Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TENTANG PENGINDERAAN JAUH DAN CITRA

SATELIT

disusun oleh:

Aurora Febrianti Naser (1606890971)

Cantika Liviona Dzikra Aziz (1606903860)

Dea Yahya Ghotama (1606901363)

Haura Ikrimah (1606875472)

Ikhsan Maulana Mulya (1606829951)

M. Rizky Septian (1606901445)

Departemen Geografi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia

KATA PENGANTAR
i
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayan-Nya kami sebagai penulis dapat membuat sebuah makalah tentang Penginderaan Jauh
dan Citra Satelit

Dalam makalah ini, kami menyajikan materi-materi yang bersangkutan dengan sistem
penginderaan satelit. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
banyak kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami meminta kritik dan saran mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Atas perhatian pembaca, kami ucapkan
terimah kasih.

Jakarta, 23 September 2017

Penulis

DAFTAR ISI

ii
Kata Pengantar...ii

Bab I Pendahuluan...1

1.1 Latar Belakang.1

1.2 Rumusan Masalah....1

1.3 Tujuan Penulisan..2

Bab II Pembahasan...3

2.1 Pengertian Penginderaan Jauh.3

2.2 Manfaat Penginderaan Jauh.3

2.3 Macam-Macam Satelit Penginderaan Jauh..4

2.4 Dampak Positif dan Dampak Negatif Penggunaan Satelit..15

Bab III Penutup...17

3.1 Kesimpulan.17

Daftar Pustaka18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di bumi ini tersebar berbagai macam fenomenafenomena alam yang sudah


diungkap oleh manusia maupun yang belum diungkap oleh manusia. Salah satu langkah
untuk mengungkap dan mengenali fenomena alam adalah dengan menggunakan
teknologi sesuai perkembangan zaman. Manusia sudah tidak lagi langsung terjun
langsung ke lapangan guna mengungkap fenomena alam, namun dengan perkembangan
teknologi maka manusia mengenal teknologi penginderaan jauh. Teknologi penginderaan
jauh merupakan pengembangan dari teknologi pemotretan udara yang mulai
diperkenalkan pada akhir abad ke 19. Manfaat potret udara dirasa sangat besar dalam
perang dunia pertama dan kedua, sehingga cara ini dipakai dalam eksplorasi ruang
angkasa. Sejak saat itu istilah penginderaan jauh (remote sensing) dikenal dan menjadi
populer dalam dunia pemetaan sampai saat ini. Eksplorasi ruang angkasa yang
berlangsung sejak tahun 1960 an antara lain diwakili oleh satelit-satelit Gemini, Apollo,
Sputnik, Solyus. Kamera presisi tinggi mengambil gambar bumi dan memberikan
informasi berbagai gejala dipermukaan bumi seperti geologi, kehutanan, kelautan dan
sebagainya. Teknologi pemotretan dan perekaman permukaan bumi berkembang lebih
lanjut dengan menggunakan berbagai sistem perekam data seperti kamera majemuk,
multispectral scanner, vidicon, radiometer, spectrometer yang berlangsung sampai
sekarang. Bahkan dalam waktu terakhir ini alat GPS (Global Positioning System)
dimanfaatkan pula untuk merekam peta ketinggian dalam bentuk DEM (Digital Elevation
Model).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Menjelaskan definisi penginderaan jauh


1.2.2 Manfaat pengindera jauh
1.2.3 Macam macam citra satelit penginderaan jauh
1.2.4 Menjelaskan definisi dari masing masing citra satelit
1.2.5 Menjelaskan dampak positif dan negatif penggunaan satelit

1.3 Tujuan Penulisan


1
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari penginderaan jauh
1.3.2 Untuk mengetahui manfaat dari pengindera jauh
1.3.3 Untuk mengetahui macam-macam citra satelit penginderaan jauh
1.3.4 Untuk mengetahui definisi dari masing-masing citra satelit
1.3.5 Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari penggunaan satelit

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Penginderaan Jauh


Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang
obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji
(Lillesand and Kiefer, 1979). Sedang menurut Lindgren, Penginderaan jauh ialah
berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang
bumi. Informasi tersebut khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau
dipancarkan dari permukaan bumi.

Penginderaan jauh merupakan aktivitas penyadapan informasi tentang obyek atau


gejala di permukaan bumi (atau permukaan bumi) tanpa melalui kontak langsung. Karena
tanpa kontak langsung, diperlukan media supaya obyek atau gejala tersebut dapat diamati
dan didekati oleh si penafsir. Media ini berupa citra (image atau gambar). Citra adalah
gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang dibuahkan
dengan cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau elektronik. Pada umumnya ia
digunakan bila radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan dari suatu
obyek tidak langsung direkam pada film. Citra dihasilkan dari sensor yang dipasang pada
wahana.

2. Manfaat Penginderaan Jauh


Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data sumber
daya alam dan lingkungan. Penginderaan jauh makin banyak dimanfaatkan karena
berbagai macam alasan sebagai berikut :

1. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit
ditempuh melalui daratan, contohnya hutan, rawa dan pegunungan.

2. Citra menggambarkan obyek dipermukaan bumi dengan wujud dan


letak objek mirip dengan sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan
daerah yang luas dan sifat gambar yang permanen

3. Citra tertentu dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat


dengan menggunakan stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat
3
menguntungkan karena menyajikan model obyek yang jelas, relief
lebih jelas, memungkinkan pengukuran beda tinggi, pengukuran lereng
dan pengukuran volume.

4. Citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga


dimungkinkan pengenalan obyeknya. Sebagai contoh adalah terjadinya
kebocoran pipa bawah tanah

5. Citra sebagai satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.

6. Adapun manfaat penginderaan jauh dibidang geologi adalah

7. Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan


pesawat terbang dan menggunakan aplikasi GIS.

8. Menentukan struktur geologi dan macam batuan.

9. Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan


aktivitas gunung berapi, aktivitas tektonik dan pemantauan persebaran
debu vulkanik.

10. Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan


(lokasi, macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang.

3. Macam-Macam Satelit Penginderaan Jauh


2.3.1 Satelit LANDSAT

Landsat (Land Satellites) merupakan satelit sumberdaya bumi yang paling


sering digunakan. Pada mulanya bernama ERTS-1 (Earth Resources Technology
Satellite). Pertama kali diluncurkan pada tanggal 23 Juli 1972 yang mengorbit
hanya sampai dengan tanggal 6 Januari 1978. Satelit Landsat mengorbit bumi
selaras matahari (sunsynchronous). Bersamaan dengan waktu peluncuran ERTS-B
tanggal 22 Juli 1975, NASA (National Aeronautic and Space Administration)
4
secara resmi mengubah program ERTS menjadi program Landsat (untuk
membedakan dengan program satelit oseanografi Seasat yang telah
direncanakan) sehingga ERTS-1 dan ERTS-B menjadi Landsat -1 dan Landsat-2.
Peluncuran Landsat -3 dilakukan pada tanggal 5 Maret 1978.

Ada beberapa kelebihan daripada Landsat-4 dan 5 dibandingkan dengan


Landsat-1, 2 dan 3, antara lain :

a. stabilitas yang semakin baik,

b. peningkatan sensor spasial,

c. kepekaan radiometrik,

d. laju pengiriman datanya lebih cepat,

e. fokus penginderaan informasi pada vegetasi dan

f. pengembangan sistem sensor.

Kegagalan Landsat-6, menyebabkan EOSAT (Earth Observation


Satellite) sebagai operator teknis mulai mengambil langkah-langkah teknis
dengan jalan mengembangkan kemampuan Landsat-5 (seoptimal
mungkin) sebelum meluncurkan Landsat-7.

Saluran Citra Landsat TM

5
Band Panjang Gelombang Keterangan
1 0,45 0,52 Penetrasi tubuh air, analisis penggunaan lahan,
tanah, dan vegetasi. Pembedaan vegetasi dan lahan.
2 0,52 0,60 Pengamatan puncak pantulan vegetasi pada saluran
hijau yang terletak diantara dua saluran
penyerapan. Pengamatan ini dimaksudkan untuk
membedakan jenis vegetasi dan untuk
membedakan tanaman sehat terhadap tanaman
yang tidak sehat
3 0,63 0,69 Saluran terpenting untuk membedakan jenis
vegetasi. Saluran ini terletak pada salah satu daerah
penyerapan klorofil
4 0,76 0,90 Saluran yang peka terhadap biomasa vegetasi. Juga
untuk identifikasi jenis tanaman. Memudahkan
pembedaan tanah dan tanaman serta lahan dan air.
5 1,55 1,75 Saluran penting untuk pembedaan jenis tanaman,
kandungan air pada tanaman, kondisi kelembapan
tanah.
6 2,08 2,35 Untuk membedakan formasi batuan dan untuk
pemetaan hidrotermal.
7 10,40 12,50 Klasifikasi vegetasi, analisis gangguan vegetasi.
Pembedaan kelembapan tanah, dan keperluan lain
yang berhubungan dengan gejala termal.
8 Pankromatik Studi kota, penajaman batas linier, analisis tata
ruang

2.3.2 Satelit IKONOS

6
Satelit IKONOS adalah satelit resolusi tinggi yang dioperasikan oleh
GeoEyeberasal dari bawah Lockheed Martin Corporation sebagai Commercial
Remote Sensing System (CRSS) satelit. Pada April 1994 Lockheed diberi salah
satu lisensi dari US Department of Commerce untuk satelit komersial citra
resolusi tinggi. Pada tanggal 25 Oktober 1995 perusahaan mitra Space Imaging
menerima lisensi dari Komisi Komunikasi Federal (FCC) untuk mengirimkan
telemetri dari satelit di Bumi delapan-gigahertz band ExplorationSatellite Service.
Sebelum memulai, Space Imaging mengubah nama untuk satelit IKONOS.
IKONOS berasal dari bahasa Yunani yang berarti gambar. Pada November
2000 Lockhead Martin menerimaBest of Whats New Grand Award dalam
kategori Penerbangan &Ruang Angkasa dari majalah PopularScience. Space
Imaging diakuisisi oleh ORBIMAGE pada bulan September 2005. Perusahaan ini
kemudian diganti namanya menjadi GeoEye. Aplikasinya dapat digunakan untuk
pemetaan sumberdaya alam daerah pedalaman dan perkotaan,analisis bencana
alam, kehutanan, pertanian, pertambangan, teknik konstruksi,pemetaan
perpajakan, dan deteksi perubahan. Berikut adalah karakteristik IKONOS :

g. Orbit: Sinkron putaran matahari

h. Inklinasi: 98.1 Kecepatan mengelilingi Bumi : 14.7 kali tiap 24 jam

i. Ketinggian: 681 kilometer

j. Masa Operasi: 7 tahun lebih

k. Resolusi spasial: 1 meter

l. Resolusi temporal: 3 hari

m. Dynamic Range (resolusi radiometrik): 11-bit per pixel

n. Resolusi pada Nadir (resolusi spektral): 0,82 meter (panchromatic) 3,2 meter
(multispectral)

o. Resolusi 26 Off-Nadir (resolusi spektral): 1,0 meter (panchromatic) 4,0 meter


(multispectral)

p. Cakupan Citra : 11,3 kilometer pada nadir, 13,8 kilometer pada 26 off-nadir

q. Waktu Melintas Ekuator : Nominal 10:30 AM waktu matahari

r. Waktu Lintas Ulang : Sekitar 3 hari pada 40 garis lintang

s. Saluran Citra : Panchromatic, blue, green, red, near IR.

7
Band Width ResolusiSpasial

Panchromatic 0.45 - 0.90m 1 meter


Band 1 0.45 - 0.53m (blue) 4 meter
Band 2 0.52 - 0.61m (green) 4 meter
Band 3 0.64 - 0.72m (red) 4 meter
Band 4 0.77 - 0.88m (near infra-red) 4 meter

2.3.3 Satelit NOAA

Satelit NOAA merupakan satelit cuaca yang berfungsi mengamati


lingkungan dan cuaca. Satelit ini dimiliki Departemen Perdagangan Amerika
Serikat, diluncurkan oleh National Aeronautics and Space Administration
(NASA) dan dioperasikan oleh National Oceanic and Atmospheric
Administration (NOAA). Satelit ini mempunyai panjang 3,7 meter, berat 1400 kg
dan berputar selama 102 menit tiap kali putaran pada ketinggian 833 km sampai
854 km. Sekarang di atmosfer Indonesia melintas setiap hari lima seri NOAA,
yaitu NOAA-12, NOAA-14, NOAA-15, NOAA-16 dan NOAA-17. Sensor utama
satelit NOAA adalah AVHRR (Advance Very High Resolution Radiometer) model
2 untuk pengamatan lingkungan dan cuaca yang dapat memberikan informasi
kelautan, seperti suhu permukaan laut yang berguna dalam mendeteksi
keberadaan ikan. Data AVHRR yang diterima terdiri dari 5 band radiometer
masing-masing dengan resolusi spasial 1,1 km x 1,1 km, dengan demikian data
AVHRR ini mempunyai resolusi spasial sekitar 1 km. Satu lintasan satelit, mampu
8
menyapu daerah selebar 3.000 km sepanjang lintasannya dari utara ke selatan atau
sebaliknya. Berbeda dengan Feng Yun yang terdiri dari 8 band radiometer
walaupun resolusi spasialnya sama.

Citra SPL dapat dihasilkan dari berbagai sensor termal yang dibawa oleh
berbagai satelit inderaja, seperti NOAA-AVHRR yang mengembangkan metode
multi kanal, dengan menggunakan kombinasi tiga kanal yaitu kanal 3,4 dan 5
(triple window) dan metode kombinasi dua kanal yaitu kanal 4 dan 5 (split
window) dapat diterapkan untuk estimasi SPL siang dan malam hari. Sedangkan
untuk metode triple window hanya dapat digunakan pada pengamatan malam
hari.

2.3.4 Satelit ASTER

ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection


Radiometer) merupakan instrumen pencitraan Terra, satelit unggulan dari NASA
Earth Observing System (EOS) yang diluncurkan pada18 Desember 1999 di
Vandenberg Air Force Base, California, USA. ASTER merupakan hasil kerjasama
antara NASA, Japans Ministry of Economy, Trade and Industry (METI), dan
Japan Space Systems (J-pacesystems). Data ASTER digunakan untuk membuat
peta rinci dari suhu permukaan tanah, pantulan, dan elevasi. Sistem terkoordinasi
satelit EOS, termasuk Terra, adalah komponen utama dari Direktorat Misi Sains
dan Divisi Ilmu Bumi NASA. Tujuan dari NASA Earth Science adalah untuk
mengembangkan pemahaman ilmiah bumi sebagai satu kesatuan sistem, respon
terhadap perubahan, dan untuk lebih memprediksi variabilitas dan tren iklim,
cuaca, dan bencana alam.

Saluran Citra Aster

9
Band Panjang Gelombang Keterangan
1 (VNIR) 0.520 - 0.600 Citra Aster dapat digunakan dengan baik untuk tujuan;
2 (VNIR) 0.630 - 0.690 1. Pemetaan Tata Guna Lahan
3 (VNIR) 0.760 - 0.860 2. Perencanaan Tata Ruang
4 (SWIR) 1.600 - 1.700 Wilayah (RUTR, RDTRK)
5 (SWIR) 2.145 - 2.185 3. Pemetaan dan Pemantauan
6 (SWIR) 2.185 - 2.225 Kondisi Kawasan Hutan
4. Pemetaan Kawasan Pantai
7 (SWIR) 2.235 - 2.285
5. Pemantauan Perkembangan
8 (SWIR) 2.295 - 2.365
Kota
9 (SWIR) 2.360 - 2.430 6. Penataan dan Pemantauan
10 (TIR) 8.125 - 8.475 Kawasan Pertambangan
11 (TIR) 8.475 - 8.825 7. Perencanaan Pengembangan
12 (TIR) 8.925 - 9.275 Infrastruktur Wilayah
13 (TIR) 10.25 - 10.95
14 (TIR) 10.95 - 11.65

Jenis data lengkap yang dapat diperoleh dari citra TERRA/ASTER


ditunjukkan dalam daftar di bawah ini. TERRA/ASTER mempunyai informasi
lengkap dari citra optik biasa hingga Digital Terrain Model (DTM).

Nama Produk Keterangan Resolusi


Level 1A Produk ini adalah data mentah langsung dari satelit. V(15m)
Koefisien kalibrasi radiometrik dan koreksi geometrik
terlampir, tetapi tidak diterapkan dalam data. Produk ini S(30m)
tidak disesuaikan pada proyeksi peta tertentu.
T(90m)
Level 1B Produk ini hasil proses penerapan koefisien koreksi V(15m)
radiometrik dan geometrik yang terlampir pada data level S(30m)
1A. Pada produk ini juga diterapkan metoda proyeksi peta T(90m)
dalam proses L1B. Dari produk ini dapat diperoleh
informasi fisik seperti radiance dan temperatur dengan
menggunakan nilai digital (DN) dalam data.
Relative Produk ini merupakan data hasil decorrelation stretched 90m
Spectral dari data ASTER TIR. Produk ini menunjukkan variasi
Emissivity emisi yang diperkuat (enhanced emissivity variations)
(2A02) yang diturunkan dari range TIR lemah.
Relative Produk ini merupakan data hasil decorrelation stretched 15m
Spectral data ASTER VNIR untuk variasi pantulan yang diperkuat
Reflectance (enhance reflectance variations)
VNIR (2A03V)
10
Nama Produk Keterangan Resolusi
Relative Produk ini merupakan data hasil decorrelation stretched 30m
Spectral data ASTER SWIR untuk variasi pantulan yang diperkuat
Reflectance (enhance reflectance variations)
SWIR (2A03S)
Surface Produk ini dihasilkan melalui penerapan koreksi atmosfir 15m
Radiance VNIR kepada data ASTER VNIR.
(2B01V)
Surface Produk ini dihasilkan melalui penerapan koreksi atmosfir 30m
Radiance SWIR kepada data ASTER SWIR.
(2B01S)
Surface Produk ini dihasilkan melalui penerapan koreksi atmosfir 90m
Radiance TIR kepada data ASTER TIR.
(2B01T)
Surface Produk ini berisi pantulan permukaan (surface 15m
Reflectance reflectance) yang diperoleh dari radiance terhadap ASTER
VNIR (2B05V) VNIR setelah penerapan koreksi atmosfir.
Surface Produk ini berisi pantulan permukaan (surface 30m
Reflectance reflectance) yang diperoleh dari radiance terhadap ASTER
SWIR (2B05S) SWIR setelah penerapan koreksi atmosfir.
Surface Produk ini berisi temperatur permukaan dari 5 (lima) band T(90m)
Temperature thermal infra merah ASTER yang dihitung menggunakan
(2B03) temperature-emissivity-separation terhadap data radiance
permukaan TIR (2B01T) yang sudah terkoreksi atmosfir.
Surface Produk ini berisi emisi permukaan dari 5 (lima) band T(90m)
Emissivity thermal infra merah ASTER yang dihitung menggunakan
(2B04) temperature-emissivity-separation terhadap data radiance
permukaan TIR (2B01T) yang sudah terkoreksi atmosfir.
Orthographic Produk ini adalah data orthografik ASTER yang V(15m)
Image (3A01) dihasilkan dari data relatif DEM (4A01), dan bebas dari DTMS(30m)
distorsi geografik karena perbedaan ketinggian. Data DTMT(90m)
ketinggian untuk posisi geografis pada setiap pixel juga DTM
terlampir.
Relative DEM Produk ini diperoleh dari data ketinggian yang diturunkan
Z (4A01Z) dari data stereoskopik. Dimana data stereoskopik ini Z (30m)
diperoleh dari band VNIR 3N (nadir looking) dan 3B
(backward looking).

11
Jumlah Pixel dalam Citra ASTER

HDF (Image size)


pixel line
L1A VNIR(1,2,3N) 4100 4200
VNIR(3B) 5000 4600
SWIR 2048 2100
TIR 700 700
L1B VNIR(1,2,3N) 4980 4200
VNIR(3B) 4980 4600
SWIR 2490 2100
TIR 830 700

2.3.5 Satelit QUICKBIRD

Merupakan satelit resolusi tinggi dengan resolusi spasial 61 cm, mengorbit pada
ketinggian 450 km secara sinkron matahari, satelit ini memiliki dua sensor utama
yaitu pankromatik dan multispektral. Quickbird diluncurkan pada bulan Oktober 2001
di california AS. Quickbird memiliki empat saluran (band).

Satelit Resolusi Resolusi Resolusi Resolusi


Spektral Spasial Temporal Radiometrik
12
2.3.7 Satelit SPOT

Satellite Pour lObservation de la Terre (sebelum diluncurkan huruf P


berarti Probatoire, setelah diluncurkan menjadi Pour). Seri satelit milik CNES,
Perancis. Satelit ini mengusung pengindera HRV (SPOT 1,2,3,4) kemudian
dikembangkan menjadi HRG (SPOT 5). Satelit ini mengorbit pada ketinggian
830km, inklinasi 80

Satelit Resolusi Resolusi Resolusi Resolusi


Spektral Spasial Temporal Radiometrik
SPOT HRV/XS Band 1 (0.5 0.59) m 20 m x 20m 26 hari
Band 2 (0.61 0.68)m
Band 3 (0.79 0.89)m
Band 4 (0.51 0.73)m
(pankromatik)
10 m x 10 m

2.3.8 Satelit ALOS

13
Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam
pengembangan teknologi satelit penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya
satelit ALOS (Advaced Land Observing Satellite) pada tanggal 24 Januari 2006.
ALOS adalah satelit pemantau lingkungan yang busa dimanfaatkan untuk
kepentingan kartografi, observasi wilayah, pemantauan bencana alam dan survey
sumberdaya alam.

2.3.9 Satelit GeoEye

GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya


disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang
diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California,
AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat
tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang
ada di orbit bumi saat ini.

2.3.10 Satelit WorldView

14
Satelit WorldView-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digitalglobe yang
diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain
memiliki resolusi spasial yang tinggi juga memiliki resolusi spektral yang lebih
lengkap dibandingkan produk citra sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki
citra satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu : 0.46 m 0.5 m untuk citra
pankromatik dan 1.84 m untuk citra multispektral. Citra multispektral dari
WorldView-2 ini memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat
memadai bagi keperluan analisis-analisis spasial sumber daya alam dan
lingkungan hidup.

2.4 Dampak Positif dan Dampak Negatif Penggunaan Satelit


2.4.1 Dampak Positif

Satelit sebagai suatu teknologi tentunya memberikan manfaat bagi kehidupan


manusia. Sejak satelit diciptakan, tujuan awal pembuatannya adalah sebagai sarana untuk
mempermudah komunikasi manusia. Seiring perkembangan zaman, manusia
menciptakan satelit untuk memberikan manfaat-manfaat yang lebih besar. Manfaat-
manfaat ini cukup luas dan perlu penelitian dan pembahasan yang cukup akurat

Seperti diketahui, bahwa siaran radio maupun televisi dan telepon membutuhkan
satelit sebagai suatu media dalam menyampaikan informasi. Dengan berkembangnya
satelit, perkembangan alat-alat komunikasi seperti televisi, radio, maupun telepon pun
juga berkembang.

Pembangunan pada bidang telekomunikasi menjadi semakin maju. meningkatnya


kebutuhan manusia akan informasi, disamping berkembangnya teknologi satelit di
Indonesia. Tingkat penggunaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di Indonesia
yang lebih moderat dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara, dapat
menjadi sebuah potensi untuk mengejar ketertinggalan dalam bidang TIK. Meskipun
tingkat penggunaanya masih relatif rendah bila dibandingkan dengan negara Asia
Tenggara lainnya seperti Singapura dan Malaysia.

15
2.4.2 Dampak Negatif

Berdasarkan data dari Pusat Standar dan Inovasi Antariksa tahun 2008, jumlah
satelit buatan yang mengitari bumi kurang lebih sebanyak 13.000 satelit dengan proporsi
hanya 3.500 satelit yang berfungsi. Dengan kata lain, 75% dari satelit yang mengitari
bumi adalah sampah. Oleh karena itu, julukan sampah antariksa atau space junk sangat
tepat untuk menggambarkan keadaan antariksa kita saat ini.

Peristiwa jatuhnya rongsokan satelit buatan tersebut ke bumi juga kerap terjadi.
Sama hal nya dengan meteor, tidak semua bagian dari serpihan rongsokan satelit tersebut
akan habis terbakar ketika bergesek dengan atmosfer bumi. Terdapat juga beberapa
serpihan yang jatuh mencapai permukaan bumi. Resiko dan korban jiwa akibat jatuhnya
rongsokan satelit umumnya sangat kecil. Sampai saat ini, badan antariksa Amerika
Serikat, NASA, belum melihat ada catatan mengenai hal itu.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini, memungkinkan


berkembangnya teknologi untuk pelayanan telekomunikasi. Salah satu bentuk
16
perkembangan layanan telekomunikasi, yaitu dengan adanya sistem komunikasi satelit.
Dimana sistem komunikasi ini memakai layanan satelit untuk berkomunikasi secara
global tanpa dibatasi oleh jarak antar benua di dunia.

Citra satelit adalah penginderaan jauh, yaitu ilmu atau seni cara merekam suatu
objek tanpa kontak fisik dengan menggunakan alat pada pesawat terbang, balon udara,
satelit, dan lain-lain. Dalam hal ini yang direkam adalah permukaan bumi untuk berbagai
kepentingan manusia. Berdasarkan misinya, satelit penginderaan jauh dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu satelit cuaca dan satelit sumber daya alam.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.asalasah.com/2014/01/macam-macam-citra-satelit-dan-keterangannya.html

https://id.scribd.com/doc/243071973/Satelit-Buatan-Yang-Mengorbit-Ke-Bumi-Dan-Dampaknya

http://limbong40.blogspot.co.id/2011/11/satelit-noaa-avhrr.html
17
http://satelit-inderaja.blogspot.co.id/2010/10/karakteristik-dan-spesifikasi-satelit.html

http://rahardianmaulana.blogspot.co.id/2015/01/karakteristik-berbagai-citra-satelit.html

http://terra-image.com/aster/

http://sule-epol.blogspot.co.id/2016/01/makalah-penginderaan-jauh.html

18

Anda mungkin juga menyukai