Anda di halaman 1dari 3

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA

UTARA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
JL. Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan Estate Kec. Medan Tembung Kab. Medan

BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman pengetahuan kaum muda terhadap kain tradisional pada
umumnya semakin menurun, kaum muda menganggap bahwa kekayaan kain tradisional
merupakan tanggung jawab orang tua saja, manakala kaum muda tidak perlu mengetahui kain
tradisional secara detail. Kaum muda beranggapan mengetahui atau membicarakan yang
berhubungan dengan tradisi merupakan pembicaraan yang kurang berarti.

Untuk mengenal budaya dari suatu bangsa atau etnik salah satunya dapat dipelajari melalui
kain tradisonal. Setiap daerah memiliki jenis wastra / kain tradisional yang digunakan pada
kehidupan sehari-hari baik yang berhubungan, dengan kegiatan adat istiadat seperti upacara adat
maupun keagamaan juga digunakan pada kegiatan sehari-hari (pakaian harian).

Dari sekian banyak wastra atau kain tradisional yang dimiliki Indonesia, ulos merupakan
tekstil atau hasil tenunan yang paling tua yang dmiliki oleh Indonesia. Keberagaman jenis dan
filosofi serta aturan dalam penggunaan ulos batak yang menjadikan ulos sebagai wastra Indonesia
yang sangat unik. Warna dasar yang menjadi ciri khas ulos yaitu hitam, merah dan putih yang
menggambarkan sebuah makna kuat yang tertanam pula pada karakteristik masyarakatnya. Bukan
hanya pemilihan warna, juga pada corak yang digunakan, memiliki makna luas. Ulos ragi hotang,
bintang maratur, ulos tum-tum dan jenis- jenis ulos lainnya dengan ciri khas, filosofi dan aturan
penggunaannya.

Sebagai salah satu kain tradisional yang menjadi warisan bangsa Indonesia dan patut untuk
dilestarikan dan diperjuangkan keberadaannya. Banyak hal yang telah terjadi pada ulos baik dari
keberadaan beberapa jenis ulos yang mulai jarang ditemui, proses pengerjaan (menenun) yang
mengikuti perkembangan teknologi, perkembangan dan perubahan zaman dan gaya hidup saat ini
dan ke depannya. Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberadaan kain
tradisional Indonesia, termasuk ulos batak.
II. Nama Kegiatan

PEMBUATAN KAIN ULOS PADA BUSANA PESTA

III. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan proporsal ini adalah untuk memperkenalkan kain tradisional
Batak Toba yaitu Ulos kepada masyarakat luas melalui bentuk produk Busana Pesta

IV. Anggaran Kegiatan

NO Bahan Kuantitas Harga Jumlah


1 Kain Ulos 1 ulos sedang Rp. 80.000 Rp. 80.000
2 Kain Satin Roberto 3,5 m Rp. 27.500 Rp.96.5000
3 Kain Kiara 4m Rp. 13.000 Rp. 52.000
4 Fliselin 0,5 m Rp. 6.000 Rp.3.000
5 Benang Jahit 2 buah Rp. 2.000 Rp.4.000
6 Kancing China 1 kancing Rp. 3000 Rp.3.000
7 Payet, Mutiara, Sworasky 1 busana Rp. 100.000 Rp. 100.000
Total Rp. 338.500

Biaya Produksi : Rp. 338.500

Upah Jahit : Rp. 50.000

Harga Pokok : Biaya produksi + Upah Jahit

: Rp. 338.500 + Rp. 50.000

: Rp. 388.500

: 50% x Rp. 388.500

: Rp. 194.250

Maka Harga Jual : Rp. 388.500 + Rp. 194. 250

: Rp 583.000

V. Kesimpulan
Demikianlah proporsal ini dibuat, saya mengharapkan izin dan dukungan dari bapak/ibu
dosen. Dengan dana sebesar Rp.388.500. Semoga dengan adanya pembuatan Busana dengan
menggunakan kain ulos sebagai bahan utamanya pada produk Busana Pesta Wanita akan menjaga
kelestarian dari budaya daerah indonesia.

Anda mungkin juga menyukai