(ABKA530)
Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH :
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Membaca Header maupun
Informasi Ketiga Citra (Landsat, Alos Avnir, Dan Quick Bird)” yang penyusun
buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Penginderaan Jauh.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
C. TUJUAN.......................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
A. PENGINDERAAN JAUH............................................................................3
B. CITRA...........................................................................................................5
C. KONSEP PENGOLAHAN CITRA..............................................................6
D. KOREKSI CITRA........................................................................................7
BAB III..................................................................................................................10
PEMBAHASAN....................................................................................................10
A. KOREKSI RADIANCE DAN REFLECTAN..............................................10
B. OLI AND TIRS AT SENSOR SPECTRAL RADIANCE.........................10
C. OLI TOP OF ATMOSPHERE REFLECTANCE......................................11
D. LANGKAH-LANGKAH KOREKSI RADIANCE DAN REFLECTANCE
.....................................................................................................................13
E. HASIL KOREKSI RADIANCE DAN REFLECTANCE...........................17
BAB IV..................................................................................................................25
PENUTUP..............................................................................................................25
A. KESIMPULAN...........................................................................................25
B. SARAN.......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan citra ?
2. Apa saja konsep pengolahan citra ?
3. Bagaimana proses koreksi radiometrik ?
C. TUJUAN
1. Mendeskripsikan yang dimaksud dengan citra
2. Menyebutkan konsep pengolahan citra
3. Menjelaskan bagaimana proses koreksi radiometrik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGINDERAAN JAUH
Perekaman objek oleh alat harus terjadi interaksi antara tenaga dan
objek yang direkam. Hasil interaksi tersebut, maka tenaga direkam oleh
suatu alat (sensor). Dan hasil rekaman alat merupakan data yang sesuai
dengan keadaan sebenarnya dari sebagian permukaan bumi yang direkam
oleh alat berupa Scanner pada saat perekaman. Pada dasarnya energi yang
masuk kepermukaan bumi tidak seluruhnya sampai, tapi hanya sebagian
kecil masuk kepermukaan bumi. Energi tersebut dihambat oleh atmosfer
melalui serapan, pantulan dan transmisi (diteruskan). Energi yang
mencapai permukaan bumi dan berinteraksi dengan objek, sehingga
sebagian energi diserap, dipantulkan dan diteruskan oleh objek. Jadi ke-3
energiyang berinteraksi tersebut merupakan energi yang sampai ke
permukaan bumi.
Gambar 2.2. Interakasi antara Sistem Elektromagnetik dan Atmosfer
(Sabin,1978 dalam Sutanto, 1986).
B. CITRA
Citra merupakan gambaran visual yang direkam dari objek di
permukaan bumi. Atas dasar spektrum, sensor dan detektornya yang
berbeda, maka citra diklasifikasikan menjadi 2 yaitu ; (1) Citra Foto dan, (2)
Citra Non Foto.Citra foto dalam perekamannya didasarkan pada pantulan
tenaga dari objek dan perekamannya menggunakan sensor kamera
sedangkan detektornya adalah film dengan prosesnya bersifat kimiawi. Oleh
karena perbedaan spektrum elektromagnetik yang digunakan, maka citra
foto diklasifikasikan menjadi beberapa citra.
Penginderaan jauh dengan sistem fotografik didasarkan kepada
tenaga/sinar yang dipantulkan oleh objek. Umumnya tenaga yang digunakan
sistem ini adalah tenaga matahari, sehingga pengideraan jauh yang
menggunakan tenaga/sinar matahari (alami) disebut sistem pasif. Hasil dari
sistem ini dan sebutannya didasarkan kepada spektrum alat, detektor dan
proses yang digunakan. Atas dasar penggunaan spektrum maupun saluran,
maka hasil citra sistem fotografik diklasifikasikan menjadi foto ultraviolet,
foto ortokromatik, foto pankromatik dan foto inframerah.
Salah satu contoh citra adalah citra Landsat 8 hanya memerlukan
waktu 99 menit untuk mengorbit bumi dan melakukan liputan pada area
yang sama setiap 16 hari sekali. Resolusi temporal ini tidak berbeda dengan
landsat versi sebelumnya. Satelit Landsat 8 yang direncanakan mempunyai
durasi misi selama 5 –10 tahun ini, dilengkapi dua sensor yang merupakan
hasil pengembangan dari sensor yang terdapat pada satelit -satelit pada
Program Landsat sebelumnya. Kedua sensor tersebut yaitu Sensor
Operational Land Manager (OLI) yang terdiri dari 9 band serta Sensor
Thermal InfraRed Sensors (TIRS) yang terdiri dari 2 band.
Untuk Sensor OLI yang dibuat oleh Ball Aerospace, terdapat 2 band
yang baru terdapat pada satelit Program Landsat yaitu Deep Blue
Coastal/Aerosol Band (0.433 –0.453 mikrometer) untuk deteksi wilayah
pesisir serta Shortwave-InfraRed Cirrus Band (1.360 –1.390 mikrometer)
untuk deteksi awan cirrus. Sedangkan sisa 7 band lainnya merupakan band
yang sebelumnya juga telah terdapat pada sensor satelit Landsat generasi
sebelumnya. (Sari, Taufik and Jaelani, 2015)
3. Classification/Klasifikasi :
Klasifikasi citra, merupakan tahap intrepretasi informasi pada citra
yang dibuat berdasarkan klas katagori tertentu.
Metoda klasifikasi secara umum terbagi menjadi dua:
o Klasifikasi tidak terbimbing (un-supervised classification),
merupakan metoda klasifikasi yang memberikan keleluasaan bagi
computer untuk mengklasifikasikan citra secara mandiri.
o Klasifikasi terbimbing (supervised classification), merupakan
metoda klasifikasi yang memberikan bimbingan kepada komputer
dalam proses klasifikasinya.
4. Integration ke GIS:
Generalisasi, Konversi Raster ke Vektor dan Konversi Vektor ke
Raster.
D. KOREKSI CITRA
Prosedur standar sebelum memanfaatkan citra satelit adalah
melakukan koreksi radiometrik untuk ekstraksi informasi. Koreksi
radiometrik dilakukan karena hasil rekaman satelit mengalami kesalahan
yang disebabkan oleh gangguan atmosfer. Gangguan atmosfer
menyebabkan nilai pantulan yang diterima oleh sensor mengalami
penyimpangan. Besarnya penyimpangan dipengaruhi oleh besar kecilnya
gangguan atmosfer pada waktu perekaman. Koreksi radiometrik
dimaksudkan untuk menyusun kembali nilai pantulan yang direkam oleh
sensor mendekati atau mempunyai pola seperti pantulan obyek yang
sebenarnya sesuai dengan panjang gelombang perekamannya (Parman,
2010: 31).
Pada tahap Prepocessing citra, koreksi citra (geometrik dan
radiometrik) dilakukan, sebagai berikut :
1. Transformasi geometri yang paling mendasar dalam Arnanto (2013:
158) adalah penempatan kembali posisi piksel sedemikian rupa,
sehingga pada citra digital yang tertransformasi dapat dilihat gambaran
obyek di permukaan bumi yang terekamsensor. Pengubahan bentuk
kerangka liputan dari bujur sangkar menjadi jajaran genjang
merupakan hasil dari transformasi ini. Tahap ini diterapkan pada citra
digital mentah (langsung hasil perekaman satelit), dan merupakan
koreksi kesalahan geometrik sistematik. Koreksi geometrik pada citra
Landsat merupakan upaya memperbaiki kesalahan perekaman secara
geometrik agar citra yang dihasilkan mempunyai sistem koordinat dan
skala yang seragam, dan dilakukan dengan cara translasi, rotasi, atau
pergeseran skala. Sebagai titik kontrol medan (koordinat acuan) untuk
koreksi geometrik digunakan peta rupa bumi skala 1:25.000. Titik-titik
kontrol medan ditentukan dengan cara membandingkan antara
kenampakan obyek pada peta dan citra satelit. Jumlah titik kontrol
medan yang digunakan untuk koreksi geometrik sebanyak 10 titik,
yang menyebar di daerah penelitian. Teknik transformasi koordinat
yang digunakan menggunakan teknik transformasi affine orde1, sedang
untuk resampling dilakukan dengan teknik nearest neighbour (Parman,
2010: 31).
2. Koreksi radiometrik ditujukan untuk memperbaiki nilai piksel agar
sesuai dengan yang seharusnya yang biasanya mempertimbangkan
faktor gangguan atmosfer sebagai sumber kesalahan utama (Soenarmo,
2009), dan juga untuk menghilangkan atau meminimalisir kesalahan
radiometrik akibat aspek eksternal berupa gangguan atmosfer pada saat
proses perekaman. Biasanya gangguan atmosfer ini dapat berupa
serapan, hamburan, dan pantulan yang menyebabkan nilai piksel pada
citra hasil perekaman tidak sesuai dengan nilai piksel obyek
sebenarnya di lapangan. Kesalahan radiometrik pada citra dapat
menyebabkan kesalahan interpretasi terutama jika interpretasi
dilakukan secara digital yang mendasarkan pada nilai piksel. Koreksi
radiometrik ini sangat penting untuk dilakukan agar hasil yang
diperoleh sesuai dengan yang diinginkan (Chander, et al., 2007).
Tahap koreksi radiometrik : (Lathifah, 1994)
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Citra merupakan gambaran visual yang direkam dari objek di
permukaan bumi. Atas dasar spektrum, sensor dan detektornya yang
berbeda, maka citra diklasifikasikan menjadi 2 yaitu ; (1) Citra Foto dan,
(2) Citra Non Foto.Citra foto dalam perekamannya didasarkan pada
pantulan tenaga dari objek dan perekamannya menggunakan sensor
kamera sedangkan detektornya adalah film dengan prosesnya bersifat
kimiawi. Oleh karena perbedaan spektrum elektromagnetik yang
digunakan, maka citra foto diklasifikasikan menjadi beberapa citra.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Reaves PM., Etgen WM, James RE, 1987. Dairy Cattle and Feeding
Management. Canada: John Wiley Sons..
Sari, V. D., Taufik, M. and Jaelani, L. M. . 2015. ‘Perbandingan Pengaruh
Koreksi Radiometrik Citra Landsat 8 Terhadap Indeks Vegetasi Pada
Tanaman Padi’, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana
Wilayah (ATPW), (November), pp. 13–20. doi:
10.13140/RG.2.1.2774.7280.