Anda di halaman 1dari 17

TUGAS SEJARAH

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
ALAT-ALAT MEDIS DAN TERAPI

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

KELOMPOK 10
1. ATALIA MANURUNG
2. DWI RAKITA SUWANTO
3. MONICA SIBUEA
4. CINDY RAFIQA

KELAS : XII IPA 2

SMA SWASTA SULTAN AGUNG


PEMATANGSIANTAR
T.A. 2018-2019
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas selesainya tugas
makalah ini. Puji syukur juga kami panjatkan karena sesuai dengan jadwal kami
dapatmenyelesaikan penulisan ilmiah tentang ”Perkembangan Teknologi Alat-alat
Medis dan Terapi”.
Kami telah berusaha maksimal sesuai dengan kemampuan kami untuk menyusun
makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Sumber dari makalah ini
adalah literatur-literatur dari berbagai sumber baik media cetak maupun yang berasal
dari kami berselancar di dunia maya. Makalah ini terselesaikan berkat bantuan dari
banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini tak lupa kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan
makalah ini adanya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
baik dari segi isi maupun tata-cara kami menyampaikanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya tulis ilmiah ini.

Pematangsiantar,18 Januari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................i

DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

1.1 Latar Belakang .................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................1

1.3 Tujuan ................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................2

2.1 Pengertian Alat Kesehatan ............................................................2

2.2 Penggolongan Alat Kesehatan .......................................................2

2.3 Perkembangan Teknologi Beberapa Alat-alat Medis .......................4

2.4 Perkembangan Teknologi Beberapa Alat-alat Terapi........................8

BAB III PENUTUP ............................................................................................13

3.1. Kesimpulan ...................................................................................13

3.2. Saran ..............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................14


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alat kesehatan (UU RI no 36 Tahun 2009 tentang kesehatan) adalah instrumen,
aparatus, mesin, implant yang mengandung obat, yang digunakan untuk mencegah,
mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta
memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pengertian Teori AlKes, penggolongan dan penempatanya di rumah
sakit?

1.3 Tujuan
Agar siswa dapat mengerti dan memahami tentang Alat – alat kesehatan yang
digunakan dalam praktek kebidanan dan dapat memahami tentang teori alkes.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alat Kesehatan


Permenkes RI No. 220/Men.Kes/Per/IX/1976 Tgl. 6 seperti 1976: Alkes adalah
barang, instrumen, aparat atau alat termasuk tiap komponen, bagian atau
perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksud untuk digunakan dalam:
1. Pemeliharaan dan perawatan kesehatan, diagnosa, penyembuhan, peringan/
pencegah penyakit, kelainan keadaan badan atau gejalanya pada manusia.
2. Pemulihan, perbaikan atau perubahan fungsi badan atau struktur badan
manusia.
3. Diagnosa kehamilan pada manusia/ pemeliharaan selama hamil dan setelah
melahirkan termasuk pemeliharaan bayi.
4. Usaha mencegah kehamilan pada manusia dan yang tidak termasuk
golongan obat.

2.2 Penggolongan Alat Kesehatan


Alkes dapat dibagi menjadi berbagai golongan dan situasi antara lain menurut:
1. Penggolongan Alat menurut Fungsinya:
- Instrumen/ peralatan X-Ray, ICU, VK, IGD, OK dll.
- Utensils, mis: bengkok, sputum-pot, urinal, pispot dll.
2. Penggolongan Alat menurut sifat pemakaiannya:
- Barang habis pakai (consumable): spuit, plester kain kassa dll.
- Barang yang dapat dipakai terus menerus: termometer, tensimeter, urinal,
pispot dll.
3. Penggolongan alat menurut kegunaanya:
- Peralatan THT
- Peralatan Bedah
- Peralatan gigi dll.
4. Penggolongan alat menurut umur peralatan:
- Alat yang tidak memerlukan pemeliharaan, barang habis pakai, alat
disposible atau alat yang memiliki “unit cost” rendah. Misalnya alat suntik,
termometer, piring, sendok dll.
- Alat yang penting, alat dengan penyusutan kurang-lebih 5 tahun.
5. Penggolongan Alat menurut macam dan bentuknya:
- Alat kecil seperti: spuit, jarum, catherter, film X-Ray dll.
- Alat perlengkapan RS, seperti.: meja op., lampu op, autoclave, unit
perlengkapan gigi, genset dll.
- Peralatan laboratorium, seperti.: alat-alat gelas, reagensia, kit test diagnostik
dll.
6. Penggolongan Alat menurut katalog pabrik alat:
- Pemberian no katalog dengan huruf (alfabeth)
- Pemberian no katalog dengan angka
- Pemberian no katalog dengan kombinasi huruf dan angka
- Pemberian katalog khusus, mis: JMS (Japan Medical Supply), JMC (Japan
Medical Instrument Catalog).
7. Penggolongan Alat menurut Keputusan Kementerian Kesehatan RI No.
116/SK/79:
- Preparat untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan
- Pestisida dan insektisida pembasmi binatang pengganggu manusia dan
binatang piaraan.
- Alat perawatan yang digunakan dalam salon kecantikan
- Wadah dari plastik dan kaca untuk obat dan injeksi, juga karet tutup botol
infus.
- Peralatan obstetri dan gynekologi
- Peralatan Anesthesi
- Peralatan dan perlengkapan kedokteran gigi
- Peralatan dan perlengkapan THT
- Peralatan dan perlengkapan mata
- Peralatan Rumah Sakit
- Peralatan Kimia
- Peralatan Hematologi
- Peralatan Imunologi
- Peralatan Mikrobiologi
- Peralatan Patologi
- Peralatan Toksikologi
- Peralatan Orthopedi
- Peralatan Rehabilitasi
- Peralatan Bedah Umum dan Bedah Plastik
- Peralatan Kardiologi
- Peralatan Neurologi
- Peralatan Gastro Enterologi dan Urologi
- Peralatan Radiologi
8. Penggolongan Alat menurut kepraktisan penyimpanan:
- Alat-alat perawatan
- Alat-alat kedokteran umum (medical instruments)
- Hospital furnitur dan equipments
- Alat-alat laboratorium gelas
- Alat-alat kedokteran gigi
- Alat-alat X-ray dan accessories
- Alat-alat optic
- Alat bedah (surgical instruments)
- Alat bedah tulang
- Alat untuk penyelidikan
- Alat kedokteran hewan (veteriner)
- Alat-alat elektromedis.

3. Perkembangan Teknologi Beberapa Alat-Alat Medis


1. Mesin Ultrasonography (USG)
USG pertama kali dibuat pada 1953. Namun baru terkenal pada era 60-an.

USG berfungsi untuk melihat apa yang ada dalam tubuh manusia. Hingga kini
USG masih tetap dipakai dan mengalami perkembangan, yaitu adanya USG
portabel yang lebih praktis digunakan.
Teknologi telah berkembang sangat cepat dalam beberapa tahun terakhir ini.
Saat ini orang tidak lagi harus menderita karena teknik pengobatan yang lama dan
menyakitkan dalam mendiagnosis secara akurat kondisi atau penyakit. Mesin USG
telah terbukti cukup efektif dan berguna dalam beberapa kasus medis maupun non-
medis, baik kasus kecil atau besar.
Awal penggunaan Aplikasi mesin USG di dunia medis dimulai ketika manusia
mulai mengukur jarak menggunakan gelombang suara bawah air. SONAR
sebenarnya singkatan dari Sound Navigation and Ranging (Navigasi Suara dan
Jangkauan). Sonar Medis juga dianggap sebagai scanner USG. Pada tahun 1826,
Dr Jean-Daniel Colladon dari Swiss berhasil menggunakan sebuah lonceng bawah
air untuk mengetahui kecepatan suara di Danau Jenewa.
Dr Ian Donald menyarankan agar sonar dapat digunakan untuk diagnosis
medis. Praktik ini dimulai setelah USG digunakan secara terbatas setelah Perang
Dunia II. Pada tanggal 21 Juli 1955, beliau mulai bekerja pada eksperimen yang
melibatkan detektor logam cacat ultrasonik industri. USG kemudian dirasakan
sangat berguna dalam mendeteksi dan membedakan fibroid, tumor perut dan kista.
Dr Karl Theodore Dussik dari Austria menyelidiki USG transmisi di otak pada
tahun 1942 dan menerbitkan beberapa karya ultrasonik medis. Dr Ian Donald
bersama rekan lain dari Glasgow telah berjasa melakukan banyak hal dalam
pengembangan aplikasi dan teknologi praktis. Karya-karya mereka telah
menyebabkan penggunaan teknologi yang lebih luas dalam praktik medis ini.
Lebih banyak lagi tersedia sistem yang lebih komersial, seperti gambar
greyscale dan bistable. Doppler USG juga dikembangkan dengan
mengkombinasikan pindai Duplex dan pindai berwarna. Bahkan sekarang aliran
darah melalui pembuluh tubuh dapat dilihat. Pencitraan 3D dan 4D juga sekarang
tersedia, yang dimuali dengan penciptaan microchip pada tahun 1970.

Mesin USG tempo dulu Mesin USG Modern

Ada beberapa jenis USG yang tersedia pada saat ini, yang penggunaan
masing-masing USG tergantung pada kondisi pasien dan organ tubuh yang perlu
diperiksa. Semua relatif aman, nyaman dan terjangkau untuk digunakan.
Semuanya juga memiliki risiko yang sangat rendah dan tidak memerlukan
persiapan apapun oleh pasien. Prosedurnya juga non-invasif dan tidak
menimbulkan rasa sakit, sehingga seseorang dapat segera melanjutkan kegiatan
normal setelah pengujian. Ada kemungkinan diperlukan lebih dari satu kali
pemindaian, tergantung pada kejelasan gambar.

2. Alat pacu jantung


Alat pacu jantung pertama kali ditemukan oleh Paul Zol pada 1952.

Pada 1960 hingga sekarang alat pacu jantung ini mengalami perkembangan dari
yang sebelumnya.
Alat pacu jantung atau yang juga disebut dengan defribrilator adalah alat yang
digunakan untuk mengatasi gangguan irama jantung yang mengancam jiwa. Jadi, alat
ini akan ditempelkan pada dada pasien untuk mengirimkan kejutan berupa listrik ke
jantung. Adanya aliran listrik tersebut akan merangsang otot-otot jantung kembali
bekerja dengan normal.
Awalnya, defibrilator hanya digunakan untuk mencegah kematian mendadak
akibat ventricular tachycardia (VT). Salah satu jenis aritmia yang ditandai dengan
detakan bilik jantung yang sangat cepat, bahkan lebih dari 100 kali per menit.
Akhirnya menimbulkan detak jantung abnormal yang terjadi berturut-turut,
setidaknya 3 kali.
Para ahli sepakat bahwa penggunaan alat pacu jantung yang disertai dengan
tindakan resusitasi, dapat meningkatkan peluang pasien untuk selamat. Meski begitu,
karena tindakan ini baru dilakukan ketika pasien sudah mengalami VT, maka para
ahli menyatakan bahwa hal tersebut adalah tindakan pencegahan sekunder.
Alat pacu jantung defibrilator memiliki dua bagian, yaitu lead dan generator. Lead
adalah bagian yang akan ditempelkan ke dada pasien. Bagian tersebut terdiri dari
kabel pacu serta sensor yang akan merekam irama jantung dan memberikan aliran
listrik ke jantung.
Sementara generator adalah sebuah komputer kecil yang menerima data dari
sensor dan menunjukkan apakah detak jantung normal atau tidak.

Alat pacu jantung tempo dulu Alat pacu jantung Modern


Jadi, fungsi umum dari alat ini adalah memonitor irama jantung, menentukan ritme
jantung yang tidak normal, dan mengembalikan detak jantung seseorang kembali ke
ritme normal dengan mengirimkan sinyal listrik.

3. Endoskopi modern
Sejarah perkembangan Endoskopi Gastrointestinal dibagi menjadi 2 yaitu:
Sejarah Perkembangan Endoskopi diLuar Negeri, dibagi 3 periode:
a. Periode Endoskop kaku yang diperkenalkan oleh Philipp Bozzini (tahun
1795)

untuk melihat rektum dan uterus dengan penyinaran dari lilin. Pada tahun
1868 Kussmaul memperkenalkan pertama dari bahan logam yang pada tahun
1881 disempurnakan oleh Mikulicz. Pada tahun 1868 Bevan memperkenalkan
Esofagokop. Pada tahun 1902 Tuttle memperkenalkan Rektosigmoidoskop
pertama. Pada tahun 1901 Ott memperkenalkan Peritoneoskop pertama kali.
b. Periode Endoskop Semi Fleksibel(1932-1958) Pada tahun 1932 Schindler W,

memperkenalkan Gastroskop semi fleksibel yang pertama kali. Pada tahun


1939 di sempurnakan oleh Henning, selanjutnya tahun 1941 Eder Palmer
membuat Gastrop dengan diameter 9mm dan tahun 1948 Benedick membuat
Gastrop yang dilengkapi alat biopsi.Tahun 1950 Uji membuat gastrokamera
dengan microfilm.
c. Periode Endoskop Lentur (Fleksibel Endoskop) Pada tahun 1958 Hirschowitz
mendemonstrasikan Gastroduodenal Fiberskop buatan ACMI. Pada tahun
1962 Olympus Co dari Jepang membuat gastrokamera dikombinir dalam
fiberscope yang disebut GTF. Pada tahun 1970 di Jepang dilakukan
pemeriksaan Endoskopi di TV(Television-Endoskopi). Pada tahun 1963
dibuat Rectosigmoidoskopi serat optik oleh ACMI sepanjang 50-60cm. Pada
tahun 1968 Olympus Co membuat Colonoskop serat optik 105 cm dan 185cm.
Perkembangan selanjutnya pada tahun 1984 diperkenalkan Video Endoskop
Yang tidak lagi menggunakan serat optik tapi menggunakan microelektronik
yang maju sehingga dapat diperoleh gambar dengan resolusi tinggi.
Perkembangan selanjutnya Endoskop Gastrointestinal tidak hanya digunakan
sebagai sarana terapeutik Misalnya : Pengambilan benda asing, skleroterapi,
menghentikan perdarahan, polipektomi dll.

4. Perkembangan Teknolgo Beberapa Alat-Alat Fisioterapi


1. Short Wave Diathermi (SWD)

Short Wave Diathermi (SWD) model lama Short Wave Diathermi (SWD) modern
SWD adalah Suatu alat terapi yang menggunakan pemanasan yang pada jaringan
dengan merubah energi elektromagnet menjadi energi panas.
Dalam beberapa dekade terakhir atau lebih, banyak profesional medis telah
menemukan bahwa ada beberapa cara untuk membantu pasien mereka dalam
penyembuhan tanpa menggunakan atau dengan membatasi penggunaan obat
penghilang rasa sakit yang digunakan dalam jangka panjang. Hal-hal seperti terapi
pijat, stimulator neuromuskuler, dan terapi ultrasound telah merevolusi cara
komunitas medis dalam membantu penyembuhan pasien. Jenis teknologi lain yang
telah menunjukkan nilai riil dalam bidang klinis adalah diatermi gelombang pendek.
Metode ini berfungsi untuk mengendalikan rasa sakit dan meningkatkan aliran darah
ke daerah-daerah otot yang rusak dengan tindakan panas yang sampai ke dalam
jaringan (deep heat). Dalam hubungannya dengan obat-obatan berbasis non terapi,
diatermi gelombang pendek dapat membantu sejumlah besar pasien dengan berbagai
tingkat cedera serta berbagai jenis cedera. Melihat lebih dekat pada praktek kita
berharap bahwa diatermi gelombang pendek ini bisa dimasukkan sebagai bagian dari
teknologi medis.

2. TENS 21(Transcutaneous Electrical Nerve Stimulator 21)

TENS 21 model lama TENS 21 modern

TENS merupakan sebuah teknik penghilang nyeri (analgesik) yang sederhana


dan non-invasive, yang telah digunakan secara luas di dunia medis oleh ahli
fisioterapi, perawat, atau bidan. (Johnson, 1997; Pope, Mockett and Wright,1995;
Reeve, Menon and Corabian, 1996; Robertson and Spurritt, 1998)
TENS biasanya juga digunakan untuk meringankan berbagai jenis nyeri, seperti
nyeri paska persalinan, nyeri paska operasi, nyeri punggung, nyeri akibat artritis,
nyeri neuropatik, nyeri menstruasi, nyeri kepala, dan migrain. (Hansson, 1999).
TENS merupakan teknik penghilang nyeri yang non-invasive ,tidak
menyebabkan adiksi, dan hampir tanpa efek samping yang bermakna.
Penggunaan alat terapi TENS saat ini pada umumnya tidak praktis, karena
diperlukan keterampilan dan pengetahuan khusus untuk menyesuaikan program yang
ada pada alat terapi TENS dengan keluhan dan jenis terapi yang diinginkan.
Akibatnya alat terapi TENS lebih banyak digunakan di klinik rehabilitasi medik dan
fisioterapi.

3. Lampu Terapi Kesehatan Infraphill/ Infrared " Beurer"

Infraphill model lama Infraphill modern


Lampu terapi kesehatan infraphill/ infrared " beurer" adalah Lampu kesehatan
untuk menghilangkan pegal-pegal setelah seharian anda bekerja, membantu
melancarkan peredaran darah yang tersumbat sekaligus cocok pula untuk terapi
pengobatan bagi penderita stroke, reumatik dan merupakan salah satu alat psiotherapy
di rumah sakit dan tempat-tempat terapi pengobatan.

4. Ultrasound

Mesin ultrasound lama Mesin ultrasound modern


Mesin ultrasound adalah modalitas fisioterapi yang pemanfaatannyadengan
menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi atau rendah.Gelombang suara ini
dasalurkan di sekitar jaringan dan pembuluh darah,gelombang suara tersebut
menembus ke otot sehingga otot menjadi hangatdan otot relaks, oleh karena itu
gelombang ultrasound ini digunakanuntuk perawatan otot yang mengalami
ketegangan dan kekakuan. Efek daripemanasan ini juga berpengaruh pada pelebaran
pembuluh darah danmeningkatkan sirkulasi darah sehingga membantu prose
penyembuhan. Fisioterapis juga dapat mengatur frekuensi dari gelombang
ultrasoundsehingga bisa dimanfaatkan untuk mengurangi peradangan

5. Electrical Stimulasi

Alat Electrical Stimulasi lama Alat Electrical Stimulasi modern

Electrical stimulasi menggunakan arus listrik yang menyebabkan satu atau


kelompok otot tertentu berkontraksi. Dengan meletakkan elektrodapada beberapa
daerah dikulit tertentu fisioterapi dapat mempengaruhiserabut otot untuk
berkontraksi. Kontraksi otot dengan menggunakanelectrical stimulasi ini dapat
meningkatkan kekuatan otot. Fisioterapidapat merubah susunan arus untuk arus yang
kuat atau arus lemah dalammenggontraksikan otot. Selama proses penguatan otot,
terjadilahkontraksi otot yang meningkatkan asupan darah ke daerah yang
diberikanarus sehingga meningkatkan proses penyembuhan.

6. Traksi

Alat traksi model lama Alat traksi model lama


Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani
kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk
menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki
deformitas dan mmpercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi : traksi
skeletal dan traksi kulit, dimana didalamnya terdapat sejumlah penanganan.
Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh,
tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada
arah yang berlawanan yang disebut dengan countertraksi. Tahanan dalam traksi
didasari pada hokum ketiga (Footner, 1992 and Dave, 1995). Traksi dapat dicapai
melalui tangan sebagai traksi manual, penggunaan talim splint, dan berat
sebagaimana pada traksi kulit serta melalui pin, wire, dan tongs yang dimasukkan
kedalam tulang sebagai traksi skeletal (Taylor, 1987 and Osmond, 1999).
Traksi dapat dilakukan melalui kulit atau tulang. Kulit hanya mampu
menanggung beban traksi sekitar 5 kg pada dewasa. Jika dibutuhkan lebih dari ini
maka diperlukan traksi melalui tulang. Traksi tulang sebaiknya dihindari pada anak-
anak karena growth plate dapat dengan mudah rusak akibat pin tulang.
Indikasi traksi kulit diantaranya adalah untuk anak-anak yang memerlukan reduksi
tertutup, traksi sementara sebelum operasi, traksi yang memerlukan beban 5 kg.
Akibat traksi kulit yang kelebihan beban di antaranya adalah nekrosis kulit, obstruksi
vaskuler, oedem distal, serta peroneal nerve palsy pada traksi tungkai.
Traksi tulang dilakukan pada dewasa yang memerlukan beban > 5 kg, terdapat
kerusakan kulit, atau untuk penggunaan jangka waktu lama. Kontratraksi diperlukan
untuk melawan gaya traksi, yaitu misalnya dengan memposisikan tungkai lebih tinggi
pada traksi yang dilakukan di tungkai.
BAB III
PENUTUP

3.3. Simpulan
Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, implant yang mengandung
obat, yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada
manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Alat-alat
terapi fisioterapi adalah alat-alat yang dapat membantu pemulihan fungsi-fungsi fisik
pada pasien yang mengalaminya.

3.4. Saran
Sebaiknya siswa harus lebih memahami dan menjabarkan Pengertian, tujuan
dan fungsi mengenai Alat- alat Teori kesehatan. Dengan pengetahuan yang dimiliki
diharapkan siswa dapat menyalurkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari dan lingkungan praktek.
DAFTAR PUSTAKA

Budinungsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Yulaelawati, Ella. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi, Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Pakar Raya.

http://www.materikesehatan.com/2015/04/contoh-makalah-alat-kesehatan.html

http://www.ums.ac.id/id/ums-kembangkan-alat-terapi-fisioterapi

https://www.liputan6.com/health/read/2494371/alat-kesehatan-era-60-an-yang-
berkembang-hingga-kini

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/alat-pacu-jantung-defiblirator/

http://sorichl.blogspot.com/2014/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

http://malahayati.ac.id/?p=18620

Anda mungkin juga menyukai