Oleh:
Vareyna Tsamrotul Fikriyah
03411940000015
Dosen Pengampu:
Dr.Dwa Desa Warnana S.Si., M.Si
1.3. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas maka tujuan pada laporan ini
antara lain,
1.3.1. Untuk mengatahui jenis kerusakan permukaan Jalan Raya Ledug baik
secara struktural dan fungsional berdasarkan survey visual dan riding quality.
1.3.2. Untuk mengetahui tingkat kerusakan permukaan Jalan Raya Ledug, Prigen
Pasuruan, Jawa Timur menggunakan skala kualitas dalam persentase.
1.3.3. Untuk mengetahui kondisi drainase Jalan Raya Ledug, Prigen, Pasuruan,
Jawa Timur.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1. Jalan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006, jalan merupakan
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk infrastruktur
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air,
serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Jalan raya merupakan jalur yang berada di tanah di atas permukaan bumi yang
dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran – ukuran dan jenis konstruksinya,
sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan berbagai jenis kegiatan seperti, lalu
lintas orang, hewan, dan kendaraan yang mengangkut barang dari suatu tempat
ketempat lainya dengan mudah dan cepat. Dengan arti lain, jalan adalah tatanan ruang
baik di daratan maupun di atas permukaan air atau diudara yang khusus, patut dan
dipergunakan untuk perhubungan lalu lintas antar tempat dipermukaan bumi (Lubis,
1973).
Menurut Direktorat Pembinaan Jalan Kota (1990) Jalan dapat dibedakan atas
jalan lingkungan primer dan jalan lingkungan skunder. Jalan lingkungan primer
merupakan jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatudengan persil atau
menghubungkan kota jenjang kedua dengan persil atau menghubungkan kota jenjang
ketiga dengan kota jenjang ketiga, kota jenjang ketiga dengan kota jenang
dibawahnya, kota jenjang ketiga dengan persil, atau kota dibawah jenjang ketiga
sampai persil. Dimana untuk kawasan ini merupakan kawasan kota yang mempunyai
fungsi primer yaitu menghubungan kedudukan kota sebagai pusat pelayanan jasa bagi
kebutuhan pelayanan kota dan wilayah pengembangannya. Sedangkan jalan
lingkungan skunder merupakan jalan yang menghubungan kedudukan kota sebagai
pusat peayanan jasa bagi kebutuhan penduduk kota itu sendiri
2.4. Drainase
Drainase didefenisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan
air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu
kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu. Drainase dapat juga
di artikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan
salinitas. Jadi, darinase menyangkut tidak hanya air permukaan tapi juga air tanah
(Suripin, 2004).
Sistem drainase pada permukaan jalan berfungsi untuk mengendalikan limpasan
air hujan di permukaan jalan dan dari daerah di sekitarnya agar tidak merusak
konstruksi jalan akibat air banjir yang mengenai perkerasan jalan atau erosi pada
badan jalan (Ariwijaya, 2016). Dalam hal ini salah satu faktor kerusakan jalan adalah
kualitas drainase.
BAB III
METODOLOGI
Gambar 3.1. Lokasi Track Evaluasi Kerusakan Jalan Lingkungan pada Google Earth
Gambar 3.3. Form Survey Penilaian Riding Quality (Sumber: Metode Dirgalaksono
dan Mochtar (1990)
3.4. Penilaian Nilai Kondisi Pengkerasan
Untuk menanggulangi masalah kerusakan jalan dengan metode D&M ini yaitu
dengan melihat hasil dari penjumlahan masingmasing kerusakan jalan dan drainase
yang telah dikali dengan faktor pengalinya kemudia dicocokkan dengan kategori
penanganan yang telah disediakan. Menurut Yudaningrum & Ikhwanudin (2017)
penanganannya di jelaskan sebagai berikut,
a) Jika nilai kondisi 0-20, Ruas Jalan dengan total nilai kondisi perkerasan
dibawah 20, secara umum kondisi jalan masih baik. Kerusakan yang terjadi
tidak lebih dari 10% masih dalam tingkat keparahan rendah. Jalan dalam
kelompok ini tidak memerlukan pemeliharaa ringan
b) Jika nilai kondisi 20-40,Ruas jalan dengan total nilai kondisi pada golongan
ini, mulai mengalami kerusakan ringan. Kerusakan yang terjadi kurang dari
30% tetapi tanpa diikuti dengan tingkat kerusakan kategori I. perkerasan
hanya butuh pemeliharaan ringan
c) Jika nilai kondisi 40-90, ruas jalan dalam kondisi kritis, dan telah mencapai
sampaii dengan 60% diikuti kerusakan kategori I dengan tingkat keparahan
rendah. Perkerasan jalan memerlukan pemeliharaan tingkat sedang seperti
manual patching, sealing dan skin patching
d) Jika nilai kondisi >90, ruas jalan yang mengalami kerusakan telah mencapai
60% berada dalam tingkat keparahan tinggi. Perkerasan memerlukan
perbaikan seperti manual patching, perbaikan base, overlay. Untuk ruas jalan
dengan profile distortion dengan tingkat keparahan sedang maupun tinggi,
jalan tersebut memerlukan rekonstruksi
4.1. Hasil
4.1.1. Survei Kerusakan Jalan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan secara visual didapatkan beberapa
jenis kerusakan pada Jalan Raya Ledug, Prigen, Pasuruan, Jawa Timur dengan
identifikasi sebagai berikut
Tabel 1. Survei Kerusakan Jalan
Koordinat Kerusakan Meter Jenis
No Kerusakan Jalan Keterangan
Latitude Longitude ke- Kerusakan
Edge Deterioration
Edge
- Panjang = 1,46 m
1 7°42'2.28" 112°38'41.57" Deterioration
6.95
S E - Lebar = 7 cm
- Kedalaman= 2 cm
Potholes:
- Panjang = 20 cm
Potholes dan - Lebar = 8 cm
2 7°42'2.14" 112°38'41.66" Block - Kedalaman= 2 cm
12.05
S E
Cracking Block Cracking
- Panjang = 27 cm
- Lebar = 19 cm
Potholes:
- Panjang = 10 cm
- Lebar = 10 cm
Potholes dan
3 7°42'2.35" 112°38'41.78" -Kedalaman= 2,5cm
19.74
S E Ravelling
Ravelling
- Panjang = 1 m
- Lebar = 1 m
Ravelling
- Panjang = 30 cm
4 7°42'2.55" 112°38'42.23" Ravelling
34.54
S E - Lebar = 25 cm
-kedalaman= 0,5 cm
Edge Deterioration
Edge
- Panjang = 1,80 m
5 7°42'2.66" 112°38'42.32" Deterioration
38.84
S E - Lebar = 7 cm
- Kedalaman= 2 cm
Ravelling:
- Panjang = 1,5 m
Ravelling - Lebar = 25 cm
6 7°42'3.34" 112°38'43.33" dan Block -Kedalaman=0,3 cm
76.44
S E
cracking Block Cracking
- Panjang = 3 m
- Lebar = 1m
Potholes:
- Panjang = 23 cm
7 7°42'3.33" 112°38'43.51" Potholes
81.5
S E - Lebar = 8 cm
- Kedalaman= 4 cm
Potholes:
- Panjang = 25 cm
8 7°42'3.43" 112°38'43.63" Potholes - Lebar = 20 cm
86.73
S E
- Kedalaman= 3 cm
Block Cracking
Block
9 7°42'3.58" 112°38'43.76" - Panjang = 2,2 m
92.92
S E cracking
- Lebar = 1,3 m
Potholes:
- Panjang = 30 cm
Potholes dan - Lebar = 15 cm
10 7°42'3.83" 112°38'43.97" 102.4 Profile -Kedalaman= 5 cm
S E 5
distortion Profile Distortion
- Panjang = 2 m
- Lebar = 40 cm
Edge Deterioration
Edge
- Panjang = 1,5 m
11 7°42'4.15" 112°38'44.27" 115.9 Deterioration
S E 5 - Lebar = 10 cm
- Kedalaman= 2 cm
Edge Deterioration
Edge
- Panjang = 1 m
12 7°42'4.39" 112°38'44.34" Deterioration
123.8
S E - Lebar = 40 cm
- Kedalaman= 5 cm
Block Cracking
Block
13 7°42'4.62" 112°38'44.43" 131.4 - Panjang = 1,3 m
S E 5 cracking
- Lebar = 30 cm
Edge Deterioration
Edge - Panjang = 2 m
Deterioration - Lebar = 9 cm
14 7°42'4.74" 112°38'44.45" 135.0 dan - Kedalaman= 2 cm
S E 3
Revelling Ravelling:
- Panjang = 1 m
- Lebar = 40 cm
Edge Deterioration
Edge
- Panjang = 40 c m
15 7°42'4.99" 112°38'44.52" 142.9 Deterioration
S E 6 - Lebar = 25 cm
- Kedalaman= 3 cm
4.1.2. Survei Riding Quality
Berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan kendaraan sepeda motor
didapatkan beberapa kondisi yang dirasakan pengendara pada Jalan Raya Ledug,
Prigen, Pasuruan, Jawa Timur dengan menggunakan variasi kecepatan mulai dari 40
km/s, 30 km/s, dan 20 km/s sebagai berikut
Tabel 4. Survei Riding Quality
No Kecepatan Hal yang dirasakan
1 40 km/s Sebagai batas kecepatan, kurang nyaman, Kerusakan
jalan sangat terasa, tidak nyaman, dan sangat tergoncang
2 30 km/s Nyaman, masih merasakan adanya geronjalan jalan, tidak
tergoncang
3 20 km/s Nyaman, geronjalan dapat diminalisir dan tidak
tergoncang