Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PROYEK PERBAIKAN DAN PELEBARAN JALAN

Proposal ini disusun guna memenuhi tugas pada Mata Pelajaran bahasa Indonesia

Disusun Oleh :
KELOMPOK III

Nama Anggota :
1. Aidelia Ubhayahita (05/XI MIPA 1)
2. Aiko Senyum Indra Nugraha (06/XI MIPA 1)
3. Ardila Reisga Wardani (14/XI MIPA 1)
4. Nabila Anggi Pradipta (29/XI MIPA 1)

SMA NEGERI 1 KLATEN


Jl. Merbabu No.13, Gayamprit, Klaten Selatan, Klaten, Jawa Tengah
Tahun Pelajaran 2022/2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................5
C. Maksud dan Tujuan....................................................................................................5
D. Manfaat Kegiatan.......................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................7
A. Tinjuan Pustaka..........................................................................................................7
B. Jadwal Pelaksanaan..................................................................................................11
C. Rencana Anggaran...................................................................................................11
D. Daftar Pustaka..........................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................13
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Proposal Perbaikan dan Pelebaran jalan ini.
Kami membuat proposal ini dalam rangka meningkatkan kualitas
keselamatan masyarakat serta sebagai perwujudan dari harapan masyarakat sekitar
yang berhak atas sarana dan prasarana yang layak untuk digunakan. Disamping itu,
bertujuan agar masyarakat merasa nyaman, tentram dan aman saat menjalankan
berbagai aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia dan kepentingan
mobilitas dengan tujuan ekonomi maupun non ekonomi.
Dalam proposal ini kami sampaikan segala aspek permasalahan yang
mendorong kami untuk mengusulkan dibuatnya proposal ini. Proposal ini disusun
setelah melakukan evaluasi terhadap ketidaknyamanan pengguna jalan yang setiap
hari melewati jalan ini.
Program ini tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar, mengingat
program ini sebagai jawaban atas keluhan masyarakat yang selama ini telah
merasakan ketidaknyamanan dan ketidakamanan dalam berkendara.
Oleh karena itu, untuk memperjelas substansi dan langkah-langkah yang akan
ditempuh dalam pelaksanaan perbaikan dan pelebaran jalan, kami lampirkan data-
data tentang keadaan jalanan di daerah Pedan-Karangdowo yang sudah sangat
memprihatikan.
Demikian proposal ini kami susun dan semoga dapat ditindaklanjuti untuk
direalisasikan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jalan adalah salah satu sistem prasarana transportasi yang merupakan
urat nadi kehidupan masyarakat dalam menjalankan aktivitas dan penggerak
roda perekonomian. Jalan mempunyai peranan penting dalam usaha
pengembangan kehidupan bangsa dan negara, terutama dalam mendukung
bidang ekonomi, sosial, budaya, serta lingkungan. Yang diwujudkan melalui
pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan
pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan memperkokoh
kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan nasional,
serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran
pembangunan nasional.
Masyarakat sebagai pengguna fasilitas pemerintah harus ikut serta
berpartisipasi dalam pembangunan fasilitas umum terutama jalan. Hal ini
dikarenakan pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan sangat
ditentukan oleh kualitas hubungannya dengan masyarakat. Seperti yang
tertulis dalam Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Pasal 118 :
Masyarakat dapat ikut berperan dalam pengaturan, pembinaan, pembangunan
dan pengawasan jalan.
Pemerintah sebagai lembaga superior harus dengan tulus membuka
ruang dan kesempatan bagi warga untuk ikut serta dalam penentuan kebijakan
sehingga akan terjadi keharmonisasian antara pemerintah dan masyarakat.
Kelancaran lalu lintas orang, barang dan jasa dapat terpenuhi dengan
pemeliharaan jalan yang dilakukan secara rutin oleh pemerintah.
Pemeliharaan jalan membutuhkan biaya yang tinggi, sedangkan dana dari
pemerintah sangat terbatas. Pemeliharaan yang rutin dilakukan agar
konstruksi jalan dapat mencapai umur rencana jalan dan menghindari
kerusakan pada ruas jalan. Kerusakan yang sering dijumpai adalah kerusakan
dini berupa retak, alur atau perubahan bentuk lainnya. Untuk mendapatkan
jalan dengan kondisi yang baik dan dapat mencapai umur rencana jalan, maka
kualitas bahan penyusun struktur jalan perlu diperhatikan.
Jalan sebagai salah satu akses untuk pencapaian tujuan harus lebih
diperhatikan oleh pemerintah karena apabila ada jalan yang rusak akan lebih
membahayakan penggunanya, seringkali terjadi kecelakaan lalu lintas yang
disebabkan oleh jalan yang rusak. Hal ini tidak terlepas dari fasilitas yang
diberikan oleh pemerintah kepada masyarakatnya terutama jalan tidak layak
atau rusak, berlubang, dan tidak segera diperbaiki sehingga membahayakan
penggunanya. Jalan yang berlubang cukup dalam, apabila terjadi hujan dan
tertutup genangan air, tidak akan terlihat dan membahayakan pengguna jalan,
terutama pengguna roda dua yang sering menjadi korban kecelakaan yang
merenggut nyawa akibat menghindari jalan yang rusak dan berlubang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan jalan di daerah Pedan-Karangdowo ?
2. Faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan jalan di
daerah Pedan-Karangdowo ?
3. Apa saja akibat yang ditimbulkan dari adanya kerusakan jalan di daerah
Pedan-Karangdowo ?
4. Apa manfaat dari perbaikan dan pelebaran jalan di daerah Pedan-
Karangdowo bagi pengguna jalan ?

C. Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui bagaimana keadaan jalan di daerah Pedan-Karangdowo.
2. Mengetahui faktor penyebab terjadinya kerusakan jalan di daerah Pedan-
Karangdowo ?
3. Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari adanya kerusakan jalan di
daerah Pedan-Karangdowo ?
4. Mengetahui manfaat dari perbaikan dan pelebaran jalan di daerah Pedan-
Karangdowo bagi pengguna jalan ?

D. Manfaat Kegiatan
1. Terbangunnya sarana dan prasarana masyarakat berupa perbaikan dan
pelebaran jalan.
2. Terpenuhinya kebutuhan dan hak masyarakat atas sarana transportasi
yang layak dalam menjalankan kegiatan perekonomian.
3. Mengurangi risiko kecelakaan pengguna jalan.
PEMBAHASAN

A. Tinjuan Pustaka
Pembangunan infrastruktur yang merata sangat dibutuhkan oleh
rakyat Indonesia, salah satunya adalah proyek jalan raya. Proyek jalan raya di
Indonesia diharapkan mampu mempermudah transportasi masyarakat baik di
desa, maupun di kota. Pembangunan jalan juga dapat menambah laju
pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Kita sebagai pengguna jalan tentu menginginkan jalan yang
berkualitas baik. Pembangunan jalan raya yang buruk akan menyebabkan
kerusakan dini pada konstruksi jalan. Kerusakan jalan raya seperti jalan
berlubang, jalan amblas dapat membahayakan bagi pengguna jalan terutama
pengendara sepeda motor, karena dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
Sehingga diperlukan penanganan segera terhadap kerusakan jalan.
Jika jalan rusak belum tertangani dengan cepat, sebaiknya kita sebagai
masyarakat pengguna jalan harus turut andil membantu mengurangi dampak
dari kerusakan jalan tersebut, seperti melakukan penimbunan jalan yang
berlubang dengan material di sekitar kita seperti, dengan puing-puing
bangunan yang terbuang, pasir, tanah atau dengan material apapun yang dapat
meminimalisir dampak dari kerusakan jalan yang berlubang.
Menurut pasal 1 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun
2006, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan
merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting dalam
memperlancar kegiatan hubungan perekonomian, baik antara satu kota
dengan kota lainnya,antara kota dengan desa, antara satu desa dengan desa
lainnya. Kondisi jalan yang baik akan memudahkan mobilitas penduduk
dalam mengadakan hubungan perekonomian dan kegiatan sosial lainnya.
Sedangkan jika terjadi kerusakan jalan diberbagai daerah seperti saat ini
merupakan permasalahan yang sangat komplek dan kerugian yang diderita
sungguh besar terutama bagi pengguna jalan akan berakibat bukan hanya
terhalangnya kegiatan ekonomi dan sosial namun dapat juga terjadi waktu
tempuh yang lama, kemacetan, bahkan kecelakaan lalu lintas.
Dalam Undang-Undang No. 34 tahun 2006 tentang Jalan Pasal 1 ayat
(10) mendefinisikan Penyelenggara jalan adalah pihak yang melakukan
pengaturan, pembinaan,pembangunan, dan pengawasan jalan sesuai dengan
kewenangannya. Kelalaian pemerintah dalam penyelenggaraan jalan hingga
mengakibatkan korban kecelakaan lalu lintas karena jalan yang rusak dan
tidak segera di perbaiki maka akan membuat potensi kecelakaan lalu lintas
cukup besar, sehingga dalam penyelenggaran jalan harus lebih di perhatikan
terutama dalam hal pengawasan, perawatan dan pengaturan. Penyelenggara
jalan wajib segera dan patut untuk memperbaiki Jalan yang rusak yang dapat
mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Dalam hal belum dapat dilakukan
perbaikan jalan yang rusak, penyelenggara jalan wajib memberi tanda atau
rambu pada jalan yang rusak untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu
lintas sebagaimana di atur dalam Pasal 24 Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Menurut Shahin (1994) dalam Hardiyatmo (2007), menyatakan bahwa
survei kondisi adalah survei yang dimaksudkan untuk menentukan kondisi
perkerasan pada waktu tertentu. Tipe survei semacam ini tidak mengevaluasi
kekuatan perkerasan. Survei kondisi bertujuan untuk menunjukan kondisi
perkerasan pada saat waktu dilakukan survei. Jadi, survei ini sifatnya
kualitatif. Informasi yang diperoleh akan digunakan untuk menetapkan :
macam studi, penilaian prioritas dan program pemeliharaan. Survei kondisi
juga berguna untuk persiapan analisis struktural secara detail, dan untuk
rehabilitasi. Jika area-area secara baik direferensikan dalam stasiun-stasiun,
maka area yang membutuhkan pengumpulan data yang lebih intensif
dapat didefinisikan.
Menurut Hardiatmo (2007) dalam maulidya (2014), menjelaskan
bahwa penilaian terhadap perkerasan jalan merupakan aspek yang paling
penting dalam hal menentukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan jalan.
Untuk melakukan penilaian kondisi perkerasan jalan tersebut, terlebih dahulu
perlu ditentukan jenis kerusakan, penyebab, serta tingkat
kerusakan yang terjadi.
Menurut Heddy R. Agah, umumnya kerusakan jalan banyak
disebabkan oleh perilaku pengguna jalan, kesalahan perencanaan dan
pelakasanaan, serta pemeliharaan jalan yang tidak memadai.
Secara garis besar kerusakan dapat dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu kerusakan struktural, mencakup kegagalan perkerasan atau kerusakan
dari satu atau lebih komponen perkerasan yang mengakibatkan perkerasan
tidak dapat lagi menanggung beban lalu lintas; dan kerusakan fungsional
yang mengakibatkan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan menjadi
terganggu sehingga biaya operasi kendaraan semakin meningkat.
(Sulaksono, 2001).

Berikut beberapa faktor penyebab terjadinya kerusakan jalan, antara lain :


1. Drainase yang tidak berfungsi/tidak adanya drainase
Salah satu item penting pada proyek jalan adalah drainase atau saluran,
suatu jalan yang tidak memiliki saluran/drainase atau yang drainasenya
tersumbat, akan mengakibatkan air menjadi tergenang di badan jalan. Air
pada asphalt hotmix akan mengakibatkan terjadi pelepasan butiran
agregat asphalt hotmix atau mengurangi daya lekat aspal sehingga jalan
akan mudah terjadi kerusakan.
2. Mutu Asphalt Hotmix yang tidak baik
Sebelum dilakukan pengaspalan, harus dilakukan Job Mix Design (JMD)
dan memiliki Job Mix Formula (JMF) agar menghasilkan mutu asphalt
hotmix yang sesuai dengan mutu yang dipersyaratkan.
3. Overtonase (kelebihan beban tonase) kendaraan
Salah satu faktor yang sering mengakibatkan kerusakan dini pada jalan
raya adalah overtonase/overloading kendaraan seperti truk, tronton, dan
lain-lain. Beban sumbu suatu kendaraan yang melintasi jalan raya harus
sesuai dengan ketentuan yang telah dipersyaratkan oleh pemerintah
melalui Dinas Perhubungan, Oleh karena itu, diperlukan peran fungsi dari
jembatan timbang, dan jenis kendaraan melewati jalan sesuai dengan
kapasitas dan tipe yang kendaraan yang dipersyaratkan.
4. Kesalahan perencanaan tebal perkerasan jalan
Kerusakan jalan raya juga dapat disebabkan oleh kesalahan dalam
perencanaan tebal perkerasannya, Oleh karena itu diperlukan
pengambilan data-data yang tepat sesuai yang dibutuhkan untuk
perencanaan tebal perkerasan jalan.
5. Lapis pondasi agregat yang tidak padat
Umumnya konstruksi jalan raya memiliki lapisan Lapis Pondasi Agregat
Klas A maupun Lapis Pondasi Agregat Klas B. Pelaksanaan lapis pondasi
agregat yang tidak padat atau tidak sesuai yang dipersyaratkan akan
menyebabkan aspal hotmix diatasnya menjadi bergelombang atau menjadi
tidak stabil menahan terhadap beban lalu lintas di atasnya. Oleh karena itu
diperlukan pemeriksaan kepadatan Lapis Pondasi Agregat sebelum
dilakukan pengaspalan menggunakan pengujian kepadatan lapangan
dengan alat conus pasir (Sand Cone Test).
6. Kondisi konstruksi tanah dasar yang tidak stabil
Ada beberapa daerah di Indonesia yang memiliki kondisi tanah dasar
yang tidak stabil. Oleh karena itu diperlukan penyelidikan teknis terhadap
tanah dasar, agar dapat dilakukan penanganan teknis yang sesuai keadaan
kondisi tanah dasar tersebut.
7. Faktor bencana alam
Untuk faktor bencana alam memang sulit kita hindari, seperti kerusakan
jalan akibat gempa bumi atau bencana banjir dan lainnya. Namun kita
perlu mengambil pelajaran yang terjadi dengan beupaya membuat
konstruksi jalan yang lebih pada daerah yang rawan bencana alam.
8. Pelaksanaan pekerjaan pengaspalan yang tidak baik
Untuk menghidari kerusakan dini pada jalan, pelaksanaan pekerjaan
pengaspalan harus diperhatikan, seperti jumlah passing, suhu aspal saat
penghamparan, tebal asphalt hotmix yang dihampar, dan yang lainnya.
9. Tidak dilakukan perawatan jalan secara berkala
Jalan yang telah mulai mengalami kerusakan apabila ditangani dengan
segera akan menyebabkan kerusakannya semakin parah. Oleh karena itu
diperlukan perawatan jalan secara berkala oleh instansi terkait agar tidak
membahayakan masyarakat pengguna transportasi terutama pengendara
sepeda motor.

B. Jadwal Pelaksanaan

Berikut Rencana waktu Pelaksanaan Perbaikan dan Pelebran Jalan


daerah Pedan-Karangdowo
No. Uraian Kegiatan Bulan (Tahun 2023)
1. Persiapan 1 s/d 8 April 2023
2. Belanja material 9 s/d 25 April 2023
3. Pelaksanaan
a. Pemetaan 26 s/d 30 April 2023
b. Pembersihan 1 s/d 3 Mei 2023
c. Pengupasan 4 s/d 8 Mei 2023
d. Perbaikan jalan yang berlubang 9 s/d 16 Mei 2023
e. Pendatangan alat berat 17 s/d 19 Mei 2023
f. Pencampuran panas dan paving 20 Mei s/d 20 Juni 2023
g. Finishing 21 s/d 27 Juni 2023
4. Pelaporan dan Evaluasi 28 Juni 2023

C. Rencana Anggaran

No Uraian Kegiatan Volume Satuan Harga satuan Jumlah

1. Pembelian material
a. Aspal 101 Drum Rp 1.860.000 Rp 187.860.000
b. Kayu bakar 57 M3 Rp 160.000 Rp 9.120.000
c. Batu pecah 72 M3 Rp 325.000 Rp 23.400.000
2-3 cm
d. Batu pecah 27 M3 Rp 300.000 Rp 8.100.000
1-2 cm
e. Agregat 62 M3 Rp 335.000 Rp 20.770.000
Latasir
f. Papan nama
1 unit Rp 100.000 Rp 100.000
kegiatan
2. Tenaga
a. Tukang 120 Hok Rp 75.000 Rp. 9.000.000
(2 orang)
b. Pekerja 767 Hok Rp 65.000 Rp 49.855.000
(13 orang)
3. Biaya Operasional

D. Daftar Pustaka
PENUTUP

A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai