dipengaruhi oleh spektrum gelombang
elektromagnetik yang digunakan, misalnya menggunakan spektrum ultra violet, spektrum
tampak, spektrum infra merah dan sebagainya. Perbedaan penggunaan spektrum gelombang
tersebut mengakibatkan rona yang berbeda-beda. Selain itu karakter pemantulan objek
terhadap spektrum gelombang yang digunakan juga mempengaruhi warna dan rona pada foto
udara berwarna.
2. Bentuk
Bentuk-bentuk atau gambar yang terdapat pada foto udara merupakan konfigurasi atau
kerangka suatu objek. Bentuk merupakan ciri yang jelas, sehingga banyak objek yang dapat
dikenali hanya berdasarkan bentuknya saja. Contoh:
1) Gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf I, L, U atau empat persegi panjang.
2) Gunung api, biasanya berbentuk kerucut.
3.      Ukuran
Ukuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng dan
volume. Ukuran objek pada citra berupa skala, karena itu dalam memanfaatkan ukuran
sebagai interpretasi citra, harus selalu diingat skalanya.
Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk (segi empat) dan ukuran
yang tetap, yakni sekitar (80 m - 100 m).
4.      Tekstur
Tekstur adalah frekwensi perubahan rona pada citra. Ada juga yang mengatakan bahwa
tekstur adalah pengulangan pada rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk dibedakan
secara individual. Tekstur dinyatakan dengan: kasar, halus, dan sedang Misalnya: Hutan
bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak bertekstur halus, Pabrik dapat dikenali
dengan bentuknya yang serba lurus dan ukurannya yang besar, jauh lebih besar dari ukuran
rumah mukim pada umumnya. Pabrik itu berasosiasi dengan lori yang tampak pada foto
dengan bentuk empat persegi panjang dan ronanya kelabu, mengelompok dalam jumlah besar
5.      Pola
Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan
manusia dan bagi beberapa objek alamiah. Contoh: Pola aliran sungai menandai struktur
geologis. Pola aliran trelis menandai struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali
dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah dan jaraknya seragam, dan selalu menghadap
ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi
lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.

8
6.      Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap.
Meskipun demikian, bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting bagi
beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas.
Contoh: Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong
asap dan menara, tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.
Foto-foto yang sangat condong biasanya memperlihatkan bayangan objek yang tergambar
dengan jelas, sedangkan pada foto tegak hal ini tidak terlalu mencolok, terutama jika
pengambilan gambarnya dilakukan pada tengah hari.

7.      Situs
Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Misalnya permukiman
pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi
jalan. Juga persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.
8.      Asosiasi
Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya.
Contoh: Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari
satu (bercabang).
9.      Konvergensi Bukti
Konvergensi bukti ialah penggunaan beberapa unsur interpretasi citra sehingga
lingkupnya menjadi semakin menyempit ke arah satu kesimpulan tertentu.
Contoh: Tumbuhan dengan tajuk seperti bintang pada citra, menunjukkan pohon palem.
Bila ditambah unsur interpretasi lain, seperti situsnya di tanah becek dan berair payau, maka
tumbuhan palma tersebut adalah sagu.

BAB III
KESIMPULAN

Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek,
daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat
tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji (Lillesand and Kiefer,
1979).
Citra adalah gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto)
yang dibuahkan dengan cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau elektronik dan dipasang
pada wahana.
Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data sumber daya
alam dan lingkungan

9
Komponen Penginderaan Jauh yaitu : sumber tenaga, atmosfer, interaksi tenaga
dengan objek di permukaan bumi, sensor, sistem pengolahan data, dan dan berbagai
penggunaan data.
penginderaan jauh dapat dibedakan menjadu dua bentuk yaitu penginderaan jauh
system pasif yang menggunakan energi yang berasal dari obyek. Energi dapat berupa
pantulan dari sumber lain, yang dalam hal ini umumnya adalah matahari dan penginderaan
jauh system aktif yang menggunakan energi yang berasal dari sensor tersebut.
interpretasi citra merupakan suatu proses pengenalan objek yang berupa gambar
(citra) untuk digunakan dalam disiplin ilmu tertentu seperti Geologi, Geografi, Ekologi,
Geodesi dan disiplin ilmu lainnya.
Dalam menginterpretasikan citra dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:
 Deteksi ialah pengenalan objek yang mempunyai karakteristik tertentu oleh  sensor.
 Identifikasi ialah mencirikan objek dengan menggunakan data rujukan.
 Analisis ialah mengumpulkan keterangan lebih lanjut secara terinci.
Karakteristik yang tergambar pada citra dan digunakan untuk mengenali objek disebut
unsur interpretasi citra yang meliputi : rona/ warna, ukuran, bentuk, pola, tekstur, bayangan,
situs, asosiasi, dan konvergensi bukti.

DAFTAR PUSTAKA

http://sule-epol.blogspot.com/2016/01/makalah-penginderaan-jauh.html?m=1

https://dosengeografi.com/penginderaan-jauh/

https://www.pelajaran.co.id/2018/04/pengertian-komponen-manfaat-keunggulan-dan-
kelemahan-pengindraan-jauh.html

10

Anda mungkin juga menyukai