Anda di halaman 1dari 13

PERGAULAN BEBAS

BABAK I

( Tampak keadaan berantakan di pinggiran  jalan, yang banyak oleh botol-botol


minuman keras, punting rokok dan bungkus-bungkus rokok, 3 pemuda sedang
menenggak minuman keras mereka adalah Dydon, Exel dan Feky )
                                                   
 EXEL  : “Aku suka kehidupan seperti ini, Bebas! Tak ada yang mengaturku, Aku akan
melakukan apa saja yang ku mau tanpa ada yang mengaturku. Ayo teman -
teman kita maabuk”
DYDON        : “Yoi bro! kamu senang aku juga senang, ayo kita happy”
FEKY            : “Ayo minum lagi, ini minumannya”

( Feky lalu menyodorkan gelas minuman keras ke Dydon. Beberapa saat kemudian
lewatlah Icha, Sella danWasty melewati tempat itu )

EXEL            : “Eh ada cewek! Hai cewek,,, gangguin kita donk!”


DYDON        : “Baru pulang kuliah ya? Hallo sayang”
FEKY            : “Eh jangan digangguin. Biarkan sajalah”

( Sambil menyuruh teman-temannya duduk Feky melanjutkan menuang minuman


keras ke gelas, sementara Icha dan teman-temannya terus meneruskan perjalanannya
sambil berbisik-bisik )

EXEL            : “Eh mereka tahu tidak kalau kita penguasa daerah sini, lewat sini ya harus
tegur. Mentang-mentang mahasiswa lagaknya minta ampun”
DYDON        : “Eh ngomong-ngomong soal mahasiswa, mereka sekarang hobby bentrok ya,
saling bela sukulah, apalah, heran! Jaman sekarang kok masih ada tawuran.
Mending kita donk senang-senang gini, iya gak bro?”
EXEL            : “Iya dong!”
FEKY            : “Eh teman-teman, Saya beli minum dulu, minumnya sudah habis”
EXEL            : “Iya tapi cepat ya. Jangan kelamaan kamu”
FEKY            : “Siip!
( Beberapa saat kemudian, Feky datang bersama Vera, sambil menyimpan minuman
belanjaannya, Feky memperkenalkan Vera )

FEKY            : “Eh ini temanku, namanya Vera, kenalan dong”


EXEL            : “Panggil aku Exel suka buat kesel tapi sumpah deh sampai mati kamu tidak 
akan nyesel kenalan sama Exel. Ha ha....”

                    ( Sambil tertawa Exel menyodorkan tangannya )

VERA           : “Aku Vera, salam kenal”


DYDON        : (sambil mengulurkan tangan)“Aku Dydon, silahkan duduk!”
FEKY            : “Ayo gabung saja, kita Cuma minum-minum sedikit kok!”
VERA           : “Sedikit saja ya, tidak biasa nih”
EXEL            : “Tidak apa-apa kok, sedikit juga boleh,
                       (Mereka berempat melanjutkan minum-minum hingga mereka mabuk)
DYDON        : “Nikmati saja kehidupan kita ini, selagi kita masih hidup, ya senang-senang
dulu”
VERA           : “Tiap hari kalian begini terus, ya? Ehm, maksudku mabuk-mabukkan terus
begitu?”
EXEL            : “Setiap kali bertemu minuman, pasti seperti ini dong!” tapi kalau sudah
kosong, paling-paling duduk gembel, deh!”

( Keempatnya tertawa terbahak-bahak ).....

FEKY            : “Eh kamu mau coba yang lebih hebat ,gak? Lebih enak, yang ini bisa bikin
kamu melayang dan yang pasti kamu bisa lebih happy, pokoknya oke”
VERA           : “Apa sih?”
FEKY            : “Tapi kamu jangan bilang siapa-siapa, soalnya…”

( Belum selesai Feky melanjutkan perkataanya, tiba-tiba Icha, Sella dan Wasty datang
dan memanggil Vera )

VERA           : “Vera…Vera.. ke sini sebentar!”


