Anda di halaman 1dari 17

BAB 7

SIRKULASI LAUTAN

7-1 PENGANTAR

Sirkulasi laut adalah pergerakan massa air di laut. Sirkulasi laut di permukaan


dibangkitkan oleh stres angin yang bekerja di permukaan laut dan disebut sebagai sirkulasi laut
yang dibangkitkan oleh angin (wind driven ocean circulation). Selain itu, ada juga sirkulasi yang
bukan dibangkitkan oleh angin yang disebut sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline
circulation) dan sirkulasi akibat pasang surut laut. Sirkulasi termohalin dibangkitkan oleh adanya
perbedaan densitas air laut. Istilah termohalin sendiri berasal dari dua kata yaitu thermo yang
berarti temperatur dan haline yang berarti salinitas. Penamaan ini diberikan karena densitas air
laut sangat dipengaruhi oleh temperatur dan salinitas. Sementara itu, sirkulasi laut akibat pasang
surut laut disebabkan oleh adanya perbedaan distribusi tinggi muka laut akibat adanya interaksi
bumi, bulan dan matahari.
Sirkulasi di permukaan membawa massa air laut yang hangat dari daerah tropis
menuju ke daerah kutub. Di sepanjang perjalanannya, energi panas yang dibawa oleh massa air
yang hangat tersebut akan dilepaskan ke atmosfer. Di daerah kutub, air menjadi lebih dingin
pada saat musim dingin sehingga terjadi proses sinking (turunnnya massa air dengan densitas
yang lebih besar ke kedalaman). Hal ini terjadi di Samudera Atlantik Utara dan sepanjang
Antartika. Air laut dari kedalaman secara perlahan-lahan akan kembali ke dekat permukaan dan
dibawa kembali ke daerah tropis, sehingga terbentuklah sebuah siklus pergerakan massa air yang
disebut Sabuk Sirkulasi Laut Global (Global Conveyor Belt). Semakin efisien siklus yang terjadi,
maka akan semakin banyak pula energi panas yang ditransfer dan iklim di bumi akan semakin
hangat.
Gambar.1 Lautan
Sumber:
http://3.bp.blogspot.com/_gU7QbSH3pT8/TP3VeBbSj4I/AAAAAAAAAD4/LrCPXYH_bow/s1600/ocean-
8c5n.jpg

Akibat bumi yang berotasi, maka aliran massa air (arus) yang terjadi akan dibelokkan ke
arah kanan di belahan bumi utara (BBU) dan ke kiri di belahan bumi selatan (BBS). Efek ini
dikenal sebagai gaya semu Coriolis. Pembelokkan ini menjadikan tinggi dan rendahnya elevasi
muka laut berbanding secara langsung dengan kecepatan arus permukaan. Perubahan elevasi
muka laut yang diakibatkan aliran massa air ini disebut sebagai topografi laut dan saat ini dapat
diamati dengan menggunakan satelit TOPEX/Poseidon. Dengan bantuan data dari satelit ini,
maka para ahli dapat memetakan pola arus laut global.
Variasi yang terjadi pada sirkulasi laut mengakibatkan variasi pada transpor energi panas
dan pola musim. Seperti diketahui bahwa laut memiliki peranan yang sangat penting dalam
mendsitribusikan energi panas dari daerah ekuator ke daerah kutub karena kemampuan air untuk
menyimpan energi panas dalam waktu yang sangat lama (bandingkan dengan tanah yang cepat
menjadi dingin ketika matahari sudah tidak menyinarinya lagi). Hal ini menjadi bagian yang
sangat vital dalam menentukan pola cuaca/iklim di bumi. Menurut penelitian yang dilakukan di
University of Bern dengan menggunakan model iklim dengan perata-rataan ke arah zonal
(zonally averaged climate model), pemanasan global yang terjadi saat ini akibat adanya efek gas
rumah kaca bisa merubah dan bahkan mematikan sabuk sirkluasi laut global (Stocker and
Schmittner, 1997).
7-2 Efek Coriolis
Fenomena ini muncul sebagai konsekuiensi dari gerak rotasi Bumi. Gejala ini
diungkapkan pertama kali oleh Gaspard G.. Coriolis (1792-1843), seorang ahli matematika dan
fisika bangsa Perancis, di abad ke-19. Efek ini adalah gerak semu dari suatu objek yang bergerak
melintasi permukaan Bumi, sementara itu Bumi berrotasi di bawahnya. Efek ini mempengaruhi
semua objek yang bergerak melintasi permukaan Bumi, seperti arus laut, angin, dan peluru
kendali. Gambaran dari efek ini adalah seperti pada Gambar 2. 

