Anda di halaman 1dari 14

BUKU

Kau tempatku menabur ilmu...


kau jendela di hidupku...
kau tempatku goreskan jutaan pena...
namun, terkadang orang mengabaikannya...
kau tertumpuk deraian debu...

Buku...
kau tempatku berbagi rasa....
meski engkau hanya diam membisu...
lembaran demi lembaran yang terisi...

Tertancap keindahan ilmu menawan...


terselip kata demi kata...
yang mengisi hari-harimu...

Buku...
kau tempatku goreskan pena...
goresan pena kini tertancap di badanmu...
jutaan kata kini terlukis di badanmu...

Kau tempatku lukiskan keindahan...


kau tempatku berbagi kesakitan....

Buku...
kau yang mengajariku arti kehidupan...
tiada pantas hidup ini kulewati...
tanpa engkau di sisiku...

Kau guru yang hanya bisa diam membisu...


namun, kau memberikan jutaan ilmu yang tersimpan di setiap lembaran...
PESAN DARI GURU

Dengan tertatih-tatih
ku kayuh sepeda tua itu
dengan nafas terengah-engah
ku sandarkan di pagar tua

Anakku, aku datang


tak bawa mobil mewah
tak bawa rupiah

Tapi aku punya cinta


cintaku begitu besar
lebih dari sepeda tua itu
tahukah kau
aku sangat menyayangimu

Ini daerah terpencil


tapi jangan kau berpikiran kerdil

Bangkitlah ...
Berjuanglah ...

Kau harus bisa taklukkan


gedung-gedung pencakar langit itu
hancurkan kebodohanmu
Bangkit dari tidurmu
raih mimpi
gapai prestasi

Aku hanya orang tua


yang tak berarti apa-apa
tapi aku punya cinta
Cinta untukmu begitu besar
lebih dari sepeda tua itu
TAK MAU JADI ORANG BODOH

Seorang anak kecil


Berjalan dengan kaki telanjang
Menapaki jalan berbatu
Terasa sakit menusuk kaki

Aku ini juga manusia


Yang punya nyawa
Sama sepertimu
Yang punya rasa
Sama sepertimu

Tapi kau tak punya hati


Kau punya mata
Tapi tak melihat
Kau punya telinga
Tapi tak mendengar
Kau punya segalanya
Tapi tak merasa

Lihat dirimu
Uang kau hambur-hamburkan
Lari dari gudang ilmu
Tak kau ingat begitu banyak tetesan peluh
Dan air mata yang membasahi tubuh itu
Aku beda dengan kau
Aku tak punya sepertimu
Tapi aku tak mau jadi orang bodoh sepertimu
Aku ingin punya banyak ilmu
Aku adalah aku
Bukan kau
HARAPAN YANG KANDAS

Aku berjalan menyusuri jalan setapak,


pada sebuah pemukiman
tempat sejumlah anak bangsa
berteduh dari rintikan air hujan
mencoba menghindar dari terik panasnya matahari
tempat yang sering mereka sebut 'Rumah'

Saat aku berjalan,


ku lihat anak bangsa
dengan seragam kumuh yang dikena
tanpa alas kaki yang melindungi
membuat kakinya tak jarang terkotori cipratan lumpur di sisi jalan
tapi semangatnya menuntut ilmu,
seperti api yang menyala-nyala
dan takkan pernah padam

Aku kembali berjalan,


sesaat ku dengar rintihan anak bangsa
"Ibu, Bapa, Aku ingin sekolah seperti mereka. Aku juga punya impian,
harapan dan masa depan," rintihnya.
tapi apa daya, kedua orangtuanya hanya mampu diam seribu bahasa

Pemimpinku, Pemerintahku,
apa kalian tak melihat?
kesusahan menyelimuti anak bangsa
apa kalian juga tak mendengar?
rintihan anak bangsa yang haus akan pendidikan
apa mungkin kalian terlalu sibuk?
terlalu sibuk memanjakan harta
dan terlalu sibuk bermain dengan uang-uang kalian
Atau mungkin kalian lupa?
tiap kali janji manis kau ucapkan
di depan ribuan pasang mata yang menyaksikan

Tak ingatkah kalian, wahai para petinggi negara?


anak bangsa bagian dari rakyat
karena rakyat kalian memimpin
karena rakyat kalian jadi pemimpin
walau hanya satu suara dan satu kepercayaan dari tiap rakyat
tak sadarkah kalian, 'satu' pun bermakna
karena takkan ada 'seribu' tanpa 'satu'

Pemimpinku, Pemerintahku,
tak sadarkah?
rakyat telah pertaruhkan segalanya
dari impian, harapan, hingga masa depan
tapi apa balasan dari tiap 'satu' suara dan 'satu' kepercayaan yang rakyat
pertaruhkan?
hanya sebatas tipuan dan angan-angan yang nampak 'mustahil, jadi
kenyataan

Aku hanya berharap


suatu saat, negeri ini
negeri yang kini padam
kan kembali terang benderang
JANGAN MALAS MEMBACA

Sesobek kertas sudah diberikan


seuntai tulisan pula berada di dalamnya
duhai anak yang malang
mengapa engkau diam saja?

Mengapa kertas itu cuma kau simpan?


sungguh tidak sedikit angan-angan terpendam
ilmu maha luas sudah tertuliskan
tapi sayang kau enggan membaca

Dunia demikian luas ilmu pula demikian terbentang


sungguh dunia sudah bicara,
kau mau tahu isiku?
kau mau mengerti apa menyangkut dunia ini?

Malang beribu malang kau enggan membaca


duhai anak yang malang
bangkitlah kini
pengetahuan luas sudah menantimu
lawanlah jiwa kotormu itu
tuk mencapai impianmu

BUKU
Erni Ristyanti
Buku …
kau adalah sumber ilmu
dimana aku belajar dan membaca
dari aku tak tahu sampai tahu
Buku …
kau adalah jendela ilmu
jendela menuju kehidupan yang lebih sukses
menuju kehidupan yang lebih indah

Halaman demi halaman


lembar demi lembar
kubaca dengan serius
hingga aku lupa waktu

Terimakasih buku
engkau temaniku
dari kecil hingga besar
tuk menggapai cita-citaku
GURUKU PAHLAWANKU

Sinar pagi yang cerah..


membuat aku bergegas untuk berangkat sekolah
sungguh senang hari ini
demi mendapat ilmu
aku rela berjalan kaki
untuk meraih suksesku
Gurulah yang memberiku ilmu
Gurulah yang menyemangatiku
Gurulah yang membimbingku

Tanpa ilmu aku takkan sukses


tidak ada guru tidak ada pula ilmu
Terima kasih guru
kaulah guru terhebat bagiku
kaulah pahlawanku
pahlawan tanpa tanda jasa

Jika suatu saat nanti aku sudah menjadi sepertimu


aku akan memberikan ilmu yang kau berikan kepada ku
untuk mereka yang membutuhkanku
Guru jasamu akan selalu kukenang
IBU GURUKU TERSAYANG

Ibu Guru …
kau yang telah mendidikku
kau yang telah menasehati ku
dalam keadaan bingung
Ibu Guru …
engkau adalah pahlawanku
engkau bagaikan penyelamatku
engkau tulus mengajariku

Ibu Guru …
terima kasih atas semua jasamu
aku sayang padamu
seperti kau menyayangiku
PAHLAWAN PENDIDIKAN

Jika dunia kami yang dulu kosong


tak pernah kau isi
mungkin hanya ada warna hampa, gelap
tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
tapi kini dunia kami penuh warna

Dengan goresan garis-garis, juga kata


yang dulu hanya jadi mimpi
kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
itu karena kau yang mengajarkan
tentang mana warna yang indah
tentang garis yang harus dilukis
juga tentang kata yang harus dibaca

Terimakasih guruku dari hatiku


untuk semua pejuang pendidikan
dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah

Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin


hanya ucapan terakhir dari mulutku
di hari pendidikan nasional ini
gempitakanlah selalu jiwamu wahai pejuang pendidikan Indonesia

Gimana Sobat? Puisi yang bertema guru dan pendidikan yang panjang
dan pendek diatas sangat inspiratif dan memotivasi kan ? Motivasi dalam
belajar memang harus selalu kita tumbuhkan karena terkadang kita
dininabobokan dengan hiburan yang dangkal semata dan tidak memiliki
kandungan motivasi hingga menjadikan kita berjalan ditempat. Betul
tidak Sob?

Download Spiritnya, Share Juga Yuk..!!!


Shares
READ MORE ARTICLES:

10 Contoh Puisi Sitor Situmorang

10 Contoh Puisi Godi Suwarna

5 Contoh Puisi Ahmad Syubbanuddin Alwy

10 Contoh Puisi J.E. Tatengkeng

5 Contoh Puisi Buya Hamka

10 Contoh Puisi Wing Karjo

10 Contoh Puisi Ayatrohaedi

10 Contoh Puisi Dorothea Rosa Herliany

20 Contoh Puisi Asrul Sani

5 Contoh Puisi Usmar Ismail

10 Contoh Puisi Beni R. Budiman


10 Contoh Puisi Isbedy Stiawan ZS
NEXT ARTICLE
Next Post
PREVIOUS ARTICLE
Previous Post

Search here...
Search

Google+
Facebook
Twitter
Rss Feed
KATAGORI KARYA SASTRA
CERPEN
(143)
DRAMA
(16)
PANTUN
(10)
PUISI
(89)

9 KARYA SASTRA POPULER


Bus yang Melaju Membawa Rindu | Cerpen Hermawan Aksan
Menanti Kematian | Cerpen Jujur Prananto
Warga Kota Kacang Goreng | Cerpen Adek Alwi
10 Contoh Puisi untuk Ibu Terbaik
10 Famous Poems by John Keats
Cerita Buat Bapak Presiden | Cerpen Agus Noor
Contoh Puisi Inggris Lord Byron
10 Famous Short Poems by William Butler Yeats
Laki-laki Pemanggul Goni | Cerpen Budi Darma

SUBSCRIBE to OUR NEWSLETTER


Delivered by FeedBurner

Enter your Email


Subscribe!
Copyright © 2017 Contoh Sastra. Template by Contoh Karya Sastra.

Anda mungkin juga menyukai