Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DASAR-DASAR PEMETAAN
DAN INDRA JAUH

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

KELOMPOK

1. DENISHA SITUNGKIR
2. FERGIE SIPAYUNG
3. MULIA PURBA
4. RODO SINAGA
5. AGNES SILALAHI
6. AYU PURBA
KELAS : X IPS 1

SMA KRISTEN METHODIST


PEMATANGSIANTAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan prahmat kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah sederhana ini.
Makalah ini di susun dengan tujuan utama untuk melengkapi tugas wajib
geografi yaitu pembuatan makalah, selain itu juga untuk melatih para siswa/siswi
dalam menyusun makalah .
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada teman-teman atau
pihak-pihak terkait yang telah memberikan dukungan moral atau material hingga
terselesaikannya pembuatan tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena adanya keterbatasan ilmu dan pengetahuan serta reperensi
yang penulis milik namun demikian penulis berharap semoga isi makalah ini dapat
benar-benar bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya.
Selain itu juga penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari pihak
pembaca demi terwujudnya kesempurnaan isi makalah ini, sehingga makalah betul-
betul dapat menambah pengetauhan kita dalam penulisan makalah.

Pematangsiantar, Agustus 2019


Hormat kami

Kelompok Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Geografi adalah ilmu tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi)
keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi
berasal dari bahasa yunani yaitu gê ("Bumi") dan graphein ("menulis", atau
"menjelaskan").
Geografi yang secara historis telah mulai dikembangkan oleh para tokoh peletak
dasar ilmu sejak masa Yunani dan Romawi Kuno (mulai sekitar abad ke-3 dan ke-2
SM) hanya merupakan sebagian saja dari sekian ilmu yang sama-sama mempelajari
bumi. Sebutan geografi pertama kali di kemukakan oleh Eratosthenes (276-196 SM)
sebagai ahli geografi dengan hasil karya utamanya yang berjudul Geographika. Tetapi
meskipun hanya merupakan sebagian saja dari ilmu-ilmu yang mempelajari bumi,
cakupan kajian geografi demikian luas hingga tidaklah mudah merumuskan batas-
batas bidang kajiannya.
Pada hakikatnya, Geografi sebagai bidang ilmu pengetahuan, selalu melihat
keseluruhan gejala dalam ruang dengan memperhatikan secara mendalam tiap aspek
yang menjadi komponen tiap aspek tadi. Geografi sebagai satu kesatuan studi (unified
geography), melihat satu kesatuan komponen alamiah dengan komponen insaniah
pada ruang tertentu di permukaan bumi, dengan mengkaji faktor alam dan faktor
manusia yang membentuk integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan. Gejala
—interaksi—integrasi keruangan, menjadi hakekat kerangka kerja utama pada
Geografi dan Studi Geografi (Sumaatmadja).
Para ahli geografidapat melakukan inkuiri (pengkajian) dalam bentuk
pembuatanpeta ataumembandingkan persamaan dan perbedaan antara daerah-daerah
di dunia. Geografi pun dapat mengkaji gambaran fisik dari daerah, faktor-faktor
cuaca, kepadatan penduduk, sumber-sumber alam, penggunaan tanah dan lain-lain.
2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan ini yaitu :
1) Kita mampu mendefenisikan dan menerapkan ilmu tentang geografi dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Kita mampu mengetahui arti pentingnya pemetaan pada suatu wilayah.
3) Kita mampu arti pentingnya penginderaan jauh
4) Mendorong para siswa untuk belajar bagaimana berbagai faktor di suatu
daerah, baik fisik maupun budaya saling berinteraksi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PRINSIP-PRINSIP DASAR PETA DAN PEMETAAN


1. Pengertian Peta
Di jaman yang semakin maju ini peta menjadi alat bantu yang sangat dibutuhkan
dalam perencanaan pembangunan diberbagai bidang, seperti bidang pertanahan,
pertanian, perkebunan, industri dan perdagangan, pelayaran, penerbangan,
pendidikan, tata ruang wilayah, politik dan keamanan, dan lain-lain. Terlebih untuk
peta-peta tematik yang sifatnya lebih khusus dan spesifik, sudah menjadi kebutuhan
hampir setiap lembaga, lebih-lebih yang bergerak di bidang perencanaan dan
pembangunan suatu wilayah dalam skala lokal, regional, nasional dan internasional.
Pada hakekatnya peta adalah sebuah alat peraga (Sandy, 1986), karena melalui
peta seseorang akan dapat menyampaikan sesuatu ide kepada orang lain. Ide tersebut
dapat berupa gambaran tentang bentuk-bentuk muka bumi, distribusi penduduk,
penggunaan lahan di suatu tempat, kesuburan tanah, kedalaman air laut, penyebaran
iklim, dan lain-lain yang terutama berkaitan dengan aspek keruangan (spasial).
Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil
dengan menggunakan skala dan digambar di atas bidang datar sebagai kenampakan
jika dilihat dari atas dan ditambah dengan tulisan sebagai identitas.
Untuk mempelajari seluk beluk penggambaran permukaan bumi atau peta
diperlukan pengetahuan khusus yang mempelajari tentang peta yang dinamakan
Kartografi

2. Klasifikasi Peta
- Berdasarkan skala
a. Peta kadaster, berskla 1 : 100 – 1 : 5.000
b. Peta skala besar, berskala 1 : >5.000 - 1 : 250.000
c. Peta skala sedang, berskala 1 : >250.000 - 1 : 500.00
d. Peta skala kecil, beskala 1 : > 500.000 - 1 : 1.000.000
e. Peta geografi, berskla 1 : > 1.000.000
- Berdasarkan Isinya
a. Peta umum : peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam
suatu daerah yang dipetakan. Contoh : peta topografi, peta chorografi, peta
dunia
b. Peta khusus/ tematik : peta yang hanya menggambarkan kenampakan
tertentu saja atau menggambarkan satu aspek saja. Contoh peta kepadatan
penduduk, peta geologi, peta navigasi, peta pariwisata, peta kontur dll
- Berdasarkan bentuk
a. Peta foto : yang dihasilkan dari mosaik foto udara/ortofoto yang dilengkapi
garis kontur, nama, dan legenda.
b. Peta garis : peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam
bentuk titik, garis, dan luasan. Misal: peta rupa bumi (topografi), peta
tematik.

3. Komponen-Komponen Peta
- Judul Peta
Judul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul biasanya dicantumkan di
bagian atas peta dengan huruf besar. Fungsi judul adalah menunjukkan daerah
yang digambarkan oleh peta tersebut.
- Orientasi Peta/ Penunjuk Arah
Merupakan gambar penunjuk arah mata angin, pada umumnya peta berorientasi
Utara, diletakkan di sudut kanan atas atau tempat lain yang kosong
- Skala
Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jarak di peta
dengan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi. Secara umum skala dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Skala angka/numerik
Skala yang berupa angka-angka. Misalnya skala peta 1: 200.000, skala
peta 1 : 1.000.000 dan sebagainya
b. Skala Garis/Grafik
Skala yang ditunjukkan dengan membuat garis linier dengan membuat
perbandingan pada setiap ruasnya.
c. Skala kalimat/verbal
Skala Yang menggunakan kalimat baku sebagai pentunjuk skala. Jenis
skala ini banyak dipakai di Eropa yang biasanya menggunakan satuan inchi
dan mil.
- Legenda/keterangan
Legenda adalah keterangan yang penting yang memberikan keterangan dan
penjelasan tentang simbol-simbol yang terdapat pada peta.
- Garis koordinat astronomi
Garis ini diperlukan untuk mengetahui letak astronomi suatu tempat. Biasanya
terdiri dari garis bujur dan garis lintang yang dituliskan di tepi peta dengan
menujukkan berapa derajat, berapa menit dan berpa detik.
- Lattering/tata tulis
Adalah tata tulis tulisan dan angka. Secara umum penulisan suatu obyek pada
obyek daratan ditulis dengan huruf tegak, sedangkan simbol obyek perairan
ditulis dengan huruf miring.
- Sumber dan Tahun pembuatan
Sumber peta sangat penting, terutama untuk peta thematik. Sedangkan tahun
pembuatan sangat penting mengingat ada tidaknya obyek pada waktu
pembuatan sekarang ataua kemudian ahri akan berubah baik medan yang alami
maupun medan buatan
- Inset
Inset adalah peta kecil yang berfungsi memberikan tekanan atau penjelasan
pada peta utama. Sehingga akan memperjelas dan mempertajam informasi peta
utama.
- Garis tepi
Berfungsi mempermudah dalam membuat peta. Biasanya dibuat rangkap dua
- Tata warna
- Simbol
Simbol adalah tanda atau lambang yang mewakili obyek di permukaan bumi
yang terdapa pada peta.

4. Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta


Fungsi:
§ Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya
dengan tempat lain di permukaan bumi).
§ Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di
atas permukaan bumi).
§ Memperlihatkan bentuk (benua, negara, provinsi, gunung, lembah, dll).
§ Mengumpulkan dan menyeleksi data-data dari suatu daerah dan menyajikan di
atas peta, melalui media simbol.

5. Tujuan pembuatan peta


§ Untuk komunikasi informasi ruang
§ Untuk menyimpan informasi
§ Untuk membantu pekerjaan: konstruksi jalan, navigasi, perencanaan, media
pembelajaran.
§ Untuk membantu dalam suatu desain, misal: desain tata ruang wilayah, jalan,
dll.
§ Untuk analisis data spatial, misal: perhitungan volume, evaluasi lahan, dll.
B. PENGINDERAAN JAUH
1. Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data
dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan
kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek
atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar
angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit
pengamatan bumi,satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar
angkasa yang memantau planet dari orbit. Inderaja berasal dari bahasa Inggrisremote
sensing, bahasa Perancis télédétection, bahasaJerman fernerkundung, bahasaPortugis
sensoria ento remota, bahasa Spanyol percepcion remote dan bahasa Rusia
distangtionaya.
2. Penginderaan Jauh Menurut Para Ahli
- Menurut Lillesand dan Kiefer (1979)(2007)
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang
obyek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh
dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, wilayah, atau
gejala yang dikaji.
- Menurut Colwell (1984)
Penginderaaan jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di
permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek
yang diindera.
3. Citra
Dalam penginderaan jauh di dapat masukkan data atau hasil observasi yang
disebut citra. Citra dapat diartikan sebagai gambatan yang tampak dari suatu obyek
yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau. Sebagai
contoh, memotret bunga di taman. Foto bunga yang berhasil kita buat itu merupakan
citra bunga tersebut. (b) dengan skala yang tetap.
Menurut Hornby (1974) Citra adalah gambaran yang terekam oleh kamera atau
alat sensor lain. Sedangkan menurut Simonett, dkk (1983) Citra adalah gambar
rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang didapat dengan
cara optik, electrooptik, optik-mekanik, atau electromekanik. Di dalam bahasa Inggris
terdapat dua istilah yang berarti citra dalam bahasa Indonesia, yaitu “image” dan
“imagery”, akan tetapi imagery dirasa lebih tepat penggunaannya (Sutanto, 1986).
Agar dapat dimanfaatkan maka citra tersebut harus diinterprestasikan atau
diterjemahkan/ ditafsirkan terlebih dahulu.
4. Wahana
Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan
ketinggian peredaran wahana, tempat pemantauan atau pemotretan dari angkasa ini
dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Pesawat terbang rendah sampai medium (Low to medium altitude aircraft),
dengan ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi.
Citra yang dihasilkan adalah citra foto (foto udara).
b. Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft) dengan ketinggian sekitar 18.000
meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah foto udara dan
Multispectral Scanner Data.
c. Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi.
Citra yang dihasilkan adalah citra satelit.

5. Sistem Penginderaan Jauh


1. Tenaga untuk Penginderaan Jauh Pengumpulan data dalam penginderaan jauh
dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan sensor buatan, untuk itu
diperlukan tenaga penghubung yang membawa data tentang obyek ke sensor.
Data tersebut dikumpulkan dan direkam dengan 3 cara dengan variasi sebagai
berikut:
a. Distribusi daya (force). Contoh: Gravitometer mengumpulkan data yang
berkaitan dengan gaya tarik bumi.
b. Distribusi gelombang bunyi. Contoh: Sonar digunakan untuk mengumpulkan
data gelombang suara dalam air.
c. Distribusi gelombang electromagnetik. Contoh: Camera untuk
mengumpuilkan data yang berkaitan dengan pantulan sinar.
Dalam penginderaan jauh harus ada sumber tenaga yaitu matahari yang
merupakan sumber utama tenaga elektromagnetik alami yang digunakan pada
teknik pengambilan data obyek dalam penginderaan jauh. Penginderaan jauh
dengan memanfaatkan tenaga alamiah disebut penginderaan jauh sistem pasif.
Sedangkan sumber tenaga buatan digunakan dalam penginderaan jauh sistem
aktif.
Tenaga ini mengenai obyek di permukaan bumi yang kemudian dipantulkan ke
sensor. Ia juga dapat berupa tenaga dari obyek yang dipancarkan ke sensor.
Jumlah tenaga matahari yang mencapaui bumi (radiasi) dipengaruhi oleh waktu
(jam, musim), lokasi dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diterima pada
siang hari lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlahnya pada pagi atau
sore hari. Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan
perubahan musim.
2. Atmosfer
Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang, sehingga hanya
sebagian kecil saja tenaga elektromagnetik yang dapat mencapai permukaan
bumi dan dimanfaatkan untuk penginderaan jauh. Bagian spektrum
elektromagnetik yang mampu melalui atmosfer dan dapat mencapai permukaan
bumi disebut “jendela atmosfer”. Jendela atmosfer yang paling dulu dikenal
orang dan paling banyak digunakan dalam penginderaan jauh hingga sekarang
ialah spektrum tampak yang dibatasi oleh gelombang 0,4 µm hingga 0,7 µm.
Panjang gelombang “Special Band” spektrum elektromagnetik dan saluran yang
digunakan dalam penginderaan jauh (Sabins Jr., 1978).
Tenaga elektromagnetik dalam jendela atmosfer tidak dapat mencapai
permukaan bumi secara utuh, karena sebagian dari padanya mengalami
hambatan oleh atmosfer. Hambatan ini terutama disebabkan oleh butir-butir
yang ada di atmosfer seperti debu, uap air dan gas. Proses penghambatannya
terjadi dalam bentuk serapan, pantulan dan hamburan. Perhatikan gambar 3.6.
3. Sensor atau Alat Pengindera
Sensor adalah alat yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam
suatu obyek dalam daerah jangkauan tertentu. Tiap sensor memiliki kepekaan
tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik. Kemampuan sensor untuk
merekam gambar terkecil disebut resolusi spasial. Semakin kecil obyek yang
dapat direkam oleh sensor semakin baik kualitas sensor itu dan semakin baik
resolusi spasial dari citra.

6. Manfaat Penginderaan Jauh


- Bidang Kelautan (seasat, mos)
a. pengamatan sifat fisis air laut.
b. pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.
c. pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.
- Bidang Hidrologi (landsat, spot)
a. pemanfaatan daerah aliran sungai (das) dan konservasi sungai.
b. pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
c. pemanfaatan luas daerah dan intensitas banjir.
- bidang geologi
a. menentukan struktur geologi dan macamnya.
b. pemantauan daerah bencana (gempa, kebakaran) dan debu vulkanik.
c. pemantauan distribusi sumber daya alam.
d. pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
e. pemanfaatan di bidang pertahanan dan militer.
f. pemantauan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan
aplikasisistem informasi geografi (sig).
- bidang oseanografi
a. pengamatan sifat fisis air seperti suhu, warna, kadar garam dan arus laut.
b. pengamatan pasang srut dengan gelombang laut (tinggi, frekuensi, arah).
c. mencari distribusi suhu permukaan.
d. studi perubahan pasir pantai akibat erosi dan sedimentasi

C. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


1. Pengertian System Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System
disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki
informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah
sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan,
mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang
diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga
memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai
bagian dari sistem ini.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah,
pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografidan perencanaan
rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu
tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari
lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi.
2. Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG) Menurut Para Ahli
- Menurut Aronaff (1989), sig adalah sistem informasi yang didasarkan pada
kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa
data serta memberi uraian.
- Menurut Burrough (1986), sig merupakan alat yang bermanfaat untuk
pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan
penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.
- Menurut Murai (1999), sig sebagai sistem informasi yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan
menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan,
sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum
lainnya.
- menurut petrus paryono sig adalah sistem berbasis komputer yang digunakan
untuk menyimpan, manipulasi dan menganalisis informasi geografi.
3. Komponen Sistem Informasi Geografis
Komponen-komponen pendukung sig terdiri dari lima komponen yang bekerja
secara terintegrasi yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),
data, manusia, dan metode yang dapat diuraikan sebagai berikut:
- Perangkat Keras (hardware)
Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian
dari sistem komputer yang mendukung analisis goegrafi dan pemetaan.
perangkat keras sig mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan
resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data
dengan volume data yang besar secara cepat. perangkat keras sig terdiri dari
beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil
proses. berikut ini pembagian berdasarkan proses :
a. input data: mouse, digitizer, scanner
b. olah data: harddisk, processor, ram, vga card
c. output data: plotter, printer, screening.
- Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa,
memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-spasial. perangkat
lunak yang harus terdapat dalam komponen software sig adalah:
a. alat untuk memasukkan dan memanipulasi data sig
b. data base management system (dbms)
c. alat untuk menganalisa data-data
d. alat untuk menampilkan data dan hasil analisa
- data pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung sig yaitu :
- data spasial
data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di permukaan
bumi. umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format
digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk
image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
- data non spasial (atribut)
data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi
informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. data tersebut
berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada.
4. Manfaat SIG Di Berbagai Bidang
1. Manajemen Tata Guna Lahan
Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang
perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. tujuannya
adalah untuk menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik
lahan yang ada. misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi
menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas
umum,dan jalur hijau. sig dapat membantu pembuatan perencanaan masing-
masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk
pembangunanutilitas-utilitas yang diperlukan. lokasi dari utilitas-utilitas yang
akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif
dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan
ketidakselarasan. contohnya, pembangunan tempat sampah. kriteria-kriteria
yang bisa dijadikan parameter antara lain: di luar area pemukiman, berada
dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan
sebagainya.
Dengan kemampuan sig yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di
dalam suatu area, kriteria-kriteriaini nanti digabungkan sehingga memunculkan
irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh
kriteria. di daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih banyak
mengarah ke sektor pertanian.
Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah, ketinggian, dan
keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai,
dan bagaimana proses pengolahan lahannya.
Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat
dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian
masing-masing tempat dan peta kondisi tanah. penentuan lokasi gudang dan
pemasaran hasil pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi
pangan, penyebarankonsumen, dan peta jaringan transportasi. selain untuk
manajemen pemanfaatan lahan, sig juga dapat membantu dalam hal penataan
ruang. tujuannya adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan
dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan efisien.
misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan industri,
dan lainnya.
2. Inventarisasi sumber daya alam
Secara sederhana manfaat sig dalam data kekayaan sumber daya alamialah
sebagai berikut:
a. untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya
minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.
b. untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:
· kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
· kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
· kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
· pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
· rehabilitasi dan konservasi lahan.
3. Untuk pengawasan daerah bencana alam
Kemampuan sig untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya:
a. memantau luas wilayah bencana alam;
b. pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang;
c. menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana;
d. penentuan tingkat bahaya erosi;
e. prediksi ketinggian banjir;
f. prediksi tingkat kekeringan.
4. Bagi perencanaan wilayah dan kotaa
a. Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman,
pertanian, perkebunan, tata guna lahan, pertambangan dan energi, analisis
daerah rawan bencana.
b. Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah,
perencanaan kawasan industri, pasar, kawasan permukiman, penataan
sistem dan status pertahanan.
c. Untuk bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti
manajemen sistem informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan
jaringan listrik.
d. Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis
potensi pariwisata suatu daerah.
e. Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi
publik, kesesuaian rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan
jalan, analisis kawasan rawan kemacetan dan kecelakaaan.
f. Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan
persebaran penduduk suatu wilayah, mengetahui luas dan persebaran lahan
pertanian serta kemungkinan pola drainasenya, pendataan dan
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu
kawasan, pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan
industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara umum, peta merupakan gambaran konvesional permukaan bumi yang
diskalakan. Peta berfingsi untuk menunjukkan letak/lokasi suatu data atau
kenampakan dipermukaan bumi
Penginderaan jauh ( remote sensing ) adalah proses membaca dari jarak jauh
menggunakan berbagai sensor sehingga diperoleh data yang kemudian akan dianalisis
menjadi sebuah informasi.
SIG adalah system computer yang mampu mengumpulkan, menimpan ,
memanipulasi, mengintegrasikan dan menganalisis informasi-informasi yang
berhubungan dengan permukaan bumi.
Pengelompokan Negara maju dan berkembang umumnya didasarkan pada GNP ,
struktur mata pencaharian, produktivitas tenaga kerja, penggunaan energy per orang,
fasilitas transfortasi, serta penggunaan logam yang telah diolah.

B. Saran
1. Dengan adanya pelajaran geografi seharusnya masyarakat dapat mengetahui
lebih banyak lagi tentang alam, tetapi kenyataaannya masih banyak
masyarakat yang belum bias memanfaatkan alam yang kita miliki dengan
sebaik-baiknya.
2. Dengan mempelajari ilmu geografi, diharapkan agar masyarakat tidak lagi
berfikiran kuno tentang penyebab kejadian-kejadian alam.
3. Dengan belajar geografi yang salah satu konsep dasarnya adalah globalisasi
seharusnya kita sebagai generasi muda tidak terseret kedalam dampak negatif
dari globalisasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Uli H, Marah & Asep Mulyadi. 2007. Geografi Untuk SMA Dan MA Kelas XII.
Gelora Aksara Pratama : Jakarta

Lillesland, Thomas. M dan Ralph W. Kiefer. 2007. Penginderaan Jauh dan


Interpretasi Citra. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Sutanto. 1979. Pengetahuan Dasar Interpretasi Citra. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

Http://Edukasi.Kompasiana.Com/2011/12/13/Geografi-XII-Pola-Keruangan-Desa-
Kota/

Http://Adibrifai.Wordpress.Com/Materi-XII/

Wikipedia bahasa indonesia.

Anda mungkin juga menyukai