A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Isu lingkungan pertanian yang menjadi niasalah dunia pada saat ini
adalah emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global dan
perubahan iklim. Isu lingkungan yang lain adalah pencemaran penggunaan
pupuk anorganik dan pestisida secara berlebih yang menghasilkan residu
di dalam tanah dan perairan akibat pengelolaan lahan intensif dalam
pertanian saat ini. Selain itu pencemaran limbah industri dan limbah bahan
berbahaya beracun (B3) dari kegiatan industri penambangan menambah
tingginya pencemaran lingkungan pertanian. Perubahan lingkungan ini
perlu diantisipasi dengan melakukan penelitian baik di laboratorium, plot,
hingga hamparan dan hasil dokumen ilmiah ini kemudian disosialisasikan
di
tingkat
kebijakan
untuk
selanjutnya
diimplementasikan
pada
65
66
67
tanaman.
Defisiensi
yang
terus-menerus
akan
dapat
68
dalam
parameter
fisik
ini
adalah
kekeruhan,
kandungan
69
70
3. Cara Kerja
a. Mengambil sampel air pada saluran irigasi primer, sekunder, dan
saluran drainase. Pada saluran primer mengambil sampel air di 3 titik
yaitu pada bagian tengah dan 2 pada bagian tepi saluran, masing
masing tepi kanan dan kiri
b. Mengambil contoh air di masing masing titik dengan menggunakan
watersampler. Mencatat ketinggian air di saluran dan menurunkan
watersampler sampai ketinggian air. Khusus untuk saluran
drainase, pengambilan sampel air menggunakan gayung karena
dangkal sampai sekitar 1 liter.
c. Saat mengambil sampel air dilakukan pengukuran pH dengan pH stik
dan pengukuran suhu
d. Mengkomposit air air yang diambil dari ketiga titik ke dalam ember
dan setelah itu mengaduk kemudian dimasukkan ke dalam botol
berkapasitas 1,5 liter
e. Membawa ke laboratorium untuk dianalisis kandungan sedimennya
f. Mengaduk air selama 5 menit
g. Menimbang berat cawan alumunium sebelum digunakan (a)
h. Air yang telah homogen kemudian diambil 100 ml dimasukkan ke
dalam cawan alumunium kemudian mengoven pada suhu 105oC
sampai mengering (sekitar 48 jam)
i. Menimbang berat keseluruhan setelah dioven (b)
j. Menghitung berat sedimen (b-a) (gram). Menghitung konsentrasi
dengan persamaan : konsentrasi (gram/l) = berat sedimen (gr) /
volume air
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Hasil perhitungan Kualitas Air Irigasi
71
No
.
Macam
Saluran Irigasi
pH
1.
Primer (1)
4,5
Suh
u
(oC)
31
Primer (2)
2.
Sekunder (1)
3,5
30,6
Sekunder (2)
3.
Tersier (1)
4,5
30
Tersier (2)
(a)
(b)
(b-a)
gram
Konsentrasi
(g/l)
33,08
1
38,76
4
33,90
2
36,52
9
43,69
9
35,80
6
33,08
6
33,77
0
33,90
4
36,53
3
43,7
0,005
0,2
0,006
0,24
0,002
0,08
0,004
0,12
0,001
0,16
35,80
8
0,002
0,08
0,005 gr
0,025 l
= 0,2 gr/l
2) Primer 2
a = 38,764
b = 33,770
volume air 25 ml = 0,025 liter
Berat sedimen = b-a
= (33,764 33,770)
= 0,006
72
Konsentrasi
(ba)
volume
0,006 gr
0,025 l
= 0,24 gr/l
b. Saluran Irigasi Sekunder
1) Sekunder 1
a = 33,902
b = 33,904
volume air 25 ml = 0,025 liter
Berat sedimen = b-a
= (33,902 33,770)
= 0,002
(ba)
Konsentrasi
= volume
=
0,002 gr
0,025 l
= 0,08 gr/l
2) Sekunder 2
a = 36,529
b = 36,533
volume air 25 ml = 0,025 liter
Berat sedimen = b-a
= (36,529 36,533)
= 0,004
(ba)
Konsentrasi
= volume
=
0,004 gr
0,025 l
= 0,16 gr/l
c. Saluran Irigasi Tersier
1) Tersier 1
a = 43,699
b = 43,7
volume air 25 ml = 0,025 liter
Berat sedimen = b-a
= (43,699 43,7)
= 0,001
73
Konsentrasi
(ba)
volume
0,001 gr
0,025 l
= 0,04 gr/l
2) Tersier 2
a = 35,806
b = 35,808
volume air 25 ml = 0,025 liter
Berat sedimen = b-a
= (35,808 35,806)
= 0,002
(ba)
Konsentrasi
= volume
=
0,002 gr
0,025 l
= 0,08 gr/l
E. Pembahasan
Air irigasi yang baik adalah air yang dapat memenuhi segala fungsi air
tanpa menimbulkan efek samping yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman dan merusak struktur serta kesuburan tanah. Kualitas air adalah
kondisi kualitatif air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameterparameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku (Pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor: 115 Tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter
kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis.
Parameter fisik menyatakan kondisi fisik air atau keberadaan bahan
yang dapat diamati secara visual/kasat mata. Yang termasuk dalam parameter
fisik ini adalah kekeruhan, kandungan partikel/padatan, warna, rasa, bau, suhu,
dan sebagainya.Parameter kimia menyatakan kandungan unsur/senyawa kimia
dalam air, seperti kandungan oksigen, bahan organik (dinyatakan dengan BOD,
74
sebagainya.
Parameter
mikrobiologis
menyatakan
kandungan
75
tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian (altitude) serta semakin
kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin kecil.
Pada ekosistem perairan, keberadaan oksigen sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain distribusi temperatur, keberadaan produser autotrop
yang mampu melakukan fotosintesis, serta proses difusi oksigen dari udara. Di
perairan umumnya oksigen memiliki distribusi yang tidak merata secara
vertikal . Distribusi ini berkaitan dengan kelarutan oksigen yang dipengaruhi
oleh temperatur perairan. Kelarutan oksigen bertambah seiring dengan
penurunan temperatur perairan, walaupun hubungan ini tidak selamanya
berjalan secara linier.
Parameter yang terakhir yaitu konsentrasi sedimen. Diketahui dari hasil
praktikum konsentrasi sedimen pada saluran primer yaitu 0,2 dan 0,24 g/l,
saluran sekunder sebesar 0,08 dan 0,12 g/l, dan saluran tersier konsentrasi
sedimennya sebesar 0,16 dan 0,08 g/l. Hal tersebut menunjukkan bahwa
konsentrasi sedimen terbesar pada saluran primer. Hal ini dapat disebabkan
terbawanya sedimen dari ssumber aliran irigasi dan sedimen yang terbawa
tersebut menumpuk pada saluran primer.
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari acara praktikum kualitas air
irigasi ini adalah :
a. Pada saluran primer, sekunder dan tersier memiliki kondisi keasaman
yang relatif sama yaitu dalam kondisi masam.
b. Temperatur pada saluran tersier lebih rendah dibandingkan dengan
saluran primer dan saluran sekunder.
c. Berat sedimen pada saluran primer memiliki nilai yang tinggi baik pada
pengulangan pertama maupu kedua dibandingkan dengan saluran
sekunder dan tersier.
76
2010, Turbidimetri,http://endrah.blogspot.com/2010/04/turbidimeter.html.
Diakses pada 26 Mei 2013.