Anda di halaman 1dari 5

Nama : M. Febrian S.M.

NIM : 19050724032
Prodi : S1 TS 2019 A
Matkul : Prasarana Transportasi

UTS PRASARANA TRANSPORTASI


JAWABAN
1. Sarana dan Prasarana transportasi di Indonesia sudah bagus tetapi masih kurang layak,
Karena pemerintah telah banyak membuat sarana prasarana untuk digunakan pemerintah
sendiri dan rakyat akan tetapi kurang layak. Dari segi keamanan dan kenyamanan pemakai.
banyak sarana prasarana yang kurang di perhatikan oleh pemerintah sendiri.
contohnya pemakaian Jalan Tol. pemerintah telah membuat banyak jalan tol untuk
meminimalisir kemacetan akan tetapi pengguna mobil di Indonesia terus bertambah dan
kapasitas jalan tol di Indonesia terlalu berlebihan
contoh realnya ada di Tol Pondok Pinang TMII Jakarta pada pukul 10.34 terjadi kemacetan
sehingga kendaraan berhenti dan tidak dapat berjalan dengan kecepatan normal rencana

Gambar Tol Pondok Pinang TMII – sumber google maps

Contoh lainnya adalah lainnya adalah zebra cross, zebra cross berperan penting untuk
pejalan kaki agar dapat menyebrangi jalan, namun apabila zebra cross pudar maka pejalan
kaki akan merasa kurang nyaman karena tidak dapat menyebrang dengan nyaman, seperti
zebra cross di depan SMAM Babat Lamongan Jawa Timur
Gambar Zebra Cross – Sumber Dokumentasi Pribadi Penulis

2. 1. Permasalahan Polusi udara


Udara yang bersih dan bebas polusi adalah hak masyarakat Indonesia untuk menghirupnya.
Namun bagaimana jika udara yang harusnya bersih malah terkotori oleh transportasi roda
dua, roda tiga sampai roda belasan? Tentunya ini sangat disayangkan.
Gas dan debu yang berasal dari kendaraan bermotor, sehingga mempengaruhi dan
mengurangi fungsi udara. Polusi dari kendaraan bermotor dan operasi semua alat
transportasi memiliki pengaruh buruk terhadap kesehatan dan lingkungan.

Kerusakan yang ditimbulkan oleh polusi kendaraan bermotor adalah timbulnya hujan asam,
penipisan lapisan ozon, perubahan cuaca. Pengaruh negatif yang ditimbulkan bagi kesehatan
yaitu seperti penyakit ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), batuk, kanker kulit,
kemandulan, turunnya IQ pada anak.

2. Polusi getaran
Karena alat transportasi merupakan sumber getaran, maka harus diperhitungkan dalam
perencanaan sarana transportasi yang baru. Karena polusi getaran sangat mempengaruhi
ketahanan suatu jalan yang dilewatinya.

Banyak jalan raya yang tidak layak namun tetap dipertahankan. Berlobang dan penuh
genangan air jika hujan adalah pemandangan yang dijumpai pada beberapa ruas jalan.
Kejadian ini bisa diakibatkan jenis transportasi yang terlalu berat atau kualitas jalan yang
tidak memenuhi standard.

3. Polusi Suara
Berikutnya adalah polusi suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi. Suara itu
menimbulkan kebisingan dan suasana yang tidak menyenangkan.
Selanjutnya akan muncul pengendara yang memiliki tingkat stress tinggi karena suasana
jalanan yang tidak menyenangkan. Larinya bisa kepada kesehatan pengendara yang tidak
stabil.

4. Kondisi Angkutan umum tidak terawat dengan baik

Mesin bis yang sudah tua dan sering mogok. Badan dan kursi bis juga reyot, atap bis yang
bocor masih bisa dijumpai. Pemilik transportasi seperti kurang melakukan perawatan yang
baik dan berkala.

Meski saat ini sudah lahir moda transportasi online, namun sepertinya malah melahirkan
masalah baru. Konflik sosial terjadi antara pengemudi transportasi konvensional dengan
modern.

5. Rendahnya Tingkat Kesadaran Pengendara

Pengguna jalan seperti pengendara motor & pengemudi mobil (pribadi dan umum) masih
banyak yang melanggar peraturan. Seperti: angkot ngetem, angkot ke lajur kiri untuk
berhenti masih ada yang berhenti tiba-tiba tanpa menyalakan lampu sein.

6. Belum Meratanya Pembagian Jalan


Masih banyak daerah yang memperlihatkan transportasi umum dan transportasi pribadi
berjalan disatu ruas jalan. Seharusnya ada pemisahan, transportasi pribadi harus mempunyai
jalan sendiri, begitu juga transportasi umum.

7. Kecelakaan Lalu Lintas


Menurut data badan pusat statistik tahun 2008, ada 59,164 ribu kejadian kecelakaan lalu
lintas, dengan 20,188 korbannya meninggal dunia, 23,440 ruka berat dan 55,731 luka ringan.
Sedangkan kerugiannya mencapai Rp.131,207 Juta.

3. Prasarana transportasi adalah segala hal sesuatu yang digunakan untuk menunjang sarana
transportasi. Prasarana merupakan fasilitas penunjang agar sarana yang digunakan dapat
memiliki fungsinya masing-masing. Jika prasarana tidak tersedia, maka keberadaan sarana
transportasi tidak akan berfungsi dengan maksimal.

4. Analisa regresi adalah suatu metode statistik yang mempelajari bagaimana suatu peubah
tidak bebas (respon) berhubungan dengan satu atau lebih peubah tidak bebas (prediktor).

Tujuan pokok penggunaan metode ini adalah untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari

suatu variabel dalam hubungannya dengan variabel lain yang diketahui (Sugiyono dan Eri
Wibowo, 2004).

5. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, maka sesuai dengan
kewenangan/status, maka jalan umum dikelompokkan sebagai berikut:
1.  Jalan Nasional

2.  Jalan Provinsi

3.  Jalan Kabupaten

4.  Jalan Kota

5.  Jalan Desa

Pengertian dari masing-masing status jalan tersebut adalah sebagai berikut:


1.  Jalan Nasional
Jalan Nasional terdiri dari:

a.    Jalan Arteri Primer

b.    Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi

c.    Jalan Tol

d.    Jalan Strategis Nasional

Penyelenggaraan Jalan Nasional merupakan kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat, yaitu di Direktorat Jenderal Bina Marga yang dalam pelaksanaan tugas
penyelenggaraan jalan nasional dibentuk Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional sesuai
dengan wilayah kerjanya masing-masing. Sedangkan untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY
dilaksanakan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional  VII yang berkantor di Jalan
Murbei Barat I Sumurboto Banyumanik Semarang.

Sesuai dengan kewenangannya, maka ruas-ruas jalan nasional ditetapkan oleh Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam bentuk Surat Keputusan (SK) Menteri
PUPR.

2.  Jalan Provinsi

Penyelenggaraan Jalan Provinsi merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi. Jalan Provinsi


terdiri dari:

a.    Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten
atau kota

b.    Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan antar ibukota kabupaten atau kota

c.    Jalan Strategis Provinsi

d.    Jalan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Ruas-ruas jalan provinsi ditetapkan oleh Gubernur dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur.
3.  Jalan Kabupaten

Penyelenggaraan Jalan Kabupaten merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten. Jalan


Kabupaten terdiri dari:

a.    Jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi.

b.    Jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,
ibukota kabupaten dengan pusat desa, antar ibukota kecamatan, ibukota kecamatan dengan
desa, dan antar desa.

c.    Jalan sekunder yang tidak termasuk jalan provinsi dan jalan sekunder dalam kota.

d.    Jalan strategis kabupaten.

Ruas-ruas jalan kabupaten ditetapkan oleh Bupati dengan Surat Keputusan (SK) Bupati.

4.  Jalan Kota

Jalan Kota adalah jalan umum pada jaringan jalan sekunder di dalam kota, merupakan
kewenangan Pemerintah Kota. Ruas-ruas jalan kota ditetapkan oleh Walikota dengan Surat
Keputusan (SK) Walikota

5.  Jalan Desa

Jalan Desa adalah jalan lingkungan primer dan jalan lokal primer yang tidak termasuk jalan
kabupaten di dalam kawasan perdesaan, dan merupakan jalan umum yang menghubungkan
kawasan dan/atau antar permukiman di dalam desa.

Anda mungkin juga menyukai