Anda di halaman 1dari 13

ANALISI PENYEBAB KERUSAKAN JALAN PADA RUAS JALAN

PUNCAK BOGOR KARPAN AMBON

DISUSUN OLEH :
NAMA: CHRISTO BUCE AKIHARY
NPM: 12122201210021

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Jalan raya merupakan sarana penghubung antara suatu wilayah/kawasan dengan


wilayah/kawasan lainnya, kondisi jalan yang baik akan memudahkan mobilitas atau
pergerakan penduduk dalam mengadakan hubungan perekonomian dan kegiatan sosial
lainnya. Sedangkan jika terjadi kerusakan jalan akan berakibat terhalangnya kegiatan
ekonomi dan sosial sampai terjadinya kecelakaan yang dapat berakibat paling parah
kemataian. Kerusakan prasarana jalan terjadi karena beberapa kondisi seperti curah hujan
yang tinggi pada saat musim penghujan dan terbebani oleh volume lalu lintas yang tinggi dan
berulang-ulang akan menyebabkan terjadi penurunan kualitas jalan serta berdampak pada
kenyamanan dan masyarakat yang sering beraktifitas pada ruas jalan tersebut.

Penilaian terhadap kondisi perkerasan jalan merupakan aspek yang penting dalam hal
menentukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan jalan. Untuk melakukan penilaian kondisi
perkerasan jalan tersebut, terlebih dahulu perlu ditentukan jenis kerusakan, penyebab, serta
tingkat kerusakan yang terjadi. Banyak perkerasan jalan Kabupaten/Kota di Indonesia yang
mengalami kerusakan diakibatkan terjadinya repetisi beban lalu lintas, seiring dengan
meningkatnya pertumbuhan perekonomian di kawasan tersebut, termasuk salah satunya
terjadi pada ruas jalan raya Puncak Bogor (Karpan) wilayah Kota Ambon, Provinsi Maluku.

Pada ruas jalan raya Puncak Bogor terdapat beberapa lubang pada jalan yang berdampak
pada kenyamanan dan keamanan masyarakan yang sering beraktifitas atau melewati jalan
tersebut, kerusakan jalan di puncak bogor sendiri tejadi di beberapa ruas jalan dan ada
beberapa yang sudah di tambal dengan aspal baru akan tetapi kerusakan yang paling parah
terdapat pada jalan di depan keluarga J. Lesilolo dan sampai sekarang belum ada penanganan.
Jalan di depan kediaman keluarga J. Lesiololo sendiri terdapat beberapa lubang akan tetapi
lubang yang terbesar berukuran 20 cm. Sehubungan dengan hal diatas maka diperlukan
“kajian mengenai penyebab kerusakan jalan yang ada pada ruas jalan Puncak Bogor
(Karapan)”. Dari hasil penelitian ini akan diketahui penyebab, tingkat dan jenis kerusakan
yang dominan terjadi, serta ruas jalan yang harus segera dilakukan penanganan berdasarkan
hasil nilai kondisi kerusakan pada ruas jalan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitain ini adalah “mengidentifikasi dan menganalisisi
penyebab kerusakan jalan pada ruas jalan Puncak Bogor Karapan Ambon”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk “mengetahui penyebab kerusakan jalan pada ruas
jalan Puncak Bogor Karapan Ambon”.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah pada ruas Jalan Puncak Bogor, Kelurahan
Amantelu, Kecamatan Sirimau Kota Ambon Terkhususnya terdapat pada ruas jalan
sepanjang 5 meter di depan kediaman keluarga J. Lesilolo .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah atau air, seta di
atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, dan jalan kabel (UU RI No 38 Tahun 2004).

Sedangkan bedasarkan UU RI No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan
didefinisikan jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas umum, yang berada pada permukaan
tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan air, serta di atas permukaan
air, kecuali jalan rel dan jalan kabel. Menurut stasusnya yaitu :
1. Jalan Nasional adalah jalan yang menghubungkan provinsi (antar provinsi). Jalan nasional
terdiri atas jalan arteri primer, jalan kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota
provinsi, jalan tol, dan jalan strategis nasional.
2. Jalan Provinsi adalah jalan yang menghubungkan antar kabupaten/kota dalam sebuah
provinsi. Jalan provinsi terdiri atas jalan kolektor primer yang menghubungkan ibukota
provinsi dengan ibukota kabupaten atau kota, jalan strategis provinsi, kecuali jalan arteri
primer, jalan kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, jalan tol, dan
jalan strategis nasioanl.
3. Jalan Kabuapaten adalah jalan yang menghubungkan antar kelurahan/desa. Jalan
kabupaten terdiri atas jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan,
jalan lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,
ibukota kabupaten dengan pusat desa, antar ibukota kecamatan.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa jalan adalah sarana


tranportasi yang terdapat pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah atau air, seta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, dan jalan kabel.
Jalan juga merupakan sarana penghubung antar provinsi, antar kabupaten atau kota, dan
antar kelurahan atau desa. Jalan juga menjadi salah satu penghubung kegiatan ekonomi bagi
Negara Indonesia dan penghubung kegiatan sosial bagi masyarkaat.
2.2 Kerusakan Jalan
Menurut Heddy R. Agah, umumnya kerusakan jalan banyak disebabkan oleh perilaku
pengguna jalan, kesalahan perencanaan dan pelakasanaan, serta pemeliharaan jalan yang
tidak memadai. Kerusakan jalan disebabkan antara lain karena beban lalu lintas berulang
yang berlebihan (Overload), panas atau suhu udara, air dan hujan, serta mutu awal produk
jalan yang jelek. Oleh sebab itu disamping direncanakan secara tepat jalan harus dipelihara
dengan baik agar dapat melayani pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana. Pemeliharaan
jalan rutin maupun berkala perlu dilakukan untuk mempertahankan keamanan dan
kenyamanan jalan bagi pengguna dan menjaga daya tahan atau keawetan sampai umur
rencana. (Suwardo dan Sugiharto, 2004).

Survei kondisi perkerasan perlu dilakukan secara periodik baik structural maupun
nonstruktural untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan yang ada. Pemeriksaan nonstruktural
(fungsional) antara lain bertujuan untuk memeriksa kerataan (roughness), kekasaran (texture),
dan kekesatan (skid resistance). Pengukuran sifat kerataan lapis permukaan jalan akan
bermanfaat di dalam usaha menentukan program rehabilitasi dan pemeliharaan jalan. Di
Indonesia pengukuran dan evaluasi tingkat kerataan jalan belum banyak dilakukan salah
satunya dikarenakan keterbatasan peralatan. Karena kerataan jalan berpengaruh pada
keamanan dan kenyamanan pengguna jalan maka perlu dilakukan pemeriksaan kerataan
secara rutin sehingga dapat diketahui kerusakan yang harus diperbaiki. (Suwardo dan
Sugiharto, 2004).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa kerusakan jalan banyak


disebabkan oleh perilaku pengguna jalan, kesalahan perencanaan dan pelakasanaan, serta
pemeliharaan jalan yang tidak memadai. Kerusakan jalan disebabkan antara lain karena
beban lalu lintas berulang yang berlebihan (Overload), panas atau suhu udara, air dan hujan,
serta mutu awal produk jalan yang jelek. Pemeliharaan jalan juga di perlukan pemeriksaan
nonstruktural (fungsional) antara lain bertujuan untuk memeriksa kerataan (roughness),
kekasaran (texture), dan kekesatan (skid resistance) untuk mengetahui kerusakan yang harus
di perbaik.
2.3 Faktor – faktor penyebab kerusakan Jalan
Penyebab kerusakan jalan sendiri terdiri dari beberapa fakto utama antara lain yaitu :
1. Meningkatnya Beban Volume Lalu Lintas, tentunya meningkatnya volume beban volume
lalu lintas sangat mempengaruhi faktor terjadinya kerusakan jalan, karena pada saat
perancangan perkerasan jalan, tentunya akan dirancang sesuai dengan standar dan ketentuan
yang berlaku (SNI). hal ini paling umum ditemukan pada perkerasan lentur atau aspal, itulah
mengapa perkerasan aspal memerlukan biaya pemeliharaan yang lebih besar, namun
kerusakan jalan akibat meningkatnya volume lalu lintas pada perkerasan jalan beton juga bisa
terjadi, terlebih jika selalu dilalui oleh kendaraan berat seperti truk yang bermuatan berlebih.
2. Sistem drainase yang buruk, pada tahun 2018 salah satu staff teknik di PT. Trans-Jawa
Paspro Jalan Tol, yaitu Esti Lungit Widyarini pernah menyampaikan bahwa dari yang beliau
lihat, kebanyakan jalan rusak karena tidak di dukung oleh drainase yang baik, karena
menurutnya secara prinsip air itu harus secepat mungkin dialirkan supaya tidak menimbulkan
genangan di badan jalan. Terlebih saat banjir, bayangkan air yang menggenang dalam waktu
yang tidak terlalu lama di jalan saja dapat mengakibatkan jalanan menjadi rusak dan juga
berlubang akibat perkerasan dapat tergerus oleh air, apalagi jika jalanan digenangi dalam
waktu yang lama (saat banjir) serta biasanya diiringi oleh kemacetan, dan dilewati berbagai
kendaraan berat. Hal ini juga akan semakin memperparah kondisi perkerasan jalan jika
perkerasan jalan sudah mengalami kerusakan seperti munculnya retakan. Nah, itulah
mengapa adanya sistem drainase yang baik atau minimal sesuai dengan standar yang berlaku
sangat penting untuk mengalirkan air di badan jalan agar tidak menggenang.
3. Kondisi tanah yang tidak stabil, sebelum melakukan pembangunan atau konstruksi
perkerasan jalan pada sebuah lahan, tentunya akan dilakukan pengecekan tanah terlebih
dahulu, sehingga didapatkan data tanahnya. Namun, kenyataannya kita tidak bisa sepenuhnya
mengandalkan data tanah, karena terkadang tidak menggambarkan karakteristik tanah yang
semestinya, itulah yang dapat menyebabkan kondisi tanah tidak stabil. Kondisi tanah yang
tidak stabil (seperti tanah lempung) atau mengalami pergerakan ini terutama akibat jalan yang
terus menerus dilalui oleh kendaraan berat dapat menyebabkan kerusakan jalan.
4. Perencanaan perkerasan yang tidak sesuai, hal ini berkaitan dengan mutu dari perkerasan
jalan itu sendiri, dimana dalam merancang perkerasan jalan, tentunya memiliki standarisasi
yang perlu dipenuhi berdasarkan peraturan yang berlaku, dengan memperhitungkan berbagai
faktor seperti jenis klasifikasi jalan yang akan dibuat, perencanaan geometrik jalannya,
lapisan dan data tanah yang akan dibangun, desain tulangannya (jika perkerasan beton), dan
sebagainya. Namun terkadang memang perencanaan tidak sesuai dengan pelaksanaan atau
kenyataan yang terjadi, sehingga membuat perencanaan, atau desain perkerasan yang dibuat
tidak sesuai dengan kondisi realnya.
5. Kurangnya perawatan atau pemeliharaan, kurangnya perawatan atau pemeliharaan pada
perkerasan jalan sejak dini dan tepat seperti saat adanya kerusakan kecil yang dibiarkan terus
menerus dapat mengakibatkan timbulnya lubang, dan dapat mencelakai pengendara maupun
pengguna jalan yang melintasinya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Bagan Alir Penelitian

Start

Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data

Tahap Persiapan :
* Studi Literatur
* Survey Pendahuluan

Data Primer ;
Data Sekunder ;
- Pengukuran Panjang kerusakan
- Peta Lokasi
-Dokumentasi

Analisis Data :
- Penyebab Kerusakan
- Jenis Kerusakan
- Faktor Penyebab Kerusakan

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Finish

Gambar 3.1 Bagan alir penelitian


3.2 Waktu Penelitian dan Lokasi Penelitian

Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk time schedule
dibawah ini:

Tabel 3.1 Time Schedule Penulisan Proposal

Lokasi penelitian JL. LR D Limboto (Gereja Bukit SION) merupakan penetapan lokasi
penelitian dikarenakan terdapat kerusakan keretakan dinding pada salah satu rumah setempat.

Gambar 3.2 Peta Lokasi(Google Earth,2022)


3.3 Bahan dan Alat Penelitian.

Dalam melakukan penelitian guna mendapatkan data–data yang diperlukan, maka perlu
adanya alat dan bahan yang dipakai dalam mendukung pengukuran di lapangan, untuk itu alat
dan bahan yang dipakai yaitu :

1. Meter
2. Alat tulis

3.4 Pengumpulan Data

Data-data yang dikumpulkan dalam studi ini berasal dari data observasi di lapangan dan
data studi literature yang terdiri dari:

3.4.1 Data Primer

Data Sekunder meliputi panjang lokasi kerusakan serta data – data lainnya jika perlukan.

3.4.2 Data Sekunder

Data primer meliputi kurusakan di lokasi penelitian.

3.5 Teknik Analisa Data

Analisa Data yang dilakukan yaitu melakukan perhitunganberdasarkan pengukuran yang


dilakukan di lapangan dengan proses analisa sebagai berikut :

1. Penyebab kerusakan

2. Jenis Kerusakan

3. Faktor penyebab
Daftar Pustaka
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai