Anda di halaman 1dari 10

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DIKALANGAN MAHASISWA

Apa sebenarnya karakter itu? Karakter adalah sifat yang di bawa oleh tiap individu, yang setiap orang
memiliki karakter masing-masing. Pengertian karakter lebih mengarah pada moral dan budi pekerti
seseorang, tentunya yang bersifat positf.
Karakter seorang individu terbentuk sejak dia kecil karena pengaruh genetik dan lingkungan sekitar.
Proses pembentukan karakter, baik disadari maupun tidak, akan mempengaruhi cara individu tersebut
memandang diri dan lingkungannya dan akan tercermin dalam perilakunya sehari-hari. Universitas
sebagai lembaga pendidikan tinggi adalah salah satu sumber daya yang penting.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,
diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan
adat istiadat.

Jadi bagi mahasiswa, sangat penting untuk mendapatkan pendidikan karakter, hal ini bertujuan untuk
memperkuat akhlak dan sifat terpuji bagi peserta didik (dalam hal ini mahasiswa). Karena kepandaian
di bidang pendidikan saja belum cukup tanpa bekal moral dan karakter yang kuat. Agar saat mahasiswa
terjun di masyarakat nanti tidak terjadi penyalahgunaan ilmu yang di pelajari selama sekolah.

Seperti kita lihat sekarang ini, dimana orang-orang pandai malah menyalahgunakan kepandaiannya
untuk melakukan tindak pidana seperti korupsi atau menjadi teroris. Kalau saja mereka memiliki
karakter dan budi pekerti yang kuat, tentu hal itu tidak akan terjadi. Jadi untuk alasan kebaikanlah maka
perlu di tekankan pentingnya pendidikan karakter bagi mahasiswa.
Oleh karena itu kita harus merubah karakter kita menjadi karakter sukses. Karakter sukses adalah
bekerja keras untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan, tidak pernah mengeluh apapun resikonya
yang kita hadapi. Karena untuk beberapa tahun kedepan yang dibutuhkan adalah orang-orang yang
memiliki karakter yang baik.

C. Pentingnya pendidikan karakter

Keinginan menjadi bangsa yang demokratis, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN),
menghargai dan taat hukum adalah beberapa karakter bangsa yang diinginkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun, kenyataan yang ada justeru menunjukkan fenomena
yang sebaliknya. Konflik horizontal dan vertikal yang ditandai dengan kekerasan dan kerusuhan
muncul di mana-mana, diiringi mengentalnya semangat kedaerahan dan primordialisme yang bisa
mengancam instegrasi bangsa; praktik korupsi, kolusi dan nepotisme tidak semakin surut malahan
semakin berkembang; demokrasi penuh etika yang didambakan berubah menjadi demokrasi yang
kebablasan dan menjurus pada anarkisme; kesantuan sosial dan politik semakin memudar pada
berbagai tataran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; kecerdasan kehidupan bangsa
yang dimanatkan para pendiri negara semain tidak tampak, semuanya itu menunjukkan lunturnya nilai-
nilai luhur bangsa.

Di kalangan pelajar dan mahasiswa dekadensi moral ini tidak kalah memprihatinkan. Perilaku
menabrak etika, moral dan hukum dari yang ringan sampai yang berat masih kerap diperlihatkan oleh
pelajar dan mahasiswa. Kebiasaan mencontek pada saat ulangan atau ujian masih dilakukan. Keinginan
lulus dengan cara mudah dan tanpa kerja keras pada saat ujian nasional menyebabkan mereka berusaha
mencari jawaban dengan cara tidak beretika. Mereka mencari bocoran jawaban dari berbagai sumber
yang tidak jelas. Apalagi jika keinginan lulus dengan mudah ini bersifat institusional karena direkayasa
atau dikondisikan oleh pimpinan sekolah dan guru secara sistemik. Pada mereka yang tidak lulus, ada
di antaranya yang melakukan tindakan nekat dengan menyakiti diri atau bahkan bunuh diri. Perilaku
tidak beretika juga ditunjukkan oleh mahasiswa. Plagiarisme atau penjiplakan karya ilmiah di kalangan
mahasiswa juga masih bersifat massif. Bahkan ada yang dilakukan oleh mahasiswa program doktor.
Semuanya inI menunjukkan kerapuhan karakter di kalangan pelajar dan mahasiswa.

Hal lain yang menggejala di kalangan pelajar dan mahasiswa berbentuk kenakalan. Beberapa di
antaranya adalah tawuran antarpelajar dan antarmahasiswa. Di beberapa kota besar tawuran pelajar
menjadi tradisi dan membentuk pola yang tetap, sehingga di antara mereka membentuk musuh
bebuyutan. Tawuran juga kerap dilakukan oleh para mahasiswa seperti yang dilakukan oleh
sekelompok mahasiswa pada perguruan tinggi tertentu di Makassar. Bentuk kenakalan lain yang
dilakukan pelajar dan mahasiswa adalah meminum minuman keras, pergaulan bebas, dan
penyalahgunaan narkoba yang bisa mengakibatkan depresi bahkan terkena HIV/AIDS. Fenomena lain
yang mencorong citra pelajar adalah dan lembaga pendidikan adalah maraknya gang pelajarâ dan gang
motor Perilaku mereka bahkan seringkali menjurus pada tindak kekerasan (bullying) yang meresahkan
masyarakat dan bahkan tindakan kriminal seperti pemalakan, penganiayaan, bahkan pembunuhan.
Semua perilaku negatif di kalangan pelajar dan mahasiswa tersebut atas, jelas menunjukkan kerapuhan
karakter yang cukup parah yang salah satunya disebabkan oleh tidak optimalnya pengembangan
karakter di lembaga pendidikan di samping karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung.

Kondisi yang memprihatinkan itu tentu saja menggelisahkan semua komponen bangsa, termasuk
presiden Republik Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memandang perlunya
pembangunan karakter saat ini. Pada peringatan Dharma Shanti Hari Nyepi 2010, Presiden
menyatakan, Pembangunan karakter (character building) amat penting. Kita ingin membangun manusia
Indonesia yang berakhlak, berbudi pekerti, dan mulia. Bangsa kita ingin pula memiliki peradaban yang
unggul dan mulia. Peradaban demikian dapat kita capai apabila masyarakat kita juga merupakan
masyarakat yang baik (good society). Dan, masyarakat idaman seperti ini dapat kita wujudkan
manakala manusia-manusia Indonesia merupakan manusia yang berakhlak baik, manusia yang
bermoral, dan beretika baik, serta manusia yang bertutur dan berperilaku baik pula.

Untuk itu perlu dicari jalan terbaik untuk membangun dan mengembangkan karkater manusia dan
bangsa Indonesia agar memiliki karkater yang baik, unggul dan mulia. Upaya yang tepat untuk itu
adalah melalui pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting dan sentral dalam
pengembangan potensi manusia, termasuk potensi mental. Melalui pendidikan diharapkan terjadi
transformasi yang dapat menumbuhkembangkan karakter positif, serta mengubah watak dari yang tidak
baik menjadi baik. Ki Hajar Dewantara dengan tegas menyatakan bahwa “pendidikan merupakan
daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect),
dan tubuh anak. Jadi jelaslah, pendidikan merupakan wahana utama untuk menumbuhkembangkan
karakter yang baik. Di sinilah pentingnya pendidikan karakter.

https://aridianadityo.wordpress.com/2012/12/15/pentingnya-pendidikan-berkarakter-bagi-mahasiswa/
KARYA ILMIAH
“Mahasiswa Berkarakter Untuk Membentuk Pendidikan Dan Kehidupan Bangsa Yang Lebih Baik”

DISUSUN OLEH :

