A.Pengertian gizi
Pengertian Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab “ghidza” yang berarti
makanan. WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang
terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan
pengolahan zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk memelihara
kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan menghasilkan energi.
Tujuan program pangan dan gizi yang dikembangkan untuk mencapai Indonesia
Sehat 2010 :
D. Kebijakan Pangan
Pangan menyediakan unsur-unsur kimia tubuh yang dikenal sebagai zat gizi.
Pada akhirnya, zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses
dalam tubuh dan memperlancar pertumbuhan serta memperbaiki jaringan tubuh. Zat
gizi yang disediakan oleh pangan tersebut disebut zat gizi esensial karena dalam
unsur-unsur tersebut tidak dapat dibentuk dalam tubuh dalam jumlah yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan kesehatan normal. Hal ini berarti unsur tersebut harus
disediakan oleh unsur pangan diantaranya adalah asam amino esensial (diperlukan
untuk memperoleh dan memelihara pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang
baik). Ketahanan Pangan Pembangunan Ketahanan Pangan bertujuan untuk menjamin
ketersediaan pangan yang cukup dari segi jumlah, mutu, keamanan dan keragaman
sehingga setiap rumah tangga mampu mengkonsumsi pangan dalam setiap saat,
mampu mengkonsumi pangan yang cukup, aman, bergizi dan sesuai pilihannya serta
seimbang pada tingkat rumah tangga, daerah, nasional, sepanjang waktu dan merata
untuk menjalani hidup sehat dan produktif. UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan
mengamanatkan pembangunan pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia,
dimana pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk mewujudkan
ketahanan pangan. Di Indonesia, ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi
terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata,dan terjangkau.
F. Program-Program Ketahanan Pangan
1. Penilaian Status Kini Pada langkah ini harus dilakukan upaya untuk mengetahui
atau menilai situasi atau masalah yang sedang dihadapi. Pengamatan situasi kini
dapat dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan atau dengan
mengumpulkan informasi/data dari laporan-laporan atau publikasi yang ada.
2. Penetapan Tujuan dan Sasaran Berdasarkan pada penemuan dan pengetahuan yang
dimiliki serta hasil dari analisis situasi kini, maka dapat dirumuskan tujuan yang akan
dicapai serta sasarannya. Sesuatu yang ingin dituju atau tujuan mencerminkan suatu
kebutuhan dasar yang hendak dicapai. Dalam beberapa hal perlu dilakukan proyeksi –
proyeksinya ke masa mendatang. Kemudian dari apa yang ingin dicapai tersebut
dapat dijabarkan ke bentuk sasaran (target) yang merupakan wujud nyata dari
kebutuhan dasar yang harus dicapai oleh pembangunan.
3. Penyusunan Strategi Program Untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran – sasaran
yang diharapkan diperlukan strategi yang kemudian harus dituangkan dalam program
– program. Program – program tersebut perlu mempertimbangkan beberapa hal
sebagai formute of reference point antara lain :
Sasaran (target)
Pihak pemakai program atau yang akan dimanfaatkan
Pihak pelaksana dan organisasinya
Lokasi prioritas
Kebutuhan tenaga
Pembinaan program.