Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Data keruangan menjadi aspek penting dalam mendukung kegiatan sehari-hari.
Informasi keriangan dalam geografi disajikan melalui peta penginderaan jauh.
Penginderaan jauh adalah suatu ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang
objek, daerah atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah atau gejala yang
dikaji. Penginderaan jauh mengkaji suatu objek dan menampung berbagai informasi
keruangan, kemudian diinterprestasikan melalui peta.
Penginderaan jauh memiliki kemampuan untuk analisis terkait unsur-unsur
spasial, spektral, dan temporal. Unsur tersebut dapat dianalisis melalui kenampakan
objek pada citra. Informasi yang diperoleh sebagai bentuk media komunikasi dalam
pendekatan keruangan.
Sistem Informasi Geografis berasal dari gabungan 3 kata: Sistem, Informasi, dan
Geografis. Dari ketiganya, dapat dipahami bahwa Sistem Informasi Geografis adalah
penggunaan sistem berisi informasi mengenai kondisi Bumi dalam sudut pandang
keruangan. Penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) tidak bisa
dipisahkan. SIG merupakan sistem khusus untuk mengolah data base yang berisi data
referensi geografis dan memiliki informasi spasial.
Masukan data SIG banyak diperoleh dari citra penginderaan jauh. Semua
informasi itu diproses dengan menggunakan komputer yang kemudian dapat
dikombinasikan menjadi informasi yang diinginkan. Jadi singkatnya, SIG merupakan
sistem yang berfungsi untuk mengumpulkan, mengelola, menyimpan, dan menyajikan
segala data yang berkaitan dengan kondisi geografis suatu wilayah.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dari penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG).
2. Apa saja komponen-komponen dalam penginderaan jauh dan sistem informasi
geografis (SIG).

1
3. Apa saja keunggulan, keterbatasan dan kelemahan penginderaan jauh dan sistem
informasi geografis (SIG).
4. Apa saja manfaat dari penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG).
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari
penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG) serta komponen-komponen,
keunggulan, keterbatasan, kelemahan dan manfaat dari penginderaan jauh dan sistem
informasi geografis (SIG).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penginderaan Jauh
1. Pengertian Penginderaan jauh
Penginderaan jarak jauh adalah pengukuran atau akuisisi data suatu objek atau
fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek
tersebut atau dari jarak jauh, misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit,
dan kapal. Contoh Penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit
cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik, dan wahana luar angkasa yang
memantau planet dari orbit.
Menurut Thomas eugene Avery penulis buku Fundamentals of Remote Sensing
and Airphoto Interpretation, penginderaan jauh merupakan upaya untuk
memperoleh, menunjukkan, dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi
pengamatan daerah kajian.
2. Komponen- Komponen Penginderaan Jauh
Adapun komponen-komponen yang terdapat di dalam penginderaan jauh
antara lain :
a. Sumber Tenaga
Sumber energi proses pengukuran terdiri dari sistem pasif dan aktif. Sistem
pasif menggunakan sumber energi dari sinar matahari. Sedangkan yang aktif
dari energi buatan seperti gelombang mikro. Karena itu besar energi yang
diterima berbeda-beda setiap lokasi.
Berikut beberapa faktor penyebabnya:
 Waktu penyinaran - Benda akan lebih besar menyerap energi saat matahari
tegak atau siang, dibandingkan saat miring alias sore hari. Semakin banyak
energi yang diterima suatu objek, maka objek itu akan semakin terang.
 Bentuk Permukaan Tanah - Permukaan tanah dengan topografi datar akan
memantulkan lebih banyak sinar matahari dibandingkan topografi kasar.
 Kondisi cuaca - Saat perekaman, kondisi cuaca bisa mempengaruhi
kemampuan transmisi dan pantulan. Seperti saat berkabut, maka
sensoriknya tidak akan terlalu jelas, bahkan tidak terlihat.

3
b. Atmosfer
Dalam atmosfer terdapat berbagai jenis gas. Seperti O2, CO2, nitrogen,
hidrogen dan helium. Molekul gas atmosfet itu mampu menyerap,
memantulkan, dan mengirimkan radiasi elektromagnetik. Artinya, jendela
atmosfer adalah bagian dari spektrum elektromagnetik yang dapat
mencapai Bumi.
Kondisi pada atmosfer ini bisa menjadi penghalang emisi sumber
energi mencapai permukaan bumi. Seperti saat mendung, sumber energi
akan difusi di atmosfer.
Hamburan dibagi menjadi tiga, yaitu hamburan Rayleigh, Mie, dan
non-selektif. Hamburan Rayleigh terjadi ketika diameter partikel atmosfer
lebih kecil dari panjang gelombang. Sedangkan hamburan Mie saat
diameter partikel atmosfer sama dengan panjang gelombang. Hamburan
non-selektif terjadi ketika diameter partikel atmosfer lebih besar dari
panjang gelombang. Interaksi antara energi elektromagnetik dan atmosfer.
c. Interaksi Antara Tenaga dan Objek
Interaksi antara energi dan benda dapat dilihat pada suara foto udara.
Setiap objek memiliki sifat yang berbeda ketika memantulkan atau
memancarkan energi ke sensor. Objek dengan reflektifitas tinggi, terlihat
terang pada gambar dan sebaliknya jika dalam kondisi tidak terang.
Misalnya, permukaan puncak gunung yang tertutup salju dibandingkan
puncak gunung yang tertutup lahar dingin.
d. Sensor dan Wahana
Sensor merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik
pesawat maupun satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Sensor
fotografik merekam objek melalui proses kimiawi. Sensor ini
menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra
foto (foto udara); sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan citra
satelit (foto satelit) dan Sensor elektronik bekerja secara elektrik dalam
bentuk sinyal.
Sinyal elektrik ini direkam pada pita magnetik yang kemudian dapat
diproses menjadi data visual atau data digital dengan menggunakan
komputer. Sementara Wahana adalah kendaraan atau media yang
digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan inderaja.

4
Berdasarkan ketinggian peredaran dan tempat pemantauannya di angkasa,
wahana dapat dibedakan menjadi tiga kelompok Pesawat terbang rendah
sampai menengah dengan ketinggian peredarannya antara 1–9 km di atas
permukaan bumi, contohnya drone, Pesawat terbang tinggi dengan
ketinggian peredarannya lebih dari 18 km di atas permukaan bumi dan
Satelit dengan ketinggian peredarannya antara 400–900 km di luar
atmosfer bumi.
e. Perolehan Data
Data dapat diperoleh dengan dua cara, manual dan digitla. Manual bisa
dilakukan dengan interpretasi citra dan digital menggunakan perangkat
lunat seperti komputer.
f. Penggunaan Data
Orang dan lembaga menjadi komponen terakhir yang menggunakan
data. Data hasil penginderaan bisa digunakan untuk berbagai bidang,
seperti militer, demografi, pemetaan, serta meteorologi dan klimatologi.
3. Keunggulan, Keterbatasan, dan Kelemahan Penginderaan Jauh
1. Keunggulan Penginderaan Jauh
Keunggulan dari penginderaan jauh yaitu menggambarkan objek, daerah,
dan gejala di permukaan bumi dengan wujud dan letak objek yang mirip wujud
dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, serta
bersifat permanen.
2. Keterbatasan Penginderaan Jauh
Keterbatasan penginderaan jauh antara lain berupa ketersediaan citra SLAR
yang belum sebanyak ketersediaan citra lainnya. Dari citra yang ada pun, belum
banyak diketahui serta dimanfaatkan (Lillesand dan Kiefer, 1979). Di samping
itu, harganya relatif mahal dari pengadaan citra lainnya (Curran, 1985).
3. Kelemahan Penginderaan Jauh
Kelemahan penginderaan jauh diantaranya Orang yang menggunakan harus
memiliki keahlian khusus, Peralatan yang digunakan mahal dan Sulit untuk
memperoleh citra foto maupun citra nonfoto. Selain itu tidak semua parameter
kelautan dan wilayah pesisir dapat dideteksi dengan teknologi penginderaan
jauh.
Hal ini disebabkan karena gelombang elektromagnetik mempunyai
keterbatasan dalam membedakan benda yang satu dengan benda yang lain, tidak

5
dapat menembus benda padat yang tidak transparan, daya tembus terhadap air
yang terbatas. Selain itu Akurasi data lebih rendah dibandingkan dengan metode
pendataan lapangan yang disebabkan karena keterbatasan sifat gelombang
elektromagnetik dan jarak yang jauh antara sensor dengan benda yang
diamati.elemahan penginderaan jauh
4. Manfaat Penginderaan Jauh
Berikut ini manfaat Penginderaan Jauh :
 Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Geodesi, di antaranya Pengolahan
dan analisis data citra satelit, Pengolahan dan analisis foto udara,
Pengolahan dan analisis foto small format, Pengolahan data dan analisis
komponen pasut laut, Pengolahan data integrasi SIG dan fotogrametri
 Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Kelautan, di antaranya Pengamatan
sifat fisis air laut, Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut,
Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain dan Pemetaan
perubahan kawasan hutan bakau.
 Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Hidrologi, di antaranya Pemanfaatan
daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai, Pemetaan sungai dan
studi sedimentasi sungai, Pemanfaatan luas daerah dan intensitas banjir dan
Pengamatan kecenderungan pola aliran sungai
 Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Geologi, di antaranya Penentuan
struktur geologi dan macamnya, Pemantauan daerah bencana (gempa,
kebakaran, atau tsunami), Pemantauan debu vulkanik, Pemantauan
distribusi sumber daya alam, Pemantauan pencemaran laut dan lapisan
minyak di laut, Pemanfaatan di bidang pertahanan dan militer dan
Pemantauan permukaan di samping pemotretan dengan pesawat terbang
dan aplikasi sistem informasi geografi (SIG)
 Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Meteorologi dan Klimatologi, di
antaranya Membantu analisis cuaca dengan menentukan daerah tekanan
rendah dan daerah bertekanan tinggi, daerah hujan, dan badai siklon,
Mengetahui sistem atau pola angin permukaan Pemodelan meteorologi dan
data klimatologi dan Pengamatan iklim suatu daerah melalui pengamatan
tingkat pewarnaan dan kandungan air di udara

6
 Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Oseanografi, di antaranya
Pengamatan sifat fisis air, seperti suhu, warna, kadar garam, dan arus laut,
Pengamatan pasang surut dengan gelombang laut (tinggi, frekuensi, arah)
dan Pencarian distribusi suhu permukaan Studi perubahan pasir pantai
akibat erosi dan sedimentasi.
B. Sistem Informasi Geografis (SIG)
1. Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem yang bertugas
menyajikan, mengumpulkan suatu data atau informasi terkait geografi. Data
ini berisikan fakta dan permukaan bumi secara lengkap, mulai dari topografi,
jenis tanah, hidrologi, budaya, keadaan geologi, hingga ke iklimnya. Wujud
data ini kemudian disajikan dalam bentuk peta sehingga sistem informasi
geografi tidak terlepas dari peta yang berfungsi sebagai basis data.
Menurut beberapa pakar Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan
sistem yang terdiri dari software atau perangkat lunak, perangkat keras,serta
data manusia organisasi dan lembaga yang digunakan untuk menyimpan,
menganalisis, mengumpulkan serta menyebarkan informasi-informasi terkait
daerah-daerah di permukaan bumi.
2. Komponen-Komponen Sistem Geografis (SIG)
Subsistem dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) keduanya saling
terhubung satu sama lain dan terintegrasi dengan sistem-sistem komputer.
Sistem Informasi Geografis (SIG) sendiri terdiri atas 4 komponen pokok, yaitu
data, perangkat keras, perangkat luak, dan manajemen.
a. Data
Data berfungsi sebagai data spasial dengan referensi kebumian dan
keruangan yang kemudian akan diolah. Sesungguhnya terdapat dua jenis
data yang kemudian akan mendukung Sistem Informasi Geografis (SIG)
diantaranya data atribut dan data spasial.
 Data Spasial, merupakan data grafis yang dapat mengidentifikasi
tampilan lokasi geografi dalam bentuk garis, titik, dan poligon.
 Data Atribut, merupakan data berbentuk penjelasan yang setiap
fenomenanya kemudian terjadi di permukaan bumi. Data atribut

7
berfungsi menggambarkan berbagai gejala topografi sebab memiliki
aspek kualitatif dan deskriptif.
b. Perangkat Keras
Perangkat Keras pada Sistem Informasi Geografis (SIG) sendiri
memiliki berbagai kemampuan dalam penyajian citra dengan kecepatan dan
resolusi yang tinggi dan mampu mendukung operasi operasi basis data
bervolume besar dengan kurun waktu yang cepat. Perangkat keras SIG
sendiri terdiri dari beberapa bagian untuk mengolah data, menginput data,
dan mencetak hasil proses.
c. Perangkat Lunak
Perangkat lunak atau software merupakan program yang digunakan
dalam mengoperasikan Sistem Informasi Geografis (SIG), ia berfungsi
melakukan proses penganalisaan, penyimpanan, visual data-data baik pada
data spasial maupun non-spasial.
d. Manajemen
Manajemen sebagai salah satu perangkat dalam SIG yaitu pada SDM
atau sumber daya manusia. Suatu proyek Sistem Informasi Geografis (SIG)
sendiri hanya akan berhasil jika dilakukan dengan manajemen yang baik.
3. Keunggulan, Keterbatasan, dan Kelemahan Sistem Informasi Geografis
(SIG)
1. Keunggulan Sistem Informasi Geografis (SIG)
Keunggulan sistem informasi geografis menyajikan data secara spasial
dan mampu memperdalam analisis terhadap fenomena.
2. Keterbatasan Sistem Informasi Geografis (SIG)
Keterbatasan SIG yang populer adalah Keterbatasan Teknis. SIG
memerlukan perangkat keras dan perangkat lunak khusus untuk
mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan menganalisis data geografis.
3. Kelemahan Sistem Informasi Geografis (SIG)
Kelemahan siatem informasi geografis antara lain :
a. SIG adalah software yang relatif mahal.
b. Membutuhkan jumlah data yang banyak dan seringkali eror.
c. Resolusi gambar kadang buram.
d. Dapat merusak privasi seseorang.
e. Biaya perawatan SIG sangat mahal.

8
f. Memerlukan tenaga ahli yang benar-benar handal.
g. Seringkali digunakan untuk memunculkan berita hoax tentang suatu
lokasi.
h. Memerlukan komputer yang sangat cepat dan canggih.
i. Tidak semua komputer support SIG kareana ada minimal
requirenments nya.
j. Selalu harus update data waktu ke waktu yang memakan memori
sebuah hardware.

4. Manfaat Sistem Informasi Geografis


Manfaat sistem informasi geografis dalam perencanaan wilayah, yaitu :
a. Analisis Spasial yang Mendalam.
b. Pemetaan dan Visualisasi Data.
c. Perencanaan Tata Ruang yang Efisien.
d. Manajemen Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan.
e. Evaluasi Risiko Bencana dan Mitigasi.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari makalah ini adalah penginderaan jauh adalah pengukuran
atau akuisisi data suatu objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik
melakukan kontak dengan objek tersebut atau dari jarak jauh, misalnya dari pesawat,
pesawat luar angkasa, satelit, dan kapal. Sistem informasi geografis berasal dari
gabungan 3 kata, yaitu sistem, informasi, dan geografis. Dari ketiganya, dapat
dipahami bahwa sistem informasi geografis adalah penggunaan sistem berisi
informasi mengenai kondisi bumi dalam sudut pandang keruangan. Penginderaan jauh
dan sistem informasi geografis (SIG) di pisahkan. Karena, masukan data SIG banyak
di peroleh dari citra penginderaan jauh.
B. Saran
Saran dari saya adalah pemerintah harus lebih memperhatikan Penginderaan Jauh
dan Sistem Informasi Geografis agar tata ruang di Indonesia tersusun rapih.
C. Lampiran

Gambar 1.1 Penginderaan Jauh


Sumber : https://images.app.goo.gl/P6ppS8cR9V8o6cyK7

10
Gambar 1.2 Komponen Penginderaan Jauh
Sumber : https://images.app.goo.gl/xyjnqduY9CkrLPbM9

Gambar 1.3 Komponen SIG


Sumber : https://images.app.goo.gl/mj6nm3PDvRE9MtDE7

11
DAFTAR PUSTAKA

Dachi, M. A. (2023, Mei 9). Pengertian Penginderaan Jauh, Komponen, Manfaat, dan Contoh.
Retrieved from mediaindonesia.com:
https://mediaindonesia.com/humaniora/579771/pengertian-penginderaan-jauh-komponen-
manfaat-dan-contoh

Harris, M. (2021). Penginderaan Jauh : Pengertian, Komponen, Kelebihan dan Kekurangan. Retrieved
from gramedia.com: https://www.gramedia.com/literasi/penginderaan-jauh-2/

Harris, M. (n.d.). Sistem Informasi Geografis (SIG): Definisi, Basis Data Hingga Tahapan Kerjanya.
Retrieved from gramedia.com: https://gramedia.com/literasi/sistem-informasi-geografis/

Maghfiroh, N. L. (2021, Mei 5). Sistem Informasi Geografis (SIG) : Pengertian, Komponen, Analisis,
dan Fungsi. Retrieved from akupintar.id: https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/sistem-
informasi-geografis-sig-pengertian-komponen-analisis-dan-fungsi

Tri Haryanto, N. T. (2018). Geografi. Daerah Istimewa Yogyakarta: Intan Pariwara.

12

Anda mungkin juga menyukai