Anda di halaman 1dari 4

Sang Penolong dari Tengah Hutan

Di suatu kerajaan yang makmur hiduplah seorang pemuda bernama Chen


yang tinggal di gubuk kecil di tengah hutan. Di umurnya yang baru menginjak
18 tahun, Chen sudah bisa mencukupi kebutuhannya sendiri karena orang
tuanya telah meninggal dunia sejak ia berumur 15 tahun. Hal tersebut membuat
Chen menjadi seorang pemuda yang mandiri, rajin, dan tangguh. Untuk
mencukupi kebutuhannya, setiap pagi hari Chen selalu berkeliling hutan untuk
memburu hewan dan mengumpulkan kayu bakar. Lalu pada sore hari ia keluar
dari hutan menuju ke pasar untuk menjual kayu bakar yang telah ia kumpulkan.
Tentunya Chen tidak pernah sendiri, karena dia selalu ditemani oleh anjing
kesayangannya yang bernama Toben.

Pada suatu hari, saat Chen akan pulang ke rumahnya, Toben tiba-tiba
berlari menuju semak-semak. Toben mengendus-endus semak tersebut. Chen
yang penasaran pun langsung menaruh gerobaknya lalu menuju ke semak-
semak itu. Ia terkejut karena melihat seorang pria tua terbaring tidak sadarkan
diri dengan tubuh yang dipenuhi oleh luka dan baju pria tersebut robek-robek.
Chen pun mencoba untuk menyadarkan pria itu dengan menggoyang-
goyangkan tubuhnya. Tetapi, usaha yang dilakukan Chen tidak membuahkan
hasil, pria itu tetap tidak sadarkan diri. Lalu Chen mengangkat tubuh pria itu
dan meletakkannya di gerobak. Ia pun mendorong gerobak dan membawa pria
tersebut ke rumahnya. Saat sampai di rumahnya, Chen meletakkan pria tua itu
di ranjangnya dan mengobati luka-luka yang ada di tubuh pria itu serta
mengganti baju pria tersebut yang telah robek-robek dengan bajunya.

Keesokan harinya, pria tua itu terbangun dari pingsan. Chen yang
mengetahui itu langsung mengambilkan air minum dan ramuan herbal. Pria
tersebut mengambil air dan ramuan yang diberi oleh Chen lalu meminumnya
secara perlahan.

Pria tersebut berkata, “Terima kasih anak muda, kau sungguh baik hati.”.

“Iya Pak, tidak masalah. Kalau boleh saya tahu, mengapa Bapak bisa
pingsan dengan keadaan seperti itu?”, tanya Chen yang penasaran.

Pria tersebut pun menjawab, “Saya adalah pedagang dari kerajaan


sebelah, saya akan pergi menuju pasar di kerajaan ini. Saat saya memasuki
hutan ini, tiba-tiba kuda saya tergelincir oleh batu. Saya tidak bisa menjaga
keseimbangan lalu terjatuh menuju jurang. Tetapi, baju saya tersangkut di
batang pohon dan pohon itu tidak kuat. Kemudian saya jatuh dan tidak sadarkan
diri.”

“Ohh,, jadi begitu. Bagaimana jika anda tinggal di rumah saya terlebih
dahulu sampai anda sembuh?”, tawar Chen.

Pria itu pun menjawab, “Tidak usah Nak, saya tidak mau merepotkan
kamu.”.

“Tidak Pak, anda tidak akan pernah merepotkan saya. Saya akan senang
jika anda menerima tawaran saya.”, ujar Chen.

“Baiklah jika itu maumu, terima kasih, suatu saat saya akan membalas
kebaikanmu Nak.”, jawab pria itu.

Chen pun merawat pria itu dengan baik. Setiap hari ia menyuapi,
memandikan, dan mengobati pria itu. Setelah beberapa hari, pria itu sembuh dan
berpamitan kepada Chen untuk pulang ke rumahnya.

“Terima kasih atas semua kebaikanmu Nak, kini aku telah sembuh, aku
harus pulang ke daerah asalku.”, ucap pria tersebut.
Chen menjawab, “Sama-sama Pak, semoga anda selamat sampai ke
tujuan anda.”.

“Iya Nak. Saya tidak akan melupakan kebaikanmu. Saya berjanji suatu
saat nanti saya akan membalas kebaikanmu.”, ucap pria itu.

Chen pun menjawab, “Tidak perlu repot-repot Pak, saya menolong anda
dengan ikhlas tanpa mengharap balasan.”.

“Kamu anak yang baik Nak, kamu pantas mendapat balasan. Semoga
Tuhan selalu memberkatimu.”, ujar pria itu.

Pria tersebut pun melangkahkan kakinya keluar dari rumah Chen dan
menuju ke tempat asalnya.

Beberapa hari kemudian, rumah Chen kedatangan dua orang pengawal


kerajaan. Pengawal kerajaan tersebut meminta Chen untuk pergi ke istana
kerajaan karena sang raja ingin bertemu dengan Chen. Chen kebingungan, ia
terus berpikir mengapa raja ingin menemuinya. Chen akhirnya mau mengikuti
kedua pengawal kerajaan menemui sang raja. Sesampainya di istana, Chen
langsung menghadap sang raja. Dia terkejut ketika mengetahui wajah sang raja
persis dengan pria tua yang beberapa hari lalu ia tolong.

Raja pun memperkenalkan diri, “Selamat sore Nak, masih ingat saya?
Yaa saya adalah pak tua yang beberapa hari lalu kamu tolong. Perkenalkan,
saya Xiumin. Saya mengundangmu kemari untuk membalas kebaikanmu. Kamu
akan saya tempatkan di istana ini, kamu akan mendapat pendidikan yang layak
dan pelatihan menjadi ksatria kerajaan.”

Chen menjawab, “Tidak perlu yang mulia, suatu kehormatan bagi hamba
karena telah menolong yang mulia. Hamba tidak menginginkan balasan
apapun.”.
“Terima saja Nak, kamu berhak untuk mendapatkan itu semua.”, ujar
sang raja.

Dengan berat hati, Chen menerima balasan dari sang raja. Chen pun
pindah ke istana, bersekolah di sekolah khusus kerajaan, dan mendapat
pelatihan untuk menjadi ksatria kerajaan.

Dari cerita inspiratif di atas, tokoh Chen menginspirasi kita untuk


menjadi pribadi yang mandiri dan suka menolong semua orang, baik itu orang
yang kita kenal maupun orang asing. Tetapi, saat kita menolong seseorang
janganlah mengharap balasan karena kita harus menolong dengan hati yang
ikhlas.

Anda mungkin juga menyukai