Metode Penman-Monteith
hipotetik (teoritis) yaitu dengan ciri ketinggian 12 cm, tumbuh seragam menutupi
permkaaan tanah, tanpa kekurangan air. Tahanan dedaunan yang ditetapkan sebesar 70
det/m dan albedo (pantulan radiasi) sebesar 0,23, mirip dengan evapotranspirasi dari
tanaman rumput hijau yang luas dengan ketinggian seragam, tumbuh subur, menutup
tanah seluruhnya dan tidak kekurangan air (Smith, 1991 dalam Weert, 1994). Nilai ETo
dapat dihitung dari data meteorologi. Perlu diperhatikan, bahwa perkiraan ETo rata-rata
untuk DAS lebih kompleks, karena ragam kondisi dalam suatu DAS dapat jauh berbeda.
Rumus yang menjelaskan evapotranspirasi acuan secara teliti adalah rumus Penman-
Monteith, yang pada tahun 1990 oleh FAO dimodifikasi dan dikembangkan menjadi
900
0,408 Rn G u 2 e s ea
Et 0 T 273 (1)
1 0,34u 2
dimana :
ETo = Evapotranspirasi acuan(mm/hari),
Rn = Radiasi matahari netto pada permukaan tanaman (MJ/m2/hari),
G = Kerapatan panas terus-menerus pada tanah (MJ/m2/hari),
T = Temperatur harian rata-rata pada ketinggian 2 m (oC),
u2 = Kecepatan angin pada ketinggian 2 m (m/s),
es = Tekanan uap air jenuh (kPa),
ea = Tekanan uap air aktual (kPa),
= Kurva kemiringan tekanan uap air terhadap suhu (kPa/oC),
= Konstanta psychrometric (kPa/oC).
Untuk penyelesaian Persamaan1 di atas, terlebih dahulu perlu didapatkan nilai-
nilai dari beberapa variabel dan konstanta yang berkaitan, berdasarkan rumus-rumus
berikut ini:
dari ketinggian (z), atau dapat pula dihitung berdasarkan rumus berikut ini (Brunt,
1952):
cp P P
0,00163 (2)
dimana:
= konstanta psychrometric (kPa/oC),
P = tekanan atmospher pada elevasi z (kPa),
= laten heat of vaporization’ (panas laten untuk penguapan) (MJ/kg)
cp = pemanasan spesifik pada tekanan konstan = 1,013 x 10-3 (MJ/kg/oC),
= perbandingan berat molekul uap air/ udara kering = 0,622.
dimana:
z = elevasi (m),
z0 = elevasi acuan (m),
g = gravitasi (9,81 m/s2)
R = konstanta gas spsifik (287 J/kg/K)
Tk0 = suhu pada elevasi z0 (K)
= konstanta lapse rate udara jenuh (0,0065 K/m)
Catatan : Jika tekanan udara pada suatu stasiun tidak tersedia, maka gunakan asumsi
Tk0 = 293 K untuk T = 20 oC dan P0 = 101,3 kPa pada z0 = 0 m
Panas laten untuk penguapan () dihitung dengan rumus (Harrison, 1963):
dimana:
T = temperatur udara harian rata-rata (oC)
Tmax Tmin
Tmean (5)
2
dimana:
Tmean = temperatur udara harian rata-rata (oC),
Tmax = temperatur udara harian maksimum (oC),
Tmin = temperatur udara harian minimum (oC).
Kelembaban relatif (RH) yang digunakan adalah nilai rata-rata dari kelembaban
ea
RH 100 (6)
es T
17.27T
e s 0.611 exp (7)
T 237.3
dimana:
RH = kelembaban relatif (%)
ea = tekanan uap aktual (kPa)
es = tekanan uap jenuh pada temperatur udara T (kPa)
T = temperatur udara (oC)
Tekanan uap aktual dapat dihitung dengan beberapa rumus berdasarkan data
yang tersedia, diantaranya melalui data temperatur titik embun (Tdew), data
dimana:
ea = tekanan uap aktual (kPa),
es = tekanan uap jenuh pada temperatur udara T (kPa)
RH = kelembaban relatif rata-rata (%),
berikut ini:
4098e s
(9)
T 237.3 2
dengan:
= kurva kemiringan tekanan uap jenuh pada temperatur udara T (kPa),
es = tekanan uap jenuh pada temperatur udara T (kPa)
T = temperatur udara (oC).
R n R ns - R nl (10)
Dimana:
Rns (1 ) Rs (11)
n
R s a s bs R a (12)
N
dimana:
= koefisien albedo (pantulan radiasi tajuk) = 0,23 – 0,25,
Rs = radiasi matahari yang datang (MJ/m2/hari),
n = durasi aktual penyinaran matahari (jam),
N = durasi maksimum yang memungkinkan penyinaran matahari (jam),
as+bs = fraksi radiasi ektrateresterial yang mencapai bumi pada hari yang cerah (n =
N),
Ra = radiasi ekstrateresterial (MJ/m2/hari),
24(60)
Ra Gsc d r s sin sin cos cos sin s (15)
2
d r 1 0.033 cos J (16)
365
2
0.409 sin J 1.39 (17)
365
Dimana:
Gsc = konstanta matahari = 0.0820 (MJ/m2/min),
dr = inverse jarak relatif bumi-matahari,
s = sudut jam matahari terbenam (rad),
garis lintang (rad),
= deklinasi matahari (rad),
J = nomor hari dalam tahun antara 1 (1 Januari) sampai 365 atau 366 (31
Desember).
J Bulanan (Gommes, 1983):
J int 30,42 M 15,23
(20)
J Harian (Craig, 1984):
M
J int 275 30 D 2 (21)
9
Dimana:
M = bulan (1-12)
D = hari dalam bulan (1-31)
Rnl Tk4 ' f (22)
Dimana:
= konstanta Stefan-Boltzmann (4,903 x 10-9 MJ/K4/m2/hari),
Tk = temperatur udara (K = °C + 273,15),
ε’ = emisivitas atmosper
f = faktor penutupan awan, tanpa dimensi.
Emisivitas (ε’ ) dihitung dengan rumus (Jensen dkk. ,1990) :
' 0.34 0.14 e a (23)
Faktor penutupan awan (f) dihitung dengan rumus (FAO No. 24, 1977):
n
f 0,9 0,1 (23)
N
Ti Ti 1
G cs z
t
(24)
dimana:
G = kerapatan panas terus-menerus pada tanah (MJ/m2/hari),
cs = kapasitas pemanasan tanah (MJ/m3/°C),
Ti = temperatur udara pada waktu i (°C),
Ti-1 = temperatur udara pada waktu i-1 (°C),
t = panjang interval waktu (hari),
z = kedalaman tanah efektif (m).
Untuk periode harian atau 10-harian, nilai G sangat kecil (mendekati nol),
berikut ini:
4.87
u2 u z
ln(67.8 z 5.42)
(25)
dimana:
u2 = kecepatan angin 2 m di atas permukaan tanah (m/s),
uz = kecepatan angin terukur z m di atas permukaan tanah (m/s),
z =ketinggian pengukuran di atas permukaan tanah (m).
Daftar Pustaka
Anonim, 1999, Crop Evapotranspiration-Guideline for Computing Crop Water
Requirement, FAO Corporate Document Repository, (www.fao.com).