Gambar.2 Efek Coriolis


Sumber: https://www.geomacorner.com/2018/04/sirkulasi-massa-air-permukaan-dan-
faktor-yang-mempengaruhinya-efek-coriolis-dan-transportasi-spiral-ekman.html

Bila seseorang berdiri pada satu titik di Hemisfer Utara dan menghadap ke arah gerakan
arus, maka akan orang tersebut akan melihat bahwa arus berbelok ke arah kanan. Sebaliknya,
bila hal yang sama dilakukan di Hemisfer Selatan, maka arus akan terlihat berbelok ke arah kiri.
Pengaruh dari efek Coriolis tersebut menyebabkan terjadinya gerakan arus berputar searah gerak
jarum jam di Hemisfer Utara, dan gerak berputar berlawanan arah gerak jarum jam di Hemisfer
Selatan.

7-3 SPIRAL EKMAN DAN TRANSPORT EKMAN

Ekman Spiral adalah perubahan arah arus  dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis
yang merupakan hasil kesetimbangan antara efek gesekan di laut dan gaya fiktif yang timbul
akibat rotasi bumi. Arus ekman adalah arus yang terjadi pada lapisan permukaan air laut yang
ditimbulkan oleh pergerakan angin. Arus ekman diambil dari nama seorang ilmuan yang
bernama “Ekman”. Ekman mendapatkan bahwa arag arus permukaan laut tidak searah dengan
angin yang bergerak dipermukaan laut itu sendiri.

Gambar.3 Sirkulasi Ekman


Sumber:
http://1.bp.blogspot.com/-d5OUECjJrVs/VTVt8wSV5QI/AAAAAAAAAFM/YzTr2wWprH8/
s1600/spiral%2Bekman.jpg

7-4 ARUS GEOSTROPIK

Arus geostropik adalah arus yang terjadi karena adanya keseimbangan geostropik yang
disebabkan oleh adanya gradien tekanan mendatar/horizontal yang bekerja pada massa air yag
bergerak, dan diseimbangkan oleh gaya. Arus geostropik digambarkan sebagai arus gradien atau
slope current yang disebabkan oleh adanya kemiringan bidang isobar dan bidang datar (level
surface). Kemiringan tersebut terjadi akibat adanya penumpukan massa air di tempat tertentu
karena adanya hembusan aning yang berhembus terus menerus. Penumpukan massa air ini
menyebabkan adanya perbedaan tekanan pada permukaan laut, meskipun tekanan tersebut kecil
tapi karena sifat air yang selalu mencari keseimbangan, maka terjadilah pergerakan air secara
mendatar. Selain itu, pengaruh angin dan perbedaan tekanan atmosfer di permukaan laut
berperan dalam pembentukan slope muka laut (slope isobar).
Perairan yang densitasnya rendah (hangat) mempunyai permukaan laut yang lebih tinggi
daripada perairan yang densitasnya tinggi (dingin) akibatnya terdapat slope (kemiringan)
permukaan laut antara daerah densitas. Karena adanya slope permukaan laut (juga adanya slope
isobar di lapisan-lapisan dalam) tekanan air di daerah densitas rendah lebih besar daripada
tekanan air di daerah densitas tinggi. Perbedaan tekanan ini menggerakan massa air di daerah
tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Tetapi air tidaklah benar-benar bergerak menuruni
slope permukaan laut, akibat pengaruh rotasi bumi atau gaya coriolis gerakan air ini dibelokan ke
arah kanan di belahan bumi utara dan ke arah kiri di belahan bumi selatan. Akhirnya air bergerak
sejajar dengan slope atau tegak lurus bidang.

Gambar.4 Arus Geostropik


Sumber:
https://3.bp.blogspot.com/-lPDpN4YtsgI/VGKlRGDBjmI/AAAAAAAACr8/MZebd3F52ww/
s1600/14%2Bgeo.jpg

Arus Geostrofik disebabkan :

 Akibat spiral Ekman, angin cenderung menggerakkan air permukaan (densitas lebih
kecil) ke tengah lautan proses konvergensi
 Akibatnya terbentuk “bukit” air berdensitas rendah dekat dengan pusat gyre. Contoh di
Samudera Pasifik Utara dekat Jepang, ketinggiannya 2,4 m.
 “Bukit” tersebut tidak dapat diukur secara langsung, tapi dari distribusi densitas air laut,
yg bergantung pada salinitas dan suhu air.
 Air pada bukit akan bergerak turun akibat gravitasi, pada waktu bergerak air dibelokkan
oleh efek Coriolis ke arah kanan (di bumi utara)
 Gerakan air akan berubah arah hingga efek Coriolis dan efek gravitasi menjadi seimbang.
 Pada kondisi lautan ideal, tanpa gesekan, gaya gravitasi yang bekerja pada air yang turun
dari bukit akan diimbangi oleh efek Coriolis (naik ke bukit) sehingga terbentuk arus
geostrofik (digerakkan oleh bumi).
 Arus utama di lautan merupakan arus geostrofik
 Kecepatannya ditentukan oleh kemiringan “bukit” air, semakin miring semakin cepat
arus yg terbentuk.

7-5 SIRKULASI LANGMUIR

Sirkulasi Langmuir adalah fenomena konvergen permukaan dalam skala kecil ataupun
besar yang sering terjadi sejajar dengan arah tiupan angin. Fenomena ini ditandai dengan adanya
pengumpulan debris (potongan rumput laut atau buih-buih putih) di permukaan perairan.

Gambar.5 Contoh terjadinya sirkulasi Langmuir yang ditandai dengan (a) buih-buih dan
(b) makroalga sargassum yang membentuk garis lurus (a)
Sumber: http://dyaretno.blogspot.com/2013/05/langmuir-circulation.html
Gambar.6 Contoh terjadinya sirkulasi Langmuir yang ditandai dengan (a) buih-buih dan
(b) makroalga sargassum yang membentuk garis lurus.
Sumber: http://dyaretno.blogspot.com/2013/05/langmuir-circulation.html

Gambar7: a
Gambar.7: a dan b (Mekanisme terjadinya sirkulasi Langmuir)
Sumber: http://dyaretno.blogspot.com/2013/05/langmuir-circulation.html

Kedua gambar diatas merupakan gambaran mekanisme dari sirkulasi Langmuir. Pada
gambar7.a. terlihat pengaruh upwelling dan downwelling dalam terbentuknya sirkulasi
Langmuir. Angin menciptakan sel konveksi horizontal lalu adanya upwelling dan downwelling
menyebabkan terbentuknya daerah konvergen pada perairan sehingga bahan apung seperti
makroalga dan buih air akan mengambang membentuk garis lurus serta plankton terkonsentrasi
dekat permukaan di zona konvergensi. Zona Konvergensi sendiri dapat dilihat oleh akumulasi
bahan hanyut atau kekeruhan . Perhatikan gambar 7.b. bila angin bertiup langsung di dalam
gambar. Lingkaran hitam merupakan sel panjang air yang berputar sesuai dengan arah angina.
Ketika air bersirkulasi melewati permukaan, membawa materi dan memindahkan materi tersebut.
Sel-sel akan memutar dengan arah yang berlawanan, sehingga bahan dari dua sel terbawa
bersama, membersihkan sisa permukaan air. Sepanjang garis di mana sel-sel bertemu, mereka
beredar ke bawah. Namun, bahan apung seperti buih air dan makroalga dipaksa untuk tinggal di
permukaan karena kemampuan mengampung yang melawan kecepatan down-welling, dan
dengan demikian garis-garis permukaan terbentuk.

