NAMA : NURHIDAYATI
NIM : 3182131017
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A.2020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa,sehingga makalah ini
dapat berhasil untuk disusun. Adapun pembahasan makalah ini bererisi tentang Metode
Penginderaan Jauh. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas presentasi mata kuliah
Penginderaan Jauh dan Interpretasi Peta. Penulis berharap makalah ini menjadi bahan
referensi dan juga bermanfaat bagi teman-teman yang ingin membahas mengenai topik yang
sama dengan penulis bahas berikut.
Semoga makalah yang sederhana ini ada manfaatnya dan saya tahu banyak kelemahan
dari pembuatan makalah ini, sehingga penulis mohon kritik dan sarannya untuk perbaikin
makalah ini selanjutnya.Akhir kata,penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca atas
perhatiannya.
Medan,16 Maret
2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................ 3 - 8
A. Metode Penginderaan Jauh
B. Interpretasi Citra Penginderaan Jauh
C. Komponen Penginderaan Jauh
BAB III : PENUTUP .......................................................................................... 9
A.Kesimpulan……………………………………………………………… 9
B.Saran ……………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari
sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak
dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena
oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal
atau alat lain. (Wikipedia, 2013) Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit
pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa
yang memantau planet dari orbit.
Inderaja berasal dari bahasa Inggris remote sensing, bahasa Perancis télédétection, bahasa
Jerman fernerkundung, bahasa Portugis sensoriamento remota, bahasa Spanyol percepcion
remote dan bahasa Rusia distangtionaya. Di masa modern, istilah penginderaan jauh
mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan
dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan medis atau fotogrametri.
Walaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya adalah penerapan dari
penginderaan jauh (faktanya merupakan penginderaan jauh yang intensif), istilah
"penginderaan jauh" umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan
pengamatan cuaca.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1.Waktu penyinaran
Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus (siang hari) lebih
besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak energi yang diterima objek,
makin cerah warna obyek tersebut.
Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada permukaannya
lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar
dan berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan
jelas.
3.Keadaan cuaca
Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam
memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang berkabut menyebabkan hasil
inderaja menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlihat.
4.Atmosfer
Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O2, CO2, nitrogen, hidrogen dan
helium. Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap,
memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik. Di dalam inderaja terdapat istilah
Jendela Atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi.
Keadaan di atmosfer dapat menjadi penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke
permukaan bumi. Kondisi cuaca yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak dapat
mencapai permukaan bumi.
Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra, sedangkan obyek
yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. Contoh: Permukaan puncak
gunung yang tertutup oleh salju mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih cerah,
daripada permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.
*) Sensor merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun
satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua :
·Sensor fotografik, merekam obyek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto.
Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang
dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)
·Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam
dalam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital
dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra.
·Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya antara 1.000 –
9.000 meter di atas permukaan bumi
·Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000 meter
di atas permukaan bumi
·Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km – 900 km diluar atmosfer bumi.
Saat ini banyak sekali satelit penginderaan jauh yang beredar, masing-masing jenis satelit
seperti landsat (1-7), NOAA, baskara, SPOT, Envisat, Ikonos, Quickbird, dan lain-lain
mempunyai karakteristik dan tujuan masing-masing.
Citra merupakan alat utama untuk mengenali dan memahami berbagai kenampakan objek di
berbagai permukaan bumi melalui penginderaan jauh. Berdasarkan Misinya Setelit
Penginderaan Jauh dikelompokan menjadi dua macam yaitu satelit cuaca dan satelit
sumberdaya alam.
1.Citra Satelit Cuaca terdiri dari TIROS-1, ATS-1, GOES, NOAA AVHRR, MODIS, DMSP.
Citra Landsat TM merupakan salah satu jenis citra satelit penginderaan jauh yang dihasilkan
dari sistem penginderaan jauh pasif. Landsat memiliki 7 saluran dimana tiap saluran
menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat merupakan satelit dengan jenis
orbit sunsynkron (mengorbit bumi dengan hampir melewati kutub, memotong arah rotasi
bumi dengan sudut inklinasi 98,2 derajat dan ketinggian orbitnya 705 km dari permukaan
bumi. Luas liputan per scene 185km x 185km.
Merupakan satelit milik perancis yang mengusung pengindera HRV (SPOT1,2,3,4) dan HRG
(SPOT5). Satelit ini mengorbit pada ketinggian 830 km dengan sudut inklinasi 80 derajat.
satelit SPOT memiliki keunggulan pada sistem sensornya yang membawa dua sensor identik
yang disebut HRVIR (haute resolution visibel infrared). Masing-masing sensor dapat diatur
sumbu pengamatanya kekiri dan kekanan memotong arah lintasan satelit merekam sampai 7
bidang liputan.
Satelit yang dikembangkan negara jepang dimana sensor yang dibawa terdiri dari VNIR,
SWIR, dan TIR. Satelit ini memiliki orbit sunshyncronus yaitu orbit satelit yang
menyelaraskan pergerakan satelit dalam orbit presisi bidang orbit dan pergerakan bumi
mengelilingi matahari, sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi
tertentu di permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama setiap harinya. Ketinggian
orbitnya 707 km dengan sudut inklinasi 98,2 derajat.
6.Satelit QUICKBIRD
Merupakan satelit resolusi tinggi dengan resolusi spasial 61 cm, mengorbit pada ketinggian
450km secara sinkron matahari, satelit ini memiliki dua sensor utama yaitu pankromatik dan
multispektral. Quickbird diluncurkan pada bulan oktober 2001 di california AS. Quickbird
memiliki empat saluran (band).
7.Satelit IKONOS
Ikonos adalah satelit resolusi spasial tinggi yang diluncurkan bulan september 1999.
merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4m. Ketinggian orbitnya 681km.citra
resolusi tinggi sangat cocok untuk analisis detil misalnya wilayah perkotaan tapi tidak efektif
apabila digunakan untuk analisis yang bersifat regional.
8.Satelit ALOS
Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam pengembangan teknologi satelit
penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya satelit ALOS (Advaced Land Observing
Satellite) pada tanggal 24 Januari 2006. ALOS adalah satelit pemantau lingkungan yang busa
dimanfaatkan untuk kepentingan kartografi, observasi wilayah, pemantauan bencana alam
dan survey sumberdaya alam.
9.Satelit GeoEye
GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori oleh Google
dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6 September
2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampu memetakan gambar
dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan
pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.
10.Satelit WorldView
Satelit WorldView-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digitalglobe yang diluncurkan pada
tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain memiliki resolusi spasial yang
tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih lengkap dibandingkan produk citra
sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki citra satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu :
0.46 m – 0.5 m untuk citra pankromatik dan 1.84 m untuk citra multispektral. Citra
multispektral dari WorldView-2 ini memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat
memadai bagi keperluan analisis-analisis spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Satelit NOAA merupakan satelit meterologi generasi ketiga milik ”National Oceanic and
Atmospheric Administration” (NOAA) Amerika Serikat. Munculnya satelit ini untuk
menggantikan generasi satelit sebelumnya, seperti seri TIROS (Television and Infra Red
Observation Sattelite, tahun 1960-1965) dan seri IOS (Infra Red Observation Sattelite, tahun
1970-1976). Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km, inklinasi
sekitar 98,7 ° – 98,9 °, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam
(sehari semalam).
B. Saran
Semoga Makalah Ini dapat memberikan atau menambah wawasan kita tentang metode dan
komponen dalam penginderaan jauh dan semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Somantri, Lili. 2009. “Penginderaan Jauh”, dalam http://file.upi.edu/pdf. Diunduh pada 04 September
2012
Apri. 2010. “Remote Sensing”, dalam http://mazprie82geodesi.pdf. Diunduh pada 15 September 2012