Anda di halaman 1dari 1

Guruku penerang hidupku

Di suatu desa, hiduplah seorang remaja berusia 17 tahun yang bernama Fajar. Fajar
merupakan seorang yatim piatu. Ia tinggal bersama dengan neneknya yang lumpuh di sebuah gubuk
kecil. Setiap hari, Fajar selalu merawat neneknya dan berjualan keripik singkong demi mendapat
sesuap nasi hingga ia tidak sempat untuk menuntut ilmu. Dulu, Fajar merupakan seorang siswa
teladan karena memiliki otak yang cerdas dan sering menjadi juara di kelasnya. Akan tetapi, karena
neneknya mengalami sebuah kecelakaan hingga menjadikan beliau lumpuh, Fajar pun merelakan
cita-citanya demi merawat sang nenek.

Suatu hari, Fajar tidak sengaja bertemu dengan Pak Chandra. Pak Chandra ialah wali kelas
Fajar saat kelas 10. Pak Chandra bertanya alasan Fajar tiba-tiba keluar dari sekolah. Fajar pun
menjelaskan semuanya ke Pak Chandra. Pak Chandra paham siatuasi yang dialami muridnya itu, Pak
Chandra berkata, “Fajar, Bapak paham situasi kamu sekarang. Kamu memanglah cucu yang berbakti.
Kamu memilih merawat nenekmu merupakan pilihan yang tepat. Tetapi, bagaimana dengan masa
depanmu nanti? Apakah kamu tidak ingin menjadi orang sukses?”. Fajar menjawab, “Saya sangat
ingin kembali bersekolah dan menjadi orang sukses Pak, tetapi siapa yang merawat nenek saya jika
saya bersekolah? Dan saya tidak bisa makan jika tidak bekerja.”. Pak Chandra berkata, “Kamu
tenang saja, pembantu di rumah Bapak akan Bapak mintai tolong untuk mengunjungi nenek mu
ketika kamu sekolah. Dan untuk uang makan, kamu bisa menitipkan keripik buatanmu di kantin
sekolah.”. “Bapak serius??”, tanya Fajar. “Iyaa Fajar, saya serius. Tapi kamu harus semangat ya
belajarnya?!”, jawab Pak Chandra. “Alhamdulillah,,,, terima kasih banyak Pak. Saya tidak tahu harus
bagaimana saya membalas kebaikan bapak. ”

Fajar pun kembali bersekolah. Meskipun ia tertinggal dari teman-temannya, ia tetap belajar
dengan giat dan semangat. Fajar sering bertanya ketika tidak mengerti dan meminta gurunya untuk
menjelaskan kembali. Gurunya pun menjelaskan dengan jelas, sabar danpenuh perhatian. Meski
para guru merasa lelah, tetapi tak jarang para guru mengadakan kelas tambahan untuk Fajar, agar ia
tidak tertinggal dari teman-temannya. Saat pengumuman kelulusan, Fajar meraih juara 1 se-
sekolahnya dan peringkat ke-7 se-provinsi. Karena prestasinya itu, Fajar mendapat beasiswa di salah
satu universitas terkenal di Indonesia. Fajar pun bersyukur dan berterima kasih kepada gurunya.
Karena guru lah yang membuat Fajar mendapat ilmu dan mampu mewujudkan cita-citanya. Tanpa
hadirnya guru, Fajar atau murid lain pasti akan kesulitan dalam menggapai masa depan. Guru ibarat
lilin, beliau rela terbakar demi menerangi masa depan muuridnya. Dan guru mempunyai banyak cara
agar muridnya kelak menjadi orang yang sukses. Walaupun lelah, guru tidak pernah mengeluh dan
memperlihatkan kelelahannya kepada muridnya. Maka dari itu, Fajar berharap semoga para guru
selalu diberi banyak kekuatan dan kesehatan agar dapat mencerdaskan anak bangsa. Dan Fajar
berpesan agar murid-murid di luar sana menghormati dan menyayangi gurunya seperti orang
tuanya sendiri. Karena tanpa guru, kita bukan apa-apa.

Anda mungkin juga menyukai