Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR PETA DAN PEMETAAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :


- HARNI SUKMAYANTI
- RINA MAWARNI
- NUR AINI
- NUR HAYATI
- RIKI IMAN SAPUTRA

KELAS : XII IPS

PONPES MA NW BUSTANUL AMIN


BAGEK EMPAT
2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah tentang Keterampilan Dasar Peta dan Pemetaan.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Keterampilan Dasar


Peta dan Pemetaan ini bisa memberikan manfaat maupun untuk pembaca.

Lepak,  29 Agustus 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
GEO INFO Peta sudah ada sejak zaman dahulu. dari zaman ke zaman
pengetahuan peta semakin berkembang. peta paling kuno dibuat pada tahun
1418 oleh seorang laksamana laut dari cina yang bernama Cheng-Ho Di jaman
yang semakin maju ini peta menjadi alat bantu yang sangat dibutuhkan dalam
perencanaan pembangunan diberbagai bidang, seperti bidang pertanahan,
pertanian, perkebunan, industri dan perdagangan, pelayaran, penerbangan,
pendidikan, tata ruang wilayah, politik dan keamanan, dan lain-lain. Terlebih
untuk peta-peta tematik yang sifatnya lebih khusus dan spesifik, sudah
menjadi kebutuhan hampir setiap lembaga, lebihlebih yang bergerak di bidang
perencanaan dan pembangunan suatu wilayah dalam skala lokal, regional,
nasional dan internasional. Pada hakekatnya peta adalah sebuah alat peraga
(Sandy, 1986), karena melalui peta seseorang akan dapat menyampaikan
sesuatu ide kepada orang lain. Ide tersebut dapat berupa gambaran tentang
bentuk-bentuk muka bumi, distribusi penduduk, penggunaan lahan di suatu
tempat, kesuburan tanah, kedalaman air laut, penyebaran iklim, dan lainlain
yang terutama berkaitan dengan aspek keruangan (spasial).
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian PETA ?
b. Bagaimana klasifikasi PETA ?
c. Apa saja komponen – komponen PETA ?
d. Apa fungsi dan tujuan pembuatan PETA ?
e. Bagaimana langkah – langkah Pemetaan ?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian PETA ?
b. Mengetahui klasifikasi PETA ?
c. Mengetahui komponen – komponen PETA ?
d. Mengetahui fungsi dan tujuan pembuatan PETA ?
e. Mengetahui langkah – langkah Pemetaan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PETA
Di jaman yang semakin maju ini  peta menjadi alat bantu yang sangat
dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan diberbagai bidang, seperti bidang
pertanahan, pertanian, perkebunan, industri dan perdagangan, pelayaran,
penerbangan, pendidikan, tata ruang wilayah, politik dan keamanan, dan lain-lain.
Terlebih untuk peta-peta tematik yang sifatnya lebih khusus dan spesifik, sudah
menjadi kebutuhan hampir setiap lembaga, lebih-lebih yang bergerak di bidang
perencanaan dan pembangunan suatu wilayah dalam skala lokal, regional,
nasional dan internasional.
Pada hakekatnya peta adalah sebuah alat peraga (Sandy, 1986), karena
melalui peta seseorang akan dapat menyampaikan sesuatu ide kepada orang lain.
Ide tersebut dapat berupa gambaran tentang bentuk-bentuk muka bumi, distribusi
penduduk, penggunaan lahan di suatu tempat, kesuburan tanah, kedalaman air
laut, penyebaran iklim, dan lain-lain yang terutama berkaitan dengan aspek
keruangan (spasial).
Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil
dengan menggunakan skala dan digambar di atas bidang datar sebagai
kenampakan jika dilihat dari atas dan ditambah dengan tulisan sebagai identitas.

Untuk mempelajari seluk beluk penggambaran permukaan bumi atau peta


diperlukan pengetahuan khusus yang mempelajari tentang peta yang
dinamakan Kartografi

B. KLASIFIKASI PETA
1. Berdasarkan skala
  Peta kadaster,  berskla 1 : 100 –  1 : 5.000
 Peta skala besar,  berskala  1 : >5.000 –  1 :  250.000
 Peta skala sedang, berskala 1 : >250.000 –  1 : 500.00
 Peta skala kecil, beskala  1 : > 500.000 –  1 : 1.000.000
 Peta geografi, berskla  1 : > 1.000.000
2. Berdasarkan Isinya
 Peta umum : peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam
suatu daerah yang dipetakan. Contoh : peta topografi, peta chorografi, peta
dunia
 Peta khusus/ tematik : peta yang hanya menggambarkan kenampakan
tertentu saja atau menggambarkan satu aspek saja. Contoh peta kepadatan
penduduk, peta geologi, peta navigasi, peta pariwisata, peta kontur dll 

3.  Berdasarkan bentuk
 Peta foto : yang dihasilkan dari mosaik foto udara/ortofoto yang
dilengkapi garis kontur, nama, dan legenda.
 Peta garis : peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam
bentuk titik, garis, dan luasan. Misal: peta rupa bumi (topografi), peta tematik.

C. KOMPONEN-KOMPONEN PETA
 a.      Judul Peta
Judul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul biasanya dicantumkan di
bagian atas  peta dengan huruf besar. Fungsi judul adalah menunjukkan daerah
yang digambarkan oleh peta tersebut.
b.      Orientasi Peta/ Penunjuk Arah
Merupakan gambar penunjuk arah mata angin, pada umumnya peta
berorientasi Utara, diletakkan di sudut kanan atas atau tempat lain yang kosong  
c.       Skala
Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jarak di peta
dengan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi. Secara umum skala dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu :

1)      Skala angka/numerik

Skala yang berupa angka-angka. Misalnya skala peta  1: 200.000, skala


peta 1 : 1.000.000 dan sebagainya
2)      Skala Garis/Grafik

Skala yang ditunjukkan dengan membuat garis linier dengan membuat


perbandingan pada setiap ruasnya.

Contoh :

0                1                   2                   3

3) Skala kalimat/verbal

Skala Yang menggunakan kalimat baku sebagai pentunjuk skala. Jenis


skala ini banyak dipakai di Eropa yang biasanya menggunakan satuan inchi dan
mil.

Contoh : One Inch to two miles

d.      Legenda/keterangan
Legenda adalah keterangan yang penting yang memberikan keterangan
dan penjelasan tentang simbol-simbol yang terdapat pada peta.

e.       Garis koordinat astronomi


Garis ini diperlukan untuk mengetahui letak astronomi suatu tempat.
Biasanya terdiri dari garis bujur dan garis lintang yang dituliskan di tepi peta
dengan menujukkan berapa derajat, berapa menit dan berpa detik.

f.       Lattering/tata tulis
Adalah tata tulis tulisan dan angka. Secara umum penulisan suatu obyek pada
obyek daratan ditulis dengan huruf tegak, sedangkan simbol obyek perairan ditulis
dengan huruf miring.

g.      Sumber dan Tahun pembuatan


Sumber peta sangat penting, terutama untuk peta thematik. Sedangkan tahun
pembuatan sangat penting mengingat ada tidaknya obyek pada waktu pembuatan
sekarang ataua kemudian ahri akan berubah baik medan yang alami maupun
medan buatan

h.      Inset
Inset adalah peta kecil yang berfungsi memberikan tekanan atau penjelasan
pada peta utama. Sehingga akan memperjelas dan mempertajam informasi peta
utama.

i.        Garis tepi
Berfungsi mempermudah dalam membuat peta. Biasanya dibuat rangkap dua

j.        Tata warna
Tata warna sangat penting jika peta yang dibuat adalah peta berwarna. Fungsi
warna  adalah sebagai berikut :

1)      membedakan tinggi rendahnya suatu daerah dan kedalaman laut

2)      memberikan kualitas dan kuantitas peta

3)      keindahan ( estetika)

k.      simbol
Simbol adalah tanda atau lambang yang mewakili obyek di permukaan
bumi yang terdapa pada peta. Mengingat pentingnya materi ini, maka simbol
disajikan pada bagian tersendiri sebagai berikut :
 Komponen Peta
Apabila anda cermati atau perhatikan pada setiap peta-peta, di dalamnya
kita jumpai berbagai komponen yang menjadi bagian atau kelengkapan peta,
seperti: judul peta, skala peta, simbol, keterangan/legenda, koordinat geografis,
orientasi/arah, inset peta, dan lain-lain. Komponen peta tersebut merupakan
bagian penting dan salah satu persyaratan dari sebuah peta yang baik. dan benar.
Ada beberapa perbedaan antara komponen peta umum
(Rupabumi/topografi) dan  peta khusus atau peta tematik.  Pada peta umum
komponen peta lebih kompleks dan standar atau baku. Sebagai contoh Peta
Rupabumi telah memiliki standar baku (berdasarkan konvensi), dimana baik jenis
informasi tepi, komposisi, desain tata letak, tata warna maupun  simbol-simbol
yang digunakan relative sama/seragam.
Namun untuk peta khusus atau peta tematik komponen petanya lebih
sederhana dan cukup bervariasi antara satu peta dengan peta yang lain.  Tidak ada
ketentuan baku yang mengharuskan sebuah peta tematik satu dengan peta yang
lain harus sama komponennya misalnya dalam hal tata letak atau posisi informasi
tepi, tata warna dan lain-lain.
Peta dianggap baik dan benar (Sandy ,1986:1-2) setidaknya memenuhi
persyaratan sebagai berikut:ü  peta tidak boleh ‘membingungkan’ü  mudah
dipahami atau dimengerti, sehingga tidak boleh serumit kenampakan aslinyaü 
menggambarkan cukup teliti sesuai temanyaü  indah dipandangAgar peta tidak
membingungkan bagi para pengguna, maka peta harus dilengkapi dengan:
legenda/keterangan, skala peta, judul peta, inset peta.Agar peta mudah
dimengerti/ditanggkap maknanya  oleh pengguna peta, maka peta harus
menggunakan: tata warna, simbol, proyeksi peta.  Sedangkan dalam aspek
ketelitian peta sangat terkait dengan tujuan peta dan jenis peta serta skala peta
yang akan dibuat.

D. FUNGSI DAN TUJUAN PEMUATAN PETA


 Fungsi:
 Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam
hubungannya dengan tempat lain di permukaan bumi).
 Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak
di atas permukaan bumi).
 Memperlihatkan bentuk (benua, negara, provinsi, gunung, lembah, dll).
 Mengumpulkan dan menyeleksi data-data dari suatu daerah dan
menyajikan di atas peta, melalui media simbol.
 Tujuan pembuatan peta
 Untuk komunikasi informasi ruang
 Untuk menyimpan informasi
 Untuk membantu pekerjaan: konstruksi jalan, navigasi,
perencanaan, media pembelajaran.
 Untuk membantu dalam suatu desain, misal: desain tata ruang wilayah,
jalan, dll.
 Untuk analisis data spatial, misal: perhitungan volume, evaluasi lahan, dll.

E. LANGKAH-LANGKAH PEMETAAN
Pemetaan adalah kegiatan pemrosesan data survai sampai menyajikannya
menjadi geo-informasi. Artinya bahwa pemetaan dapat dibuat di laboratorium/
studio atau di lapangan.

Bagaimana caranya?

1. Secara fotogrametri akan menghasilkan peta dasar.


2. Secara inderaja akan menghasilkan peta tematik.
Lalu, apa itu survai?

Survai adalah kegiatan pengumpulan data.

Bagaimana caranya?

Dapat dilaksanakan melalui:

1. Pengukuran (measurement) atau pengamatan (observation).


2. Penginderaan (sensing) dari udara (airbone) atau antariksa (spaceborne)

 Pembuatan Peta Dasar Untuk Peta


Apabila kita ingin membuat peta tematik, maka sebelumnya kita perlu
menyiapkan peta dasar.  Peta dasar merupakan peta  kerangka letak/lokasi yang
nanti akan dilengkapi atau diisi dengan data-data sesuai dengan isi/tema peta yang
akan digambar. Untuk memperoleh peta dasar tersebut dapat dilakukan dengan
beberapa cara,  yaitu peta dasar dari pengukuran sendiri di lapangan/lokasi yang
akan dipetakan.

Dalam era kemajuan teknologi informasi (TI) proses pembuatan peta telah
terbantu, sehingga untuk melakukan pemetaan suatu wilayah dapat dilakukan
dengan cepat dan mudah. Pemanfaatan peta dasar yang dahulu banyak bersumber
dari peta rupabumi, sekarang sudah banyak yang beralih menggunakan citra
penginderaan jauh.

Citra penginderaan jauh yang banyak digunakan sebagai sumber peta dasar
adalah; citra foto udara, citra satelit Landsat, citra satelit Spot, citra satelit Ikonos,
dan citra satelit Quickbird. Dengan menggunakan citra penginderaan jauh,
gambaran muka bumi yang akan dipetakan akan dapat memberikan data dan
informasi yang terkini. Kenampakan-kenampakan obyek fisik, sosial dan budaya
beserta batas-batas administratif maupun  batas geografis  akan tampak. Dengan
demikian kerangka letak  (sebagai peta dasar) mudah dilacak atau ditelusuri lewat
citra tersebut.
Berbeda  bisa melalui bantuan pantograf    Jika mempunyai sarana komputer
yang dilengkapi software (perangkat lunak) program berbasis peta, maka langsung
dapat dilakukan dijitasi pada obyek di layar monitor (digitasi on screen)  atau
dengan  meja digitizer.

