Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

PEMBANGUNAN DI KELURAHAN BESUSU TENGAH


KECAMATAN PALU TIMUR KOTA PALU

Sunarti
sunartinontji@yahoo.com
(Mahasiswa Program Studi magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract
The research aimed to determine the effectiveness of the development in central Besusu
village, East Palu sub-district, Palu. Effectiveness is an activity to achieve the goal by using
available infrastructure and resources. Referrred to Rhicard M. Steers, to measure the
effectiveness of development activities in the Village Council Central Besusu consists of three (3)
aspects, including, Goals; Integration; and Adaptation. The research used a qualitative method of
data analysis was the qualitative analysis model. There were 7 informants selected by technique
purposive sampling. The results of the research indicated that the effectiveness of musrenbang
implementation in central Besusu Village, quite effective. However, the achievement of the objective
aspect, there were some suggestions less accommodated, in the process of musrenbang
implementation can be stated that it was worst towards the musrenbang goal itself. While the two
(2) other aspects that intergation and adaptation, has been running well based on the list of priority
program activities of Development Planning Meeting in the Village Central Besusu in 2014.
Keywords: Musrenbang, Village, and Society.

Musyawarah Perencanaan dan mengamanatkan bahwa setiap daerah harus


Pembangunan (Musrenbang) pada hakikatnya menyusun rencana pembangunan daerah
adalah forum perencanaan pembangunan secara sistematis, terarah, terpadu dan tanggap
formal yang berusaha mempertemukan terhadap perubahan mendasar bahwa
aspirasi masyarakat dari bawah dengan usulan Perencanaan Pembangunan Nasional yang
program pembangunan dari instansi semula bersifat Top Down Planning menjadi
pemerintah. Dalam praktiknya, forum Bottom Up Planning yang menekankan pada
Musrenbang memiliki sejumlah kelebihan dan penjaringan aspirasi masyarakat secara
kekurangan. Buruknya, salah satu bentuk patisipatif, demokrasi, terarah, dan
konflik yang muncul adalah model menyeluruh. Sedangkan dalam pasal 2
perencanaan ini tidaklah mampu memuaskan Undang – Undang No. 25 Tahun 2004
semua pihak. Hal itu dikarenakan sejak awal pelaksanaannya diharapkan memenuhi prinsip
desain Musrenbang masih kental dengan – prinsip Pembangunan Nasional
nuansa sentralistis (top down planning) yang diselenggarakan berdasarkan demokrasi yaitu
antara lain ditandai dengan penyeragaman dengan pinsip kebersamaan, berkeadilan,
(uniformity) pendekatan perencanaan di pusat berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta
dan daerah, disiplin waktu pelaksanaan kemandirian dengan menjaga keseimbangan
Musrenbang yang kaku dan cenderung kemajuan dan kesatuan Nasional.
dipaksakan, dan ketergantungan daerah Musrenbang Kelurahan adalah forum
terhadap alokasi anggaran dan program dialogis antara pemerintah dengan pemangku
pemerintah pusat masih cukup tinggi. kepentingan dari suatu isu/persoalan,
Ditetapkannya Undang – Undang No. kebijakan, peraturan, atau program
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan pembangunan yang sedang dibicarakan.
Pembangunan Nasional (SPPN) Dalam musrenbangkel, pemerintah kelurahan

96
97 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 2, Pebruari 2015 hlm 96-106 ISSN: 2302-2019

dan warga berembug dalam menyusun 4. Bersifat “strategic thinking process”


program tahunan kelurahannya. Musrenbang artinya proses pembahasan dalam
kelurahan menjadi media dialog dan musrenbang distrukturkan, dipandu, dan
penyepakatan penyusunan program dan difasilitasi mengikuti alur pemikiran
kegiatan pembangunan di wilayah kelurahan, strategis untuk menghasilkan keluaran
baik yang ditangani secara swadaya, melalui nyata; menstimulasi diskusi yang bebas
pos bantuan daerah, menjadi bagian Renja dan fokus, dimana solusi terhadap
SKPD Kelurahan, maupun diajukan untuk permasalahan dihasilkan dari proses
ditangani oleh SKPD lain yang relevan. diskusi dan negosiasi.
Dalam penyelenggaraan Musrenbang 5. Bersifat partisipatif dimana hasil
ini sebenarnya adalah terjadinya pemadu- merupakan kesepakatan kolektif peserta.
serasian antara pendekatan top down yang 6. Mengutamakan kerjasama dan menguatkan
dimiliki oleh instansi sektoral dan pendekatan pemahaman atas issu dan permasalahan
bottom yang diemban oleh instansi daerah pembangunan daerah dan mengembangkan
berdasarkan usulan masyarakat melalui konsensus.
Musyawarah Pembangunan Kelurahan 7. Bersifat resolusi konflik artinya
(Musbanglur) dan temu karya pembangunan. mendorong pemahaman lebih baik dari
Dalam prakteknya forum lebih bersifat peserta tentang perspektif dan toleransi
pemangkasan usulan atau keinginan atas kepentingan yang berbeda;
masyarakat oleh instansi pemerintah di memfasilitasi landasan bersama dan
atasnya, dengan alasan prioritas dan mengembangkan kemauan untuk
ketersediaan dana, (Sudriamunawar, 2002:89- menemukan solusi permasalahan yang
100). menguntungkan semua pihak (mutually
Sebagai bagian penting dari proses acceptable solutions).
perencanaan partisipatif, maka musrenbang Selain itu, tujuan Musrenbang
perlu memiliki karakter, menurut Keputusan Kelurahan yaitu, sebagai berikut:
menteri dalam negeri Nomor : 050- 1. Menyepakati prioritas kebutuhan dan
187/Kep/Bangda/2007, tentang Pedoman kegiatan yang termasuk urusan
Penilaian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan yang menjadi wewenang
Penyelenggaraan (musrenbang) sebagai kelurahan yang menjadi bahan penyusunan
berikut: Rencana Kerja SKPD Kelurahan.
1. Merupakan “demand driven process” 2. Prioritas kegiatan kelurahan yang akan
artinya aspirasi dan kebutuhan peserta dilaksanakan oleh warga kelurahan yang
musrenbang berperanan besar dalam dibiayai melalui dana swadaya masyarakat
menentukan keluaran hasil musrenbang. dan dikoordinasikan oleh lembaga
2. Bersifat inkusif artinya musrenbang kemasyarakatan di kelurahan setempat.
melibatkan dan memberikan kesempatan 3. Prioritas kegiatan kelurahan yang akan
yang seluas – luasnya kepada semua dilaksanakan kelurahan sendiri yang
stakeholders untuk menyampaikan dibiayai melalui dana bantuan dari
masalahnya, mengidentifikasi posisinya, pemerintah daerah (kota)
mengemukakan pandangannya, 4. Prioritas kegiatan pembangunan kelurahan
menentukan peranan dan kontribusinya yang akan diusulkan melalui musrenbang
dalam pencapaian hasil musrenbang. kecamatan untuk menjadi kegiatan
3. Merupakan proses berkelanjutan artinya pemerintah daerah dan dibiayai melalui
merupakan bagian integral dari proses APBD kota atau APBD propinsi.
penyusunan rencana daerah (RKPD). 5. Menyepakati Tim Delegasi kelurahan yang
akan memaparkan persoalan daerah yang
Sunarti, Efektivitas Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kelurahan …………………………98

ada di kelurahannya di forum musrenbang 4. Meningkatkan efisiensi penggunaan


kecamatan untuk penyusunan program sumber daya daerah khususnya di
pemerintah daerah/SKPD tahun Kelurahan Besusu Tengah.
berikutnya. Dari pengamatan awal penulis di
Selain itu, Output (Keluaran) dari hasil lapangan, bahwa efektifitas musrenbangkel di
Musrenbang Kelurahan adalah: kelurahan Besusu Tengah Kecamatan Palu
1. Daftar prioritas kegiatan urusan Timur masih kurang efektif. Hal ini
pembangunan untuk menyusun Rencana ditunjukkan dengan masih rendahnya
Kerja SKPD kelurahan; pencapaian tujuan musrenbangkel, rendahnya
2. Daftar prioritas kegiatan pembangunan keterlibatan masyarakat, rendahnya
yang akan dilaksanakan secara swadaya; penerimaan stakeholder Yang termanifestasi
3. Daftar permasalahan prioritas yang akan dalam penurunan partisipan musrenbang.
diajukan ke musrenbang kecamatan Pelaksanaan musrenbangkel kurang efektif
4. Daftar nama Tim Delegasi Kelurahan yang hal ini dapat dilihat dari hasil serapan
mengikuti musrenbang kecamatan musrenbangkel di kelurahan Besusu Tengah
5. Berita acara musrenbang kelurahan Kecamatan Palu Timur pada APBD hanya
Dalam praktiknya Musrenbang beberapa persen dari yang di usulkan, dan
Kelurahan Besusu Tengah memiliki sejumlah Quota keterlibatan atau partisipasi
kekurangan, seperti: masyarakat di kelurahan Besusu Tengah
1. Tidak mampu menjangkau seluruh isu Kecamatan Palu Timur kelurahan hanya
strategis pada tataran lokal diwilayah beberapa persen. Dari uraian latar belakang
Kelurahan Besusu Tengah; tersebut Penulis tertarik untuk menganalisa
2. Kinerja koordinasi antar lembaga dan melakukan penelitian lebih lanjut
Pemerintah Kelurahan dan masyarakat mengenai judul “Efektifitas Pelaksanaan
Kelurahan Besusu Tengah belum terpadu, Musrenbang di Kelurahan Besusu Tengah
konsisten dan konstruktif; Kecamatan Palu Timur Kota Palu”.
3. Belum adanya jaminan pengawalan atas Sehubungan dengan hal tersebut di atas,
partisipasi masyarakat hingga pengambilan cukup banyak yang harus direview kembali
keputusan, dan; oleh Penulis dalam kegiatan Musrenbang
4. Sinkronisasi antara alokasi program tingkat Kelurahan, adapun rumusan masalah
pembangunan dan kebutuhan masyarakat dalam penelitian ini yaitu ”Bagaimana
tidak sepenuhnya terjamin. efektivitas pelaksanaan Musrenbang
Disamping itu, Musrenbang Kelurahan Kelurahan Besusu Tengah Kecamatan Palu
Besusu Tengah juga memiliki kelebihan Timur Kota Palu ?”
antara lain:
1. Memberikan kepastian kerangka METODE
institusional bagi perencanaan
komprehensif yang terpadu dan berjenjang Jenis penelitian yang digunakan dalam
di Kelurahan Besusu Tengah; usulan penelitian ini adalah kualitatif.
2. Meningkatkan sinergi dan koordinasi Menurut John W. Creswell (1988) dalam
diantara perangkat pemerintah kota dan Hamid Patilima (2007:2) mendefinisikan
antara pusat serta daerah; pendekatan kualitatif sebagai sebuah proses
3. Memberikan peluang yang luas bagi penyelidikan untuk memahami masalah sosial
partisipasi masyarakat Kelurahan Besusu atau masalah manusia, berdasarkan pada
Tengah, dan; penciptaan gambar holistic yang dibentuk
kata – kata, melaporkan pandangan informan
secara terperinci dan disusun dalam sebuah
99 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 2, Pebruari 2015 hlm 96-106 ISSN: 2302-2019

latar ilmiah. Untuk meneliti Efektivitas HASIL DAN PEMBAHASAN


Pelaksanaan Musrenbang Kelurahan Besusu
Tengah Kecamatan Palu Timur Kota Palu, di Kelurahan Besusu Tengah adalah
mana Penulis dapat membangun abstrak, merupakan salah satu kelurahan yang berada
konsep, proposisi dan teori. di wilayah Kecamatan Palu Timur, serta
Lokasi penelitian yang dilakukan oleh merupakan Kelurahan perkotaan yang
peneliti yaitu di Kelurahan Besusu Tengah memiliki letak yang sangat Strategis, hanya 1
Kecamatan Palu Timur Kota Palu Propinsi Km jarak tempuh dari Ibu Kota, dan memiliki
Sulawesi Tengah. Teknik Pengambilan Luas Wilayah pemukiman 14,035 Ha/m2.
Informan dalam penelitian ini, yaitu teknik Kelurahan Besusu Tengah merupakan salah
“sampling purposive (non probability satu Kelurahan dari empat kelurahan yang
sampling)” yaitu semua anggotanya atau masuk dalam wilayah Kecamatan Palu Timur.
subyek penelitian tidak memiliki peluang Kelurahan Besusu Tengah terletak pada
yang sama untuk dipilih sebagai informan” ketinggian antara 0-5 meter yang terbagi atas
Sevilla, et.al. (1999: 168). Adapun jumlah Tiga (3) Rukun warga (RW) dan Empat Belas
informan dalam penelitian ini yaitu berjumlah (14) Rukun Tetangga (RT).
7 orang. Jenis data yang digunakan yaitu data Dalam menjalankan roda
primer dan data sekunder. Data Primer pemerintahannya Kelurahan Besusu Tengah
merupakan data yang diperoleh dari lapangan menjalankannya sesuai dengan Visi dan Misi,
dengan cara mewawancarai informan yaitu, demi melaksanakan visi dan misi tersebut
para pihak yang terkait dalam musrenbang dengan tujuan agar terciptanya tata
kelurahan Besusu Tengah terdiri dari, unsur pemerintahan yang baik bagi masyarakat,
pihak dari Bappeda, pihak dari aparatur adapun Visi dan Misi tersebut yaitu sebagai
kelurahan, tokoh masyarakat serta masyarakat berikut: Visi
kelurahan Besusu Tengah khususnya. Pembangunan masyarakat Besusu Tengah
Sedangkan Data sekunder merupakan data yang sejahtera dan mandiri. Demi mendukung
yang diperoleh dari studi pustaka dan sumber Visi tersebut di atas, maka perlu
– sumber lain yang mendukung dari data melaksanakan beberapa Misi, antara lain
primer. sebagai berikut: a) Peningkatan sumber daya
Teknik pengambilan dan pengumpulan manusia, b) Menciptakan lapangan kerja dan
data dalam penelitian ini yaitu melalui c) Peningkatan kapasitas pengembangan
observasi, wawancara dan dokumentasi. masyarakat.
Proses pengolahan data merupakan tindak Berdasarkan dari hasil observasi dan
lanjut setelah melakukan pengumpulan data. data – data primer yang terkumpul, secara
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan umum pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
dalam proses pengolahan data yaitu bergerak Pembangunan di tingkat Kelurahan adalah
diantara perolehan data, reduksi data, sebagai berikut:
penyajian dan penarikan 1. Pemerintah Kelurahan memberitahukan
kesimpulan/verifikasi. Tahap pengolahan data kepada Kepala RW dan RT tentang akan
diawali dari kegiatan dengan menggunakan diadakannya Musyawarah Perencanaan
Model Analisis Interaktif sebagai berikut Pembangunan Kelurahan, diharapkan
(Miles dan Huberman dalam Faisal, 1990:98): masing – masing Ketua RT dan RW
yaitu Editing Data, Pengelompokan Data, mengusulkan kegiatan sesuai dengan
Penafsiran Makna Data serta Kesimpulan dan kebutuhan di masing – masing wilayahnya.
Saran. 2. Masing – masing RT mengadakan rapat
warga tentang usulan kegiatan yang akan
diajukan, dan dikoordinir oleh Ketua RW,
Sunarti, Efektivitas Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kelurahan …………………………100

kegiatan disusun berdasarkan skala yang dihasilkan kurang memberdayakan


prioritas di masing – masing RT. usulan di tingkat RT.
3. Sesuai dengan jadwal masing – masing Sehingga untuk lebih mendekatkan
Kelurahan, Musyawarah Perencanaan perencanaan ke aspirasi masyarakat, salah
Pembangunan Kelurahan dilaksanakan satu usaha yang harus ditempuh adalah
dengan dihadiri oleh Ketua RT/RW, memberikan kejelasan tentang program-
Lembaga Pemberdayaan masyarakat program yang hendak dilaksanakan, sehingga
(LPM), Kelompok – kelompok masyarakat masyarakat benar – benar mengerti apa yang
(Pemuda, Wanita, Organisasi Masyarakat, hendak dilaksanakan, besaran dana yang akan
Pengusaha, Kelomok tani dll. digunakan dan sumber pembiayaan yang akan
4. Dari proses Musrenbang Kelurahan digunakan, dan untuk hal tersebut perlu
tersebut kemudian dihasilkan: adanya perubahan terhadap mekanisme yang
a. Daftar prioritas kegiatan yang akan ada pada proses Musrenbangkel.
dilaksanakan sendiri oleh Kelurahan. 1. Pencapaian Tujuan
b. Daftar kegiatan yang akan dilaksanakan Proses Pencapaian Tujuan merupakan
melalui Alokasi Dana Kelurahan, secara suatu kegiatan yang memiliki tujuan dengan
swadaya maupun melalui pendanaan menggunakan perencanaan, pengarahan,
lainnya. pengorganisasian dan pengontrolan sumber
c. Daftar prioritas kegiatan yang akan daya untuk mencapai sasaran secara efektif
diusulkan ke kecamatan untuk dibiayai dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat
melalui APBD Kota dan APBD dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara
Propinsi. efisien berarti bahwa tugas yang ada
d. Daftar nama anggota delegasi yang dilaksanakan secara benar, terorganisasi, dan
akan membahas hasil Musrenbang sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Kelurahan pada Musrenbang Musrenbang tingkat Kelurahan Besusu
Kecamatan. Tengah adalah forum musyawarah antar para
Sehubungan hal tersebut di atas, di pemangku kepentingan untuk membahas dan
lokasi penelitian usulan – usulan dari tingkat menyepakati langkah – langkah penanganan
RT yang diakomodir di tingkat RW hanya program kegiatan prioritas yang tercantum
menghasilkan usulan – usulan yang belum dalam Daftar Usulan Rencana Kegiatan
mempunyai arahan dan hanya berkesan Pembangunan Kelurahan Besusu Tengah
sebagai pelengkap administrasi saja, yaitu: yang diintegrasikan dengan prioritas
1. Belum jelasnya kegiatan yang akan pembangunan daerah Kota Palu, di wilayah
dilaksanakan baik di tingkat RT/RW. Kecamatan Palu Timur, yang dikoordinasikan
2. Belum diketahui jumlah dan beban biaya oleh Bappeda Kota Palu dan dilaksanakan
yang akan dipakai apakah swadaya, desa oleh Camat Palu Timur.
atau biaya dari tingkat Kecamatan/Kota. Agar pencapaian tujuan akhir semakin
3. Usulan dari tingkatan RT sebelum masuk terjamin diperlukan tahapan, baik dalam arti
dalam proses Musyawarah Perencanaan tahapan pencapaian bagian – bagiannya
Pembangunan Kelurahan merupakan (dalam hal ini program – program yang
keputusan RW yang skala prioritasnya diprioritaskan bagi masyarakat umum)
sangat tergantung dari pihak RW. maupun tahapan dalam arti periodesasinya
4. Proses Musyawarah Perencanaan (dalam hal ini program kegiatan yang
Pembangunan Kelurahan belum peruntukkannya dapat digunakan dalam
menampung aspirasi masyarakat secara jangka waktu tertentu). Dengan kata lain perlu
keseluruhan, sehingga rencana kegiatan ditetapkan sasaran – sasaran , sering dikenal
dengan istilah “tujuan antara” yang ingin
101 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 2, Pebruari 2015 hlm 96-106 ISSN: 2302-2019

