Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

KOMPONEN – KOMPONEN PETA RBI

DISUSUN OLEH :
1. MUH. ULIL HIDAYAT ( F23120012 )
2. NURSUCI ISLAMY MANGITO ( F23120016 )
3. ANNISAH NURALAM ( F23120031 )

UNIVERSITAS TADULAKAO
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Interpretasi ruang merupakan suatu proses penerjemahan data-data yang bersifat
keruangan. Penerjemahan ini memiliki arti memahami dan menganalisis keadaan suatu
ruang atau wilayah. Salah satu data/informasi yang bersifat keruangan adalah peta.
Kemampuan meninterpretasikan suatu ruang, terutama peta, sangat diperlukan dalam
berbagai proses perencanaan wilayah dan kota. Kemampuan melakukkan interpretasi ruang
harus diasah secara rutin agar rencana yang dihasilkan dapat direalisasikan secara cepat dan
tepat sasaran.
Dalam membuat suatu rencana wilayah di Indonesia, seorang perencana harus memiliki
kemampuan membaca peta meliputi membayangkan, menganalisis, dan mempunyai
pengetahuan umum yang luas. Selain itu, perencana juga memerlukan referensi peta
sebagai acuan untuk mengembangkan suatu wilayah. Referensi peta yang digunakan harus
bersumber dari instansi resmi agar tidak terjadi kekeliruan dalam perencanaan. Salah satu
jenis peta yang dapat digunakan adalah peta rupabumi digital Indonesia.
Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan terhadap bidang
datar. Peta yang baik memberikan informasi yang akurat mengenai permukaan bumi
kepada penggunanya. Suatu peta dapat digunakan sebagai dasar perencanaan
pengembangan suatu wilayah. Pada tahap perencanaan suatu pembangunan, luasan wilayah
yang akan dibangun menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Dengan mengetahui
luasan suatu wilayah, maka akan dapat dijadikan pedoman pembangunan daerah tersebut.
Saat ini peta telah menjadi salah satu kebutuhan utama bagi masyarakat. Peta memuat
informasi spasial yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi suatu objek di lapangan
secara tidak langsung. Dengan adanya informasi spasial yang akurat, maka dapat dilakukan
kegiatan analisis dan pengembangan suatu objek yang berada di lapangan melalui peta.
Banyak para ahli kartografi memberikan pendapat secara sederhana tentang pengertian
peta, yaitu gambaran konvensional dari permukaan bumi yang dilukiskan dengan skala
tertentu dan digambarkan pada bidang datar jika dilihat dari atas.Pengertian tersebut
mengandung arti yang luas sekali sebab permukaan bumi memiliki bentuk yang bermacam-
macam. Jika kita membicarakan permukaan bumi, berarti kita membicarakan segala bentuk
kenampakan yang ada di permukaan bumi, baik berupa gunung, pegunungan, bukit, sungai,
laut, selat, danau, kota, jalan, dan sebagainya. Bentuk-bentuk kenampakan bumi juga
mempunyai ukuran yang berbeda- beda. Bentuk yang luas perlu digambar secara luas,
sedangkan bentuk yang sempit digambar secara sempit.Dengan demikian, dibutuhkan
adanya skala.

1.2 TUJUAN
1. Menganalisa komponen – komponen dalam sebuah Peta Rupa Bumi ( RBI ).

1.3 LANDASAN TEORI


Bahri dan Zain (2002:137) Peta rupa bumi adalah gambaran permukaan bumi
pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi.
Peta menurut I.C.A (International Cartographic Assosiation) adalah gambaran
konvensional dan selektif yang diperkecil, biasanya dibuat pada bidang datar, dapat
meliputi perujudan-perujudan (features) dari pada permukaan bumi atau benda
angkasa, letak maupun data yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda
angkasa.

Peta Rupabumi Indonesia (RBI) adalah peta topografi yang menampilkan


sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia di wilayah NKRI. Unsur-unsur
kenampakan rupabumi dapat dikelompokkan menjadi 7 tema, yaitu:
Tema 1 : Penutup lahan: area tutupan lahan seperti hutan, sawah, pemukiman
dan sebagainya
Tema 2 : Hidrografi: meliputi unsur perairan seperti sungai, danau, garis pantai
dan sebagainya
Tema 3 : Hipsografi: data ketinggian seperti titik tinggi dan kontur
Tema 4 : Bangunan: gedung, rumah dan bangunan perkantoran dan budaya
lainnya
Tema 5 : Transportasi dan Utilitas: jaringan jalan, kereta api, 2 kabel transmisi
dan jembatan
Tema 6 : Batas administrasi: batas negara provinsi, kota/kabupaten, kecamatan
dan desa
Tema 7 : Toponimi: nama-nama geografi seperti nama pulau, nama selat, nama
gunung dan sebagainya.
BAB II
ANALISIS

2.1 Deskripsi Peta RBI

➢ Judul Peta
Pada kolom judul peta, dapat ditemukan informasi sebagai berikut :
a) 1. Judul Peta : Peta Rupabumi Indonesia
b) 2. Skala : 1 : 25.000
c) 3. Nomor Lembar : 2015-324
d) 4. Nama Lembar :Mantikulore
e) 5. Edisi (Tahun Penerbitan/Pencetakan) : I-2013
➢ Petunjuk Letak Peta dan Diagram Lokasi
Petunjuk letak peta menunjukkan nomor dan nama lembar peta terhadap nomor dan
lembar peta di sekelilingnya. Biasanya matrik petunjuk peta berukuran 3x3, dan lembar
peta yang sesuai judul berada di tengah-tengah. Petunjuk letak peta sangat membantu
pengguna dalam mencari nomor lembar peta-peta yang bersebelahan.
Diagram lokasi berbentuk letak nomor peta pada area yang lebih luas, misalnya bagian
dari Sulawesi tengah.

➢ Informasi Sistem Referensi


Informasi sistem referensi terdiri dari informasi sistem proyeksi, sistem grid, datum
horizontal dan vertical, satuan tinggi, dan selang kontur.
Proyeksi peta adalah penggambaran sistematis dari garis-garis di atas
permukaan bidang datar untuk menggambarkan garis-garis paralel dari lintang dan
garis-garis meridian dari bujur bumi dari sebagian permukaan atau keseluruhan bola
bumi. Proyeksi peta yang digunakan pada peta rupabumi Indonesia adalah proyeksi
Transverse Mercator (TM) sedangkan sistem grid mengikuti sistem grid Universal
Transverse Mercator (UTM).
Grid peta adalah sistem koordinat persegi panjang yang ditumpang susun
terhadap peta atau suatu penggambaran dari permukaan bumi yang mempunyai
karakteristik dan ketelitian tertentu, sehingga dapat mengidentifikasi lokasi di
permukaan bumi terhadap lokasi lainnya dan juga dipakai untuk perhitungan arah dan
jarak terhadap titik lain.
Datum yang dipakai biasanya datum horizontal dan datum vertikal. Sesuai
dengan perkembangan, Indonesia mengalami beberapa penggunaan datum, misalnya
Datum Indonesia 1974 (ID-1974). Saat ini, dipakai DGN 95.

➢ Informasi Pembuat dan Penerbit Peta


Informasi pembuat dan penerbit peta merupakan instansi yang bertanggung jawab
terhadap pembuatan dan peneribitan peta rupabumi Indonesia, dalam hal ini adalah
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL. Peta rupabumi produksi kewenagan ini diatur
dalam undang undang Nomor: 4 Tahun 2011 tantang informasi Geospasial

➢ Informasi Nama dan Nomor Lembar Peta


Informasi nama sangat penting untuk memudahkan pengguna mencari lokasi yang
diinginkan. Nomor lembar dibuat secara sistematis untuk memudahkan pencarian pada
indeks peta.
➢ Legenda
Suatu daftar atau tabel yang menunjukkan tanda-tanda atau simbol-simbol konvensional
yang digunakan pada peta disertai warna dan deskripsinya ditampilkan di sebelah kanan
tengah dari peta. Daftar ini lazim disebut dengan keterangan atau legenda. Legenda peta
dibuat untuk simbol-simbol yang terdapat di dalam peta. Simbol di dalam peta
dikelompokkan sebagai berikut :
Gedung dan Bangunan Lainnya
Gedung dan bangunan yang dimaksudkan dalam hal ini antara lain pemukiman,
bangunan, tempat ibadah, kuburan, kantor, sekolah, dll. Simbol bangunan yang berupa
kotak segiempat berwarna hitam bukan berarti menunjukkan sebagai rumah atau
bangunan tunggal, melainkan merupakan gambaran bahwa di lokasi tersebut terdapat
bangunan-bangunan atau kumpulan bangunan.

Informasi yang menyertai pemukiman atau bangunan biasanya berupa teks yang
menerangkan nama bangunan atau pemukiman tersebut. Jenis dan ukuran huruf yang
dipakai untuk nama tempat (kota atau desa) mempunyai arti penting untuk membedakan
status kelas tempat tersebut. Masalahnya adalah sempitnya ruang pada peta. Untuk itu,
maka dimanfaatkan huruf besar atau kecil dalam menyatakan perbedaan kelas. Ukuran
huruf semakin kecil jika tingkat atau kelas tempat tersebut juga semakin rendah (nama
kampong lebih kecil daripada nama kota). Simbol-simbol bangunan umumnya berwarna
hitam dan menunjukkan ciri alami dari obyek yang disimbolkan, misalnya simbol gereja
akan menyertakan gambar salib, simbol masjid akan menyertakan gambar bulan sabit.
Perhubungan
Unsur simbol perhubungan yang dipetakan antara lain jalan, jalan kereta api, jembatan,
stasiun, terminal bis, lapangan terbang dan obyek-obyek lain yang berkaitan. Simbol
jalan, khususnya jalan raya, digambarkan dengan garis ganda berwarna hitam dengan
warna isian merah. Semakin tinggi kelas jalan maka semakin lebar simbolnya. Garis
tunggal dan putus-putus menunjukkan tingkat kelas jalan tersebut yang lebih rendah,
misalnya jalan lain dan jalan setapak.
Sesuai dengan spesifikasi teknis peta rupabumi Indonesia, kelas jalan dibagi menjadi 5,
yaitu :
• Jalan arteri, yaitu setara dengan jalan negara (yang menghubungkan antar
ibukota propinsi), jalan propinsi (yang menghubungkan antar ibukota
kabupaten), jalan bypass, jalan lingkar, dan jalan bebas hambatan (jalan tol).
• Jalan kolektor, yaitu setara jalan kabupaten (menghubungkan antarkecamatan).
• Jalan lokal, yaitu jalan di dalam kota.
• Jalan lain-lain, yaitu setara jalan kecamatan (yang menghubungkan antardesa).
• Jalan setapak, yaitu jalan kecil yang penting (misalnya di tengah hutan atau di
atas gunung), namun bukan untuk lalu lintas kendaraan bermotor.

Jembatan digambarkan bersilangan dengan sungai atau jalan lain. Pada bagian
tepi jembatan umumnya dibuat dengan garis yang tebal. Jika jembatan tersebut
berupa titian, maka digambarkan x pada persilangannya. Sedangkan terowongan dan
tambangan digambarkan dengangaris putus- putus. Jalan atau rel kereta api
digambarkan dengan simbol garis tunggal berwarna hitam. Umumnya hanya
dibedakan dengan jalan kereta api rangkap dan jalan kereta api tunggal. Kelas yang
lebih rendah diberikan untuk jalan lori, yaitu dengan mengurangi ketebalan garisnya.

Tumbuh-tumbuhan

Untuk tumbuh-tumbuhan didalam peta berupa sawah irigasi dan tadah hujan, kebuh/
perkebunan, hutan, semak/belukar, tegalan/ ladang, rumput/ tanah kosong, dan hutan
rawa. Unsur tumbuh- tumbuhan pada umumnya dibatasi dengan garis warna hijau,
disertai dengan symbol-simbol yang membentuk pola tertentu untuk pohon atau
tanaman.
Untuk sawah irigasi diberi symbol kotak-kotak teratur berwarna biru, dan untuk sawah
tadah hujan diberi symbol kotak-kotak tidak teratur. Warna biru menggambarkan unsur
air yang terkandung pada sawah. Sawah irigasi adalah lahan yang diusahakan untuk
padi dengan cara irigasi, sedangkan sawah tadah hujan adalah yang diusahakan untuk
padi dengan cara tadah hujan. Hutan ditampilkan dengan isian tidak teratur berwarna
hijau, sedangkan semak atau belukar dengan pola isian yang sama tetapi memiliki
kerapatan yang lebih rendah daripada hutan. Kebun/ perkebunan diberi isian warna
hijau tanpa pola, demikian pula dengan tegalan/ ladang diberi warna kuning tanpa pola.
Untuk daerah yang berumput dan lahan kosong tidak diberi isian warna atau putih saja.
Sedangkan hutan rawa disimbolkan dengan warna hijau dan berpola garis putus-putus
berwarna biru.

Relief/ Titik Kontrol

Relief adalah isitilah umum untuk menunjukkan bentuk permukaan lapangan pada
bidang vertikal. Penyajian relief di peta dengan cara menunjukkan tinggi dan bentuk
permukaannya, diatas atau dibawah datum yang biasanya dipakai, yaitu permukaan
laut. Penyajian relief pada peta rupabumi memiliki tingkat kelengkapan dan ketelitian
bermacam-macam sesuai dengan skalanya.
Untuk relief umumnya diberi warna oranye, coklat, dan hitam. Warna oranye
menggambarkan keadaanrelief tanah biasa dan warna hitam menggambarkan kondisi
tanah daerah yang berbatu atau diperkeras. Sedangkan titik kontrol digambarkan
dengan simbol titik dengan angka untuk Titik Tinggi, segitiga dengan tiitk untuk Titik
Triangulasi, persegi dengan titik untuk Titik Tinggi Geodesi (TTG) dan bintang untuk
Titik Astronomi (A) dan Gaya Berat (GB). Titik tinggi dengan angka menunjukkan
tinggi suatu lokasi dalam satuan meter diatas permukaan laut. Titik triangulasi terdapat
tiga kelas yaitu primer (P), sekunder (S), dan tertier (T).

Batas Administrasi

Simbol untuk batas administrasi biasanya selalu garis tunggal dengan ketebalan
bervariasi, garis putus-putus atau kombinasi titik-titik diantara garis putus-putus
tersebut. Batas administrasi internasional biasanya ditambah dengan strip warna untuk
menonjolkan penyajiannya.

Perairan

Unsur perairan umumnya diberi warna biru dengan garis batas (outline) biru. Unsur
perairan yang dimaksud antara lain laut, rawa, empang, penggaraman, sungai, danau,
bendungan, dan lainnya. Penggaraman digambarkan sebagai suatu area dengan isian
warna biru muda dan batas garis tepi berwarna hitam. Sedangkan empang diberi isian
warna biru dengan pola kotak-kotak tidak teratur berwarna putih. Sungai, anak sungai,
kanal irigasi, dan selokan akan digambarkan dalam garis ganda, jika skalanya
memungkinkan. Tetapi jika sebaliknya maka hanya dengan garis tunggal saja.
➢ Keterangan Riwayat Peta
Catatan riwayat peta diletakkan pada sebelah kanan di bawah daftar keterangan (legenda) yang
menerangkan tentang sumber data untuk penyusunan peta, metode kompilasi, tahun
pemotretan foto udara, survei lapangan, catatan penting lain misalnya “Peta ini bukan referensi
resmi batas administrasi nasional atau internasional”.

➢ Petunjuk Pembacaan Koordinat Geografi dan UTM


Tabel petunjuk pembacaan koordinat geografi dan koordinat grid UTM diletakkan disebelah
kanan bawah. Tulisan berwarna biru untuk pembacaan koordinat geografi dan tulisan berwarna
hitam untuk koordinat grid UTM. Petunjuk koordinat bertujuan memberikan ilustrasi
bagaimana pengguna membaca koordinat geografi atau koordinat grid UTM. Salah satu
indikasi biasanya diberikan contoh titik tinggi beserta nilai ketinggian atau symbol bangunan
dan nama obyek.
Pada dasarnya sistem koordinat pada peta rupabumi menggunakan sistem koordinat grid
geografi (gratikul) dengan warna biru, sedangkan grid UTM diberikan pada keempat sisi peta
dan diberi warna hitam. Koordinat geografi mempunyai satuan derajat, menit dan detik.
Lintang geografi diberi indikasi Utara (U) atau Selatan (S). Bujur geografi untuk wilayah
Indonesia akan selalu mengarah ke Timur (T). Contoh salah satu koordinat pojok kanan bawah
peta (L, B atau ɸ,λ) : ɸ=120º 00’00” T dan λ= 08º 52’00”. Koordinat yang sama bila dihitung
dalam sistem grid UTM adalah X,Y : 0833940 Mt dan 9903153 mU.

➢ Pembagian Daerah Administrasi


Pembagian daerah administrasi merupakan sketsa dari gambaran pembagian wilayah
administrasi sebenarnya yang ada pada isi peta. Gambar ini dapat membantu para pembaca
peta mengetahui cakupan wilayah yang dipetakan. Pembagian wilayah administrasi tersebut
meliputi wilayah propinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa.

➢ Skala Grafis
Terdapat dua tipe skala, yaitu skala numerik dan skala grafis. Skala numerik adalah skala yang
dinyatakan dengan angka, misalnya 1:25.000, diletakkan secara jelas dibagian kanan atas peta
dan juga dibagian tengah bawah, biasanya diatas skala grafis. Skala grafis diletakkan dibagian
tengah bawah dan umumnya dinyatakan dalam kilometer. Skala grafis digambarkan dalam
bentuk unit batang disertai nilai per unit. Contoh: 1 unit batang mempunyai satuan panjang 1
km; satuan ini dapat dibagi menjadi 10 bagian. Jadi satu bagian kecil adalah 100 meter (lihat
gambar).
➢ Singkatan dan Kesamaan Arti Peta
Peta umumnya menampilkan sejumlah singkatan atau kesamaan arti (glossary). Singkatan atau
nama-nama geografi antara satu daerah dengan daerah lainnya tidak selalu sama. Glosari
diletakkan dibagian bawah, sebelah kanan/ kiri skala grafis. Sebagai contoh, sebutan gunug (
bullu ) Contoh singkatan, Tel= Teluk, Tg= Tanjung, dan sebagainya.

➢ Diagram Arah Utara


Setiap peta mempunyai informasi yang perlu untuk menentukan arah sebenarnya, arah grid dan
arah magnetik atas garis manapun pada peta. Informasi ini diberikan dalam bentuk diagram
dengan catatan penjelasan.diagram ini diletakkan dibagian paling kiri bawah.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Menurut I.C.A (International Cartographic Assosiation) Peta adalah gambaran


konvensional dan selektif yang diperkecil, biasanya dibuat pada bidang datar, dapat
meliputi perujudan-perujudan (features) dari pada permukaan bumi atau benda angkasa,
letak maupun data yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda angkasa.

Dalam membuat suatu rencana wilayah di Indonesia, seorang perencana harus


memiliki kemampuan membaca peta meliputi membayangkan, menganalisis, dan
mempunyai pengetahuan umum yang luas.

Peta Rupabumi Indonesia (RBI) adalah peta topografi yang menampilkan sebagian
unsur-unsur alam dan buatan manusia di wilayah NKRI.

3.2 SARAN

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam laporan ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul laporan ini.Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya laporan
ini dan penulisan laporan di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga laporan ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai