Anda di halaman 1dari 4

Debit air dapat di hitung dengan rumus:

Q= A x V
Keterangan:
V = volume air (m3)
A = luas penampang
Q = debit air (m3/s)
Leonard euler (1707-1783) menyatakan bahwa fluida sebagai medan rapat massa dan
medan vector kecepatan. Tiap besaran yang dipergunakan untuk menyatakan
keadaan fluida akan mempunyai nilai tertentu pada tiap titik dalam ruang dan pada
tiap saat.

 Menentukan lokasi daerah pengukuran

1. Memasang pasak 1 disebelah kiri saluran, kemudian tegak lurus ke arah


seberang, pasak no.2.

2. Menghubungkan antara pasak no.1 dengan pasak no.2 menggunakan tali rafia.
(sebagai batas daerah pengukur I)

A. Memasang pasak no.3 dengan no.4 dengan jarak 25 meter ke arah hilir
pada pasak no.1 dan no.2.

B. Menghubungkan antara pasak no.3 dan pasak no.4 dengan tali rafia
(sebagai batas daerah pengukur II)

C. Jarak I dan II = (D) dalam satuan meter

 Menentukan kecepatan aliran air (V)

1. Memastikan semua peralatan dengan kondisi baik dan siap digunakan.

2. Memulai dengan menghanyutkan bola pimpong dengan jarak 5 meter dari


batas pengukuran I ke arah hulu saluran.

3. Menghidupkan stopwatch, saat bola pimpong tepat berada di bawah tali batas
daerah penampang I.

4. Mematikan stopwatch sesaat bola pimpong telah mencapai tepat di bawah tali
batas daerah penampung II.

5. Mencatat waktu untuk menempuh jarak dari daerah penampang I ke daerah


penampang II (t).

6. Menghitung kecepatan aliran air dengan menggunakan rumus

, dimana :

V = kecepatan aliran air sungai (m/detik)


D = jarak antara daerah penampang I dengan II (meter)

t = waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak (detik)

 Menentukan luas penampang basah saluran (A)

1. Menentukan lebar saluran (I) pada daerah penampang.

2. Mengukur kedalaman air (d1) pada daerah penampang I kemudian


diulangi ; hingga lima tempat (d2, d3, d4, d5).

1. Menentukan rata-rata dalam air (d) pada daerah penampang I

d=menghitung luas penampang basah dengan menggunakan rumus :

A = I x d m , dimana

A= luas penampang basah (m2)

I= lebar saluran (meter)

d= kedalaman air rata-rata (meter)

Q= V x A

Q = debit air yang mengalir (m3/detik)

V= kecepatan aliran air (m/detik)

A= Luas penampang basah (m2)

Contoh:

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan dalam menghitung debit saluran air di sungai
maka diperoleh hasil sebagai berikut.
LI sebagai lebar saluran 1 : 1.5 m

LII sebagai lebar saluran 2 : 1.5 m

D = 25 m

t = 43 detik

Menghitung kecepatan aliran air (V):

V = 0.58 m/detik

LI  d1 = 0.45 m LII  d1 = 0.36 m

d2 = 0.44 m d2 = 0.37 m

d3 = 0.55 m d3 = 0.35 m

d4 = 0.38 m d4 = 0.34 m

d5 = 0.32 m d5 = 0.3 m

LI = 0.43 m

LII = = 0.34 m

A=Lxd

AI = luas penampang basah 1

AII = luas penampang basah 2

AI = 1.5 m X 0.43 m = 0.645 m


AII = 1.5 m X 0.34 m = 0.51 m
= 0.57 m2

Q=VxA

Q = 0.58 m/dtk X 0.57 m2

Q = 0.33 m3/detik

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dan sesuai perhitungan dengan menggunakan rumus
maka diperoleh hasil perhitungan debit saluran air pada aliran sungai di belakang area kolam
pembesaran ikan pada hari selasa, 19 April 201 adalah 0.33 m3/detik.

Anda mungkin juga menyukai