dicapai pada satu kurun waktu tertentu. proyek – proyek pembangunan sebelumnya
Karena sasaran merupakan tujuan antara, yang dilakukan di daerah tersebut.
maka ciri – cirinya pun agak berbeda dengan Hal senada juga disampaikan oleh
ciri – ciri tujuan akhir, yaitu : menurut Randy R. Wrihatnolo dan Riant
a. Kurun waktu pencapaiannya ditentukan, Nugoroho D (2006:42-43) menjelaskan unsur
seperti misalnya lima tahun. – unsur pokok dan siklus dalam perencanaan
b. Tidak lagi idealistis melainkan didasarkan pembangunan salah satunya adalah
pada pemikiran pragmatisme dalam arti pengumpulan informasi untuk perencanaan
bahwa sasaran tersebut diyakini memang (input untuk analisis dan perumusan
mungkin dicapai. kebijaksanaan). Dalam pengumpulan data
c. Dinyatakan secara kuantitatif sepanjang dalam musrenbang di Kelurahan Besusu
hal itu mungkin dilakukan. Tengah dimulai dari dari tingkat RT dan RW.
d. Sasaran merupakan “target” yang kongkrit. Pengumpulan data berlangsung terus menerus
Untuk mengetahui, menggali, dan sampai dengan Musrenbang Kelurahan.
mengumpulkan informasi yang bersifat lokal Untuk memperoleh data yang benar dengan
dalam musrenbang di Kelurahan Besusu melibatkan masyarakat secara langsung dan
Tengah sudah di mulai dari tingkat RT dan tim perumus juga melakukan cek ke lapangan.
RW. Masalah – masalah dikumpulkan Dalam kegiatan Musrenbang Kelurahan dan
sebanyak mungkin kemudian di seleksi Kecamatan juga di paparkan kinerja dari
sehingga dihasilkan masalah yang memang kegiatan – kegiatan ditahun sebelumnya.
benar – benar harus segera ditangani di Dengan melihat beberapa hasil
tingkat RT/RW. Hasil seleksi ditingkat wawancara di lapangan, dalam pencapaian
RT/RW tersebut di usulkan dalam Murenbang tujuan dari pelaksanaan Musrenbang
Kelurahan. Kelurahan Besusu Tengah, dapat dikatakan
Dalam Musrenbang Kelurahan semua berhasil dilaksanakan. Hanya saja dalam
masalah – masalah yang diajukan oleh proses pelaksanaannya ada beberapa hal yang
RT/RW kemudian diseleksi di tingkat perlu dikaji kembali oleh pihak – pihak yang
Kelurahan Selanjutnya menghasilkan Daftar terlibat dalam penyelenggaraannya. Maka
Usulan Skala Prioritas Tahun 2014 perlu adanya kejelasan dalam
Musrenbang Kelurahan. Berkaitan dengan penyelenggaraan Musrebang, baik ditingkat
proses untuk mengetahui, menggali, dan Kelurahan, Kecamatan, dan Kota seperti
mengumpulkan informasi yang bersifat lokal dalam penyelenggaraan perlu ditekankan apa
dalam perencanaan musrenbang dengan yang harus dibuat dalam pelaksanaannya,
melihat suatu proses perencanaaan sama kalau untuk program infrastruktur baik jalan
dengan tahap pengumpulan data atau ataupun drainase perlu adanya kejelasan dari
informasi. Hal senada oleh pendapat pihak atas. Jika saja, program tersebut perlu
Bendavid-val (dalam Kuncoro, 2004:49-50) melalui beberapa tahapan – tahapan dalam
Pengumpulan data bukan merupakan suatu pekerjaannya serta tidak dilaksanakan
tahap dalam proses perencanaan secara sekaligus disemua wilayah maka harus ada
keseluruhan, tetapi secara terus menurus kejelasan untuk kedepannya.
berfungsi mendukung dan menyediakan Oleh sebab itu, penulis menyimpulkan
informasi pada setiap tahap perencanaan, bahwa dalam pencapaian tujuan yang
Bendavid-val menambahkan bahwa beberapa sebenarnya dalam efektivitas musrenbang
hasil utama pengumpulan data dan analisis Kelurahan Besusu Tengah dapat
data adalah mencakup evaluasi siklus dikategorikan kurang baik dalam
perencanaan sebelumnya dan kinerja dari pelaksanaannya. Dengan alasannya
sebagaimana informasi yang didapatkan
Sunarti, Efektivitas Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kelurahan …………………………102

bahwa beberapa usulan kurang dapat masyarakat harus diterima, justru pada saat
diakomodir. itulah momentum untuk bersama – sama
2. Integrasi masyarakat memilah – milah mana segi – segi
Integrasi adalah proses di mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang
komponen yang berbeda bergabung menjadi sekedar keinginan. Suatu keinginaan tentu
satu. Intisari pemikiran Integrasi musrenbang saja memiliki kadar subjektifitas yang tinggi,
adalah ikatan sistemik yang berhubungan dan cenderung tanpa batas yang jelas. Oleh
secara timbal balik sebagai praktek teratur sebab itu, yang hendak menjadi prioritas
berdasarkan kondisi otonomi relatif dan adalah menjawab kebutuhan – kebutuhan
ketergantungan relatif antara sistem dasar dari masyarakat.
perencanaan partisipatif dalam program – Proses integrasi dilakukan dengan
program Pemberdayaan yang bersifat adhoc membagi peserta kedalam kelompok
dengan sistem perencanaan partisipatif dalam pembahasan berdasarkan jumlah fungsi
Musrenbang. Oleh karena itu, maka peserta atau gabungan peserta yang
dilaksanakanlah Integrasi Musrenbang tercantum, tetapi dikarenakan jumlah peserta
sebagai alat untuk mendorong optimalisasi yang terlalu banyak dan dipandang tidak
pengintegrasian sistem pembangunan reguler efektif maka sesuai kesepakatan forum maka
dengan program – program yang akan ditunjuk 5 orang untuk menjadi tim perumus
dilaksanakan secara ad hoc. sekaligus menjadi wakil Kelurahan dalam
Tahap lanjut dari hasil pengumpulan musrenbang Kelurahan. Selanjutnya tim
data informasi mengenai program kegiatan di perumus bertugas untuk menyusun usulan
Kelurahan yang dikumpulkan dan diolah daftar skala prioritas kegiatan tahun 2014
sedemikian rupa sehingga diperoleh tugas lain memastikan semua prioritas
gambaran yang lebih lengkap, utuh dan kegiatan yang diusulkan oleh kelurahan sudah
mendalam mengenai program musrenbang di tercantum menurut masing – masing
Kelurahan Besusu Tengah. Untuk mencapai Kelurahan.
hal tersebut, pada dasarnya dilakukan suatu Dengan dilibatkannya masyarakat
proses analisis atas informasi, data dan dalam proses integrasi musrenbang dalam
pengalaman hidup masyarakat. Proses analisis perencanaan partisipatif di Kelurahan Besusu
sendiri bermakna sebagai tindakan untuk Tengah, menyangkut penyatuan beberapa
menemukan kaitan antara satu fakta dengan usulan yang ada yang kemudian dijadikan
fakta yang lain. Apa yang dirumuskan harus prioritas utama dalam program ke depannya.
sederhana, jelas dan kongkrit. Serta Senada disampaikan oleh Wicaksono dan
menyatukan beberapa pemikiran sebelumnya Sugiarto (dalam Wijaya, 2001:25), lebih
yang telah dibahas dalam forum akan lanjut mengemukakan beberapa ciri – ciri
program kegiatan yang dijadikan prioritas perencanaan partisipatif sebagai berikut :
dalam pelaksanaan musrenbang kelurahan di “Terfokus pada kepentingan masyarakat (1)
besusu tengah. Perencanaan program berdasarkan pada
Agar integritas dapat mencerminkan masalah dan kebutuhan yang dihadapi
kebutuhan dari komunitas (masyarakat), tidak masyarakat; (2) Perencanaan disiapkan
ada cara lain kecuali melibatkan masyarakat dengan memperhatikan aspirasi masyarakat
dalam proses tersebut. Langkah pertama yang yang memenuhi sikap saling percaya dan
harus dilakukan adalah mengusahakan agar terbuka”. Kemudian hampir sama dengan apa
masukan data yang dihimpun benar – benar yang dikatakan Samsura (2003:2)
merupakan apa yang dirasakan dan apa yang menjelaskan kriteria – kriteria dari
menjadi keprihatinan dari masyarakat. Dalam perencanaan partisipatif sebagai berikut:
hal ini, tidak semua apa yang disampaikan
103 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 2, Pebruari 2015 hlm 96-106 ISSN: 2302-2019

1. Adanya pelibatan seluruh stakeholder. pemabangunan antara masyarakat dan


2. Adanya upaya pembangunan institusi pemerintah Kelurahan Besusu Tengah, tapi
masyarakat yang kuat dan legitimate. setidaknya dalam musrenbang Kelurahan
3. Adanya proses politik melalui upaya Besusu Tengah masyarakat diajak untuk
negoisasi atau urun rembuk yang pada menggali, mengetahui, dan mengumpulkan
akhirnya mengarah pada pembentukan informasi masalah – masalah yang ada
kesepakatan bersama (collective disekitarnya. Kemudian masalah tersebut di
agreement). seleksi atau dirumuskan serta dintegrasikan
4. Adanya usaha pemberdayaan masyarakat (menggabungkan) program – program
melalui kegiatan pembelajaran kolektif sehingga dihasilkan porgram prioritas yang
yang merupakan bagi dari proses memang benar – benar harus segera ditangani.
demokratisasi. Bahwa berdasarkan analisis data dan dengan
Hal senada juga disampaikan oleh membandingkan dengan teori yang digunakan
Bendavid-val (dalam Kuncoro, 2004;49-50) tahap Perumusan atau identifikasi masalah
Sistem Informasi perencanaan, sebagai hasil dalam proses perencanaan partisipatif di
utama dari pengumpulan dan analisis data, Kelurahan Besusu Tengah dapat diketahui :
seyogyanya mencakup 5 bidang utama : 1. Dengan dilibatkannya masyarakat
1. Evaluasi siklus perencananaan Kelurahan Besusu Tengah mengetahui,
sebelumnya. menggali, dan mengumpulkan informasi
2. Kinerja dari proyek – proyek serta mengenali secara seksama masalah –
pembangunan sebelumnya yang dilakukan masalah yang bersifat lokal memberikan
di daerah tersebut. dampak positif bahwa masalah yang
3. Penaksiran sumber – sumber daya diusulkan musrenbang terhadap proses
pembangunan di luar daerah, tetapi pelaksanaannya musrenbang Kelurahan
tersedia dan potensial untuk tersedia (dana Besusu Tengah memang benar – benar apa
publik atau swasta yang dapat yang dirasakan masyarakat.
diinvestasikan pada bidang yang 2. Data berupa masalah – masalah yang ada
diinginkan oleh pembangunan ekonomi di masyarakat oleh tim perumus
daerah, bakat – bakat khusus atau musrenbang diolah hingga diperoleh
kapabilitas individual dan lembaga – gambaran yang lebih lengkap, utuh dan
lembaga yang dapat ditarik dsb). mendalam serta dapat diintegrasikan
4. Karakteristik dan dinamika kondisi daerah. menjadi satu kesatuan prioritas program.
5. Perekonomian, infrastruktur, karakterisitik 3. Perumusan atau identifikasi masalah dalam
fisik dan sosial, sumber daya, dan institusi, Perencanaan partisipatif di Kelurahan
dsb. Besusu Tengah disusun berdasarkan
6. Keterkaitan antara kondisi daerah dengan masalah yang benar – benar mendesak dan
daerah – daerah lainnya. memang membutuhkan pemecahan
Perencanaan partisipatif di Kelurahan secepatnya karena menyangkut
Besusu Tengah sudah terjadi dialog secara kepentingan banyak orang.
langsung antara masyarakat dengan 4. Perumusan sampai pada penyatuan
Pemerintah Kelurahan Besusu Tengah dalam program yang akan diprioritaskan
Musrenbang Kelurahan Besusu Tengah, musrenbang di Kelurahan Besusu Tengah
walaupun menurut teori transaktif dialog sudah melibatkan semua unsur stakeholder
terjadi antara Masyarakat dengan Perencana yang ada di Kelurahan Besusu Tengah.
(fasilitator) dalam hal ini perencana sebagai
mediator antara masyarakat dan Pemerintah
sehingga akan memunculkan kesepakatan
Sunarti, Efektivitas Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kelurahan …………………………104

3. Adaptasi perubahan menuju arah perkembangan yang


Adaptasi dalam musrenbang yang lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat,
dimaksud yaitu kemampuan pemerintah pemerintah dan lingkungannya dalam
kelurahan Besusu Tengah dalam wilayah/daerah tertentu, dengan
menyelenggarakan Musrenbang Kelurahan memanfaatkan atau mendayagunakan
untuk menyesuaikan dengan tahapan – berbagai sumber daya yang ada, dan harus
tahapan sesuai dengan Undang – undang memiliki orientasi yang berdifat menyeluruh,
Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem lengkap, tapi tetap berpegang teguh pada
Perencanaan Pembangunan Nasional. Untuk azas skala prioritas.
itu digunakan tolak ukur proses pelaksanaan Dari definisi tersebut di atas, dapat
musrenbang dan pengisian tenaga kerja dalam diketahui bahwa proses perencanaan dalam
hal ini semua yang berkepentingan khususnya pencapaian tujuannya dengan pemanfaatan
masyarakat ikut terlibat di dalamnya. sumber-sumber pembangunan (termasuk
Pemahaman mengenai kemampuan sumber-sumber ekonomi) yang terbatas
daya dukung ini diperlukan agar rencana kerja adanya, untuk mencapai tujuan-tujuan
yang disusun tidak bersifat asal – asalan, keadaan sosial ekonomi yang lebih baik
tetapi benar – benar merupakan hasil secara lebih efeisin dan efektif. Kemudian
musyawarah yang telah ditetapkan secara berdasarkan dari penulusuran dokumentasi
skala prioritas. Proses kemampuan daya yang berupa Usulan Daftar skala prioritas
dukung dalam proses musrenbang di kegiatan tahun 2014 dari data tersebut
Kelurahan Besusu Tengah dengan adanya dijelaskan bahwa sumber dana setiap kegiatan
musrenbang kelurahan yang dihadiri oleh dari dana Kota sudah tertulis tetapi dari
seluruh masyarakat dan adanya kesepakatan provinsi, pusat dan swadaya masih kosong.
prioritas kegiatan sudah merupakan daya Berdasarkan analisis data dan dengan
dukung dari masyarakat. membandingkan teori yang digunakan tahap
Dari pendapat narasumber tersebut identifikasi dukungan dalam proses
bahwa daya dukung konkrit dan nyata adalah perencanaan partisipatif di kelurahan Besusu
berupa uang bersumber pemerintah baik Tengah dapat diketahui :
pemerintah daerah kota, provinsi atau, 1. Dukungan yang konkrit dan nyata adalah
kemudian daya dukung yang dapat dengan keikutsertaan seluruh masyarakat
diusahakan dengan melalui swadana dalam proses musrenbang kelurahan dan
masyarakat yang berupa uang, tenaga dsb. kecamatan yang kemudian menghasilkan
Hal senada juga disampaikan oleh Bendavid- kesepakatan daftar prioritas kegiatan tahun
val (dalam Kuncoro, 2004:49-50), Sistem 2014.
Informasi perencanaan, Penaksiran sumber – 2. Dukungan yang konkrit dan nyata berupa
sumber daya pembangunan di luar daerah, uang dan sumber daya lain tidak ada
tetapi tersedia dan potensial untuk tersedia karena hasil dari musrenbang sifatnya
(dana publik atau swasta yang dapat usulan saja.
diinvestasikan pada bidang yang diinginkan 3. Daya dukung yang merupakan potensi
oleh pembangunan ekonomi daerah, bakat – (akan ada atau bisa diusahakan) juga tidak
bakat khusus atau kapabilitas individual dan ada karena dukungan ini muncul kalau ada
lembaga – lembaga yang dapat ditarik dsb). dukungan yang berupa dukungan konkrit
Kemudian Bratakusumah (2004:37) dan nyata sudah ada dahulu.
menjelaskan hal sama : Jadi, dari ketiga aspek yang Penulis
Perencanaan pembangunan daerah adalah jadikan sebagai tolak ukur dalam efektitvitas
suatu proses perencanaan pembangunan pelaksanaan Musrenbang Kelurahan Besusu
yang dimaksudkan untuk melakukan Tengah, bahwa dalam pencapaian tujuan
105 e-Jurnal Katalogis, Volume 3 Nomor 2, Pebruari 2015 hlm 96-106 ISSN: 2302-2019

masih kurang baik, di mana beberapa usulan- Rekomendasi


usulan yang ditelah disampaikan kurang
diakomodir. Pada aspek Integrasi, beberapa Saran dari penulis yang perlu dibenahi
usulan yang ada bisa dintegrasikan atau dapat dalam pelaksanaan Musrenbang Kelurahan
disatukan yang kemudian dipilih salah satu Besusu Tengah, yaitu sebagai berikut:
dari beberapa usulan diprioritaskan, meski a. Perlunya pembenahan pada aspek
usulan yang lainnya perlu dilaksanakan secara pencapaian tujuan dalam Musrenbang
bertahap. Kemudian pada aspek, adaptasi Kelurahan, dengan lebih melihat,
dalam hal ini kemampuan dalam mengidentifikasi secara detail, mana
menyelenggarakan musrenbang cukup baik program yang harus dikategorikan
dengan harus melalui beberapa tahapan- sebagai suatu prioritas secara umum
tahapan yang dengan banyaknya usulan- dapat dimanfaatkan bagi semua
usulan didalam penyelenggaraan musrenbang masyarakat Kelurahan Besusu Tengah.
Kelurahan Besusu Tengah, yang pada Sehingga dalam pelaksanaan Musrenbang
akhirnya bisa dilaksanakan. Kelurahan dapat berjalan dengan efektif.
Maka perlunya aspek akuntabilitas dan
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI efektivitas biaya dalam musrenbang serta
mampu membina kemampuan para pihak
Kesimpulan yang terlibat dalam musrenbang
khususnya pada tingkat aparatur
Berdasarkan efektitvitas pelaksanaan kelurahan.
Musrenbang Kelurahan Besusu Tengah, dapat b. Dengan adanya, penelitian ini dalam
Penulis simpulkan bahwa dalam skala Kelurahan, bagi pihak-pihak yang
pelaksanaannya dikategorikan cukup baik, terkait perlu melakukan review atau
dengan melihat dari tiga aspek yang dijadikan observasi secara langsung terlebih dahulu
tolak ukur, yang meliputi : pencapaian tujuan, demi membuat keefektifan masyarakat di
bahwa dalam pencapaian tujuan terdapat dalam Musrebang Kelurahan.
beberapa usulan – usulan yang kurang
diakomodir, sehingga dalam proses UCAPAN TERIMAKASIH
pelaksanaan musrenbang dikatakan kurang
baik menuju pencapaian tujuan musrenbang Selanjutnya penulis menyadari bahwa
itu sendiri. Aspek integrasi, bahwa dari keberhasilan penyusunan jurnal ini dan
banyaknya usulan – usulan yang ada dapat penyelesaian studi pada Program Magister
disatukan dari beberapa usulan – usulan yang Administrasi Publik adalah berkat motivasi
ada, dan menjadi salah satu program yang dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
diprioritaskan sehingga dalam hal ini karena penulis menyampaikan terima kasih
dikatakan cukup baik. Dan pada aspek yang tak terhingga kepada kedua orang tua
adaptasi, dapat disimpulkan bahwa Ayahanda dan Ibunda tercinta Hi. Nontji dan
kemampuan daya dukung dapat bersumber Hj. Arawiyah serta Suami tercinta Hi.
dari pemerintah pusat, kota, provinsi atau, Muhammad Nur, anak-anaku Nurul Ikhlas
dapat diusahakan dengan melalui swadaya dan Ananda Pratiwi dengan penuh kasih
masyarakat yang berupa uang, tenaga dsb. sayang memberikan dorongan dan terima
Sehingga dalam pelaksanaannya dapat kasih pula khususnya kepada pembimbing Dr.
terealisasi dengan baik. Nawawi Natsir, M.Si dan Dr. Intam Kurnia,
M.Si. yang selalu memberikan masukan serta
penuh kesabaran telah mencurahkan segenap
waktu dan pikiran dalam membimbing dan
Sunarti, Efektivitas Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kelurahan …………………………106

mengarahkan penulis agar dapat Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah.


menyelesaikan penelitian ini sebagaimana 2004. Perencanaan Pembangunan
mestinya. Semoga Allah SWT. Selalu Daerah. PT Gramedia Pustaka Utama:
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Jakarta.
beliau berdua. Sevilla, C.G. 1999. Pengantar Metode Riset,
Penerjemah: Alimuddin Tuwu.
DAFTAR RUJUKAN Universitas Indonesia: Jakarta.
Sudriamunawar, Haryono. 2002. Pengantar
Faisal, Sanafiah. 1990. Penelitian Kualitatif: Studi Administrasi Pembangunan.
Dasar – dasar dan Aplikasi. YA3: Mandar Maju: Bandung.
Malang. Wrihatnolo, Randy R & Dwijowijoto, Riant
Kuncoro, Mudrajat. 2004. Otonomi dan N. 2007. Menajemen pemberdayaan.
Pembangunan Daerah. Erlangga: PT. Elex Media Komputindo Kelompok
Jakarta. Gramedia: Jakarta.
Patilima, Hamid. 2007. Metode Penelitian
Kualitatif. Alfabeta: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai