Anda di halaman 1dari 5

BUKU

Kau tempatku menabur ilmu...


Kau jendela di hidupku...
Kau tempatku goreskan jutaan pena...
Namun, terkadang orang mengabaikannya...
Kau tertumpuk deraian debu...
Buku ...
Kau tempatku berbagi rasa....
Meski engkau hanya diam membisu...
Lembaran demi lembaran yang terisi...
Tertancap keindahan ilmu menawan...
Terselip kata demi kata...
Yang mengisi hari-harimu...
Buku...
Kau tempatku goreskan pena...
Goresan pena kini tertancap di badanmu...
Jutaan kata kini terlukis di badanmu...
Kau tempatku lukiskan keindahan...
Kau tempatku berbagi kesakitan....
Buku...
Kau yang mengajariku arti kehidupan...
Tiada pantas hidup ini kulewati...
Tanpa engkau di sisiku...
Kau guru yang hanya bisa diam membisu... Namun, kau memberikan jutaan ilmu
yang tersimpan di setiap lembaran...

APA KABAR PENDIDIKAN NEGERIKU

Sampai kini saya tidak tahu


Apakah titel sarjana nan dibangga-banggakan ayahku dulu
Dapat menyambung lambungku, istriku dan anak-anakku
Tujuh Belas tahun sudah segudang uang di lumbung keringat ayah-ibuku
Kuhabiskan di meja pendidikan
Namun saya tetap tidak mampu memberi anak-anakku sesuap makan
Tujuh belas tahun sudah kuhabiskan waktuku di ruang gerah sekolah dan kuliah
Namun tidak memberiku otak brilian dan keterampilan nan sepadan
Aku hanya terampil menyontek garapan temanku
Aku hanya terampil membajak dan menjiplak karya negeri orang
Aku terampil mencuri ide-ide bukannya mencipta
Apa kabar pendidikan negeriku
Adakah kini kau sudah berbenah
Sehingga anak cucuku akan bisa merasai sekolah nan indah
Dan masa depan nan cerah?

PESAN DARI GURU

Dengan tertatih-tatih
Kau kayuh sepeda tua itu
Dengan nafas terengah-engah
Kau sandarkan di pagar tua
Anakku, aku datang
Tak bawa mobil mewah
Tak bawa rupiah
Tapi aku punya cinta
Cintaku begitu besar
Lebih dari sepeda tua itu
Tahukah kau
Aku sangat menyanyangimu
Ini daerah terpencil
Tapi jangan kau berpikiran kerdil
Bangkitlah ...
Berjuanglah ...
Kau harus bisa taklukkan
Gedung-gedung pencakar langit itu
Hancurkan kebodohanmu
Bangkit dari tidurmu
Raih mimpi
Gapai prestasi
Aku hanya orang tua
Yang tak berarti apa-apa
Tapi aku punya cinta Cinta
untukmu begitu besar
Lebih dari sepeda tua itu

TAK MAU JADI ORANG BODOH

Seorang anak kecil


Berjalan dengan kaki telanjang
Menapaki jalan berbatu
Terasa sakit menusuk kaki
Aku ini juga manusia
Yang punya nyawa
Sama sepertimu
Yang punya rasa
Sama sepertimu
Tapi kau tak punya hati
Kau punya mata
Tapi tak melihat
Kau punya telinga
Tapi tak mendengar
Kau punya segalanya
Tapi tak merasa
Lihat dirimu
Uang kau hambur-hamburkan
Lari dari gudang ilmu
Tak kau ingat begitu banyak tetesan peluh
Dan air mata yang membasahi tubuh itu
Aku beda dengan kau
Aku tak punya sepertimu
Tapi aku tak mau jadi orang bodoh sepertimu
Aku ingin punya banyak ilmu Aku adalah aku
Bukan kau

JANGAN MALAS MEMBACA

Sesobek kertas sudah diberikan


Seuntai tulisan pula berada di dalamnya
Duhai anak yang malang
Mengapa engkau diam saja?
Mengapa kertas itu cuma kau simpan?
Sungguh tidak sedikit angan-angan terpendam
Ilmu maha luas sudah tertuliskan
Tapi sayang kau enggan membaca
Dunia demikian luas ilmu pula demikian terbentang
Sungguh dunia sudah bicara,
Kau mau tahu isiku?
Kau mau mengerti apa menyangkut dunia ini?
Malang beribu malang kau enggan membaca
Duhai anak yang malang
Bangkitlah kini
Pengetahuan luas sudah menantimu
Lawanlah jiwa kotormu itu
Tuk mencapai impianmu

Anda mungkin juga menyukai