                       (Dengan langkah sempoyongan Vera mendekati teman-teman kuliahnya)
SELLA          : “Eh Vera mereka itu preman, jangan bergaul sama mereka. Bahaya, lho!
ICHA            : “ Iya Ver, mereka itu pemabuk yang tiap hari kerjanya cuma malak orang,
tidak pantas kamu bergaul sama mereka”
VERA           : “Tapi mereka baik kok”
WASTY        : “Baik sih baik, tapi mereka itu pengguna narkoba, suka berdagang narkoba,
nanti malah kamu bisa jadi pecandu, trus nanti ditangkap Polisi, kamu mau?”
                       (Saat teman-teman Vera sedang menasihati Vera, Feky berteriak)
FEKY            : “Hey sudah habis ngobrolnya?”
EXEL            : “Lama amat sih, cepat dong omongnya kita mau bersenang-senang nih.”
ICHA            : “Eh Vera, sebaiknya kami pulang, saya takut sama mereka, kamu juga pulang
ya”

( Vera hanya mengangguk dan meninggalkan teman-temannya, sementara teman-


temannya pergi, Feky, Exel dan Dydon sedang memakai narkoba )

VERA           : “Eh apaan tuh?”


DYDON        : “Sudah kamu duduk dulu”
EXEL            : “Mau coba? Pokoknya mantap deh! Kamu akan lebih asyik kalau pakai ini,
lebih enjoy, pokoknya happy”
VERA           : “Gimana cara makainya?”

( Feky langsung memperagakan cara memakai narkoba dan Vera langsung


mencobanya )

DYDON        : “Rasanya gimana, Ver?”


VERA           : “Hmmmm lumayan, tapi kok biasa saja?”
FEKY            : “Ah efeknya belum naik tuh! Harus ditambahkan dengan ini”

( Feky menyodorkan minuman keras, tanpa berpikir lebih lama, Vera langsung
menghabiskan minumannya, dan beberapa menit kemudian........ )

VERA           : “Wah enak banget, rasanya seperti mau terbang, huh I’m happy, asyik banget”
EXEL            : “Nah gitu dong, itu baru namanya mahasiswa gaul berimajinasi tinggi, biar
nanti kamu bisa berorasi alias omongan rakyat sakit hati”
( Tanpa terasa hari semakin gelap, Vera pun pamit pulang )

VERA           : “Eh teman-teman aku balik duluan ya”


FEKY            : “Oke hati-hati

( Vera langsung berjalan pulang meninggalkan mereka, tapi tiba-tiba Ia kembali lagi )

EXEL            : “Ver,kenapa balik lagi? Ada apa? Ada masalah? Ada yang ganggu kamu?”
VERA           : “Tidak...tidak ada apa-apa, Cuma.....

( Vera tidak melanjutkan kata-katanya. Dia berkata tersendat-sendat )

                       “Tidak, aku Cuma mau perlu dengan Exel sebentar saja. Bisa,kan?”

( Dengan raut wajahnya yang penuh tanda tanya, Exel menghampiri Vera,dan
percakapan singkat merekapun selesai dan Vera pulang )..

FEKY            : “ Exel, sini kamu! Ada apa sih Vera memanggil kamu? Jangan-jangan Vera
suka sama kamu, ya?”
EXEL            : “Ah, sembarang aja kamu.”
DYDON        : “Sudahlah, Bro. Sudah cukup gadis-gadis yang jadi korban kamu.”
EXEL            : “Woii! Dasar Piktor alias pikiran kotor. Vera tidak suka sama saya. Tapi, dia
suka sama barang saya.”
DYDON        : “ Nah, sama saja, kan? Barangmu kan milikimu juga? Jadi, sama saja, dong.
Sama-sama bejatnya, bahkan keterlaluan lagiiii...”
EXEL            : “Bukan barang yang itu, tapi yang ini nih!”

( Exel mengeluarkan ganja dari sakunya dan menunjukkannya kepada Feky dan
Dydon ).

FEKY           : “ Oh, itu ya? Kenapa tidakbilang dari tadi? Wah, berarti si Vera sudah
kecantol ganja nih.”
DYDON       : “Namanya juga ganja. Sekali kena, pengennya pake terus.”
FEKY           : “Hey, men. Perasaanku tidak  enak, Nih! Sebaiknya kita pulang saja. Aku
takut terjadi sesuatu.”
DYDON      : “Ok. Lagian sudah larut malam, Nih! Ayo, kita pulang!” Oh, ya. Esok ngumpul
di sini lagi ya, bro!”

( Mereka bertiga pun pulang sambil berjalan sempoyongan )


BABAK II

( Di rumah, Vera sedang ditunggu orang tuanya, tidak lama kemudian, Vera muncul
dalam kondisi mabuk. Dengan tergopoh-gopoh, Vera masuk ke dalam rumah ).

VERA          : “Selamat sore, Mama, Vera pulang.”


MAMA        : “Vera! Sini kamu! Kenapa pulangnya terlambat ? Tahu tidak? Sekarang jam
berapa?”

( Ibunya berkata dengan nada agak keras )

VERA          : “Ti...tidak, Ma! Tadi waktu Vera pulang, di pinggir jalan bertemu dengan
teman SMA Vera., begitu... makanya Vera terlambat.”

( Vera berkata sambil mendekati ibunya ).

MAMA        : “Vera! Kamu mabuk, ya?


VERA          : “Tidak, Ma. Vera tidak mabuk. Sumpah! Verra tidak mabuk!”

( Vera menjawab dengan nada gugup ).

MAMA        : “Kamu mau menipu mama, ya? Jelas-jelas mulut kamu bau alkohol. Jangan
coba-coba menipu mama. Mama tahu semua tindak-tandukmu!”

( Dengan nada semakin meninggi dan penuh curiga ).

BAPAK       : “Hai Vera! Kamu sudah pulang, ya? Ma, ada apa sih? Kok marah-marah?”

( Keluar dari dalam kamar ).

MAMA        : “Ini, Pa..Si Vera. Sudah pulang telat, mabuk lagi!”


BAPAK       : “Vera, kamu mabuk....?”
( Dengan nada setengah lembut )            .

VERA          : “Ti.... tidak, Pa! Tadi waktu Vera pulang, Vera bertemu dengan teman sekolah
Vera dulu, kebetulan mereka lagi mabuk. Saking kangennya, mereka menarik
tangan Vera, trus minumannya tumpah di bajuku. Makanya bau alkohol.
Sumpah, Pa. Vera tidak mabuk.”
BAPAK       : “Sudah. Sudah! Bapak percaya sama kamu. Ayo sana, pergi mandi! Itu
kan,Ma? Sudah dengar sendiri penjelasan Vera?”

( Vera beranjak meninggalkan orang tuanya dan menuju ke kamar mandi ).

MAMA        : “Bapak selalu saja bela-belain Vera!”


BAPAK       : “Tidak, Ma. Vera memang tidak bersalah.”
MAMA        : “Bapak liat sih perlakuan Vera belakangan ini agak aneh.
Pulangnya sudah terlambat, jalannya sempoyongan. Tubruk sana, tubruk
sini...jalannya seperti orang mabuk saja.”
BAPAK       : “Sudahlah, Ma. Anak kita kan sudah dewasa. Dia bukan anak kecil. Sudah
kuliah lagi. Apalagi kuliah di Bahasa Indonesia yang dosennya banyak Doktor.
Jadi, so pasti dia bisa bedakan mana yang baik dan mana yang buruk.”
MAMA        : “Bapak sama anaknya sama saja..”

( Mama berjalan meninggalkan bapak ).

BAPAK       : “Ma. Ma. Mau ke mana?”

( Sambil mengejar mama ).

MAMA        : “Mau mandi. Biar otak Mama segar.”


BABAK III

( Feky, Dydon dan Exel berkumpul lagi di tempat yang sama )

DYDON      : “Ah, kayaknya belum lengkap, nih!”


FEKY           : “Iya. Kok dari tadi si Vera belum juga muncul.”
DYDON      : “Jangan-jangan dia tidak datang lagi. Atau Vera sudah ketahuan orang tuanya
kalau dia pake ganja?”
FEKY           : “Wah, bisa bahaya, tuh! Kalau sampai si Vera ketahuan. Kita semua pasti bisa
hancur.”
DYDON      : “Ah, tidak. Itu urusannya Exel.”
EXEL           : “Heii, kenapa? Nyante aja, bro. Tidak akan terjadi apa-apa. Percaya deh ama
aku! Oke? Daripada bicara yang tidak-tidak, mending ini!”

( Exel memberikan ganja kepada Dydon dan Feky ).


( Tiba-tiba muncul 3 orang teman Vera )

FEKY           : “Nah, itu temannya Vera! Si Veranya ke mana, ya?”


DYDON      : “Halo, cewek. Tambah seksi, deh!”
ICHA           : “Permisi....”
DYDON      : “Iya, mari...silahkan!”
FEKY           : “Singgah dulu! Ada yang enak, nih!”
ICHA           : “Tidak. Terima kasih. Lagi buru-buru mau kerja tugas. Maaf, ya!”
FEKY           : “Kapan-kapan singgah, ya!”
EXEL           : “Eh, bukannya itu temannya Vera?”
DYDON      : “ Iya. Itu teman-temannya Vera.”
EXEL           : “Mending kamu tannyain Vera! Siapa tahu mereka lihat. Kan sekaligus
kenalan, toh!”

( Dydon dan Feky langsung menuju Icha dan teman-temannya ) .

DYDON      : “ Kamu lihat Vera, tidak?”


ICHA           : “Iya, lihat. Memangnya kenapa?”
DYDON      : “Lagi tunggu dia nih dari tadi.”
ICHA           : “Vera nya masih di kampus, sedikit lagi baru pulang.”
DYDON      : “Oh, ya. Minta nomornya Vera dulu! Ada, kan?”
ICHA           : “Iya, ada.”

( Icha pun memberikan nomor handphonenya Vera kepada Dydon )


( Icha dan teman-temannya pun pulang. Dydon dan Feky pun kembali berkumpul
bersama Exel dan memberikan nomor Hpnya Vera kepada Exel. Kemudian Exel
menelepon Vera....... Tidak lama kemudian, Vera muncul ).

VERA          : “Hai, teman-teman. Sorry, telat. Sudah lama tunggu, ya?”


FEKY           : “Sudah hampir melek kami tungguin kamu di sini!”
EXEl            : “Sudahlah! Sini duduk! Kita happy lagi.”
VERA          : “Sorry aku telat. Tadi kelamaan urus mahasiswa orasi.”
DYDON       : “Wah, bagus tuh! Semakin mantap saja aksimu setelah pake ganja.”
VERA          : “Yah...gitu deh!...oh, ya. Stok ku sudah habis,nih! Masih ada tidak?”
EXEL           : “Ada, tapi kamu ngerti, kan?”
VERA          : “Iya. Aku ngerti.”

( Vera membuka dompetnya dan menyodorkan beberapa lembar uang kepada Exel ).

EXEL           : “Ah. Masa Cuma ini? Barang mahal, nih! Carinya susah lagi.”
VERA          : “Oke. Aku tambah....cukup, kan?”
EXEL           : “Sebenarnya belum, sih. Tapi, sudahlah. Untuk kamu aku beri bonus saja.”

( Vera langsung menerima dan memakainya ).

EXEL           : “Gimana rasanya?”


VERA          : “Uh....nikmat.”
EXEL           : “Ver, kamu sudah punya pacar, belum?”
VERA          : “Belum. Memangnya kenapa?”
EXEL           : “Sebenarnya....aku suka sama kamu!”

( Tanpa bertele-tele, Exel langsung mengutarakan maksudnya ).


VERA          : “Memangnya, apa yang kamu suka dari aku?”
EXEL           : “Kamu cantik, kok. Gaul. Seksi. Udah gitu, mahasiswa lagi...”
VERA          : “Aku juga sebenarnya suka sama kamu...”

( Vera langsung memegang tangan Exel ).

DYDON dan FEKY : Ehm....ehm.....


DYDON      : “Apa juga aku bilang kemarin. Kamu suka kan sama Vera?”

( Vera dan Exel hanya tersenyum. Tak lama kemudian Exel mengajak Vera ke
belakang. Maka, genaplah sudah kehancuran hidup Vera akibat pergaulan bebas ).

FEKY           : “Lihat, tuh! Si Exel....”


DYDON      : “Dasar pemabuk. Di Otaknya hanya kelamin melulu.”
FEKY           : “Hahahahaha.........”

( Feky tertawa terbahak-bahak ).

DYDON      : “Kenapa tertawa? Memang itulah kenyatannya!”


FEKY           : “Ssst...diam. mereka sudah datang!”

( Exel datang sambil membetulkan celananya dan Si Vera merapikan rambutnya dan
duduk bergabung  kembali bersama Dydon dan Feky... Tiba-tiba datang seorang
anggota kepolisian yang menyamar sebagai pembeli ).

POLISI        : “Selamat siang, Bro!”


DYDON      : “Yo siang. Cari siapa lu?”
POLISI        : “Bang Exel ada?”
DYDON      : “Tidak ada. Memang tahu dari mana kalau Exel ada di sini?’
POLISI        : “Dari Bang Nero.”
EXEL           : “Hei! Kamu temannya Nero, ya?”
( Exel langsung menghampiri polisi itu ).

POLISI        : “Iya. Aku temannya Nero. Dia yang menyuruh aku datang ke sini. Stoknya
habis. Makanya dia suruh aku mencarimu.”

( Nero adalah salah satu komplotan pengedar narkoba yang berhasil ditangkap polisi. )

EXEl            : “Gila benar Si Nero. Barangnya habis cepat sekali. Tapi, kamu betulkan
temannya Si Nero?”
POLISI        : “Iya, Bang! Ini ada pesan dari Nero untukmu.”

( Sambil mengeluarkan secarik kertas dari dalam saku bajunya ).

EXEl            : “Uangnya bawa tidak?”


POLISI        : “Bawa.”

( Exel langsung mengambil barang dan memberikannya kepada polisi yang menyamar
itu. Saat itu juga, polisi langsung menangkapnya. Tapi, karena ia gesit maka ia berhasil
lolos. Melihat hal itu, Dydon dan Feky langsung kabur. Vera yang sedang mabuk
ditangkap polisi ).
BABAK IV

Vera dibawa ke kantor polisi dan diinterogasi.

POLISI        : “Siapa nama kamu?”


VERA          : “Vera, Pak.”
POLISI        : “Nama lengkap kamu?”

(dengan nada kasar).

VERA          : “Verly Juniar Kaho.”


POLISI        : “Alamat rumahmu?”   
VERA          : “Fontein, RT. 01/ RW 01.”
POLISI        : “Pekerjaanmu?”
VERA          : “Mahasiswa, Pak!”
POLISI        : “Mahasiswa??? Mahasiswa mana?”
VERA          : “Undana, FKIP jurusan PBS semester VIII, Pak!”
POLISI        : “Kurang ajar kamu. Memalukan sekali! Apakah ini yang dinamakan universitas
berwawasan global? Sedangkan mahasiswanya hancur kayak kamu, apalagi
kamu calaon guru, apakah nanti kamu mengajar muridmu untuk memakai
narkoba, minuman keras dan seks bebas? Jawab!!!!”
Mau jadi apa bangsa kita kalau generai penerusnya bermoral rusak seperti
anda? Apakah ini yang dinamakan kaum intelektual yang identik dengan
miras, narkoba dan seks bebas? Mau dikemanakan bangsa kita? Apakah ini
pantas?”

( menghadap ke arah penonton ).           

VERA          : “Maafkan saya. Saya khilaf.”


POLISI        : “Sekarang juga kamu hubungi orang tua kamu dan suruh menghadap.”

( Vera pun menelepon orang tuanya ).

MAMA        : “Vera, apa yang telah terjadi?”


VERA          : “Maafkan Vera, Ma!”
BAPAK       : “Pak, apa yang terjadi dengan anak saya?”
POLISI        : “Maaf, Bapak. Anak Bapak kami tangkap sedang mengkonsumsi minuman
keras dan memakai narkoba.”
BAPAK       : ‘Tidak mungkin! Pak, anak saya tidak begitu!”

( Dengan nada keras ).

VERA          : (Berteriak)... Pak!!!!! Tolong Vera, Pak...Tolong Vera, Pak!!!!!! Maafkan


Vera. Vera menyesal. Ampun, Pa. Ampun,Ma! Vera tidak akan mengulanginya lagi.

( Dengan raut penuh  penyesalan ).

MAMA        : “Lihat, Pa! Lihat anak kesayanganmu yang selalu kamu bela-bela. Ini
akibatnya! Mau ditaruh di mana muka kita ini!”
BAPAK       : “Tidak. Saya tidak percaya anak saya melakukan semua ini, pasti ada pihak
lain yang menjebak  anak saya. Saya harus mencari tahu siapa dalang dari
semua ini! Saya harus mencarinya! Saya harus mencarinya!”

( Bapak keluar panggung dan ibu mengikuti sambil berteriak ).

MAMA        : ‘Mau ke mana, Pa? Tunggu dulu. Jangan gegabah!”

( Beberapa menit kemudian Bapak kembali dan membawa semua kru drama.
Kemudian berdiri bersama-sama sesuai dengan formasi. Dan salah satu pemain drama
menyampaikan sesuatu kepada penonton ).

“Penyesalan selalu datang terlambat. Ketika kita telah jauh jatuh dalam kesalahan.
Oleh karena itu,belajarlah dari kesalahan untuk menjadi lebih baik karena tak seorang
punluput dari kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai