Anda di halaman 1dari 7

INFRASTRUKTUR JALAN CISITU LAMA

Tugas I Pengantar Rekayasa Infrastruktur


6 Februari 2012 Budi Khairunnisa Solekha 16611111

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan hutan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan atau pedesaan. Pemukiman berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU RI No. 4/1992). Dalam suatu lingkungan pemukiman yang baik dengan memenuhi standar yang tepat dan efisien, maka perlu ditunjang pula oleh penyediaan sarana dan prasarana yang baik dan standar, seperti penyediaan fasilitas sosial, dan fasilitas umum. Salah satu prasarana penting yang harus disediakan dengan baik dan memenuhi standar adalah prasarana jalan, khususnya jalan perumahan. Jalan perumahan merupakan salah satu struktur penting dari suatu kota dalam suatu sistem jaringan jalan perkotaan. Sehingga, peranan jalan ini jika berfungsi dengan baik dapat menentukan kualitas sebuah kota, serta memberikan kenyamanan dan kesejahteraan bagi warganya. Jalan perumahan yang baik harus dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pergerakan pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengendara kendaraan bermotor lainnya, seperti trotoar, drainase, lansekap, rambu lalu lintas, marka jalan, parkir, shelter dan lain-lain. Selama ini, dalam pembangunan prasarana jalan diperumahan banyak terjadi kesenjangan yang mengakibatkan antara satu perumahan dengan perumahan lainnya muncul perbedaan kondisi jalan, misalnya pada suatu perumahan tertentu lebar badan jalan yang tersedia cukup memadai sementara pada perumahan lainnya lebar badan jalan kurang memadai. Kemudian, kondisi jenis perkerasan yang berbeda-beda antar perumahan, serta tidak didukung oleh penyediaan bagian jalan lainnya, seperti tidak tersedianya trotoar bagi pejalan kaki dan sistem drainase yang kurang baik mengakibatkan umur jalan menjadi pendek. Yang pada akhirnya mengakibatkan turunnya kinerja jalan dalam tingkat pelayanan (level of service) jalan, sehingga mengurangi kenyamanan dan keselamatan bagi para pemakai jalan. Masih banyak jalan pemukiman di sekitar kita yang masih tidak memenuhi standar jalan yang baik dan masih belum dapat berfungsi dengan baik. Bahkan di Kota Bandung sendiri yang konon merupakan salah satu kota metropolitan masih memiliki banyak jalan pemukiman yang cenderung kurang layak. Salah satu lokasi yang menurut saya dapat mewakili contoh keberadaan jalan yang masih kurang layak adalah Jalan Cisitu Lama yang terletak tak jauh dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Oleh karena itu saya tertarik menjadikan Jalan Cisitu Lama sebagai objek pengamatan saya.

Rumusan Masalah
Bagaimanakah kondisi Jalan Cisitu Lama? Bagaimana peran dan fungsinya bagi masyarakat dan lingkungan? Permasalahan apa sajakah yang dapat terjadi di Jalan Cisitu Lama? Bagaimanakah sebaiknya sikap masyarakat sekitar agar fungsi dan peran Jalan Cisitu Lama terjaga? Apa akibatnya bila upaya masyarakat gagal dilakukan?

ISI
Jalan, merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting. Kondisi jalan sangat mempengaruhi keadaan berbagai aspek sosial yang dilewatinya. Entah itu dari segi aspek ekonomi, perkembangan budaya dan lain-lain. Jalan Cisitu Lama di Bandung tepatnya di daerah Dago, hanyalah jalan kecil dari pertigaan jl. Cisitu sampai Alpina. Jalan ini dikenal sebagai kawasan mahasiswa. Hampir seluruh rumah yang ada di jalan Cisitu Lama ini adalah rumah kos karena letaknya berdekatan dengan Unpad dan ITB. Jalan ini hanya dilalui satu macam angkot, angkot ungu jurusan Cisitu Tegalega.

Peran dan Fungsi Jalan Cisitu Lama bagi Masyarakat dan Lingkungan
Fungsi utama jalan ini adalah sebagai sarana penghubung utama antara kawasan Cisitu dengan Jalan Sangkuriang yang kemudian akan dihubungkan ke jalan menuju Simpang Dago dan Kampus ITB. Jalan ini sangat mempengaruhi berbagai aktivitas penduduk setempat sehari-harinya mulai dari pulang-pergi ke tempat kerja atau sekolah, membeli kebutuhan sehari-hari, hingga sebagai tempat mencari nafkah. Pada jam-jam aktif biasa kira-kira sekitar 20-30 kendaraan melewati jalan ini setiap menitnya mulai dari roda dua hingga lebih. Jumlah volume kendaraan ini meningkat hingga 50 kendaraan per menit pada saat jam-jam pulang dan pergi ke kampus.

Permasalahan di Jalan Cisitu Lama


Menurut pengamatan saya, dapat ditemukan beberapa hal yang berkaitan dengan kondisi dan masalah di Jalan Cisitu Lama ini, antara lain: Padat huni Jalan sempit dan berlubang Pengguna jalan yang kurang tertib Rawan kecelakaan Kondisi jalan yang kecil nampak tidak sebanding dengan kepadatannya. Berbagai fasilitas lengkap di sana yang disediakan bagi anak kos. Mulai dari tukang koran, tempat cuci motor, laudry kiloan, fotocopy, sewa buku/komik, salon, warteg, mesjid, indomart, warnet, rental komputer, tukang baso dan segala macam jajanan. Semuanya lengkap ada di jalan ini tak kalah dengan komplek perumahan. Jalan ini pun akhirnya menjadi padat hampir setiap saat karena aktivitas penduduk yang mayoritas mahasiswa. Keadaan ini pun semakin parah pada jam-jam tertentu. Pagi, sekitar jam 6-8 saat para mahasiswa berangkat kuliah, jalan ini menjadi sangat padat sampai macet sekali karena kebanyakan program studi ITB mengadakan kuliahnya di pagi hari. Dan puncak kemacetan jalan ini terjadi pada petang hari antara jam 5 sore hingga 7 malam saat hampir semua mahasiswa yang tidak memiliki kegiatan selain kuliah lebih memilih pulang. Banyak faktor yang menyebabkan kemacetan ini terjadi. Sesuai dengan standar PU, jalan kendaraan lokal untuk kendaraan beroda 3 atau lebih harus memiliki lebar badan jalan adalah tidak kurang dari 5 meter. Dengan kondisi jalan dengan lebar badan jalan hanya sekitar 4 meter Jalan Cisitu Lama sudah tidak memenuhi standar tersebut. Jalan yang sempit ini pun tidak sebanding dengan volume kendaraan yang melintas. Selain itu tidak adanya trotoar sehingga pejalan kaki turut bersaing dengan mobil dan sepeda motor, banyaknya mobil yang parkir sembarangan, dan seringnya angkot menunggu di pinggir jalan juga menyebabkan arus tersendat. Tentu saja kemacetan

mengalihkan esensi orang menggunakan jalan, yaitu efisiensi. Banyak waktu yang terbuang untuk berada di kemacetan.

Gambar 1: Kondisi Jalan Cisitu Lama saat puncak kemacetan. Kondisi jalan yang rusak juga menjadi salah satu permasalahan jalan ini. Banyak terdapat lubang di jalan yang membahayakn bagi para pengguna jalan baik kendaraan bermotor hingga pejalan kaki. Pada jalan, kerusakan disebabkan repitisi atau pengulangan beban. Artinya beban kendaraan berat sekali lewat mungkin tidak akan menyebabkan kerusakan jalan. Tetapi jika terus menerus jalan akan mengalami kerusakan. Artinya kerusakan jalan adalah disebabkan oleh kelelahan akibat beban berulang. Berdasarkan sumber yang saya dapatkan, hampir semua jalan di kota Bandung menggunakan campuran agregat (batu pecah) dan aspal. Musuh utama aspal adalah air, karena air bisa melonggarkan ikatan antara agregat dengan aspal. Kerusakan yang umum terjadi di jalan-jalan dalam kota adalah adanya air yang menggenangi permukaan jalan. Pada saat ikatan aspal dan agregat longgar karena air, kendaraan yang lewat akan memberi beban yang akan merusak ikatan tersebut dan permukaan jalan pada akhirnya. Tipikal kerusakan karena pengaruh air adalah lubang. Sekali lubang terbentuk maka air akan tertampung di dalamnya sehingga dalam hitungan minggu lubang yang semua kecil dapat membesar dengan cepat. Itulah sebabnya kerusakan jalan sering dikatakan bersifat eksponensial. Ketika ikatannya longgar pun, sebenarnya tidak masalah kalau tidak ada beban. Namun, ketika ikatannya longgar lalu ada kendaraan lewat, inilah yang mengawali kerusakan. Awalnya muncul lubang kecil. Air kemudian masuk lagi ke lubang tersebut. Akhirnya, lobang yang kecil tadi semakin membesar. Hubungan kerusakan jalan terhadap waktu terjadi secara eksponensial. Sebenarnya, ketika jalan didesain, ia harus kuat terhadap beban lalu lintas. Umur rencana lima tahun umumnya diterapkan untuk jalan baru. Jalan yang rusak karena beban biasanya bercirikan retak dan kadang disertai dengan amblas. Apabila jalan dibuat dengan baik, volume kendaraan yang banyak sebenarnya tidak akan mengakibatkan jalan menjadi rusak. Jumlah mobil penumpang yang sangat banyak sebenarnya tidak memberi konstribusi kerusakan yang signifikan terhadap jalan. Yang memberikan adalah jenis-jenis

kendaraan dengan beban sumbu di atas 8 ton, seperti truk-truk besar dan truk-truk kontainer. Berarti ada penyebab kerusakan yang bukan karena volume kendaraan. Permasalahan yang paling mungkin adalah karena kinerja jalannya, kualitas jalannya. Bisa karena aspalnya tipis, agregatnya jelek, pembuatannya yang tidak benar, dan segala macam, banyak sekali. Kesalahan yang paling medasar dan paling sering ditemui di lapangan adalah kualitas pekerjaan jalan. Selain itu, air juga memperparah kerusakan Jalan Cisitu Lama. System drainase jalan ini tidak dapat menampung air. Drainase jalan ini dibuat untuk menampung air yang jatuh ke permukaan jalan. Agar air tidak menggenang di jalan, air harus dibuang. Air tersebut ditampung di drainase jalan. Namun di sini, dan umumnya di berbagai tempat lain, drainase pinggir jalan itu bukan saluran untuk mengeringkan jalan saja tapi juga saluran air kotor dari pemukiman penduduk di sepanjang jalan. Rumah dan kantor, bahkan komplek perumahan membuang air dan juga sampah pada saluran drainase jalan yang ada. Jadi, walaupun ada drainase, tapi tidak dirawat. Akibatnya, ketika hujan banyak sekali jalan di Bandung banjir. Pada saat banjir, kendaraan tetap melintas, ini menyebabkan kerusakan.

Gambar 2: Jalan Cisitu Lama yang rusak.

Solusi
Melihat berbagai masalah yang terjadi pada Jalan Cisitu Lama ini, banyak hal yang sebaiknya dilakukan para masyarakat setempat agar fungsi dan peran infrastruktur ini tetap terjaga. Hal pertama yang harus segera dilakukan adalah perbaikan jalan. Penambalan adalah salah satu perbaikan yang mesti dilakukan. Lubang pasti ditambal. Untuk penambalan lubang, biasanya lubang dibentuk kotak terlebih dahulu, dirapikan, dan dibersihkan. Kemudian diberi aspal cair sebagai perekat agar aspal yang di atasnya bisa merekat dengan aspal yang lama. Nah, pada tahapantahapan ini kadang-kadang ada item-item perkerjaan yang penting yang suka terlupakan. Misalnya, memberi perekat kebanyakan atau terlalu sedikit, kemudian langsung dihamparkan dengan aspal, atau aspal yang dihamparkan kurang panas. Atau juga saat dipadatkan mungkin saja komposisi aspal dengan agregatnya kurang. Akibatnya, jalan yang ditambal tersebut masih ada pori-pori yang air bisa masuk kembali. Hal-hal sederhana ini kadang kurang diperhatikan padahal ini berakibat signifikan pada kinerja jalan. Hal berikutnya yang harus dilakukan adalah perbaikan system drainase jalan. Harus dipisah antara saluran drainase jalan dan saluran pembuangan air kotor pemukiman mungkin sulit diterapkan karena selain keterbatasan juga umumnya masalah tersebut terjadi pada daerah

terbangun yang cukup padat. Untuk desain pembanguan drainase jalan atau perbaikan drainase jalan perlu memperhatikan kondisi tata guna lahan disekitarnya. Konsekuensinya jika melakukan perbaikan drainase jalan di kawasan padat, perlu dipertimbangkan untuk membuat yang lebih dalam, termasuk sistem inlet-nya untuk mereduksi aliran sampah ikut masuk ke dalam drainase. Pelebaran jalan mungkin dapat menjadi solusi jalan yang sempit, namun keterbatasan wilayah membuat solusi ini sulit terealisasi kecuali seluruh warga di pinggir jalan bersedia memberikan sebagian tanahnya. Hal ini tentu hampir mustahil mengingat tingginya harga tanah di kawasan ini. Oleh karena itu pilihan melebarkan jalan mungkin bukan tindakan bijaksana. Kesadaran individu berperan sangat penting disini. Saling menghormati antar pengguna jalan dengan tidak ngebut, tidak menyalip sekenanya, dan tidak berhenti disembarang tempat akan sangat bermanfaat untuk jalan yang lebih baik. Dapat juga dibuat peraturan untuk tidak parker dipinggir jalan kecuali pada jam-jam tertentu seperti diatas pukul 9 malam sampat 5.30 pagi. Bila solusi-solusi diatas tidak terealisasi, bisa jadi kondisi Jalan Cisitu Lama akan semakin parah. Akibatnya, kegiatan masyarakat sekitar akan terhambat. Kecelakaan akan semakin banyak terjadi karena lubang-lubang di jalan semakin parah. Lingkungan pun akan semakin tidak sehat terutama di musim penghujan karena genangan air akan semakin banyak dan dapat membawa berbagai macam penyakit. Kondisi penjadi semakin tidak nyaman dan tak layak huni padahal kawasan Cisitu lama merupakan salah satu area padat huni yang banyak terdapat para generasi muda penerus bangsa dari berbagai macam daerah.

DAFTAR PUSTAKA
Pradana, Adrian. Cisitu Lama. http://adrianpradana.wordpress.com/2009/04/28/cisitu-lama/ (diakses tanggal 3 Februari 2012) Arlin. Jalan Cisitu Lama. http://mbakarlin.wordpress.com/2008/11/16/jalan-cisitu-lama/ (diakses 3 Februari 2012) Dardak, Hermanto. 2005. Upaya Pemerintah dalam Memenuhi Infrastruktur Jalan. Jakarta. Umar, Fitrawan. Standardisasi Sarana dan Prasarana. http://fitrawanumar.blogspot.com/2009/03/standarisasi-sarana-dan-prasarana.html (diakses 3 Februari 2012) NN. Kerusakan Jalan Bandung. http://lalulintasbandung.wordpress.com (diakses 3 Februari 2012) NN. 2003. Persyaratan Umum Sistem Jaringan dan Geometrik Jalan Perumahan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Anda mungkin juga menyukai