Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Perencanaan Tata Ruang Nasional”.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 1

C. Tujuan........................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 2

A. perencanaan Tata Ruang Nasional............................................................................... 2

1. Maksud Rencana Tata Ruang Nasional.................................................................... 2

2. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Nasional.............................................................. 2

3. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional..................................... 3

4. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional............................................................. 6

BAB III PENUTUP............................................................................................................... 10

A. Kesimpulan................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rencana umum tata ruang merupakan penataan tata ruang wilayah yang disusun
berdasarkan pendekatan wilayah administrative yang secara hierarki terdiri atas rencana
tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang
wilayah kabupaten kota.
Indonesia sudah memiliki undang-undang yang mengatur perencanaan wilayah.
Undang-undang tersebut mengatur perencanaan tata ruang secara nasional, tata ruang
provinsi dan tata ruangkabupaten/kota. Undang-undang yang dimaksud adalah Undang-
undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26
tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional.
Dengan adanya Undang-undang ini diharapkan tidak akan terjadi kesimpangsiuran
antara tugas pemerintah pusat dan tugas pemerintah daerah dalam perencanaan tata ruang
wilayah karena dalam Undang-undang tersebut telah diatur kewenangan masing-masing
pemerintahan dalam perencanaan tata ruang wilayah.
Perencanaan Tata Ruang Nasioanal sangat dibutuhkan suatu Negara karena
berhubungan dengan pertumbuhan atau pembangunan suatu Negara dari waktu ke waktu.
Dengan adanya perencanaan tata ruang dalam suatu Negara, keserasian dan
keseimbangan dalam berbagai bidang kehidupan akan terwujud.

B. Rumusan Masalah
1. Apa maksud dari perencanaan tata ruang wilayah nasional ?
2. Sebutkan dan jelaskan apa saja tujuan dari penataan ruang wilayah nasional ?
3. Kebijakan dan strategi apa yang dilakukan untuk penataan ruang wilayah nasional ?
4. Coba jelaskan apa saja rencana struktur yang dilakukan dalam penataan ruang
wilayah nasional !
C. Tujuan
Dalam penyusunan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai
Perencanaan Tata Ruang Wilayah Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, baik bagi
penyusun makalah maupun bagi sipembacanya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Tata Ruang Nasional


1. Maksud Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
merupakan pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan jangka panjang
nasional, penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional, serta
keserasian antar sector, penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi penataan
ruang kawasan strategis nasional, dan penataan ruang wilayah provinsi dan
kabupaten/kota.
RTRWN memadukan dan menyerasikan tata guna tanah, tata guna udara, tata
guna air, dan tata guna sumber daya alam lainnya dalam satu kesatuan tata lingkungan
yang harmonis dan dinamis serta ditunjang oleh pengelolaan perkembangan
kependudukan yang serasi dan disusun melalui pendekatan wilayah dengan
memperhatikan sifat lingkungan alam dan lingkungan soisial.
Sesuai dengan Pasal 20 ayat (3) dan (4) Undang-undang Nomor 26 Tahun
2007, janka waktu rencana tata ruang wilayah nasional adalah 20 tahun, rencana tata
ruang wilayah nasional tersebut dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 tahun.

2. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Nasional


Tujuan penataan ruang wilayah nasional adalah mewujudkan :
a. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman produktif, dan berkelanjutan.
b. Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.
c. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota.
d. Keterpaduan pemanfaatan ruang ruang darat, ruang laut, dan ruang udara
termasuk ruang didalam bumi dalam kerangka NKRI.
e. Keterpaduan pengendalian ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negative
terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
2
f. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
g. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah.
h. Pertahanan dan keamanan Negara yang dinamis serta integrasi nasional.

3. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional


a. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Nasional
Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang nasional adalah sebagai
berikut :
1) Kebijakan pengembangan struktur ruang, yaitu sebagai berikut :
a) Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi
wilayah yang merata dan berhierarki. Contohnya, pelayanan kota provinsi
terhadap kota kabupaten dan kota, kabupaten terhadap kota kecamatan.
b) Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi, telekomunikasi, energy, dan sumber daya air yang terpadudan
merata diseluruh wilayah nasional. Contohnya, jaringan jalan nasional dan
jaringan listrik.
2) Strategi penataan ruang wilayah nasional, yaitu sebagai berikut :
a. Peningkatan akses jalan pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah, yaitu sebagai berikut :
a) Menjaga keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara kawasan
perkotaan dan daerah sekitarnya.
b) Mengembangkan pusat pertumbuhan baru dikawasan yang belum
terlayani oleh pusat pertumbuhan.
c) Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai.
d) Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih
kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah sekitar.
b. Peningkatan kaulitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana, yaitu
sebagai berikut :
a) Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan
keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut, dan udara.
b) Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi, terutama
dikawasan terisolasi.
3
c) Meningkatkan jaringan energy untuk memanfaatkan energi terbarukan
secara optimal dan mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga
listrik.
d) Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan
keterpaduan sistem jaringan sumber daya air.
e) Meningkatkan jaringan transmisi dan distribusi minyak minyak dan
gas bumi serta mewujudkan sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi
nasional yang optimal.

b. Kebijakan dan strategi Pengembangan pola Ruang Wilayah Nasional


Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang wilayah nasional adalah
sebagai berikut :
1) Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung, yaitu sebagai
berikut:
a) Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi hal-hal berikut.
(a) Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
(b) Pencegahan dampak negtif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup.
b) Strategi untuk memelihara dan mewujudkan kelestarian fungsi ruang
hidup meliputi hal-hal berikut :
(a) Menetapkan kawasan lindung di ruang darat, laut, dan udara termasuk
ruang dalam bumi.
(b) Mewujudkan kawasan berfungsi lindung dalam satu wilayah pulau
dengan luas paling sedikit 30% dari luas pulau tersebut sesuai dengan
kondisi ekosistemnya.
(c) Mengembalikan dan meningkatkan kawasan lindung yang telah
menurun akibat pengembangan kegiatan budi daya dalam rangka
mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah.
c) Menimbulkan kerusakan lingkungan hidup meliputi hal-hal berikut :
(a) Menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan lingkungan
hidup.
(b) Melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan
dan/atau dampak negative yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar
4
tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
(c) Melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat,
energy, dan/atau komponen lain yang dibuang kedalamnya.
(d) Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak
langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan.
(e) Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana
untuk menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa
depan.
(f) Mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin
pemanfaatannya untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana
dan sumber daya alam terbarukan untuk menjamin keseimbangan
ketersediaannya.
(g) Mengembangkan kegiatan budi daya yang mempunyai daya adaptif
bencana di kawasan rawan bencana.
2) Kebijakan dan strategi pengembangan budi daya, yaitu sebagai berikut :
a) Kebijakan pengembangan kawasan budi daya meliputi hal-hal berikut.
(a) Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan
antarkegiatan budi daya.
(b) Pengendalian pengembangan kegiatan budi daya agar tidak
melampaui daya dukung dan daya tamping lingkungan.
b) Strategi untuk perwujudkan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan
antarkegiatan budi daya meliputi hal-hal berikut.
(a) Menetapkan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional
baik didarat, dilaut, dan udara termasuk yang berada didalam bumi.
(b) Mengembangkan budi daya unggulan dalam suatu kawasan.
(c) Mengembangkan kegiatan budi daya untuk menunjang aspek politik,
pertahanan keamanan, social budaya, dan iptek.
(d) Mengembangkan dan melestarikan kawasan budi daya pertanian
pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.
(e) Mengembangkan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulau
untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan skala ekonomi.

5
(f) Mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan yang
bernilai ekonomi tinggi.
c) Strategi untuk pengendalian pengembangan budi daya agar tidak
melampaui daya dukung meliputi hal-hal berikut.
(a) Membatasi perkembangan kegiatan budi daya terbangun dikawasan
rawan bencana.
(b) Mengembangkan perkotaan metropolitan dan kota besar dengan
mengoptimalkan pemanfaatan ruang secara vertical dan kompak.
(c) Mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30%
dari luas kawasan perkotaan.
(d) Mebatasi perkembangan kawasan terbangun dikawasan perkotaan
besar dan metropolitan.
(e) Mengembangkan kegiatan budi daya yang dapat mempertahankan
keberadaan pulau-pulau kecil.
3) Kebijakan dan pengembangan kawasan strategi nasional, yaitu sebagai
berikut.
a) Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
diwilayah tertentu dan strategis.
b) Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara.
c) Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan
perekonomian nasional dan produktif, efisien, dan mampu bersaing.
d) Pemanfaatan SDA dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
e) Pelestarian dan peningkatan social budaya dan budaya bangsa.
f) Pelestarian dan peningkatan kawasan lindung.
g) Pengembangan kawasan tertinggal.

4. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional


1) Sistem perkotaan nasional
a) Sistem Kegiatan Nasional (PKN)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 PKN di
Indonesia kurang lebih sebanyak 24 buah atau hampir seluruh kota, provinsi,
kecuali ibu kota Sulawesi Barat, Bengkulu, dan Bangka Belitung. Sedangkan
6
PKW berjumlah 176 buah seluruh provinsi. PKN adalah kawasan perkotaan
yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau
beberapa provinsi.
Rincian fungsi PKN adalah sebagai Berikut :
(1) Sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju
kawasan inernasional melayani beberapa provinsi.
(2) Sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa
provinsi.
b) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
PKW adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.
Rincian fungsi PKW adalah sebagai berikut :
(1) Sebagai simpul Kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN.
(2) Sebagai pusat kegiatan industry dan jasa yang melayani skala provinsi atau
beberapa kabupaten.
(3) Sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa
kabupaten.
c) Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
PKL adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.
Rincian fungsi PKL adalah sebagai berikut :
(1) Sebagai pusat kegiatan industry dan jasa yang melayani kabupaten atau
beberapa kecamatan.
(2) Sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa
kecamatan.
d) Pusat Kegiatan Strategi Nasional (PKSN)
Pusat kegiatan strategi nasional (PKSN) adalah kawasan perkotaan
yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan Negara.
Rincian fungsi PKSN adalah sebagai berikut :
(1) Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas
Negara tetangga.
(2) Sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan Negara
tetangga.
7
(3) Merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah
sekitarnya.
(4) Merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong
perkembangan kawasan disekitarnya.
PKN, PKW, dan PKL dapat berupa :
(a) Kawasan megapolitan
(b) Kawasan metropolitan
(c) Kawasan perkotaan besar
(d) Kawasan perkotaan sedang, dan
(e) Kawasan perkotaan kecil.

2) Sistem Jaringan Transportasi Nasional


Sistem jaringan transportasi nasional adalah sebagai berikut :
a) Sistem jaringan transportasi darat
Meliputi jaringan jalan nasional, jaringan jalur kereta api, jaringan transportasi
sungai, danau, dan penyebrangan.
b) Sistem jaringan transportasi laut
Meliputi tatanan kepelabuhan dan alur pelayaran.
c) Sistem jaringan transportasi udara
Meliputi tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan.

3) Sistem Jaringan Energi Nasional


Sistem jaringan energy Nasional adalah Sebagai berikut :
a) Jaringan pipa minyak dan gas bumi untuk menyalurkan minyak dan gas bumi.
b) Pembangkit tenaga listrik untuk membantu penyediaan tenaga listrik.
c) Manfaat jaringan transmisi tenaga listrik adalah sebgai berikut :
(1) Mendukung ketersediaan tenaga listrik diperkotaan dan pedesaan.
(2) Mendukung pengembangan kawasan pedesaan, pulau-pulau kecil, dan
kawasan terisolasi.
(3) Menyalurkan tenaga listrik berkapasitas besar.

4) Sistem Jaringan Telekomunikasi Nasional


Sistem jaringan telekomunikasi nasional adalah sebagai berikut :
8
a) Jaringan teresterial untuk menyediakan pelayanan telekomunikasi diseluruh
wilayah nasional.
Berikut adalah fungsi sistem teresterial.
(1) Menghubungkan antar pusat perkotaan nasional.
(2) Menghubungkan pusat perkotaan nasional dengan pusat kegiatan Negara
lain.
(3) Mendukung pengembangan kawasan andalan.
(4) Mendukung kegiatan berskala internasional
b) Jaringan satelit untuk melengkapi sistem jaringan telekomunikasi nasional
melalui satelit telekomunikasi dan stasiun bumi.

5) Sistem Jaringan Sumber Daya Air


Sistem jaringan sumber daya air adalah sebagai berikut :
a) Sistem sumber daya air pada setiap wilayah sungai dan cekungan air tanah.
Contohnya Daerah Aliran Sungai (DAS) citarum.
b) Wilayah sungai, seperti : sungai lintas Negara, sungai lintas provinsi, dan
wilayah sungai strategis nasional. Sungai lintas provinsi contohnya Bengawan
Solo.
c) Cekungan air tanah-lintas Negara dan lintas provinsi.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan pedoman
untuk penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, penyusunan rencana
pembangunan jangka menengah nasional, serta keserasian antar sector, penetapan lokasi
dan fungsi ruang untuk investasi penataan ruang kawasan strategis nasional, dan penataan
ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
RTRWN memadukan dan menyerasikan tata guna tanah, tata guna udara, tata guna
air, dan tata guna sumber daya alam lainnya dalam satu kesatuan tata lingkungan yang
harmonis dan dinamis serta ditunjang oleh pengelolaan perkembangan kependudukan
yang serasi dan disusun melalui pendekatan wilayah dengan memperhatikan sifat
lingkungan alam dan lingkungan soisial.
Sesuai dengan Pasal 20 ayat (3) dan (4) Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007, janka
waktu rencana tata ruang wilayah nasional adalah 20 tahun, rencana tata ruang wilayah
nasional tersebut dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 tahun.

10
DAFTAR PUSTAKA

Perencanaan Tata Ruang Wilayah Nasional Pabudu Tika-Amin-Endang Puji Rahayu Jelajah
Dunia Geografi SMA/MA Kelas XII Kelompok Peminatan IPS Bailmu

11

Anda mungkin juga menyukai