      Penetuan Arah / orientasi peta


Perlu kita ketahui bahwa orientasi atau penunjukkan arah pada peta, tidak
selamanya peta berorientasi utara (utara di sebelah atas). Kadang ada pula peta
berorientasi selatan, barat, atau timur, sesuai dengan kepentingannya.  Selain itu
pula perlu diperhatikan bahwa utara yang dipakai dalam peta ada tiga arah utara
yaitu:  utara geografis, utara magnitis, dan utara meridian. Utara geografis (true
north/TN/US) adalah utara yang melalui kutub utara dan kutub selatan bumi.
Utara magnitis (magnetic north/MN/UM) adalah utara yang melalui kutub magnit
bumi. Sedangkan Utara Meridian (Grid North/Meridian North/GN/UTM) adalah
utara yang sejajar dengan meridian sentral dan tegak lurus standar paralel
setempat.
Dalam implementasinya di dalam pembuatan peta kita dapat menggunakan
ketiga-tiganya (Peta RBI), tetapi juga dapat diambil salah satu dari padanya.
Sebab jika suatu tempat satu sudah diketahui arahnya, maka arah yang lain dapat
diketahui pula.
Contoh arah dalam Peta RBI Tegal Lembar 1309-314

US = Utara Sebenarnya (Geografi)

UG= Utara grid (UTM)

UM= Utara magnetic

 Merancang Simbol Peta Tematik

Setelah kerangka letak/lokasi tersedia, maka langkah selanjutnya adalah


melakukan perancangan simbol-simbol yang akan digunakan untuk
penggambaran peta tematik.  Perlu diketahui bahwa peta adalah suatu media
komunikasi grafis, dengan demikian informasi yang ditampilkan dalam peta
berupa simbol-simbol.  Bahkan untuk peta tematik, simbol merupakan informasi
pokok, karena untuk menunjukkan tema suatu peta.  Hal-hal yang penting dalam
merancang simbol peta tematik, antara lain: menentukan jenis simbol,
besaran/ukuran simbol, warna simbol, jumlah simbol dan posisi simbol akan
diletakkan.

SIMBOL YANG BAIK:


v  kecil
v  terang/jelas
v  mudah digambar
DATA PETA TEMATIK:
v  data primer : surve lang-sung lapangan;
v  data sekunder: dari kan-tor statistik, buku-buku laporan.

Simbol yang baik adalah yang mudah dikenal  sekalipun tanpa


menggunakan suatu keterangan/legenda. Selain itu simbol hendaknya  kecil,
terang, dan mudah digambar. Dalam pemetaan tematik  penggambaran simbolnya
tidaklah seketat pada simbol peta-peta umum atau peta Rupabumi (RBI).
Simbol peta tematik lebih sederhana dan dibolehkan untuk merancang simbol
sendiri sepanjang simbol tersebut memiliki relevansi dengan unsur atau obyek
yang digambarkan.  Sedangkan symbol untuk peta umum (RBI atau Topografi)
sudah ada pembakuan secara khusus (seragam berdasarkan konvensi asosiasi
kartografi Internasional).
Telah kita ketahui bersama bahwa peta merupakan citra geospasial yang
dapat mempengaruhi konsepsi orang tentang ruang  Pengaruh peta ini sebagian
karena adanya kesepakatan konvensi dan sebagian lain karena adanya
karakteristik umum grafik yang digunakan. Konvensi memegang peranan penting
terutama dalam pemetaan topografis. Sebagian besar symbol yang digunakan
dalam peta RBI atau topografi telah diwariskan kepada kita semenjak abad 18. Di
antara konvensi tersebut adalah bahwa perairan digambarkan dengan warna biru,
hutan dengan hijau tua, daerah permukiman dan perkotaan disimbolkan dengan
warna merah, abu-abu, atau warna merah jambu.
Data yang harus divisualisasikan akan selalu mengacu kepada obyek atau
fenomena nyata. Ia dapat dalam bentuk ketinggian yang diukur sepanjang jaringan
lalu lintas, jumlah penduduk yang tinggal di daerah tersebut, atau volume sebuah
bukit dalam ribuan meter kubik.
Dalam kartografi  kita menggunakan simbol titik (dot), symbol garis
(dash) dan simbol bidang (patches) untuk mempresentasikan lokasi dan atribut-
atribut data titik, garis, wilayah dan volume obyek.
Persoalan penting lagi yang perlu diperhatikan ketika akan merancang
simbol peta tematik   adalah melakukan analisis data-data sekunder atau data
primer yang akan dituangkan ke dalam peta. data sekunder biasanya berupa data-
data statistik yang telah tersedia di buku-buku laporan BPS. Sedangkan data
primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung di lapangan
oleh si pembuat peta.  Pada saat melakukan analisis data tersebut  harus dikaitkan
secara langsung dengan unsur, besaran  dan sifat data yang akan dipetakan.
Apakah unsur data  berupa unsur buatan manusia (man made features), unsur
perairan (hydrography), unsur relief (hypsography), atau unsur tumbuh-tumbuhan
(vegetation). Sedangkan besaran data sangat tergantung data sekunder atau data
statistik yang tersedia; ditinjau dari sifatnya, data dapat berupa data kuantitatif
maupun data kualitatif .

 Tata letak /layout Peta Tematik


Merancang tata letak peta merupakan tahapan kerja yang penting
diperhatikan bagi setiap orang yang akan menggambar peta. Hal itu dimaksudkan
agar peta benar-benar komunikatif, mudah dibaca dan ditafsirkan, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pengguna peta.
Adapun unsur-unsur peta yang perlu ditata posisinya adalah: judul peta,
skala peta, keterangan/legenda,  koodinat lintang dan bujur, inset peta, sumber
data, dan informasi-   informasi lain.  Unsur-unsur tersebut sedapat mungkin
ditempatkan pada komposisi yang seimbang (balance) dalam tata letak informasi
tepi. Selain itu ukuran huruf (text), tipe huruf (style) perlu dipertimbangkan besar-
kecilnya.
Pada umumnya peta tematik meng-gambarkan daerah yang berbentuk pulau,
propinsi, kabupaten, kecama-tan, desa, suatu negara atau dapat pula kawasan
hutan, daerah aliran sungai, dan lain-lain. Daerah atau wilayah tersebut memiliki
variasi bentuk  kerangka letak yang berma-cam-macam.  Oleh karena itu penyu
sunan tataletak informasi tepi peta harus menyesesuaikan, dengan tetap
berpedoman pada prinsip keseim-bangan.

 Pencetakan Peta
            Setelah pekerjaan ploting simbol dan penyusunan komposisi informasi
peta dilakukan, dan sudah dianggap cukup, maka dilakukan pencetakan peta. 
Teknologi pencetakan peta ternyata sekarang mengalami kemajuan yang luar
biasa. Dahulu bila ingin mencetak atau menggandakan peta, maka diperlukan
proses yang relatif panjang, karena harus melewati proses pembuatan film terlebih
dahulu. Sekarang cetak peta dapat dilakukan tanpa film. Berkat kemajuan
teknologi dijital  gambar peta dapat langsung dicetak dengan biaya yang relatif
lebih efisien dan kualitas hasil peta yang lebih bagus.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak


yang dipilih dari permukaan Bumi, yang digambarkan pada suatu bidang datar
dan diperkecil dengan meng guna kan skala tertentu. Langkah-langkah atau
prinsip-prinsip dalam pembuatan peta, yaitu:
a. menentukan daerah yang akan dipetakan;
b. membuat peta dasar (base map), yaitu peta yang belum diberi simbol;
c. mencari dan mengklasifikasikan (menggolongkan) data sesuai dengan
kebutuhan;
d. membuat simbol-simbol yang mewakili data;
e. menempatkan simbol pada peta dasar;
f. membuat legenda (keterangan); dan
g. melengkapi peta dengan tulisan (lettering) secara baik dan benar.
Isi peta dan tempat yang digambarkan, melalui :
a. Judul;
b. Lokasi daerah, melalui letak garis lintang dan garis bujur;
c. Arah, melalui petunjuk arah (orientasi);
d. Jarak atau luas suatu tempat di lapangan, melalui skala peta;
e. Ketinggian tempat, melalui titik trianggulasi (ketinggian) atau melalui
garis kontur;
f. Kemiringan lereng, melalui garis kontur dan jarak antara garis kontur yang
berdekatan;
g. Sumber daya alam, melalui keterangan (legenda);
h. Ketampakan alam, seperti relief, pegu nungan atau gunung, lembah atau
sungai, jaringan lalu lintas, dan persebaran kota.
DAFTAR PUSTAKA

https://utomogeo83.wordpress.com/2011/05/24/prinsip-prinsip-dasar-peta-dan-
pemetaan/

https://docplayer.info/46329667-Bab-1-menggenal-prinsip-dasar-peta-dan-
pemetaan.html

Anda mungkin juga menyukai