Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan para
pembaca tentang pemanfaatan citra penginderaan jauh.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru pembina Geografi pak Esron
Rajagukguk M,Pd yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menyusun
makalah ini dengan baik. Dan pada Akhirnya kepada Allah jualah penyusun mohon taufik
dan hidayah, semoga usaha penyusun mendapat manfaat yang baik. Serta mendapat ridho
Allah SWT. Amin ya rabbal alamin.
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penginderaan jarak jauh adalah suatu ilmu, seni, dan teknik dalam
usahamengetahui benda, dan gejala dengan cara menganalisis objek dan arah tanpa adanya
kontak langsung dengan benda dan objek yang dikaji.Pengambilan data dalam pengindraan
jauh dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan sensor buatan. Tidak adanya kontak
dengan objek yang dikaji maka pengindraan dilakukan dari jarak jauh sehingga disebut
pengindraan jauh.
Ada beberapa istilah dalam bahasa asing yang sering digunakan untuk pengindraan
jauh. Di negara Inggris, pengindraan jauh dikenal dengan remote sensing, di negara Prancis
dikenal dengan teledection, di negara Spanyol disebut sensoria remote, di negara Jerman
disebut femerkundung, dan di negara Rusia disebut distansionaya. Di Indonesia
pengindraan jauh juga lebih dikenal dengan remote sensing.
Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak lima dasawarsa terakhir ini.
Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau kendaraan pembawa sensor, jenis
citra serta liputan dan ketersediaannya, alat dan analisis data, dan jumlah pengguna serta
bidang penggunaannya.
Di Indonesia, penggunaan foto udara untuk survey pemetaan sumber daya telah
dimulai oleh beberapa instansi pada awal tahun 1970-an. Saat ini telah beredar banyak jenis
satelit sumber daya. Mulai dari negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis,
Jepang, Rusia, hingga negara-negara besar namun dengan pendapatan per kapita yang
rendah seperti India dan Republik Rakyat Cina. Berbagai satelit sumberdaya yang
diluncurkan itu menawarkan kemampuan yang bervariasi, dari resolusi spasial 0,6 meter
(QuickBirth milik Amerika) hingga sekitar 1,1 kilometer (NOAA-AVHRR juga milik
Amerika Serikat). Berbagai negara di Eropa, Amerika Utara, Amerika
Latin, Asia dan bahkan Afrika telah banyak memanfaatkan satelit itu untuk
pembangunan.
1.2 Rumusan masalah
d.apasajakah hal-hal yang harus dipahami dalam pengolahan tata guna lahan?
d.untuk mengetahui hal-hal yang harus dipahami dalam pengolahan tata guna lahan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.SISTEM INDERAJA
Sistem ialah serangkaian obyek atau komponen yang saling berkaitan dan bekerja
sama secara terkoordinasi untuk melaksanakan tujuan tertentu. Sistem penginderaan jauh
ialah serangkaian komponen yang digunakan untuk penginderaaan jauh. Rangkaian
komponen itu berupa tenaga, obyek, sensor, data, dan pengguna data.
Penginderaan jauh sering dinamakan sebagai suatu sistem karena melibatkan
banyak komponen. Gambaran objek permukaan bumi merupakan hasil interaksi antara
tenaga dan objek yang direkam. Tenaga yang dimaksud adalah radiasi matahari, tetapi jika
perekaman tersebut dilakukan pada malam hari dibuat tenaga buatan yang dikenal sebagai
tenaga pulsar. Penginderaan jauh yang hanya menggunakan sumber tenaga matahari sering
pula dinamakan sistem penginderaan jauh pasif.
a.Jaringan Transportasi
4. Lahan sebagai sumber daya citra dan estetika kawasan. Selain aspek fungsional
dan aspek ekonomi, lahan juga memiliki aspek estetika. Aspek ini penting dalam
memberi kualitas lingkungan yang mendukung kegiatan rekreatif. Lahan yang
memenuhi aspek ini akan memiliki nilai guna lahan yang cocok untuk kegiatan
wisata, pendidikan dan hunian.
Penggunaan lahan perlu meninjau potensi alamiah yang dimiliki kawasan tersebut.
Ada beberapa komponen analisis yang harus dipahami untuk dapat merencanakan
penggunaan lahan, antara lain:
1. Kemampuan lahan. Analisis ini pada prinsipnya untuk mengidentifikasi potensi
tanah secara umum dengan cara mengklasifikasikan lahan berdasarkan faktor
pembatas ke dalam beberapa kelas kemampuan.
2. Kesesuaian lahan. Analisis ini bertujuan untuk menilai tingkat kesesuaian lahan
terhadap penggunaan tertentu dengan tingkat pengelolaan yang wajar.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1Kesimpulan
Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek,
daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan
alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji.
Citra adalah gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang
dibuahkan dengan cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau elektronik dan dipasang
pada wahana.
Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data sumber daya alam
dan lingkungan
Komponen Penginderaan Jauh yaitu : sumber tenaga, atmosfer, interaksi tenaga dengan
objek di permukaan bumi, sensor, sistem pengolahan data, dan dan berbagai penggunaan
data.
penginderaan jauh dapat dibedakan menjadu dua bentuk yaitu penginderaan jauh system
pasif yang menggunakan energi yang berasal dari obyek. Energi dapat berupa pantulan dari
sumber lain, yang dalam hal ini umumnya adalah matahari dan penginderaan jauh system
aktif yang menggunakan energi yang berasal dari sensor tersebut.
interpretasi citra merupakan suatu proses pengenalan objek yang berupa gambar (citra)
untuk digunakan dalam disiplin ilmu tertentu seperti Geologi, Geografi, Ekologi, Geodesi
dan disiplin ilmu lainnya.
Dalam menginterpretasikan citra dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:
· Deteksi ialah pengenalan objek yang mempunyai karakteristik tertentu oleh sensor.
· Identifikasi ialah mencirikan objek dengan menggunakan data rujukan.
· Analisis ialah mengumpulkan keterangan lebih lanjut secara terinci.
Karakteristik yang tergambar pada citra dan digunakan untuk mengenali objek disebut
unsur interpretasi citra yang meliputi : rona/ warna, ukuran, bentuk, pola, tekstur, bayangan,
situs, asosiasi, dan konvergensi bukti.
3.2 Saran
Teknologi sudah semakin maju, penginderaan jauh yang awalnya hanya menggunakan citra
foto udara dengan wahana balon udara kini telah banyak dikembangkan dengan munculnya
citra satelit yang tentu saja cara kerjanya lebih canggih. Penggunaan citra satelit hendaknya
lebih di dikembangkan lagi dan pemanfaatanya lebih dioptimalkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://nurhakimramdani.blogspot.com/2013/07/manfaat-sistem-informasi-
geografi-sig.htm
http://calvintarrapa.blogspot.com/2013/06/contoh-kasus-gis-pada-bidang-kesehatan.html
http://forester-untad.blogspot.co.id/2012/12/makalah-sig-lengkap.html
http://dokumen.tips/documents/makalah-sistem-informasi-geografis.htm
PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH DALAM
KAJIAN TRANSPORTASI DAN TATA GUNA LAHAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA :DINA LESTARI SARAGIH
KELAS : XII-ISOS 3
MATA PELAJARAN :GEOGRAFI
PEMBINA :BAPAK ESRON RAJAGUKGUK M,Pd
SMA N 1 RAYA
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………….………………..i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang…………………………………………………………..ii
1.2 rumusan masalah………………………………………………...…….iii
1.3 tujuan penulisan makalah…………………………………………...…iv
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem inderaja…………………………………………………….…v
2.2 interpretaasi peta dan pengolahan citra penginderaan jauh terkait jaringan transportasi dan
tata guna lahan………………………………………………………..vi
a) Jaringan transportasi…….………………………………….……vii
b) Tata guna lahan………………………………………………….viii
Daftar Pustaka