“RESUME MATERI KE – 4”
Dosen pengampu :
AT Diana Nerawati, SKM., M.Kes
Umi Rahayu, SKM.,M.Kes
Narwati, S.Si.,M.Kes
Oleh :
Kelompok B
Nama Kelompok ;
2016
KONTAMINASI MAKANAN
Kontaminasi adalah semua benda asing yang tidak dikehendaki (baik berupa debu,
kotoran, tanah, serangga, kutu, dan lain-lain) yang mencemari bahan, alat, maupun ruangan
pengolahan. Kontaminasi dibagi menjadi 3 yaitu kontaminasi fisik, kimia, biologis.
2. Kulit Telur
Penanganan selanjutnya dapat dilakukan dengan cara pemanasan
dan pendinginan. Pemanasan dilakukan dengan cara pencelupan
telur dalam air panas. Penyimpanan ini dapat membersihkan
kerabang telur dan menghambat pertumbuhan bakteri. Semakin
tinggi suhu yang digunakan semakin memperkecil peluang bakteri
masuk ke dalam telur dan memperpanjang daya simpan. Namun
bila suhu terlalu tinggi protein akan mengalami koagulasi.
Bakteri yang masuk ke dalam telur melalui kulit telur yang berpori.
Jika terlalu lama, maka bakteri akan semakin banyak. Kerabang
telur diduga mengandung Salmonella yang berasal dari kotoran
ayam dan mungkin mengkontaminasi isi telur pada waktu telur
dipecahkan (Siagian,2007).
Secara umum telur sudah dilengkapi beberapa zat anti bakteri yang
bersifat membunuh dan mencegah pertumbuhan kuman perusak,
misalnya pH yang tinggi pada isi telur dan enzim lisozom serta
senyawa ovidine yang terdapat pada putih telur. Salah satu
pengaruh yang paling nyata adalah timbulnya H2 S hasil
pemecahan oleh bakteri. Hal ini menimbulkan bau telur yang
busuk dan khas (Sudaryani, 1996).
3. Serangga
Lalat sebagai vektor mekanik berperan dalam menyebarkan penyakit
bawaan makanan dari satu tempat ke tempat lainnya dengan cara hinggap
diatas sampah lalu pindah ke makanan yang bersih.
4. Tanah
Clostridium botulinum merupakan bakteri berbentuk batang, anaerobik
(tidak dapat tumbuh di lingkungan yang mengandung oksigen bebas),
Gram-positif, dapat membentuk spora, dan dapat memproduksi racun
syaraf yang kuat. Sporanya tahan panas dan dapat bertahan hidup dalam
makanan yang terkontaminasi oleh tanah yang terdapat Clostridium
botulinum.
5. Tubuh Manusia
Staphylococcus aureus disebarkan oleh pengelola pangan, selama
pemasakan dan penyimpanannya. Penanganan pangan dengan tangan yang
tidak menggunakan peralatan memadai merupakan cara penyebaran yang
paling umum, terutama jika orang yang menangani pangan mengalami
infeksi atau luka pada tangannya. Batuk dan bersin dekat dengan pangan
dapat menyebabkan kontaminasi. Rambut yang jatuh pada makanan atau
menggantung ( terurai ) dekat dengan makanan juga dapat menimbulkan
bahaya.
6. Makanan Hewan
Salmonella sering kali dapat diisolasi dari makanan hewan. Kontaminasi
makanan hewan yang bersumber dari hewan akan kembali masuk ke
dalam hewan lainnya. Manusia yang kontak dengan makanan dapat
tertular oleh Salmonella.
6. Metode Penyimpanan
Menurut Hiasinta, 2001 metode penyimpanan bahan makanan terdapat 3 jenis, yaitu :
A. Bahan Makanan Yang Tidak Mudah Rusak
Kelompok bahan makanan ini paling tahan terhadap kerusakan, meskipun tanpa
penanganan penyimpanan yang memadai. Biasanya untuk penyimpanannya hanya
dibutuhkan pengemasan yang rapat dan kuat, sehingga tidak mudah dserang oleh
serangga atau hewan pengerat.
Contoh : Gula,beras, kacang – kacangan dan biji - bijian
B. Bahan Makanan Yang Agak Mudah Rusak
Kelompok bahan makanan ini memiliki umur simpan yang agak lama, serta
kecepatan kerusakan yang lebih lambat. Untuk lebih meningkatkan umur
simpannya bahan makanan, sebaiknya disimpan pada suhu rendah.
Contoh : Kacang, apel, kentang dan mentimun
C. Bahan Makanan Yang Mudah Rusak
Dapat disimpan dengan metode penyimpanan yang memadai untuk memperlambat
proses kerusakan. Penyimpanan pada suhu rendah dapat dipilih untuk
memperpanjang umur simpannya.
Contoh : Daging, ikan, ayam, kerang, telur, susu, buah – buahan dan sayuran.
B. Kerusakan Mekanis
Kerusakan mekanis bisa disebabkan karena benturan-benturan mekanis
seperti antar bahan makanan dan antar bahan pangan dengan alat. Hal tersebut
bisa saja terjadi ketika panen bahan makanan dengan menggunakan alat yang
terkontaminasi atau kurang hygiene, alat transportasi yang digunakan tidak
memenuhi syarat hygiene sanitasi makanan, serta penyimpanannya.
C. Kerusakan Fisik
1. Disebabkan akibat adanya perlakuan-perlakuan fisik yang digunakan. Misalnya:
- Proses pengeringan terjadinya “case hardening”
Case hardening juga disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan kimia
tertentu, misalnya terjadinya penggumpalan protein pada permukaan
bahan karena adanya panas atau terbentuknya dekstrin dari pati yang jika
dikeringkan akan terbentuk bahan yang keras pada permukaan bahan.
Adapun cara mencegah case hardening yaitu dengan membuat suhu
pengeringan tidak terlalu tinggi atau proses pengeringan awal jangan
terlalu cepat.
- Proses pendinginan terjadi “chilling injuries”, “freezing injuries”
2. Penyimpanan dalam gudang basah
menyebabkan bahan menyerap air (hardening)
kerusakan yang terjadi karena lembabnya penyimpanan dapat menyebabkan
water activity dari bahan meningkat.
ex : tepung menjadi kering sehingga tepung mengeras/membatu karena sifat
tepung yang menyerap air.
3. Pengolahan
Penggunaan suhu terlalu tinggi dalam pengolahan bahan pangan
menyebabkan cita rasa menyimpang dan kerusakan terhadap kandungan
vitamin.
4. Adanya sinar juga dapat menyebabkan kerusakan lemak dan beberapa vitamin.
D. Kerusakan Fisiologis
Meliputi kerusakan yang disebabkan oleh reaksi-reaksi metabolisme
dalam bahan / oleh enzim-enzim yang terdapat didalamnya secara ilmiah.
Terjadi proses autolisis (kerusakan jaringan/sel) oleh enzim yang berakhir
dengan kerusakan dan pembusukan.
ex : daging cepat membusuk bila disimpan pada suhu kamar.
Ikan umumnya mengadakan perlawanan saat ditangkap sehingga
mengakibatkan habisnya kandungan glikogen dalam otot.
E. Kerusakan Biologis
Merupakan kerusakan yang disebabkan karena kerusakan fisiologis, serangga,
dan binatang pengerat (rodentia).
a. Kerusakan Fisiologis
Merupakan kerusakan yang disebabkan oleh reaksi-reaksi metabolisme dalam
bahan atau oleh enzim-enzim yang terdapat didalamnya secara alami sehingga
terjadi proses autolisis yang berakhir dengan kerusakan dan pembusukan.
b. Kerusakan karena Serangga & binatang pengerat
- Bahaya tikus
Kotorannya (air kencing) dan bulu yang terlepas dari kulitnya merupakan
media yang sesuai bagi pertumbuhan mikroba.
Pengendalian Kontaminasi
Pencegahan dalam mengantisipasi timbulnya penyakit akibat pangan oleh bahan kimia :
1. Selalu memilih bahan pangan yang baik untuk dikonsumsi
2. Menggunakan pestisida seperlunya dan sesuai petunjuk penggunaan tertulis pada
wadahnya
3. Gunakan pakaian pelindung dan sarung tangan
4. Pembuangan limbah industry harus diatur sehingga tidak mencemari air bersih
5. Tidak menggunakan alat masak atau wadah yang dilapisi logam berat
6. Mencuci sayuran dan buah-buahan dengan bersih sebelum diolah atau dimakan.