Disusun Oleh:
Program Studi:
S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
2018
A. LATAR BELAKANG
Ketika mendengar kata kota, kita selalu menunjuk suatu kawasan
yang sangat ramai, lalu lintas yang padat, pertokoan yang berderet-deret,
dan fasilitas umum yang tersedia di berbagai tempat. Terlepas dari segala
kemewahan yang ditawarkan, kota menyimpan sejuta permasalahan.
Permasalahan di kota jauh lebih kompleks jika dibandingkan dengan
desa. Masalah kota yang sering muncul adalah kemacetan lalu lintas,
kepadatan penduduk dan banjir.
B. PEMBAHASAN
Kota yang akan dibahas, yaitu Kota Medan
C. KESIMPULAN
Pembatasan jumlah kendaraan. Tanpa batasan jumlah
kendaraan, maka wajar saja jumlah kendaraan bertambah secara
liberalitas. Perlu ada kebijakan pemerintah dalam hal pembatasan
kendaraan dengan pertimbangan idealitas antara jumlah kendaraan
dengan jumlah penduduk serta kapasitas sarana dan prasarana jalan
raya yang ada. Namun pembatasan kendaraan akan diimplementasikan,
maka transportasi publik juga harus sudah siap untuk melayani
masyarakat, setidaknya dengan kenyamanan dan biaya yang mendekati
biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat secara terjangkau. Dengan
begitu, penggunaan kendaraan umum dapat menjadi pilihan yang setara
dengan penggunaan kendaraan pribadi.
Harus menyediakan 30 persen Ruang Terbuka Hijau untuk
mengatasi masalah banjir. Selain itu, Badan Lingkungan Hidup (LBH)
harus menyediakan tempat dan tidak sembarangan usaha industri
membuang limbahnya ke parit. Medan belum mempunyai masterplan dan
manajemen drainase.
DAFTAR PUSTAKA
https://siahaanwithluph.wordpress.com/2012/06/26/ciri-ciri-perkembangan-dan-
permasalahan-kota/ (Diakses tanggal 30 mei 2018)
http://sumutpos.co/2017/09/12/kemacetan-kota-medan-makin-parah/ (diakses
tanggal 30 mei 2018)
http://www.tribunnews.com/regional/2018/01/26/diguyur-hujan-lebat-kota-medan-
terendam-banjir (diakses tanggal 30 mei 2018)