Anda di halaman 1dari 10

MATERI PAPER 1

ARUS LAUT

Arus merupakan gerakan air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh lautan di dunia.
Arus-arus ini mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan arah pelayaran bagi kapal-
kapal. Peta arus dibuat oleh para pelaut berabad-abad yang lalu. Kita dapat mengetahui adanya
arus-arus ini terutama didasarkan atas pekerjaan seorang ahli oseanografi kebangsaan Amerika
Matthew Fontaine yang telah memulai pekerjaan tersebut sejak tahun 1840. Ia membuat sebuah
gambar dari system arus-arus dunia berdasarkan atas pengamatan dan pengukuran terhadap
besarnya pengaruh arus yang mempengaruhi pembelokan arah kapal dari lintasan jalan yang
seharusnya dikehendaki dari suatu pelayaran yang panjang dan memakan waktu yang lama.
(Sahala Hutabarat dan Stewart Evans, 2008).
Arus laut adalah gerakan masa air laut secara teratur dari suatu tempat ke tempat lain.
Sebagian besar arus laut bergerak dengan arah horizontal dan hanya sebagian kecil yang arah
gerakannya vertical. Gerakkan massa air laut secara vertical disebut upwelling.( Muhammad,
Hamid. 2005).
Arus laut juga dapat didefinisikan sebagai setiap aliran air yang kontinu atau berkelanjutan
disepanjang jalan yang pasti dalam laut. Aliran dapat terjadi di permukaan atau jauh di bawahnya.
Aliran dapat veretikal atau sejajar dengan permukaan. Sirkulasi ini dalam gerakan massa air dapat
dikategorikan sebagai angin pendorong atau termihalin. Arus termohalin memiliki vertikal
signifikan komponen dan account untuk pencampuran menyeluruh massa air laut dalam.
(terjemahan : Eileen Gray dkk).
Arus laut mampu mengalir mengarungi ribuan kilometer dan sangat penting untuk
menentukan iklim dari sebuah benua, khususnya wilayah yang berbatasan dengan laut. Contohnya
arus Gulf Stream yang menyebabkan daerah Barat Laut Eropa lebih hangat dibandingkan wilayah
lain yang memiliki lintang yang sama (Wikipedia, 2009).
A. Faktor-Faktor yang berperan dalam Pembentukan Arus
Arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari massa air menuju kestabilan yang
terjadi secara terus menerus. Gerakan yang terjadi merupakan hasil resultan dari berbagai macam
gaya yang bekerja pada permukaan, kolom, dan dasar perairan. Hasil dari gerakan massa air adalah
vektor yang mempunyai besaran kecepatan dan arah. Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh
dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti perbedaan
densitas air laut, gradien tekanan mendatar, dan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal
seperti gaya gravitasi dari bulan dan matahari yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut yang
menghasilkan arus pasang surut, angin, perbedaan takanan udara, perbedaan kadar garam,
pengaruh rotasi bumi, dan gaya tektonik.
Faktor internal yang berperan dalam pembentukan arus, yaitu:
1. Densitas Air Laut
2. Gradien Tekanan Mendatar
3. Gesekan Lapisan Air
Faktor eksternal yang berperan dalam pembentukan arus, yaitu:
1. Gaya Gravitasi dari Bulan dan Matahari
Gaya gravitasi dri bulan dan matahari itu menyebabkan permukaan air laut di suatu
tempat tertentu naik mencapai ketinggian tertentu dan kemudian turun kembali seiring dengan
perubahan konfigurasi benda-benda langit tersebut, sehingga menyebabkan terjadinya arus
pasang surut. Arus pasut erupakan arus yang disebabkan adanya gaya pembangkit pasut. Arus
pasut merupakan pergerakan air laut secara horizontal yang dihubungkan dengan naik
turunnya permukaan laut secara periodik. Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik
gravitasi dari matahari dan bula. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik
gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan
pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik
gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge)
pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh
deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.
2. Angin
Tiupan angin yang menerpa air laut di permukaan akan menimbulkan arus laut.
Seperti halnya bila kita meniup air dalam cawan, maka dari tu dapat disimpulkan bahwa angin
dapat menyebabkan arus laut. Arah arus itu searah dengan aliran angin. Semakin cepat
kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut, dan semakin
besar arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin dengan permukaan laut dapat
menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan air turbulen.
3. Perbedaan Tekanan Udara
Akibat pemanasan yang berbeda (tidak merata) dari bagian muka bumi, maka udara di
atas bumi mengalami tekanan yang berbeda-beda pula, akibatnya terbentuk gradien tekanan
horisontal. Hal ini menyebabkan angin bergerak dari daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan
rendah. Apabila angin ini berhembus di atas laut maka massa air laut di bagian permukaan
bumi akan ikut terseret sehingga terbentuklah arus laut.
4. Perbedaan Kadar Garam
Air laut yang memiliki kadar garam tinggi memiliki massa jenis yang lebih
besar daripada air laut yang kadar garamnya rendah. Oleh karena itu, jika ada dua laut
yang bersebelahan tetapi karena kadar garamnya berbeda, maka dibagian dasar laut
akan terjadi aliran air dari laut berkadar garram tinggi menuju ke laut berkadar garam
rendah.
Sebaliknya dibagian permukaan akan terjadi aliran air dari laut berkadar garam
rendah menuju ke laut berkadar garam tinggi. Contoh Ambang Gibraltar yang terletak
diantara benua Eropa dan benua Afrika.
5. Pengaruh Rotasi Bumi
Pengaruh rotasi bumi terhadap arus laut adalah gerak rotasi bumi menyebabkan arus
laut bergerak searah dengan rotasi bumi karena rotasi bumi menimbulkan Efek sentrifugal
yaitu dorongan ke arah luar pusat rotasi (gaya corriolis).
6. Gaya Tektonik
Gaya tektonik dapat menyebabkan fenomena tsunami yang sering disebut sebagai
gelombang seismic yang dihasilkan dari pergeseran dasar laut saat terjadi gempa, akibat
terjadi pergeseran pada dasar laut, maka akan menghasilkan arus laut yang besar, jika volume
arus laut ini semakin besar akan menjadi tsunami.

B. Gaya Corriolis
Gaya Coriolis adalah gaya semu yang timbul akibat efek dua gerakan yaitu gerak rotasi
bumi dan gerak benda relatif terhadap bumi. Efek Coriolis melekat pada fenomena defleksi
(pembelokan arah) gerak sebuah benda pada sebuah kerangka acuan yang berputar, khususnya di
permukaan Bumi. Pada intinya, sebuah benda yang bergerak lurus dalam kerangka yang berputar,
akan terlihat berbelok oleh pengamat yang diam di dalam kerangka tersebut. Nama Coriolis sendiri
diambil dari nama seorang ilmuwan Perancis Gaspard Gustave Coriolis (1792).
1. Faktor Penyebab Gaya Coriolis
Rotasi bumi dikenal sebagai penyebab utama efek Coriolis. Bumi berputar dalam arah
berlawanan arah jarum jam pada porosnya, dan karena ini objek bergerak pada atau di atas
permukaan lebih dari jarak jauh yang dibelokkan, seperti bergerak ke arah yang berlawanan
dan itu juga pada kecepatan lebih cepat. Kecepatan rotasi bumi menurun dengan lintang
sementara efek ini meningkat. Ketika sebuah pesawat terbang di atas khatulistiwa, hal itu
akan terus bergerak tanpa defleksi besar. Namun, jika pesawat terbang bahkan agak jauh dari
khatulistiwa, pesawat pasti melayang dan drift maksimum di kutub. Badai tidak pernah
terbentuk sepanjang khatulistiwa karena tidak ada banyak efek Coriolis disana. Badai
terbentuk di utara khatulistiwa berkembang menjadi topan ketika mereka mulai berputar dan
mendapatkan kekuatan. Selain jarak dari khatulistiwa dan rotasi bumi, kecepatan benda
bergerak juga menentukan tingkat efek Coriolis.
2. Dampak Gaya Coriolis
Dampak paling penting dari efek Coriolis adalah pada arus laut dan arah angin. Selain
itu, pesawat, artileri dan rudal yakin benda buatan manusia yang dipengaruhi oleh fenomena
ini. Efek Coriolis pada pola angin sangat menonjol. Ketika udara naik dari permukaan bumi
kecepatan lebih tinggi daripada sebaliknya. Hal ini karena udara sekarang tidak harus
bergerak melintasi berbagai bentang alam di permukaan dan sebagai hasilnya, mengurangi
drag. Sebagai benda bergerak cepat memiliki efek Coriolis yang lebih besar, udara naik
dibelokkan, membentuk angin.
Seperti angin bepergian melintasi air laut membantu dalam pembentukan arus laut,
efek Coriolis juga memiliki bantalan pada pergerakan arus laut. Arus laut yang besar beredar
di sekitar tekanan tinggi dan daerah hangat, dibentuk terutama karena defleksi yang
disebabkan oleh efek Coriolis. Membelokkan peluru, rudal dan pesawat juga merupakan
akibat dari efek Coriolis.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa penerbangan melakukan perjalanan dari Los
Angeles ke New York. Jika tidak ada rotasi bumi, tidak akan ada efek Coriolis dan pesawat
dapat melakukan perjalanan langsung ke timur. Tetapi karena efek Coriolis, gerakan pesawat
harus terus dipantau sehingga sinkron dengan gerakan bumi di bawah ini. Jika dibiarkan
terbang langsung, pesawat akan mencapai suatu tempat di selatan.

C. Arus Ekman
Spiral Ekman adalah perubahan arus dari pengaruh angin ke pengaruh gay Coriolis yang
merupakan hasil kesetimbangan antara efek gesekan di laut dan gaya fiktif yang timbul akibat
rotasi bumi. Adanya proses pergerakan angin tidak langsung searah dengan pergerakan permukaan
air laut tetapi, di belahan bumi utara bergerak sekitar 45 ke arah kanan. Teori ini dikenal dengan
spiral ekman yang dapat mengangkat massa air dengan unsur hara yang berkonsentrasi tinggi yang
ada dibawah permukaan.
Vagn Walfrid Ekman lahir di Stokholm, Swedia. Pada saat ekspedisi Fram, Fridtjof Nansen
mengamati bahwa gunung es tidak bergerak searah dengan angin tetapi membentuk sudut 20-40.
Lalu Bjerknes mengundang Ekman yang saat itu masih menjadi mahasiswa untuk menyelidikinya.
Pada tahun 1902, Ekman mempublikasikan teorinya Spiral Ekman yang menjelaskan fenomena
tersebut.
Makin dalam lapisan air, maka penyimpangan arus pemukaan semakin besar, ke kanan di
sebelah bumi utara dan kiri sebelah bumi selatan dan kecepatannya pun semakin berkurang
sehingga membentuk yang dikenal dengan spiral ekman. Angin yang bertiup permukaan laut
kurang lebih sejajar dengan pantai dapat menimbulkan transport massa/volume yang dikenal
dengan transport Ekman yang arahnya tegak lurus ke kanan dari arah angin di BBU(bagian bumi
utara) dan ke kiri di BBS (bagian bumi selatan).
Spiral ekman merupakan faktor dalam rezim upwelling pesisir yang memberikan pasokan
gizi untuk beberapa pasar ikan terbesar di planet ini. Angin dalam pukulan rezim sejajar dengan
pantai (seperti di sepanjang pantai Peru, di mana angin bertiup utara). Dari Ekman transportasi, air
permukaan memiliki gerakan bersih 90 derajat ke kiri di lokasi tersebut. Karena air permukaan
mengalir jauh dari pantai, air harus diganti dengan air dari bawah. Penting untuk diingat bahwa di
perairan pantai yang dangkal, spiral Ekman biasanya tidak sepenuhnya terbentuk dan peristiwa
angin yang menyebabkan upwelling episode biasanya agak pendek. Hal ini menyebabkan banyak
variasi dalam tingkat upwelling.
Spiral Ekman juga merupakan faktor dalam sirkulasi gyres laut. Ekman transportasi
menyebabkan air mengalir menuju pusat pilin di semua lokasi, membuat miring permukaan laut,
dan memulai aliran geostropik.

D. Upwelling dan Downwelling
1. upwelling
Upwelling adalah penaikan massa air laut dari suatu lapisan dalam ke lapisan
permukaan dari kedalam 100 sampai 200 meter. Gerakan naik ini membawa serta air yang
suhunya lebih dingin, salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang kaya ke permukaan.
Upwelling merupakan fenomena oseanografi yang melibatkan wind-driven motion yang kuat,
dingin dan biasanya membawa massa air yang kaya akan nutrien ke arah permukaan laut.
Upwelling adalah fenomena atau kejadian yang berkaitan dengan gerakan naiknya massa air
laut. Gerakan vertikal ini terjadi akibat adanya stratifikasi densitas air laut karena dengan
penambahan kedalaman mengakibatkan suhu menurun dan densitas meningkat yang
menimbulkan energi untuk menggerakkan massa air secara vertikal. Laut juga terstratifikasi
oleh faktor lain, seperti kandungan nutrien yang semakin meningkat seiring pertambahan
kedalaman. Dengan demikian adanya gerakan massa air vertikal akan menimbulkan efek yang
signifikan terhadap kandungan nutrien pada lapisan kedalaman tertentu.
Proses terjadinya upwelling, dijelaskan sebagai berikut:
Angin menyebabkan pergerakan arus secara vertikal disamping arus permukaan
secara horisontal. Untuk memahami pergerakan air secara vertikal tersebut, kita harus tinjau
Spiral Ekman. Transport netto lapisan permukaan (dikenal dengan Transport Ekman) adalah
900 ke arah kanan di belahan bumi utara. Normalnya, air permukaan menanggapi gaya
tersebut dengan bergerak seperti suatu irisan.
Angin yang mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian
atas, akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas.
Oleh karena air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka
kandugan oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air
permukaan lainnya.
Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan
fosfat sehingga cederung mengandung banyak fitoplankton. Fitoplankton merupakan bahan
dasar rantai makanan di lautan, dengan demikian di daerah upwelling umumnya kaya ikan.
Rendahnya temperatur permukaan laut menyebabkan hilangnya panas dan mengubah iklim
local. Air bawah permukaan yang dibawa ke permukaan dari kedalaman 100-200 meter kaya
akan nutrien, yang mendukung pertumbuhan. Daerah upwelling ini mendukung pertumbuhan
organisme laut yang menyediakan sekitar setengah perikanan dunia.
Dampak upwelling dijelaskan sebagai berikut:
Sebaran suhu permukaan laut merupakan salah satu parameter yang dapat
dipergunakan untuk mengetahui terjadinya proses upwelling di suatu perairan (Birowo dan
Arief, 1983). Dalam proses upwelling ini terjadi penurunan suhu permukaan laut dan
tingginya kandungan zat hara dibandingkan daerah sekitarnya. Tingginya kadar zat hara
tersebut merangsang perkembangan fitoplankton di permukaan. Karena perkembangan
fitoplankton sangat erat kaitannya dengan tingkat kesuburan perairan, maka proses air naik
selalu dihubungkan dengan meningkatnya produktivitas primer di suatu perairan dan selalu
diikuti dengan meningkatnya populasi ikan di perairan tersebut.
Kandungan klorofil-a dapat digunakan sebagai ukuran banyaknya fitoplaknton pada
suatu perairan tertentu dan dapt digunakan sebagai petunjuk produktivitas perairan.
Berdasarkan penelitian Nontji (1974) dalam Presetiahadi, (1994) nilai rata-rata kandungan
klorofil di perairan Indonesia sebesar 0,19 mg/m3, nilai rata-rata pada saat berlangsung
musim timur (0,24 mg/m3) menunjukkan nilai yang lebih besar daripada musim barat (0,16
mg/m3). Daerah-daerah denga nilai klorofil tinggi mempunyai hubungan erat dengan adanya
proses penaikan massa air / upwelling (Laut Banda, Arafura, Selat Bali dan selatan Jawa),
proses pengadukan dan pengaruh sungai-sungai (Laut Jawa, Selat Malaka dan Laut Cina
Selatan).
2. Downwelling
Pertemuan atau lebih arus di permukaan yang saling bertentangan arah. Kala
pertemuan arus permukaan air itu saling bertemu, maka mau tak mau arus air dari permukaan
akan bergerak ke bawah, dikenal dengan peristiwa downwelling. Air yang digerakkan ke arah
garis pantai akan menyebabkan lapisan permukaan menjadi tebal dan dipaksa bergerak turun,
dan kembali ke arah laut melalui paparan benua, prosesnya dinamakan downwelling. Pada
kasus ini, slope permukaan laut yang dihasilkan menciptakan arus yang tegak lurus garis
pantai (Gross, 1992). Downwelling tersebut membantu mensuplai gas terlarut pada air di
lapisan dalam dan membantu dalam distribusi organisme. Tidak seperti upwelling,
downwelling ini tidak memiliki efek langsung pada iklim atau produktivitas pada pantai di
dekatnya (Tom Garrison, 1993).
Pada musim barat situas telah berubah sama sekali. Saat itu arus musim barat yang
membawa masuk air dari flores ke laut Banda volumenya terlalu besar untuk dapa diimbangi
yang biasa keluar lewat selat sekitarnya.akibat air menumpuk disinilalu tenggelam dan keluar
ke samudra Hindia pada kedalam sekitar 1.000 m lewat laut timur. Penenggelaman ini terjadi
dengan maksimum sekitar bulan februari. Banyaknya air yang tenggelam selama musim ini di
perkirakan rata-rata 2 juta m/detik atau berarti kurang lebih mengimbangi volume air naik
pada musism upwelling. Pada prinsipnya, air yang berada di lapisan atas merupakan yang
banyak mengandung Oksigen dan organisme planktonik, pada saat terjadi downwelling,
Oksigen (gas) dan organisme tersebut terdistribusi ke lapisan di bawahnya yang lebih miskin.
Walaupun terjadi distribusi gas dan organisme, namun downwelling hanya berdampak kecil
terhadap produktivitas primer di lautan berbeda halnya dengan Upwelling yang berpengaruh
besar pada produktivitasdan iklim lautan.
Gerak arus air bisa memberikan keuntungan maupun kerugian. Arus siklus upwelling
maupun downwelling yang terlalu ekstrim justru bisa merugikan kelangsungan hidup suatu habitat
ekosistem. Namun lewat perkembangan teknologi maritim, siklus downwelling dan upwelling
justru bisa dimanfaatkan sebagai faktor pembangkit turbin bagi tenaga potensial air yang
digerakkan oleh kekuatan arus serta perbedaan temperatur yang ekstrim.

E. Pola Angin di Permukaan Bumi
Terdapat tiga sel peredaran angin di muka bumi, yaitu sel Hadley (di ekuator), sel Ferrel (di
Lintang Sedang), dan sel Polar (di daerah kutub).
Karena adanya Gradien Tekanan maka angin akan selalu bertiup dari tempat yang
memiliki tekanan udara tinggi ke tempat dengan tekanan udara rendah. Sehingga menyebabkan
angin bertiup dari Lintang sedang ke daerah Ekuator.
Adanya Efek Coriolis yang menyebabkan angin di belahan bumi utara akan dibelokkan ke
kanan dan angin di belahan bumi selatan akan dibelokkan ke arah kiri.
Karena Ekuator adalah tempat bertemunya antara dua buah angin dari Lintang Utara dan
Selatan maka kedua angin tersebut akan saling bertumbukan dan akhirnya akan bergerak keatas
membentuk hujan yang sering dikenal dengan sebutan hujan Zenital.
Adapu pertemuan antara sel Polar dan sel Ferrel juga menyebabkan angin akan bergerak ke
arah atas dan membentuk hujan yang sering disebut Hujan Frontal.
Macam-macam angin global yang dapat kita amati, di antaranya :
1. Angin Pasat : Angin yang bergerak dari daerah Lintang sedang ke daerah Ekuator.
Angin ini dapat diamati atau terjadi di daerah sel Hadley.
2. Angin Anti Pasat : Angin yang bergerak dari daerah Ekuator ke Lintang Sedang.
Angin ini juga dapat diamati atau terjadi di daerah sel Hadley.
3. Angin Timur : Angin yang bergerak dari Timur Laut ke Barat Daya.
4. Angin Barat : Angin yang bergerak dari Barat Laut ke Tenggara

F. Sirkulasi Arus Global
Pola sirkulasi arus skala besar yang berada di BBU searah dengan perputaran jarum jam dan
di BBS berlawanan arah dengan jarum jam. Sirkulasi arus skala besar dikenal dengan sebutan
GYRE (GIRA). Gyre terbentuk sebagai efek dari pola angin permukaan global.
Gyre di BBU : North Pacific Gyre dan North Atlantic Gyre. Transpor arus ke arah barat (di
ekuator) yang terbentuk karena adanya angin pasat timur laut terganggu oleh adanya benua Asia,
sehingga transpor tersebut dibelokkan ke arah kutub, sebaliknya aliran ke arah timur (sepanjang
lintang menengah) yang membentur benua Amerika dibelokkan ke arah ekuator sehingga
terbentuk North Pacific Gyre dan North Atlantic Gyre di BBU yang arah rotasinya searah dengan
jarum jam.
Gyre di BBS : South Pacific Gyre, South Atlantic Gyre, Indian Ocean Gyre. Hal yang sama
terjadi di BBS dimana pada bagian selatan ini terbentuk South Pacific Gyre, South Atlantic Gyre,
Indian Ocean Gyre yang arah rotasinya berlawanan dengan arah jarum jam. Pada BBS ini relatif
tidak mendapatkan gangguan dari kehadiran benua sehingga terbentuk the Antartic Circumpolar
Current yang bergerak mengelilingi benua Antartika dengan arah dari barat ke timur.
1. Di Samudera Pasifik
a. Di sebelah utara Khatulistiwa
Arus Khatulistiwa Utara, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke arah
barat sejajar dengan garis khatulistiwa dan ditimbulkan serta di dorong oleh angin pasat
timur laut.
Arus Kuroshio, merupakan lanjutan arus khatulistiwa utara, karena setelah sampai
di dekat Filipina, arahnya menuju ke utara. Arus ini merupakan arus panas yang mengalir
dari kepulauan Filipina, menyusur sebelah timur kepulauan Jepang dan terus ke pesisir
Amerika Utara (terutama Kanada). Arus ini di dorong oleh Angin Barat.
Arus Kalifornia, mengalir di sepanjang pesisir barat Amerika Utara ke arah selatan
menuju ke khatulistiwa. Arus ini merupakan lanjutan arus kuroshio, termasuk arus
menyimpang (pengaruh daratan) dan arus dingin.
Arus Oyashio, merupakan arus dingin yang di dorong oleh angin timur dan
mengalir dari selat Bering menuju ke selatan dan berakhir di sebelah timur kepulauan
Jepang, karena di tempat ini arus tersebut bertemu dengan arus Kuroshio (terhambat oleh
kuroshio). Di tempat pertemuan arus dingin Oyashio dengan arus panas Kuroshio
terdapat daerah perikanan yang kaya, sebab plankton-plankton yang terbawa oleh arus
Oyashio berhenti pada daerah pertemuan dengan arus pana Kuroshio yang menjadi
hangat dan tumbuh subur.
b. Di sebelah selatan Khatulistiwa
Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat
sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan atau didorong oleh angin pasat
tenggara.
Arus Humboldt atau Arus Peru, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin
bbarat yang mengalir di sepanjang barat Amerika Selatan menyusur ke arah utara. Arus
ini di dorong oleh angin pusat tenggara dan termasuk arus dingin.
Arus Australia timur, merupakan lanjutan arus Khatulistiwa Selatan yang mengalir
di sepanjang pesisir Australia Timur dari arah utara ke selatan (sebelah timur Great
Barrier Reef).
Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian arus Australia Timur yang
mengalir menuju ke timur ( pada lintang 30 derajat-40 derajat LS) dan sejajar dengan
garis ekuator. Arus ini didorong oleh Angin Barat.
2. Di Samudera Atlantik
a. Di sebelah utara Khatulistiwa
Arus Khatulistiwa Utara, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat
sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat
timur laut.
Arus Teluk Gulfstream, merupakan arus menyimpang yang segera diperkuat oleh
dorongan angin besar dan merupakan arus panas. Arus ini disebut arus teluk sebab
sebagian darinya keluar dari teluk meksiko.
Arus Tanah Hijau Timur atau Arus Greenland Timur, merupakan arus dingin yang
mengalir dari laue Kutub Utara ke Selatan menyusur pantai timur tanah hijau. Arus ini
didorong oleh angin Timur ( yang berasal dari daerah kutub).
Arus Labrador, berasal dari laut kutub utara yang mengalir ke selatan menyusuri
pantai timur Labrador. Arus ini didorong oleh angin timur dan merupakan arus dingin
yang pada umumnya membawa gunung es yang ikut dihanyutkan.
Arus Canari, merupakan arus menyimpang dan termasuk arus dingin. Arus ini
merupakan lanjutan sebagian arus teluk yang mengubah arahnya setelah pengaruh
daratan Spanyol dan mengalir ke arah selatan menyusur pantai barat Afrika Utara.
b. Di sebelah selatan Khatulistiwa
Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat,
sejajar dengan garis khatulistiwa. Sebagian dari arus ini masuk ke utara (yang bersama-
sama dengan arus khatulistiwa utara ke Laut Karibia) sedangkan yang sebagian lagi
membelok ke selatan. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat tenggara.
Arus Braziliia, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir
ke arah selatan menyusuri pantai timur Amerika Selatan (khususnya Brazilia). Arus ini
termasuk arus menyimpang dan merupakan arus panas.
Arus Benguela, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir
ke arah utara menyusuri pantai barat Afrika Selatan. Arus ini merupakan arus dingin,
yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa selatan.
Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian Arus Brazilia yang mengalir
ke arah timur (pada lintang 30 derajat-40 derajat LS) sejajar dengan garis ekuator, arus
ini didorong oleh angin barat dan merupakan arus dingin.
3. Di Samudera Hindia
a. Di sebelah utara Khatulistiwa
Arus laut samudra ini keadaanya berbeda dengan samudra lain, sebab arah gerakan
arus tak tetap dalam setahun, melainkan berganti arah dalam tahun, sesuai dengan
gerakan angin musim yang menimbulkannya. Arus-arus tersebut adalah sebagai berikut:
Arus Musim Barat Daya, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke timur
menyusuri laut arab dan Teluk Benguela. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin
musim barat daya. Arus ini berjalan kurang kuat sebab mendapat hambatan dari gerakan
angin pasat timur laut.
Arus Musim Timur Laut, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat
menyusuri teluk Benguela dan Laut Arab. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin
musim timur laut. Arus yang terjadi bergerak agak kuat sebab di dorong oleh dua angin
yang saling memperkuat, yaitu angi pasat timuur laut dan angin musim timur laut.
b. Di sebelah selatan Khatulistiwa
Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat
sejajar dengan garis khatulistiwa yang nnantinya pecah menjadi dua ( Arus Maskarena
dan Aurs Agulhas setelah sampai di timur madagaskar). Arus ini ditimbulkan dan
didorong oleh angin pasat tenggara.
Arus Maskarena dan Arus Agulhas, merupakan arus menyimpang dan merupakan
arus panas. Arus ini juga merupakan lanjutan dari pecahan Arus Khatulistiwa Selatan.
Arus Maskarena mengalir menuju ke selatan menyusuri pantai Pulau Madagaskar Timur.
Arus Agulhas juga mengalir menuju ke selatan menyusuri pantai pulau Madagaskar
Barat.
Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang
mengalir ke sebelah utara menyusur pantai barat benua Australia. Arus ini termasuk arus
menyimpang dan merupakan arus dingin yang akhirnya kembali menjadi Arus
Khatulistiwa Selatan.

Anda mungkin juga menyukai