Anda di halaman 1dari 2

Aku dan Impianku

Halo perkenalkan nama aku Nitan. Ketika kecil, sekitar umur 6 tahun, momen yang paling aku
suka adalah mengkhayal. Membayangkan hal yang indah, hal yang aku sukai atau hal yang
dianggap aneh bahkan hal yang tidak mungkin terjadi oleh banyak orang. Hingga pada suatu
malam, aku memandang langit yang bertaburan bintang sambil berkata dalam hati "aku ingin
bercahaya seperti bintang itu". Tidak tahu mengapa, yang selalu ada dalam benak ku bahwa
bintang kecil yang bercahaya itu sangat indah dilihat dan aku berharap bisa seperti mereka.
Namun, tidak sedikit teman-temanku menganggap aku aneh. Beranggapan bahwa anak
kampung mustahil untuk bermimpi apalagi bermimpi menjadi seorang bintang. Tapi semangat
ku tidak pernah padam, aku terus berusaha dan mencoba agar bisa menjadi seperti bintang yang
bercahaya.
Aku menceritakan mimpiku kepada ayahku, beliau hanya tersenyum sambil mengelus
rambutku. Ayahku adalah orang yang selalu mau mendengar ceritaku dan menyemangati ku
ketika aku berusaha untuk menggapai mimpiku. Seperti di suatu acara keluarga ada sesi setiap
anak diajak untuk bernyanyi sendiri. Saat itu aku ingin tampil tapi masih ada rasa malu yang
menyelimuti diriku. Ayahku langsung mendekatiku dan menyemangati ku bahwa aku bisa.
Sekilas aku langsung mengambil keputusan aku akan maju untuk bernyanyi. Tidak sampai
disitu saja, meskipun saat kecil suaraku masih belum bagus, ayahku lah satu-satunya orang
yang memujiku dan menyakinkan ku suatu saat nanti aku pasti memiliki suara yang merdu.
Karena beliau lah aku berani bermimpi dan semangat untuk menggapai nya Meskipun banyak
orang yang meremehkanku.

Hari demi hari berlalu, aku masih terus berjuang belajar dan terus belajar agar bisa menjadi
seperti bintang yang bercahaya. Namun, keadaan mengalihkan fokus mimpi karena ayahku
terserang penyakit ganas. Saat itu, aku termenung dan khawatir apakah aku masih bisa
melanjutkan perjuangan mimpiku ditengah keadaan ayah yang sedang sakit. aku merasa Hati
kecilku berkata bahwa aku harus tetap semangat, jangan mudah dikendalikan oleh keadaan.
Dalam keadaan sakit, ayahku juga selalu menyemangtiku dan mendoakanku. Dengan keadaan
ayah yang sakit kanker mendorong aku bermimpi kelak menjadi seorang dokter spesialis yang
bisa membantu pengobatan ayahku. Aku terus belajar dan belajar meski aku belum bisa
menandingi teman sekelas ku, setidaknya aku sudah berusaha semaksimal yang aku mampu.

Perjalanan hidup terus berlanjut, hingga sampai pada suatu hari dimana ayahku kritis dan kami
disuruh untuk datang ke rumah sakit karena ayahku ingin bertemu dengan kami, anak-anaknya.
Dalam perjalanan, pamanku menerima telepon bahwa ayahku sudah tiada. Berita yang sangat
menusuk hati dan seketika juga aku ingin mati rasanya. Aku sudah kehilangan ayah, yang satu-
satunya jadi penyemangat dan pendengar yang baik bagiku. Aku berkata pada diri sendiri
bahwa aku gagal. Aku gagal karena belum menjadi seorang dokter yang dapat membantu
proses pengobatan ayahku. Saat itu, aku mengurungkan mimpi ku dan takut untuk bermimpi
lagi. Mimpi indah yang selama ini aku perjuangkan berakhir dengan mimpi buruk, berakhir
dengan air mata.
Beberapa hari setelah penguburan, aku ingat nasihat ayah bahwa aku harus tetap berjuang
menggapai mimpi ku meski bukan dengan mimpi yang sama yaitu untuk menjadi seorang
dokter. Beliau pernah berkata bahwa "meski ayah sudah dipanggil Tuhan, ingatlah bahwa
masih ada Bapa yang selalu setia bersama mu." Perkataan itulah yang sampai saat ini
menemaniku untuk berani bermimpi dan terus memperjuangkan mimpi ku. Saat ini aku
berkuliah di salah satu universitas negeri dan aku bersyukur beberapa mimpi kecilku sudah
tercapai. Sebagai contoh, aku juara membaca puisi tingkat SD, saat SMP aku juara kelas dan
ketika SMA aku masuk 30 besar olimpiade fisika di kota tempat ku menempuh pendidikan.
Tidak sampai disitu, aku masih harus terus berjuang untuk menggapai mimpi besarku menjadi
seorang Yang sukses, menjadi kebanggaan keluarga khususnya ayahku dan bisa mengajak ibu,
abang dan kedua adik ku jalan-jalan ke luar negeri.

Dari peristiwa yang aku alami aku banyak belajar dan berproses. Meraih mimpi tidak mudah,
butuh perjuangan dan mental yang kuat untuk meraihnya. Meskipun sulit, aku yakin aku bisa
meraih impianku itu dengan usaha, kerja keras dan doa. Karena aku yakin dengan pikiran yang
menang maka hal itu akan membawa kita juga kepada kemenangan dan kepada mimpi yang
diharapkan. TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai