Makalah ini telah kami susun degan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuaatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Dan dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat dan dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
D. Manfaat......................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................6
A. Kesimpulan..............................................................................................................................14
B. Saran........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
4
diharapkan berperan aktif sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-
masing.
Untuk memperjelas pemahaman kita tentang lembaga-lembaga yang terlibat
dalam penanggulangan bencana, maka dalam makalah ini kami akan sajikan
informasi terkait lembaga/organisasi yang terlibat dalam mitigasi bencana.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengertian mitigasi bencana?
2. Apa saja jenis lembaga/organisasi mitigasi bencana?
3. Bagaimana fungsi dan tanggung jawab lembaga/organisasi mitigasi
bencana?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian mitigasi bencana
2. Mengetahui apa saja lembaga/organisasi yang terlibat dalam mitigasi
bencana
3. Mengetahui apa saja fungsi dan tanggung jawab lembaga/organisasi
mitigasi bencana
4. Menyelesaikan salah satu tugas KKNI
5. Menambah wawasan dan pengalaman terkait mata kuliah ini
D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui mengenai segala aspek mengenai lembaga/organisasi
yang terlibat dalam penanggulangan bencana
2. Menambah wawasan dan pengetahuan
3. Sebagai pedoman yang dapat mengasah bakat penulis dan pembaca
dalam menyusun makalah berikutnya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penanggulangan Bencana (Mitigasi Bencana)
1. Pengertian
Menurut UU Repbulik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana, dikatakan bahwa Penyelenggaraan penanggulangan
bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana,
tanggap darurat, dan rehabilitasi. Kegiatan pencegahan bencana adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan
dan/atau mengurangi ancaman bencana.
Penanggulangan bencana atau mitigasi Bencana merupakan upaya yang
dilakukan untuk mengurangi risiko dan dampak yang diakibatkan oleh bencana
terhadap masyarakat di kawasan rawan bencana, baik itu bencana alam, bencana
ulah manusia maupun gabungan dari keduanya dalam suatu negara atau
masyarakat.
Ada empat hal penting yang perlu diperhatikan dalam mitigasi bencana,
diantaranya tersedianya informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap
kategori bencana, sosialisasi dalam meningkatkan pemahaman serta kesadaran
masyarakat dalam menghadapi bencana, mengetahui apa yang perlu dilakukan
dan dihindari serta cara penyelamatan diri jika bencana terjadi sewaktu-waktu
dan pengaturan, penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman
bencana.
2. Tujuan Penanggulangan Bencana
Menurut UU Repbulik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Pasal 4 mengenai
tujuan penanggulangan bencana antara lain:
Penanggulangan bencana bertujuan untuk :
a) Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman besar
b) Menyelaraskan peraturan undang-undang yang sudah ada
c) Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana
d) Membangun partisipasi dan kemitraan publik dan swasta
6
e) Medorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan
kedermawanan dan;
f) Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara
3. Prinsip Penanggulangan Bencana
Berdasarkan peraturan UU Repbulik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Pasal 3
bahwa prinsip prinsip dalam penanggulangan bencana adalah sebagai berikut :
a) Cepat dan tepat
b) Prioritas
c) Koordinasi dan keterpaduan
d) Berdaya guna dan berhasil guna
e) Transparansi dan akuntabilitas
f) Kemitraan
g) Pemberdayaa
h) Non diskriminatif, dan
i) Non proletisi
4. Asas Penanggulangan Bencana
Berdasarkan peraturan UU Repbulik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Pasal 3
bahwa asas penanggulangan bencana adalah sebagai berikut :
a) Kemanusiaan
b) Keadilan
c) Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan
d) Keseimbangan, keselarasan, dan keserasian
e) Ketertiban dan kepastian hukum
f) Kebersamaan
g) Kelestarian lingkungan hidup, dan
h) Ilmu pengetahuan dan teknologi
7
Selain itu, Indonesia juga terletak di antara ring of fire. Inilah penyebab
kenapa Indonesia memiliki banyak gunung berapi aktif. Gunung berapi di
Indonesia merupakan gunung api paling aktif dalam jajaran gunung api yang ada
pada ring of fire.
Mengetahui potensi tersebut, pemerintah Indonesia bergerak cepat dengan
membentuk berbagai lembaga yang bertugas dalam hal penanggulangan
bencana. Setidaknya ada empat lembaga yang berperan dalam penanggulangan
bencana, yaitu:
1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
BNPB merupakan lembaga pemerintahan non-kementerian yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden. Tugas utama BNPB
adalah memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan keadaan darurat
bencana, rehabilitasi, dan rekonstruksi secara adil dan setara.
Dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana,
dijelaskan fungsi-fungsinya, yaitu:
Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat secara effektif
dan efisien.
Pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, dan menyeluruh.
Agar kinerja BNPB dalam hal penanggulangan bencana bisa berjalan secara
cepat dan maksimal, maka dibentuklah Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD).
Tugas dan fungsi BPBD sama seperti BNPB, yang membedakan hanyalah
cakupannya. Tugas BNPB mencakup penanggulangan bencana secara nasional,
sementara tugas BPBD mencakup penanggulangan bencana secara daerah.
BPBD membantu BNPB dalam hal penanggulangan bencana di daerah. BPBD
biasanya berlokasi di daerah provinsi dan kabupaten/kota. BPBD berkoordinasi
langsung dengan BNPB atau pejabat setara lainnya.
8
2. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS)
Sama seperti BNPB, BASARNAS juga merupakan lembaga pemerintahan
non-kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
presiden. Tugas utama BASARNAS adalah membantu presiden dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pencarian dan pertolongan.
Dalam hal penanggulangan bencana, BASARNAS biasanya bertugas
mengevakuasi atau memberikan pertolongan terhadap korban bencana alam.
Selain itu, BASARNAS juga bertugas mencari korban yang hilang akibat
terkena bencana alam.
Dilansir dari situs resmi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan,
dijelaskan fungsi-fungsinya, yakni:
Perumusan dan penetapan norma, standar, prosedur, kriteria, serta
persyaratan dan prosedur perizinan dan/atau rekomendasi
penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan.
Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan standarisasi siaga, latihan, dan
pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan.
Perumusan dan penetapan kebutuhan siaga, latihan, dan pelaksanaan
operasi pencarian dan pertolongan.
Koordinasi pelaksanaan penyelenggaraan operasi pencarian dan
pertolongan, pembinaan tenaga dan potensi, sarana dan prasarana dan
sistem komunikasi.
Pengembangan dan pelaksanaan sistem informasi dan komunikasi
pencarian dan pertolongan.
3. Palang Merah Indonesia (PMI)
Tidak hanya bertugas dalam hal penyelenggaraan pelayanan transfusi darah,
PMI juga bertugas dalam hal penanggulangan bencana. Peran PMI dalam hal
penaggulangan bencana terangkum dalam aktivitas pelayanan manajemen
bencana.
Dilansir dari laman resmi Palang Merah Indonesia, aktivitas pelayanan
manajemen bencana yang dilakukan oleh PMI mencakup tiga hal, yaitu:
Kesiapsiagaan bencana, Dalam aspek ini, PMI menjalan program
Pengurangan Risiko Terpadu Berbasis Masyarakat (PERTAMA).
9
PERTAMA merupakan program berbasis masyarakat untuk mendorong
pemberdayaan kapasitas masyarakat agar siaga dalam mencegah serta
mengurangi dampak dan risiko bencana yang terjadi di tempat
tinggalnya.
Tanggap darurat bencana Dalam aspek ini, PMI memberikan bantuan
bagi masyarakat yang terkena dampak bencana. Bantuan tersebut berupa
evakuasi korban, penampungan darurat, pertolongan pertama, medis dan
ambulans, dapur umum, distribusi bantuan, serta air dan sanitasi.
Pemulihan bencana Dalam hal pemulihan bencana, PMI memberikan
bantuan berupa dukungan psikososial, hunian sementara, dan pemulihan
hubungan keluarga.
4. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
PVMBG merupakan merupakan salah satu unit di lingkungan Badan
Geologi di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Tugas utama
PVMBG adalah melaksanakan penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan
pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi. Dilansir dari
situs resmi Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
dibagi menjadi tiga bidang,sebagai berikut:
Bidang mitigasi gunung api Bidang mitigasi gunung api memiliki tugas
pengamatan, penetapan status, peringatan dini, serta rekomendasi teknis
mitigasi bencana gunung api.
Bidang mitigasi gempa bumi dan tsunami Bidang mitigasi gempa bumi
dan tsunami memiliki tugas pelaporan, pemetaan, rekomendasi teknis
mitigasi, pemodelan bahaya, serta penyebaran informasi mengenai
gempa bumi dan tsunami.
Bidang mitigasi gerakan tanah Bidang mitigasi gerakan tanah memeiliki
tugas tugas pelaporan, pemetaan, rekomendasi teknis mitigasi,
pemodelan bahaya, serta penyebaran informasi mengenai gerakan tanah.
10
C. Pihak Lain Yang Terlibat Dalam Penanggulangan Bencana
1. Masyarakat
Berdasarkan peraturan UU Repbulik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Pasal 27
bahwa setiap orang berkewajiban :
a) Menjaga kehidupan sosial masyarakat yang harmonis, memelihara
keseimbangan, keserasian, keselarasan, dan kelestarian fungsi
lingkungan hidup
b) Melakukan kegiatan penanggulangan bencana, dan
c) Memberikan informasi yang benar kepada publik tentang
penanggulangan bencana
2. Lembaga Usaha
Berdasarkan peraturan UU Repbulik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Pasal 29
bahwa lembaga usaha mendapatkan kesempatan dalam penanggulangan bencana
dengan:
a) Lembaga usaha menyesuaikan kegiatannya dengan kebijakan
penyelenggaraan bencana
b) Lembaga usaha berkewajiban menyampaikan laporan kepada
pemerintah dan J atau badan yang diberi tigas melakukan
penanggulangan bencana serta menginformasikannya kepada publik
secara transparan
c) Lembaga usaha berkewajiban mengindahkan prinsip kemanusiaan
dalam melaksanakan fungsi ekonominya dalam penanggulangan
bencana
3. Lembaga Internasional
Berdasarkan peraturan UU Repbulik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Pasal 29
bahwa lembaga internasional mempunyai peran sebagai berikut:
a) Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dapat ikut
serta dalam kegiatan penanggulangan bencana dan mendapat jaminan
perlindungan dari pemerintah terhadap para pekerjanya
b) Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dalam
melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud
ayat (1) dapat melakukan secara mandiri, bersama, dan atau bersama
11
dengan mitra kerja dari Indonesia dengan memperhatikan latar belakang
sosial, budaya, dan agama masyarakat setempat
c) Ketentuan lebih lanjut mengeni pelaksanaan kegiatan penanggulangan
bencana oleh lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah
diatur dengan peraturan pemerintah
12
penanganan bencana. Tujuannya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap
bencana geologi di kawasan tertentu. Koordinasi pemerintah daerah sangat
berperan dalam penyebaran informasi ini mengingat wilayah Indonesia yang
sangat luas.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan makalah ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan, kami berharap
pembahasan makalah ini bisa menjadi tambahan wawasan bagi pembaca dan
para membaca juga dapat memberikan saran dan kritiknya untuk perbaikan di
masa depan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Aldi Ariansyah. (2021). Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Retrieved
negeri
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/02/155257469/lembaga-lembaga-
yang-berperan-dalam-penanggulangan-bencana-alam?page=all
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2007/24TAHUN2007UU.htm
https://www.gramedia.com/literasi/mitagasi-bencana/
Kontributor dari proyek Wikimedia. (2008, January 7). Lembaga Nonkementerian yang
Wikipedia.org website:
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Nasional_Penanggulangan_Bencana
15