Anda di halaman 1dari 4

Mimpiku Untuk Indonesia

Judul Cerpen Mimpiku Untuk Indonesia


Cerpen Karangan: Siti Nurfaiza
Kategori: Cerpen Motivasi, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 8 November 2016

Namaku siti nurfaiza, biasanya dipanggil faiz. Aku salah satu murid di smk cendika bangsa dan
menggambil jurusan administrasi perkantoran (apk). Sebenernya sih ini bukan pertama kalinya
aku nulis jadi gak terlalu susahlah buat bikin cerita. Awalnya sih aku gak terlalu suka sama nulis
soalnya ngebosenin, tapi karena ditantang sama temen waktu smp jadi seneng nulis sampai
sekarang. Dan sekarang aku mulai nyoba buat ngirim cerpen buatan aku ke salah satu media tulis
di internet. Mungkin untuk sekarang cuma satu yang diterima dan sudah banyak banget cerpenku
yang gak diterima. Hal itu sebenernya bikin aku pesimis untuk kembali nulis, tapi kalau gak
terus dilatih gimana bisa jadi penulis yang hebat. Heeheehee…

Aku berasal dari keluarga sederhana, dari mana orangtuaku membiayaiku untuk melanjutkan
sekolah ke smk?, sungguh, itu pemikiran klasik. Pikiranku masih pendek sekali waktu itu. Tapi,
niat dan pikiran itu terbantahkan oleh semangat orangtuaku untuk terus melanjutkan sekolah. Di
sela waktu belajar, saat itu masih kelas ix. Ibu pernah berkata
“kalian itu harus melanjutkan seolah, jangan sampai tidak melanjutkan sekolah. Kalian jangan
memikirkan masalah biaya terlebih dahulu, sekarang itu yang terpenting adalah masa depan
kalian, jangan pernah memikirkn masalah biaya karena itu urusan bapak sama ibu.” kata ibuku
kepadaku dan adikku

“kak, kenapa sih kita harus sekolah padahal kan enakan juga main daripada belajar?” tanya
adikku saat ibuku pergi
“sekolah itu penting dan kita ini lebih beruntung daripada anak yang ada di luar sana mereka
tidak bisa sekolah karena orangtua mereka gak bisa biayai mereka untuk sekolah sedangakan kita
masih bisa sekolah” jawabku
“terus kenapa orangtua mereka gak marahin mereka kalau mereka gak sekolah, kenapa gak
kayak ibu yang marahin kita untuk terus bersekolah?”
“bukanya gak marahin dek, tapi orangtua mereka gak punya uang untuk biayai anaknya sokolah”
“merajut impian, menepis rintangan, menggapai cita-cita, ilmu bagaikan api yang harus
dinyalakan bukan bejana yang menunggu untuk diisi” ini kata kata yang selalu memotivasi
diriku untuk terus bersekolah. Setiap hari kita pasti mempunyai impian, cita-cita dan harapan.
Harapan yang tersembunyi dari relung hati dan jiwa kita akan menimbulkan dorongan untuk
melakukan sesuatu perubahan apa yang kita pikirkan, apa yang kita inginkan dan apa yang akan
kita putuskan hari ini lakukanlah sekarang juga. Jangan menunggu esok hari karena apa yang ada
dipikiran kita besok akan berbeda. Karena sebuah pemikiran, kemauan dan keputusan akan
menentukan hasil maksimal hari ini juga. Siapapun anda bisa sukses sekarang juga! Karena kalau
tidak sekarang, kapan lagi?. Heheheee belajar bijak buat motifasi diri sendiri karena kalau bukan
kita sendiri siapa lagi.

Semua orang pasti punya mimpi dan cita cita kelak kalau besok akan jadi apa?. Aku sendiri
belum bisa menentukan kelak akan jadi apa karena yang ada di fikiranku sekarang adalah
sekolah menuntut ilmu, mencari pelajaran dan terus memotivasi diriku sendiri “aku yakin kalau
aku pasti akan sukses dan membuat orangtuaku bangga” itu sih yang selalu aku lakukan.

“kak, bantuin aku buat ngerjain pr?” kata adikku saat masuk kamarku
“pr apa?” tanyaku
“cita cita”
“kok tanya kakak kan itu cita cita kamu bukan kakak”
“aku gak tau apa cita citaku?. Emang cita cita kakak apa?”
“emmmm… kakak pengen banggain ibu sama bapak dan kalau kakak udah jadi orang sukses
nanti kakak akan bantuin anak yang kurang mampu untuk melanjutkan sekolah. karena menurut
kakak pendidikan itu penting banget. Alam indonesia ini kaya banget kalau gak ada yang bisa
manfaatin kita bakal terus diperbudak sama bangsa lain. Kalau kita terus diperbudak kapan
negara kita bisa maju” jawabku
“emang cita cita itu apa sih kak?” tanya adikku polos karena masih kecil
“cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya, bagi sebagian orang
cita-cita itu adalah tujuan hidup dan bagi sebagian yang lain cita-cita itu hanyalah mimpi
belaka.” jawabku “tapi kita gak boleh menganggap kalau cita cita itu hanya sebuah mimpi karena
cita-cita adalah sebuah impian yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju
dengan langakah yang jelas dan mantap dalam kehidupan ini sehingga ia menjadi sebuah
akselerator pengembangan diri namun bagi yang menganggap cita-cita sebagai mimpi maka ia
adalah sebuah impian belaka tanpa api yang dapat membakar motivasi untuk melangkah maju.”
lanjutku
“oooo… kalau gitu aku pengen jadi guru biar anak anak gak mampu bisa sekolah geratis” kata
adikku semangat
“pinter… tapi kamu harus belajar yang semangat biar cita cita kamu tercapai. Oke!!!” kataku
sambil mengacak ngacak rambut adikku
“oke… siap kak!!!” jawab adikku dengan semangat

Semua orang yang hidup pastinya punya keinginan, impian dan juga harapan, dan salah satunya
adalah bahagia di masa depan. Melalui impian dan harapan inilah kemudian mereka membangun
tujuan hidup mereka, dari mulai bekerja keras, menuntut ilmu melalui pendidikan yang tinggi,
mencari pekerjaan dengan penghasilan cukup serta melakoni berbagai jenis usaha dan kegiatan
yang dianggap memiliki impian adalah keharusan, sebab impian merupakan jalan penentu
kemana kita akan melangkah. Ibarat berjalan atau mengendarai kendaraan, maka terlebih dulu
kita harus tahu kemana arah tujuan kita. Begitu pula dengan hidup, kita harus memiliki tujuan
yang jelas agar semua upaya dan jerih payah kerja keras kita selama ini tidak sia-sia. Selain
harus memiliki impian, kita harus berani mewujudkan impian tersebut melalui tindakan, kerja
keras, berusaha dan gigih serta sabar dalam menghadapi apapun yang menjadi cobaan impian
kita. Namun, jika kita hanya bermimpi saja, maka tetap saja impian kita hanya akan sebatas
mimpi dan tidak akan benar-benar terjadi. Selain itu, dengan memiliki impian, harapan, tujuan
yang jelas, maka hal tersebut bisa menjadi pacuan kita dalam menjalani hidup memiliki impian
adalah keharusan, sebab impian merupakan jalan penentu kemana kita akan melangkah. Ibarat
berjalan atau mengendarai kendaraan, maka terlebih dulu kita harus tahu kemana arah tujuan
kita. Begitu pula dengan hidup, kita harus memiliki tujuan yang jelas agar semua upaya dan jerih
payah kerja keras kita selama ini tidak sia-sia.
Pembuktian Senja
Judul Cerpen Pembuktian Senja
Cerpen Karangan: Yulia Rohmawati
Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Motivasi
Lolos moderasi pada: 18 October 2016

Senja adalah seorang gadis yang bertubuh mungil, berkulit hitam, dan selalu berpenampilan
kumel. Pantas saja, ia adalah anak seorang pemulung yang tak punya apa-apa, rumahnya pun
berada di kolong jembatan. Namun ia masih beruntung karana bisa bersekolah di SMP favorit di
kotanya berkat beasiswa. Maklum saja, meskipun ia anak orang tidak mampu, tapi ia sangat rajin
dan cerdas

Seperti biasa, setiap ia masuk ke kelas, teman-temannya selalu menatapnya tajam seakan-akan
tak suka dengan kehadiran senja. Hampir setiap hari senja dibully namun ia tetap sabar. Tak ada
seorangpun yang mau berteman dengannya. Ia merasa sedih dan kesepian namun, ia sadar bahwa
tuhan akan selalu bersamanya.

Suatu hari di sekolah ada pengumuman tentang diadakannya lomba mengarang antar sekolah
seindonesia. Ia berminat untuk mengikutinya namun ia masih harus mencari informasi apakah
pendaftarannya membutuhkan biaya atau tidak.

Jam pelajaran dimulai. Guru pengajar kelasnya tak hadir hari ini, ia memutuskan untuk membaca
buku tebal pinjamannya dari perpustakaan. Tiba-tiba, plakkk, ada seseorang yang menggebrak
mejanya dan bertanya “nja, kamu mau ikut lomba mengarang itu?”
“iya.” jawab senja
“nja nja. Jangan mimpi deh lo. Mana mungkin anak pemulung kaya lo bisa menang ikut lomba
gituan. Di rumah lo gak ada kaca ya. Lo tau kan lomba ini buat murid-murid yang pastinya
pinter-pinter, penampilannya rapi. Nah lo? Lo kan Cuma anak pemulung yang tiap hari hidup
sama sampah. Wlek. Hii” kata jane salah seorang teman sekelasnya yang sangat jijik kepada
senja.
Senja hanya memandangnya sebentar dan kembali melanjutkan bacaanya. Ia tak menghiraukan
perkataan jane tadi. Ia tetap percaya bahwa ia tak serendah yang teman temannya pikirkan.

Kata kata jane tadi masih terngiang di telinga senja. Ia menceritakan itu semua pada ibunya. Ia
menceritakan pada ibunya tentang apa yang dikatakan jane kepadanya tadi. Ibunya yang lembut
memberikan motivasi padanya dan menguatkannya. “ibu yakin kamu pasti bisa nak. Jangan
khawatir, ibu selalu mendukung kamu. Kamu harus bisa membuktikan pada mereka bahwa kamu
nggak seperti apa yang mereka bilang. Kamu nggak serendah apa yang mereka bilang. Kamu
anak yang baik nak. Ibu yain kamu bisa.” Kata ibu senja. Setelah mendapat motivasi dari ibunya,
senja mulai bangkit dan yakin bahwa ia bisa.

Keesokan harinya senja dipanggil untuk mengahadap kepala seolah untuk dimintai data-data
persyaratan mengikuti lomba itu. “senja besok kamu datang pagi-pagi ya. Nggak boleh
terlambat. Bapak doakan kamu juara”. Kata pak karni yang juga merupakan guru yang paling
baik terhadap senja.

Senja kembali ke kelasnya. Seperti biasa tatapan sinis teman-temannya menyerbu kembali.
Namun, senja tak menghiraukan itu semua. Ia sudah terbiasa dengan itu semua. Yang ia pikirkan
sekarang adalah bagaimana agar ia bisa memenangkan lomba mengarang itu.

Hari yang ditunggu telah tiba. Kini ia sudah mengemas semua perlengkapan yang dibutuhkan
dalam lomba mengarang. Setelah semua siap, ayah dan ibunya mengantarkannya ke sekolah.
Saat sampai di gerbang sekolah ibunya berpesan “nak kamu pasti bisa. Tunjukkan pada teman-
temanmu nak.”
“iya bu pak. Doakan senja ya.” kata senja
“senja ayo berangkat.” Kata salah satu guru pembina.
Akhirnya mobil pengangkut rombongan peserta lomba mengarang dari sekolahnya berangkat
sedikit demi sedikit terlihat semakin jauh dari gerbang sekolahnya.

2 jam berlalu. Kini senja dan peserta lain telah menyelesaikan lomba mengarangnya. Saat ini
semua peserta merasa tegang karena pembacaan pemenang lomba ini akan segera dilaksanakan.
Dag dig dug hati senja. Sekilas ia merasa tak mungkin menjadi juara namun setelah mengingat
pesan ibunya ia membalikkan perasaan pesimisnya menjadi optimis. Dan akhirnya “Juara 1
lomba mengarang tingkat SMP seIndonesia diraih oleh … SITI SENJANI.” Pembawa acara
menyebut nama senja. Senja kaget dan tak percaya. Ia masih bingung apakah benar yang disebut
tadi namanya? Dan ternyata benar. Senja menjadi pemenang dalam lomba mengarang itu. Ia
membwa pulang piala, piagam, serta uang yang tak sedikit jumlahnya. Ia sangat senang.

“pak bu senja pulag. Lihat apa yang senja bawa.” Teriak senja saat tiba di rumah gubuknya.
“waah.. anak ibu juara. Ibu bangga sama kamu.” Kata ibunya sambil memeluk senja
“bapak bangga sama kamu nak.” Kata bapaknya

Keesokan harinya senja berangkat sekolah dengan wajah riang. Teman-teman sekelasnya yang
biasanya menatap sinis pun kini berubah. Mereka memberi senyum manis kepada sang juara itu.
“senja selamat ya. Maaf dulu aku pernah ngejek kamu. Sekarang kita turut bangga.” Kata jane
yang dulu pernah mengejek senja.
“iya jane. Nggak papa kok” kata senja

Kini senja menjadi siswa yang popular di sekolahnya. Teman-teman yang semula mengejeknya
kini berubah menjadi sangat senang padanya.

Anda mungkin juga menyukai