JAMALUDIN
090105030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2012

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami curahkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahNyalah kami
dapat menyusun dan menyelesiakan karya ilmiah ini hingga selesai.
Penyusunan karya ilmiah ini bukanlah semata-mata usaha darn perjuangan sendiri, tetapi juga berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik material maupun spiritual. Oleh karena itu pada
kesempatan ini , penulis mengucapkan limpah terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Fakhruddin, M.Si selaku dosen pembimbing dan sekaligus sebagai ketua program studi
Pendidika Fisika.
2. Mahasiswa Pendidikan Fisika angkatan 2009 (59 cent physic’s 09) yang selalu memberikan
dorongan dan motifasi kepada saya untuk membuat karya ilmiah ini.
3. Anak-anak Empti crew (Ende Sampe Mati crew)yang selalu menemani dan memotifasi saya
dalam pembuatan karya ilmiah ini.
4. Semua pihak yahng tidak dapat disebutkan satu persatu yeng dengan caranya masing-masing
memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.
Karya ilmiah yang kami beri judul Mahasiswa Berkarakter Untuk Membentuk Pendidikan Dan
Kehidupan Bangsa Yang Lebih Baik ini merupakan suatu makalah yang berisi tentang bagaimana
seharusnya mahasiswa yang meupakan agent of change menyikapi masalah-masalah yang terjadi
sekarang ini. Mahasiswa sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan tongkat estafet pembangunan
bangsa kiranya memiliki suatu sikap yang patut dijadikan teladan bagi masyarakat Indonesia.
Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Karena itu semua
kritikan dan masukan yang membangun tentunya akan kami terima dengan besar hati demi perbaikan
terus menerus dimasa depan agar kami senantiasa bisa memberikan yang terbaik bagi pembaca dan
masyarakat.

Kupang, Mei 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………... i


DAFTAR ISI ………………………………………………………… ii
BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………….. 1
1.1.LATAR BELAKANG ………………………………………………. 1
1.2.RUMUSAN MASALAH ………………………………………………… 2
1.3.TUJUAN PENULISAN ……………………………………………….. 2
1.4.METODE PENULISAN ………………………………………………. 3
BAB II : TELAAH PUSTAKA ……………………………………. 4
2.1. MAHASISWA ……………………………………………………….. 4
2.2. KARAKTER …………………………………………………………… 5
2.3. PENDIDIKAN ………………………………………………………… 5
2.4. MAHASISWA BERKARAKTER ……………………………………... 7
BAB III : ANALISIS DAN SINTESIS ………………………………….. 9
3.1. MASALAH ETIKA …………………………………………… 10
3.2. MASALAH PENDIDIKAN ………………………………………. 11
3.3. MASALAH POLITIK …………………………………………….. 11
3.4. MASALAH KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ……………… 12
BAB IV : PENUTUP ……………………………………………………… 13
4.1. KESIMPULAN ………………………………………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu (Peraturan
Pemerintah RI No.30 tahun 1990). Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 1989). Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah
merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi, dididik dan
di harapkan menjadi calon-calon intelektual.
Mahasiswa pada dasarnya merupakan subjek atau pelaku di dalam pergerakan pembaharuan atau
subjek yang akan menjadi generasi-generasi penerus bangsa dan membangun bangsa dan tanah air ke
arah yang lebih baik. Mahasiswa dianggap sebagai ‘agent of change’, atau agen perubahan yang akan
pelaksana perubahan dan pembaharuan setiap sisi kehidupan untuk menciptakan suatu kondisi yang
baik dalam kehidupan berbangsa sehingga menghasilkan suatu situasi yang didambakan oleh setiap
bangsa, yaitu kesejahteraan setiap rakyat.
Di jaman sekarang ini, mahasiswa hanya disibukkan dengan seluruh kegiatan kuliah (kegiatan intra dan
extra kampus) yang memberi corak yang sangat berwarna dan beragam, dan tanpa disadari pengkayaan
ini akan membawa mahasiswa menjadi sosok dengan jati diri yang beragam. Mahasiswa yang ikut
dalam kegiatan intra atau extra kampus terkadang terjebak pada suatu atmosfer yang mereka anggap
membawa mereka dalam suasana kebebasan yang benar-benar bebas. sebagian mahasiswa tersebut
memanfaatkan bahwa keaktifan mereka dalam organisasi intra dan ekstra kampus boleh besikap bebas
dan sudah merasa sebagai penguasa yang menguasai kampus.
Dalam realita yang kita temui lebih banyak mahasiswa yang tidak sadar dan tidak memiliki karakter
sebagai mahasiswa sehingga bermunculanlah mahasiswa-mahasiswi yang tidak memiliki perilaku yang
baik, seperti mahasiswa yang tidak memiliki sopan santun kepada para dosen, mahasiswa yang lebih
menyukai hidup dengan bebas, mengonsumsi obat-obatan terlarang, pergaulan bebas antara mahasiswa
dengan mahasiswi, berdemonstrasi dengan tidak mengikuti peraturan yang berlaku bahkan hal terkecil
seperti menyontek disaat.
Sudah saatnya dilakukan sebuah penyeimbangan kehidupan mahasiswa antara dunia perkuliahan dan
pengkayaan diri mahasiswa melalui kegiatan intra dan extra kampus untuk memantapkan mahasiswa
dalam menghadapi dunia nyata kelak. pembentukan karakter bukan hanya milik dan tugas mahasiswa
semata dan ia harus mencari sendiri tetapi juga menjadi suatu tantangan bagi civitas academika
Melihat masalah-masalah yang telah dijelaskan diatas, maka penulis merasa perlu untuk menuliskan
makalah ini. Makalah yang berjudul “Mahasiswa Berkarakter Untuk Membentuk Pendidikan Dan
Kehidupan Bangsa Yang Lebih Baik” yang diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dan masukan bagi
pembaca khususnya bagi mahasiswa Indonesia sehingga bisa tercipta generasi mahasiswa yang lebih
baik.

1.2.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang akan dikaji dalam karya
tulis ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah pengertian mahasiswa ?
2. Apakah mahasiswa juga berperan dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa?
3. Adakah masalah yang terjadi sekarang ini yang berhubungan dengan karakter mahasiswa ?
4. Bagaimanakah solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi sekarang ini ?

1.3.TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dijelaskan bahwa tujuan penulisan dari karya ilmiah
ini yaitu :
1. Agar dapat mengetahui pengertian mahasiswa dan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan
mahasiswa..
2. Agar dapat mengetahui peran serta mahasiswa dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa.
3. Agar dapat mengetahui karakter mahasiswa yang dapat menjadi agent of change yang bisa
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4. Agar dapat mengetahui masalah-masalah yang terjadi sekarang ini yang berhubungan dengan
mahasiswa.
5. Agar dapat mengetahui solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi.
6. Agar dapat menjadi bahan reverensi bagi mahasiswa sehingga dapat menumbuhkan etika dan
tingkah laku yang positif dalam kehidupan sehari-hari.
7. Agar dapat menjadi bahan rujukan bagi peneliti selanjunya

1.4.METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu metode literature, observasi dan
quisioner

BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1.MAHASISWA
Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu (Peraturan
Pemerintah RI No.30 tahun 1990). Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 1989).
Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti
pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu
kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi.
Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat
yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.
Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insan-insan calon sarjana
yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi, dididik dan di harapkan menjadi calon-calon
intelektual.
Jadi, berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Mahasiswa adalah sekumpulan
manusia intelektual yang belajar diperguruan tinggi yang akan bermetamorfosa menjadi penerus
tombak estafet pembangunan di setiap Negara, yang dengan itelegensinya diharapkan bisa mendobrak
pilar-pilar kehampaan suatu negara dalam mencari kesempurnaan kehidupan berbangsa dan bernegara,
serta secara moril akan dituntut tanggung jawab akdemisnya dalam menghasilkan “buah karya” yang
berguna bagi kehidupan lingkungan.
Idealnya, mahasiswa haruslah memiliki sifat yang terpuji karena mahasiswa merupakan generasi
penerus yang nantinya akan melanjutkan tongkat estafet pembangunan bangsa. Mahasiswa merupakan
kader-kader pemimpim masa depan yang nantinya akan memimpin bangsa. Dengan demikian untuk
mendapatkan pemimpin yang berkualitas mahasiswa haruslah memiliki karakter yang baik, sehingga
kedepannya dapat memimpin bangsa menjadi lebih baik. Mahasiswa dengan karakter yang baik inilah
yang nantinya diharapkan untuk mengubah keadaan bangsa yang semakin memprihatinkan ini menjadi
bangsa yang sejahtera dimana semua penduduknya dapat hidup dengan lebih baik lagi.
2.2.KARAKTER
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan
bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang
yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya,
orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi
pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah
berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”.

Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes),
perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills).
Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan
nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri,
hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat
dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia,
bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner,
bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif,
pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib. Individu
juga memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan individu juga mampu bertindak
sesuai potensi dan kesadarannya tersebut. Karakteristik adalah realisasi perkembangan positif sebagai
individu (intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku).
Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang
terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional
pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran,
emosi dan motivasinya (perasaannya).
2.3.PENDIDIKAN
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan
‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara
bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian
pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-
tingginya.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Sedangkan pengertian pendidikan menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari
penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental,
yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional
dan kemanusiaan dari manusia.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak
untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya
sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan
memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi
mereka sebelum kelahiran.
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut:
· Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
· Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
· Melestarikan kebudayaan.
· Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:
Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
Menjamin integrasi sosial.
Sekolah mengajarkan corak kepribadian.

2.4.MAHASISWA BERKARAKTER
Mahasiswa berkarakter adalah mahasiswa yang memiliki wawasan kebangsaan biasanya mempunyai
kepekaan sosial yang tinggi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa. Tidak hanya
peka, tetapi setelah mengetahui masalah yang ada biasanya dia akan melakukan upaya untuk bisa
memperbaikinya. Mahasiswa berkarakter memiliki sikap dan perilaku yang baik, yang sesuai dengan
norma yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Adapun beberapa cirri mahasiswa berkarakter yaitu :
1. Memiliki wawasan yang luas.
Seorang mahasiswa dituntut untuk megerti dan menyadari keadaan di sekitarnya. Wawasan yang luas
tidak hanya didapat dari ilmu yang dipelajari di perkuliahan saja, melainkan juga bisa didapat dari
lingkungan sekitar.
2. Mampu membagi waktu
Masa kuliah merupakan masa-masa yang terdapat banyak waktu luang. Tinggal bagaimana mahasiswa
itu sendiri dapat mengatur waktu yang dimilikinya, seperti untuk kuliah, organisasi, hobi, refreshing,
dan pacaran. Mahasiswa yang mampu membagi waktunya dengan baik, kelak akan menjadi seorang
mahasiswa yang ideal
3. Memahami seluk beluk tempat menuntut ilmu.
Kampus, tempat mahasiswa menuntut ilmu menyimpan banyak cerita yang tidak akan terlupakan.
Untuk menjadi mahasiswa ideal, mahasiswa harus mengerti seluk-beluk tempat menuntut ilmunya
tersebut. Mulai dari dosen yang mengajar, ruangan belajar, fasilitas yang tersedia. Dengan mengetahui
secara detail, mahasiswa akan mudah mengakses hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan perkuliahan.
4. Pintar, rajin, aktif.
Tiga hal ini (pintar, rajin, aktif) adalah sifat wajib yang dimiliki oleh seorang mahasiswa ideal. Pintar
dalam artian bahwa seorang mahasiswa pintar mengkondisikan diri dengan sekitarnya. Rajin berarti
mengikuti kegiatan yang dipilihnya dengan rajin, tidak menjalani dengan setengah hati. Aktif yaitu
turut serta dalam kegiatan-kegiatan positif universitas.
5. Pintar berdiskusi.
Sesuai dengan materi yang didapat pada LKMM pra dasar, mahasiswa itu harus memiliki sikap kritis.
Dengan sikap kritis yang dimiliki, mahasiswa mempunyai kemampuan dalam berdiskusi. Kemampuan
berdiskusi ini sangatlah berguna di masyarakat dan dunia kerja nantinya. Kemampuan berdiskusi yang
baik di masa kuliah akan bermanfaat dalam menyampaikan pendapat di forum, sehingga tercapailah
predikat mahasiswa ideal.
Ada beberapa macam karakter yang perlu dimiliki oleh tiap mahasiswa agar dapat menjadi pemimpin
yang kelak dapat memimpin bangsa ini dengan baik. Karakter-karakter itu diantaranya adalah :
1. Beretika
2. Berwawasan luas
3. Bertanggung jawab
4. Pintar, rajin dan aktif
5. Memiliki reasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama.

BAB III
ANALISIS DAN SINTESIS
Mahasiswa bukanlah orang terpandai di negeri ini, akan tetapi mahasiswa merupakan agent of change
yang nantinya akan melanjutkan tongkat estafet pembangunan bangsa. Mahasiswa harusnya memiliki
suatu karakter yang dapat mendukung tercapainya tujuan bangsa, akan tetapi tanggung jawab besar
yang dipikul oleh mahasiwa ini seakan-akan tidak diperhatikan dengan seksama oleh para mahasiswa.
mahasiswa dikampus saat ini hanya bertumpu pada kegiatan perkuliahan semata tanpa memperdulikan
apa yang telah dan akan terjadi pada lingkungan sekitarnya. Mahasiswa hanya dicekcoki dengan
kegiatan perkuliahan seperti absensi, praktikum, ujian, KKN, seminar, skripsi dan wisuda. Hasil
akhirnya, mahasiswa sekarang ini seperti tidak punya karakter sama sekali. Bahkan mahasiswa sudah
tidak memiliki sopan santun kepada para dosen, mahasiswa sekarang lebih menyukai hidup dengan
bebas, mengonsumsi obat-obatan terlarang, pergaulan bebas antara mahasiswa dengan mahasiswi,
berdemonstrasi dengan tidak mengikuti peraturan yang berlaku bahkan hal terkecil seperti menyontek
disaat ujian dianggap hal biasa, padahal menyontek merupakan salah satu hal yang tidak mengindahkan
makna dari etika sebagai mahasiswa.
Mahasiswa dididik oleh institusi perguruan tinggi yang memiliki tujuan pendidikan. Secara tidak
langsung, mahasiswa dituntut untuk ikut serta dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diusung oleh
institusi tersebut. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, tujuan pendidikan nasional adalah
menciptakan lulusan yang memiliki kepribadaian dan karakter yang kuat dengan dilandasi keyakinan
agama yang kokoh. Karakter memiliki cakupan makna yang luas.
Setelah lulus dari institusi pendidikan, mahasiswa yang memiliki wawasan kebangsaan diharapkan
dapat membangun bangsa ini dengan bekal keilmuan yang telah dimilikinya. Ilmu yang didapat bukan
hanya digunakan untuk memperkaya dirinya sendiri dan bukan pula digunakan untuk memajukan
negara lain. Tetapi ilmu ayng didapatnya diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan
bermasyarakat sehingga nantinya dapat meningkatkan kehidupan masyarakat yang semula kurang baik
menjadi kehidupan yang lebih baik.

Mahasiswa Indonesia seharusnya lebih tanggap dalam menghadapai masalah yang terjadi dalam
kehidupan sekarang ini. Adapun beberapa masalah yang dihadapi sekarang ini yang membutuhkan
peran serta dari mahasiswa diantaranya adalah :
3.1.Masalah Etika
Etika merupakan suatu ilmu yang membahas tentang benar dan salah suatu tindakan yang ditinjau dari
kebiasaan dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Peranan etika bagi aktivitas
mahasiswa yaitu menjadi landasan dalam melakukan kegiatan yang tetap mengacu atau melihat nilai-
nilai dan norma-norma, sehingga segala perbuatan dan tingkah laku kita dapat diterima masyarakat.
Mahasiswa sekarang merupakan mahasiswa-mahasiswa yang kritis dan berwawasan luas akan tetapi
banyak diantara mahasiswa tersebut tidak memiliki etika yang baik. Mahasiswa tidak memiliki sopan
dan santun kepada para dosen, mahasiswa lebih menyukai hidup dengan bebas, mengonsumsi obat-
obatan terlarang, pergaulan bebas antara mahasiswa dengan mahasiswi, berdemonstrasi dengan tidak
mengikuti peraturan yang berlaku. Inikah mahasiswa yang diharapkan akan menjadi kader penerus
pembangngunan bangsa ?
Apabila mahasiswa masih belum menyadari betapa pentingnya etika di dalam pembentukan karakter-
karakter seorang penerus bangsa dan negara, akankah bangsa Indonesia untuk di masa yang akan
datang di isi oleh penerus-penerus bangsa yang beretika?
Salah satu solusi konkrit yang dapat dilakukan yaitu memperbaiki etika para generasi muda, bukan
hanya ditingkat universitas tapi juga di jenjang pendidikan sebelumnya. Etika bagi mahasiswa dapat
menjadi alat kontrol di dalam melakukan suatu tindakan. Etika dapat menjadi gambaran bagi
mahasiswa dalam mengambil suatu keputusan atau dalam melakukan sesuatu yang baik atau yang
buruk. Oleh karena itu, makna etika harus lebih dipahami kembali dan diaplikasikan di dalam
lingkungan mahasiswa yang realitanya lebih banyak mahasiswa yang tidak sadar dan tidak mengetahui
makna etika dan peranan etika itu sendiri.
Mahasiswa sebagai penerus bangsa kiranya dapat memiliki etika yang baik sehingga kelak dapat
menjadi pemimpin yang bisa memimpin bangsa ini dengan lebih adil dan lebih baik. Dengan adanya
pemimpin yang beretika diharapkan segala masalah yang terjadi sekarang ini bisa dikurangi bahkan
dihilangkan sehingga akan tercipta masyaraakat yang sejahtera, adil dan makmur.

3.2.Masalah Pendidikan.
Lemahnya kualitas pendidikan bangsa Indonesia saat ini menjadi salah satu penyebeb utama
kemiskinan dan kesengsaraan setiap warga Indonesia. Mengenai masalah pendidikan, tentunya
mahasiswa mengetahui kondisi pendidikan formal di Indonesia karena mahasiswa pernah dan sedang
menjadi objek pendidikan formal di suatu institusi pendidikan. Pendidikan formal di Indonesia dapat
berjalan dengan baik apabila adanya sinergisme antara dua subjek. Pertama, pemerintah sebagai
pemegang kebijakan negara, dan yang kedua, sistem yang terlibat dalam proses pendidikan, misalnya
sekolah dan kurikulum. Dengan demikian, bila saat ini pendidikan belum berjalan dengan baik, bisa
diartikan ada kesalahan dalam kinerja pemerintah dan/atau sistem pendidikan yang sedang berjalan.
Bila kita mengasumsikan hal yang salah dari pendidikan Indonesia adalah sistemnya, mahasiswa
sebagai objek pendidikan diharapkan bisa mengetahui apa saja yang salah dari sistem pendidikan di
Indonesia. Setelah mengetahui bagian mana yang salah, mahasiswa bisa bertukar pikiran dan memutar
otak untuk bisa mencari solusi yang konkret untuk mengatasinya.
Salah satu solusi konkret yang bisa dijalankan oleh mahasiswa adalah membuat sistem pendidikan baru
yang bisa menunjang sistem pendidikan yang sudah ada. Karena mahasiswa belum bisa menentukan
kebijakan mengenai pendidikan seperti halnya pemerintah, sistem pendidikan yang dibuat oleh
mahasiswa bukan untuk menyaingi sistem pendidikan formal yang sudah ada, tetapi untuk mendukung
dan melengkapinya.
3.3.Masalah Politik
Berbicara politik maka kita juga akan mengingat tentang masalah yang paling hangat sekarang ini,
yaitu masalah korupsi. Korupsi merupakan salah satu momok yang sangat menakutkan bagi sebagian
masyarakat. Hal ini disebabkan karena korupsi merupakan masalah utama dari setiap masalah yang
terjadi sekarang ini. Maraknya kasus korupsi yang terjadi sekarang ini menjadi beban khusus bagi
masyarakat. Hal ini disebabkan dana-dana yang disiapkan untuk membangun fasilitas Negara
digelapkan sehingga kehidupan masyarakat menjadi semakin parah.
Para pelaku korupsi merupakan orang berpendidikan yang pernah mengecam bangku universitas.
Banyak orang yang beranggapan dan meyakini para koruptor yang ada sekarang adalah seorang yang
dahulunya terbiasa melakukan tindakan kecurangan ketika mengecam pendidikan. Korupsi merupakan
mengambil hak seseorang tanpa izin dan meraih sesuatu tanpa memikirkan apakah cara yang
digunakannya benar atau salah.
Mahasiswa sekarang ini terkesan acuh tak acuh menanggapi masalah korupsi. Mereka seakan tidak
peduli akan kasus –kasus yang terjadi, hal ini dikarenakan mahasiswa tidak punya keberanian dan
kemampuan untuk menyuarakan aspirasi rakyat yang sedang dimainkan dan diinjak-injak oleh para
wakil rakyat. Para wakil rakyat yang seharusnya menyuarakan aspirasi rakyat merupakan orang yang
melakukan penipuan terhadap rakyat, akankah mahasiswa hanya diam saja melihat kaadaan ini terus
berlangsung ?
Mahasiswa hendaknya dapat lebih jeli dan teliti dalam melihat masalah-masalah yang terjadi.
Mahasiswa harusnya berperan aktif dalam mengontrol dan mengawasi kegiatan ataupun urusan yang
berhubungan dengan masyarakat luas sehingga dapat meminimalisasi kecurangan-kecurangan yang
bisa terjadi.hal ini hanya dapat terjadi jika mahasiswa memiliki wawasan yang luas dan keberanian
yang tinggi sehingga dapat menyuarakan aspirasinya.
3.4.Masalah kesejahteraan rakyat
Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang masih berada dibawah garis kemiskinan. hal ini
disebabkan karena hampir 90% masyarakat Indonesia hanya mengandalkan hasil alam tanpa mengolah
hasil itu menjadi bahan yang lebih bermanfaat dan bernilai jual yang tinggi. Keterbatasan masyarakat
Indonesia ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka akan cara untuk mengolah bahan-
bahan tersebut menjadi bahan yang lebih kompetitif di pasar.
Mahasiswa yang merupakan orang yang telah memperoleh pendidikan diharapkan dapat menjadi ujung
tombak yang dapat membantu meningkatkan kualitas dan kreatifitas para warga. Mahasiswa kiranya
mampu memberikan perbaikan tentang cara dan juga memberikan contoh dan teladan bagi masyarakat
sehingga masyarakat bisa memperoleh penghidupan yang lebih baik dan dapat meningkatkan
kesejahteraan rakyat.

Berdasarkan beberapa masalah yang telah diuraikan diatas, dapatlah kita lihat betapa mahasiswa
sangatlah dibutuhkan dalam mengembangkan dan memajukan pendidikan dan kesejahteraan
masyarakat Indonesia. Sekarang, sebagai seorang mahasiswa marilah sama-sama kita berusaha untuk
menjadi lebih baik sehingga kelak kita benar-benar bisa menjadi agent off change yang dapat
mengubah bangsa kita ini menjadi bangsa yang lebih baik.

BAB IV
PENUTUP
4.1.KESIMPULAN
Mahasiswa sebagai agent of change merupakan salah satu pilar penting dalam membantu
perkembangan dan pembangunan bangsa. Mahasiswa berkarakter adalah mahasiswa yang memiliki
keberanian dan kemampuan untuk dapat menyampaikan aspirasinya dan dapat berguna bagi kehidupan
bermasyarakat.
Masalah-masalah yang terjadi sekarang ini, seperti masalah etika, masalah pendidikan, masalah politik
dan masalah kesejahteraan masyarakat merupakan sedikit masalah yang akan dihadapi mahsiswa dalam
kehidupan nyata. Mahasiswa diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang terjadi tersebut
dengan mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan bermasyarakat sehingga dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4.2.REKOMENDASI
Karya ilmiah ini direkomendasikan untuk semua mahasiswa Indonesia dan juga kepada semua
Pengajar/ Dosen. Kiranya karya ilmiah ini dapat menjadi suatu rujukan dan menjadi masukan untuk
para mahasiswa sehingga dapat tercipta generasi-generasi mahasiswa yang berkarakter yang dapat
memajukan dan mensejahterakan bangsa.

DAFTAR PUSTAKA
Ariesandie Satyono, Menjadi Orang Tua Efektif Dengan Hypnosis. Jakarta. PT Gramedia Pustaka
Utama. 2006.
Anies Baswedan, Indonesia Mengajar Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama. 2004.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2090806-pengertian mahasiswa/#ixzz1vvc7YORf
http://Id.kangmoes.com/artikelmahasiswaberkarakter
http://Id.wikipedia.org/wiki/pendidikan
http://Id.wikipedia.org/wiki/mahasiswa-berkarakter
http://jamalteroriz.blogspot.com/2012/06/makalah-mahasiswa-berkarakter.html

Anda mungkin juga menyukai