Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

HASIL KUNJUNGAN KE RUMAH KOMPOS

Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah PTPSP-A


Yang diampu oleh Imam Thohari ST., M.Mkes, Darjati SKM., MPd,
dan Rachmaniyah, SKM., Mkes

Oleh
Kelompok B

Ika Agustina W. P27833314001 Masfufah Anggraini P27833314026


Intan Noer Auliah P27833314002 Dina Rakhmawati P27833314034
Wahyuningtyas P27833314014 Yudhit Tri C. P27833314035
M. Firmansyah P27833314019 Della Nanda O. P27833314036
Putri Wahidatun P27833314022 Andang Prasetya P27833314040
Jesica Gabriella P27833314023 Nur Fauziah P27833314042
Devi Ekawati H F P27833314025

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA
PROGRAM STUDI DIV KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampah adalah bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar,
perkantoran, ruamh penginapan, hotel, rumah makan, industri, atau aktivitas manusia
lainnya. Sampah merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak
terpakai. Sampah juga merupakan bagian terintim dari diri manusia yang hingga saat ini
masalahnya selalu menarik untuk dibicarakan tetapi menakutkan untuk dijamah. Berawal
dari keberadaan sampah tersebut maka estetika akan berkurang nilainya jika sampah
dibiarkan ada dimana-mana. Semua riset mengatakan bahwa pertambahan jumlah sampah
sama dengan pertambahan jumlah penduduk sehingga, semakin banyak penduduk yang
menghuni bumi maka jumlah sampah juga akan semakin bertambah.
Masalah sampah diperkotaan memang merupakan problema yang sulit, apalagi di
kota-kota besar salah satunya adalah Surabaya. Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia,
Setiap harinya Surabaya menghasilkan sampah-sampah dalam jumlah yang besar pula.
Karena itulah pada tahun 1996, UDPK (Usaha Daur Ulang dan Produksi) Kompos Bratang
dibangun. Dikenal dengan Rumah Kompos (Composting House), pengolahan kompos ini
tepatnya berada di belakang Kebun Bibit Bratang Surabaya. Pengawasan dan pengelolaan
Rumah Kompos Bratang ini berada dibawah Sarana dan Prasarana Dinas Kebersihan dan
Pertamanan (DKP) Kota Surabaya.
Oleh karena itu dalam rangka pembelajaran mengenai pengolahan sampah yang
merupakan kompetensi dari mata kuliah Penyehatan Tanah dan Pengolahan Sampah Padat,
kami melakukan kunjungan ke Rumah Kompos Bratang. Dan hasil dari kunjungan ke
Rumah Kompos Bratang tersebut kami susun dalam laporan ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah tujuan dari dibangunnya rumah kompos di Surabaya?
2. Bagaimana proses pengolahan sampah menjadi kompos di Rumah Kompos Bratang?
3. Apa saja yang dihasilkan dari pengolahan sampah di Rumah Kompos Bratang?
4. Apa saja manfaat adanya rumah kompos bagi lingkungan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tujuan dibangunnya rumah kompos di Surabaya.
2. Untuk mengetahui proses pengolahan sampah menjadi kompos di Rumah Kompos
Bratang.
3. Untuk mengetahui apa saja yang dihasilkan dari pengolahan sampah di Rumah Kompos
Bratang.
4. Untuk mengetahui apa saja manfaat adanya rumah kompos bagi lingkungan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Rumah Kompos
Ide dasar pembangunan Rumah Kompos ini adalah pemanfaatan sampah organik
agar tidak terbuang sia-sia misalnya sampah daun. Kompos-kompos yang dihasilkan juga
digunakan untuk kegiatan penghijauan dan perawatan pohon-pohon. Tujuan pembangunan
Rumah Kompos ini antara lain untuk mengurangi volume sampah kota, dan mengurangi
biaya angkutan sampah menuju TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Benowo yang jaraknya
20 kilometer.
Menurut Muhammad Toha selaku pendiri dan juga pembina rumah kompos di
Surabaya. Tujuan lain dari pembangunan Rumah Kompos yaitu untuk membuka lapangan
pekerjaan dan memperpanjang usia dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) karena sampah-
sampah organik diolah dengan dikomposting, dan tidak langsung dibuang ke tempat
pembuangan akhir, sehinggan volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir
menjadi berkurang.
Menurut Eko Yulianto selaku pengawas Rumah Kompos Bratang, rumah kompos
di Surabaya tidak bersifat profit oriented. Surabaya sendiri sudah memiliki 26 Rumah
Kompos yang tersebar di seluruh wilayah Surabaya, antara lain Wonorejo, Putat Jaya, dan
Kewijenan. Rumah Bratang merupakan rumah kompos terbesar dan merupakan rumah
kompos tertua di Surabaya yang didirikan pada tahun 1996.