Langmuir Circulation dapat terjadi di samudera, laut, sungai dan danau bila kecepatan
angina mencapai 3 m/s. jika kondisi air bergolak (tidak tenang) sirkulasi langmuir tidak data
terjadi. Selain itu jika kecepatan angina melebihi 13 m/s, permukaan air akan tidak stabil yang
menyebabkan sel hancur, tergabung atau regenerasi. Kedalaman sel Langmuir mencapai 4 – 6 m
namun efeknya dapat diamati hingga 200 m di bawah permukaan air. Antar sel dapat berjarak
sekitar 10-50 m. panjangnya sel bervariasi dari beberapa meter hingga berkilo-kilo ke samudera.
Sumbu sel biasanya sejajar dengan arah angin tetapi dapat juga bervariasi hingga 20°. Ketika
angin berubah arah sel-sel secara berahap akan bergerak menyesuaikan dengan arah angin yang
berubah dengan rentang waktu 15-20 menit. Sirkulasi ini berpengaruh terhadap mixed layer
dimana bila terjadi sirkulasi Langmuir maka kedalaman mixed layer dapat mencapai 200 m
(tetap tergantung dengan kedalaman perairan). pengaruh lainnya adalah penyebaran bahan apung
seperti es dan minyak juga bahan organik seperti plankton dan makroalga.

7-6 SIRKULASI ANGIN DRIVEN

Sirkulasi laut adalah pergerakan massa air di laut. Sirkulasi laut di permukaan
dibangkitkan oleh stres angin yang bekerja di permukaan laut dan disebut sebagai sirkulasi laut
yang dibangkitkan oleh angin (wind driven ocean circulation). Selain itu, ada juga sirkulasi yang
bukan dibangkitkan oleh angin yang disebut sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline
circulation) dan sirkulasi akibat pasang surut laut. Sirkulasi termohalin dibangkitkan oleh adanya
perbedaan densitas air laut. Istilah termohalin sendiri berasal dari dua kata yaitu thermo yang
berarti temperatur dan haline yang berarti salinitas. Penamaan ini diberikan karena densitas air
laut sangat dipengaruhi oleh temperatur dan salinitas. Sementara itu, sirkulasi laut akibat pasang
surut laut disebabkan oleh adanya perbedaan distribusi tinggi muka laut akibat adanya interaksi
bumi, bulan dan matahari.

Gambar.8. Sikulasi angina driven


Sumber:
http://3.bp.blogspot.com/_gU7QbSH3pT8/TP3VeBbSj4I/AAAAAAAAAD4/LrCPXYH_bow/
s1600/ocean-8c5n.jpg
Sirkulasi di permukaan membawa massa air laut yang hangat dari daerah tropis menuju
ke daerah kutub. Di sepanjang perjalanannya, energi panas yang dibawa oleh massa air yang
hangat tersebut akan dilepaskan ke atmosfer. Di daerah kutub, air menjadi lebih dingin pada saat
musim dingin sehingga terjadi proses sinking (turunnnya massa air dengan densitas yang lebih
besar ke kedalaman). Hal ini terjadi di Samudera Atlantik Utara dan sepanjang Antartika. Air
laut dari kedalaman secara perlahan-lahan akan kembali ke dekat permukaan dan dibawa
kembali ke daerah tropis, sehingga terbentuklah sebuah siklus pergerakan massa air yang disebut
Sabuk Sirkulasi Laut Global (Global Conveyor Belt). Semakin efisien siklus yang terjadi, maka
akan semakin banyak pula energi panas yang ditransfer dan iklim di bumi akan semakin hangat.
Akibat bumi yang berotasi, maka aliran massa air (arus) yang terjadi akan dibelokkan ke
arah kanan di belahan bumi utara (BBU) dan ke kiri di belahan bumi selatan (BBS). Efek ini
dikenal sebagai gaya semu Coriolis. Pembelokkan ini menjadikan tinggi dan rendahnya elevasi
muka laut berbanding secara langsung dengan kecepatan arus permukaan. Perubahan elevasi
muka laut yang diakibatkan aliran massa air ini disebut sebagai topografi laut dan saat ini dapat
diamati dengan menggunakan satelit TOPEX/Poseidon. Dengan bantuan data dari satelit ini,
maka para ahli dapat memetakan pola arus laut global.
Variasi yang terjadi pada sirkulasi laut mengakibatkan variasi pada transpor energi panas
dan pola musim. Seperti diketahui bahwa laut memiliki peranan yang sangat penting dalam
mendsitribusikan energi panas dari daerah ekuator ke daerah kutub karena kemampuan air untuk
menyimpan energi panas dalam waktu yang sangat lama (bandingkan dengan tanah yang cepat
menjadi dingin ketika matahari sudah tidak menyinarinya lagi). Hal ini menjadi bagian yang
sangat vital dalam menentukan pola cuaca/iklim di bumi. Menurut penelitian yang dilakukan di
University of Bern dengan menggunakan model iklim dengan perata-rataan ke arah zonal
(zonally averaged climate model), pemanasan global yang terjadi saat ini akibat adanya efek gas
rumah kaca bisa merubah dan bahkan mematikan sabuk sirkluasi laut global (Stocker and
Schmittner, 1997).

ARUS KHATULISTIWA
A. Samudera Pasifik
1. Di Sebelah Utara Khatulistiwa
Arus Khatulistiwa Utara, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke arah barat
sejajar dengan garis khatulistiwa dan ditimbulkan serta di dorong oleh angin pasat timur laut.
Arus Kuroshio, merupakan lanjutan arus khatulistiwa utara, karena setelah sampai di dekat
Filipina, arahnya menuju ke utara. Arus ini merupakan arus panas yang mengalir dari kepulauan
Filipina, menyusur sebelah timur kepulauan Jepang dan terus ke pesisir Amerika Utara (terutama
Kanada). Arus ini di dorong oleh Angin Barat. Arus Kalifornia, mengalir di sepanjang pesisir
barat Amerika Utara ke arah selatan menuju ke khatulistiwa. Arus ini merupakan lanjutan arus
kuroshio, termasuk arus menyimpang (pengaruh daratan) dan arus dingin.
Arus Oyashio, merupakan arus dingin yang di dorong oleh angin timur dan mengalir dari
selat Bering menuju ke selatan dan berakhir di sebelah timur kepulauan Jepang, karena di tempat
ini arus tersebut bertemu dengan arus Kuroshio (terhambat oleh kuroshio). Di tempat pertemuan
arus dingin Oyashio dengan arus panas Kuroshio terdapat daerah perikanan yang kaya, sebab
plankton-plankton yang terbawa oleh arus Oyashio berhenti pada daerah pertemuan dengan arus
pana Kuroshio yang menjadi hangat dan tumbuh subur.
2. Di Sebelah Selatan Khaulistiwa
Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar
dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan atau didorong oleh angin pasat tenggara. Arus
Humboldt atau Arus Peru, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin bbarat yang mengalir di
sepanjang barat Amerika Selatan menyusur ke arah utara. Arus ini di dorong oleh angin pusat
tenggara dan termasuk arus dingin. Arus Australia timur, merupakan lanjutan arus Khatulistiwa
Selatan yang mengalir di sepanjang pesisir Australia Timur dari arah utara ke selatan (sebelah
timur Great Barrier Reef). Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian arus Australia
Timur yang mengalir menuju ke timur ( pada lintang 30 derajat-40 derajat LS) dan sejajar
dengan garis ekuator. Arus ini didorong oleh Angin Barat.
B. Di Samudra Atlantik
1. Di Sebelah Utara Khatulistiwa
Arus Khatulistiwa Utara, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar
dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat timur laut. Arus
Teluk Gulfstream, merupakan arus menyimpang yang segera diperkuat oleh dorongan angin
besar dan merupakan arus panas. Arus ini disebut arus teluk sebab sebagian darinya keluar dari
teluk meksiko.
Arus Tanah Hijau Timur atau Arus Greenland Timur, merupakan arus dingin yang mengalir dari
laue Kutub Utara ke Selatan menyusur pantai timur tanah hijau. Arus ini didorong oleh angin
Timur ( yang berasal dari daerah kutub). Arus Labrador, berasal dari laut kutub utara yang
mengalir ke selatan menyusuri pantai timur Labrador. Arus ini didorong oleh angin timur dan
merupakan arus dingin yang pada umumnya membawa “gunung es” yang ikut dihanyutkan.
Arus Canari, merupakan arus menyimpang dan termasuk arus dingin. Arus ini merupakan
lanjutan sebagian arus teluk yang mengubah arahnya setelah pengaruh daratan Spanyol dan
mengalir ke arah selatan menyusur pantai barat Afrika Utara.
2. Di Sebelah Setan Khatulistiwa
Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat, sejajar dengan
garis khatulistiwa. Sebagian dari arus ini masuk ke utara (yang bersama-sama dengan arus
khatulistiwa utara ke Laut Karibia) sedangkan yang sebagian lagi membelok ke selatan. Arus ini
ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat tenggara. Arus Braziliia, merupakan lanjutan dari
sebagian arus angin barat yang mengalir ke arah selatan menyusuri pantai timur Amerika Selatan
(khususnya Brazilia). Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan arus panas. Arus
Benguela, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir ke arah utara
menyusuri pantai barat Afrika Selatan. Arus ini merupakan arus dingin, yang akhirnya kembali
menjadi Arus Khatulistiwa selatan. Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian Arus
Brazilia yang mengalir ke arah timur (pada lintang 30 derajat-40 derajat LS) sejajar dengan garis
ekuator, arus ini didorong oleh angin barat dan merupakan arus dingin.
Gambar.9. Arus Khatulistiwa
Sumber:http://4.bp.blogspot.com/-7sUVroarklI/VGXuRDYDgCI/AAAAAAAAADU/
0p72hEkidow/s1600/peta%2Barus.jpg

7-7 MASA AIR LAUT

Massa air laut disuatu tempat memiliki sejarah dalam pembentukannya yang memiliki
sifat fisik yang berbeda dari air sekitarnya. Baik itu salinitas, temperature, dan sifat fisik lainnya.
Maksud dari sejarah disini misalnya massa air laut yang ada di selat makassar dengan panas
cahaya matahari yang berbeda di selat sunda, kemudian dengan arus lintas indonesia dari
samudera pasifik ke samudera hindia menyebabkan massa air laut selat makassar berbeda dengan
massa air laut di selat sunda. Massa air laut dapar mengalami pergerakan yang disebut dengan
sirkulasi laut. Terdapat beberapa jenis sirkulasi air laut, yakni Wind driven Ocean
Circulation, Thermohaline Circulation, dan Sirkulasi pasang surut.
Wind driven Ocean Circulation yakni sirkulasi yang disebabkan atau dimotori oleh angin.
Thermohaline Circulation yakni sirkulasi laut yang dibangkitkan karena adanya perbedaan
densitas air laut. Penamaan Thermohaline berasal dari kata Thermo yang berarti suhu dan Haline
yang berarti salinitas. Mengapa demikian? Karena densitas air laut sangat dipengaruhi oleh suhu
dan salinitas. Perbedaan densitas suatu perairan yang ada di laut akan menyebabkan terjadinya
arus atau bisa disebut pula sirkulasi air laut.
Pergerakkan ini (arus) terjadi pada seluruh permukaan air laut yang ada di seluruh dunia,
yang membedakannya satu sama lain adalah faktor yang mempengaruhi arus tersebut, sebagai
contohnnya adalah suhu, yang menyebabkan adanya arus panas dan arus dingin. Arus panas
merupakan arus laut dengan temperatur airnya lebih tinggi (Panas) daripada temperatur air laut
yang didatangi. Seperti contoh: Arus Teluk dan Kuroshiwo. Sedangkan arus dingin merupakan
arus laut yang temperaturairnya lebih rendah daripada temperatur air laut yang didatangi.
Contohnya : Arus Labrador, Arus Benguela, Arus Peru dan Arus Oyashiwo.

Gambar.10. Persebaran Arus Panas dan Arus Dingin Laut


Sumber: www.informath.org

7-8 SIRKULASI TERMOHALIN

Sirkulasi Termohalin adalah sirkulasi samudera skala besar yang digerakkan oleh gradien
densitas global yang dihasilkan melalui panas permukaan dan fluks air tawar. Gradien densitas
adalah variasi densitas di suatu daerah. Dalam kasus perairan laut, gradien dengan kemiringan
nyata menimbulkan statifikasi konsentrasi salinitas yang berbeda. inilah yang disebut dengan
Haloklin.Fluks dalam istilah dinamika fluida adalah jumlah aliran yang melalui satu unit luas
terhadap satu unit waktu. Termo = suhu; halin = kadar garam. faktor yang menentukan densitas
air laut.
Proses terjadinya arus termohalin diawali oleh radiasi matahari yang lebih intensif di
khatulistiwa yang mengakibatkan suhu  air laut di khatulistiwa lebih tinggi tinggi dibandingkan
air laut di daerah kutub. Akibat perbedaan suhu tersebut, densitas (kerapatan) air laut di
khatulistiwa menjadi renggang, sehingga permukaan air laut di khatulistiwa mengalami penaikan
dari permukaan yang semula menjadi lebih tinggi dari permukaan air laut kutub. Dikarenakan
sifat air yang selalu bergerak dari wilayah tinggi ke wilayah yang rendah, maka massa air laut
khatulistiwa bergerak ke wilayah kutub yang berupa arus permukaan. Arus permukaan yang
datang dari khatulistiwa diimbangi dengan arus dasar yang bergerak dari kutub ke khatulistiwa.
Gerakan arus dasar timbul akibat desakan massa air laut khatulistiwa.

Gambar.11. Sirkulasi Termohalin


Sumber: https://geograph88.blogspot.com/2013/05/arus-termohalin-thermohaline-
current.html

7-9 UKURAN ARUS

Arus atau pergerakan massa air merupakan fenomena penting dalam oseanografi, karena
berkaitan dengan aliran atau sirkulasi air. Menurut Pond dan Pickard (1983), gerakan massa air
terjadi karena resultan dari berbagai macam gaya yang bekerja pada kolom massa air yang
memiliki suatu percepatan dan dipengaruhi gaya gravitasi. Arus laut merupakan bergeraknya
massa air laut. Arus laut dapat terjadi akibat adanya gaya  pembangkit arus yang bekerja baik
pada lapisan antar muka air-udara ataupun pada badan air seperti angin,rotasi bumi, beda
salinitas dan temperatur, dan gaya gravitasi bulan. Kedalaman  perairan dan bentuk garis pantai
akan mempengaruhi arah dan kecepatan arus (Anonim,2010). Arus permukaan merupakan
gerakan mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, perbedaan dalam
densitas laut, maupun oleh gerakan bergelombang panjang, misalnya  pasang surut. Di laut
terbuka, arah dan kekuatan arus di lapisan permukaan sangat banyak ditentukan oleh angin. Arah
arus permukaan memiliki hubungan yang erat dengan angin (Nontji, 1993). Oleh karena
dibangkitkan angin, arah arus permukaan (atas) mengikuti arag angin yang ada. Khususnya di
Asia Tenggara karena arah angin musim sangat terlihat perubahannya antara musim  barat dan
musim timur. Arus musim barat ditandai oleh adanya aliran air dari arah utara melalui laut Cina
bagian atas, laut Jawa, dan laut Flores. Adapun musim timur sebaliknya mengalir dari arah
selatan. Selain pergerakan arah arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal yang
dikenal dengan upwelling dan downwelling   di daerah-daerah tertentu. Proses upwelling adalah
suatu proses massa air yang didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter. Oleh
karena air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka kandungan
oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air permukaan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai