Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum wr, wb.

Para hadirin yang saya hormati,

Pada hari ini mari kita ucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini guna memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-72.
Guna memperigati Hari Kemerdekaan kita ini, saya akan menyampaikan pidato singkat yag mudah-mudahan
bermanfaat bagi hadirin sekalian.

Para hadirin yang saya hormati,

Tidak terasa bahwa sudah 72 tahun kita merdeka dari penjajahan asing. Tak terasa pula bahwa negara kita ini
mengalami banyak perkembangan dan lika-liku dalam mempertahankan dan menghayati kemerdekaan ini.
Semestinya, peringatan Hari Kemerdekaan kita ini bisa menjadi momen bagi kita untuk merenungkan jasa dan
perjuangan pahlawan-pahlawan kita, sekaligus merenungkan kembali tentang kondisi negara kita, apakah
sudah merdeka sepenuhnya, atau justru malah terjajah secara tidak sadar? Sayangnya, momen Hari
Kemerdekaan ini hanya dirayakan dengan lomba-lomba dan acara panggung musik yang beberapa diantaranya
tidak berhubungan dengan filosofi perjuangan atau kemerdekaan negara kita. Sah-sah saja jika ingin
mengadakan lomba atau panggung musik untuk merayakan Hari Kemerdekaan. Tetapi, alangkah lebih bijak jika
kedua hal tersebut bisa dijadikan sarana untuk merenungi jasa para pahlawan, sekaligus kemerdekaan negara
yang kita cintai ini.

Maka dari itu, di hari yang berbahagia ini, mari kita kenang kembali jasa para pahlawan kita yang berhasil
menghantarkan kemerdekaan negara ini, sehingga kita bisa terbebas dari belenggu penjajahan dan mampu
berkumpul di tempat mulia ini. Selain itu, mari kita jadikan momen Hari Kemerdekaan ini sebagai ajang untuk
meresolusi atau merencanakan kontribusi kecil apa yang akan kita lakukan agar kemerdekaan kita tetap
terjaga, dan agar negara ini damai sentosa. Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa supaya kemerdekaan
ini bisa kita nikmati hingga anak cucu kita nanti.

Mungkin hanya itu saja yang bisa sampaikan di dalam pidato kali ini. Semoga bermanfaat untuk hadirin
sekalian. Mohon dimaafkan jika ada kata-kata yang menyinggung atau salah ucap dalam pidato yang saya
utarakan tadi. Kesempurnaan hanyalah milik-Nya, dan salah serta dosa tak pernah luput dari kita.

Makan lontong sayur dipinggir kali


Ditemani dengan secangkir kopi
Dirgahayu bumi ibu pertiwi
Bersama-sama kita lewati pandemic

Wassalamualaikum wr, wb.

Assalamu`alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah , wasyukurillah, a`la ni`matillah. Wassalatu wassamu ala rosulillah. Waala alihi
waashabihi wama`walah. Amma ba`du,

Pertama-tama dan yang paling utama, marilah kita panjatkan puji serta syukur ke hadlirat Allah swt,
atas berkat rahmat dan karunianya kita bisa bersama-sama hadir di tempat yang mulia ini dalam
keadaan sehat wal afiat.

Shalawat beserta salam semoga terlimpahcurahkan kepada junjunan kita,Habibana Wanabiyana


Muhammad SAW tak lupa kepada keluarganya kepada tabi`it tabiinnya dan mudah-mudahan kepada
kita selaku umatnya.

Dewan juri yang saya hormati dan tak lupa rekan-rekan sekalian yang saya cintai.

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato berjudul “Semangat Persatuan dan Kesatuan”.

Hadirin yang saya hormati dan rekan-rekan yang saya cintai

Negara kita yang tercinta ini, Republik Indonesia merdeka karena persatuan dan kesatuan. Tanpa
adanya persatuan, tak akan ada yang namanya republik Indonesia.

Maka kita harus berterima kasih kepada para pemuda yang pada tanggal 28 oktober 1928 telah
mengikrarkan satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa. Inilah hakikat persatuan Indonesia.

Persatuan dan kesatuan haruslah dijaga dalam kehidupan bernegara. Karena sebagaiman diketahu,
negara kita ini dibentuk dari beraneka ragam suku, bahasa, adat istiadat, agama dan budaya. Tentu
tak mudah untuk meyatukan perbedaan tersebut.

Namun bukan juga sesatu yang tak mungkin dilaksanakan.

Sejarah membuktikan berkat persatuan dan kesatuan, bangsa ini bisa Merdeka.

Semoga dengan spirit kemerdekaan, kita semua tetap termotivasi menjadi Generasi Penjaga
Persatuan Bangsa. Merdeka!

Anda mungkin juga menyukai