B. Proses Pengolahan Sampah Menjadi Kompos


Rumah Kompos Bratang ini dapat menampung sebanyak 20 meter kubik sampah
per hari. Sampah-sampah yang masuk dan diolah di Rumah Kompos hanya sampah
organik. Sampah-sampah ini berasal dari perantingan pohon-pohon yang rindang,
penyapuan jalan, perusahaan yang menghasilkan sampah organik, sampah pasar, sampah
dapur, dan sampah rumah tangga.
Proses pengolahan sampah menjadi kompos di Rumah Kompos Bratang
berlangsung selama 20 hari. Semua proses produksi kompos di Rumah Kompos ini
dilakukan secara alami. Adapun proses pengolahan sampah menjadi kompos di Rumah
Kompos Bratang antara lain sebagai berikut.
1. Melakukan pemilahan sampah guna memastikan bahwa sampah yang hendak diolah
tidak mengandung bahan plastik, kayu dan bahan-bahan lain yang sulit dihaluskan.
2. Kemudian tahap selanjutnya adalah pencacahan yang berfungsi untuk menghaluskan
sampah agar lebih mudah diolah.
3. Setelah dihaluskan, sampah-sampah tersebut kemudian ditumpuk.
4. Sampah yang sudah ditumpuk dicampur dengan sampah organik dari pasar disekitar

rumah kompos. Hal tersebut bertujuan untuk mempercepat proses pembusukan sampah
oleh bakteri.
5. Selama proses penumpukan, dilakukan pembalikan dan penyiraman dengan air agar

proses pembusukan oleh bakteri berhasil.


6. Setelah 20 hari kompos kemudian diayak untuk mendapatkan kompos halus.

C. Hasil Pengolahan Sampah di Rumah Kompos Bratang


1. Kompos
Pupuk kompos yang dihasilkan oleh Rumah Kompos Bratang ini per harinya mencapai
enam meter kubik. Kompos-kompos yang dihasilkan Rumah Kompos Bratang ini tidak
dijual melainkan disalurkan ke taman-taman kota yang membutuhkan. Rumah Kompos
juga melayani permintaan warga yang membutuhkan kompos tanpa dipungut biaya.
2. Pupuk Cair
Dihasilkan dari sampah organik yang diproses menggunakan pres mesin. Hasil pres
sampah tersebut berupa cairan yaitu lindi. Air lindi tersebut ditambahkan bahan kimia
EM4 yang berfungsi mempercepat proses pembuatan pupuk cair tersebut. Setelah diberi
EM4, dilanjutkan dengan proses pengendapan selama 2-3 hari. Pupuk cair hasil olahan
rumah kompos tersebut tidak diperjual belikan melainkan digunakan untuk taman-
taman kota di Surabaya.

3. Energi Listrik
Dalam sehari, Rumah Kompos Bratang mampu menghasilkan energi listrik sebesar
4000 watt yang digunakan untuk menerangi rumah kompos dan sebagian Taman
Flora/Kebun Bibit Bratang pada saat malam hari.
Untuk menghasilkan energi listrik sebesar 4000 watt, Rumah Kompos Bratang
membutuhkan 70 kg ranting kering dan sampah plastik. Proses menghasilkan listrik
menggunakan sebuah alat yang dinamakan gasifikasi yang merupakan hasil rancangan
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota dan dosen dari ITS.
Proses dalam menghasilkan energi listrik hanya membutuhkan proses pembakaran.
Asap hasil pembakaran ditampung dan masuk ke generator yang mana generator
tersebut mengubah asap/gas hasil pembakaran menjadi energi listrik. Energi listrik
kemudian disalurkan ke 4 baterai untuk menyimpannya agar dapat digunakan saat
diperlukan

D. Manfaat Didirikannya Rumah Kompos


1. Mengurangi volume sampah
2. Menambah lahan pekerjaan bagi masyarakat
3. Dapat memasok kebutuhan pupuk bagi taman-taman kota
4. Pemerintah dapat mengehemat biaya pengolahan sampah di TPA
5. Menjadi tempat pembelajaran bagi mahasiswa/masyarakat mengenai pengolahan
sampah
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pembangunan Rumah Kompos ini
antara lain untuk mengurangi volume sampah kota, dan mengurangi biaya angkutan
sampah menuju TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Kemudian proses pengolahan sampah
menjadi kompos di Rumah Kompos Bratang berlangsung selama 20 hari. Semua proses
produksi kompos di Rumah Kompos ini dilakukan secara alami.
Selain itu hasil dari pengolahan sampah di Rumah Kompos Bratang itu sendiri antara
lain adalah pupuk kompos, pupuk cair, dan energy listrik. Dan manfaat adanya Rumah
Kompos bagi lingkungan antara lain yaitu untuk mengurangi volume sampah, menambah
lahan pekerjaan bagi masyarakat, dapat memasok kebutuhan pupuk bagi taman-taman
kota, Pemerintah dapat mengehemat biaya pengolahan sampah di TPA, dan menjadi tempat
pembelajaran bagi mahasiswa/masyarakat mengenai pengolahan sampah

B. Saran
Rumah Kompos memerlukan sokongan lebih agar semakin berkembang. Alangkah
baiknya apabila dilakukan perluasan area Rumah Kompos dan penambahan alat-alat
composting, agar Rumah Kompos dapat lebih produktif.
REFERENSI

Wawancara :
Bapak Eko Yulianto selaku pengawas Rumah Kompos Bratang

Sumber Lain :
Detik News. 2015. Terobosan di Rumah Kompos Surabaya. (Online)
(http://m.detik.com/newa/berita/2943872/terobosan-di-rumah-kompos-
surabaya/), diakses pada Hari Senin 11 April 2016.

Kabar Gress. 2015. Rumah Kompos Bratang, Ubah Sampah Jadi Energi Listrik. (Online)
(http://kabargress.com/2015/11/19/rumah-kompos-bratang-ubah-sampah-jadi-
listrik/), dikases pada Hari Senin 11 April 2016.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai