Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jalan merupakan prasarana dalam mendukung laju perekonomian serta berperan sangat besar
dalam kemajuan dan perkembangan suatu daerah. Indonesia sebagai salah satu negara yang
berkembang sangat membutuhkan kualitas dan kuantitas jalan dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat untuk melakukan berbagai jenis kegiatan perekonomian baik itu
aksesibilitas maupun perpindahan barang dan jasa
.
Kerusakan pada jalan akan menimbulkan banyak kerugian yang dapat dirasakan oleh
pengguna secara langsung, karena sudah pasti akan menghambat laju dan kenyamanan pengguna
jalan serta banyak menimbulkan korban akibat dari kerusakan jalan yang tidak segera ditangani
oleh instansi yang berwenang.

Pada dasarnya perencanaan umur perkerasan jalan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
lalu lintas yang ada, umumnya didesain dalam kurun waktu antara 10-20 tahun, yang artinya jalan
diharapkan tidak akan mengalami kerusakan dalam 5 tahun pertama. Tetapi jika pada realita yang
ada jalan sudah rusak sebelum 5 tahun pertama maka bisa dipastikan jalan akan mengalami
masalah besar dikemudian hari..

Untuk menjaga agar kondisi jalan tetap pada performa yang layak dalam melayani berbagai
moda transportasi perlu adanya evaluasi permukaan jalan untuk mengetahui jalan tersebut apakah
masih dalam kondisi yang baik atau perlu adanya program peningkatan pemeliharaan rutin atau
pemeliharaan berkala. Bentuk pemeliharaan jalan tergantung dari hasil penilaian kondisi
kerusakan permukaan jalan yang telah ditetapkan secara visual, adapun beberapa metode yang
sering dipakai adalah metode Bina Marga (1990) dan metode PCI (pavement condition index).

Jalan adalah upaya untuk meningkatkan kembali kondisi jalan yang layak secara fungsional
dan layak secara structural,maka dalam penanganan jalan harus sesuai dengan jenis kerusakan
yang dialami oleh jalan tersebut.penanganan yang tidak sesuai hanya akan membuang budget
yang dikeluarkan kerena hasillnnya tidak aan maksimal dan pasti akan cepat rusak lagi
1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana kondisi jenis-jenis kerusakan permukaan jalan pada jalan Labungkari


Kabupaten Buton Tengah ?
b. Bagaimana menentukan kinerja kondisi permukaan jalan berdasarkan metode Bina
Marga dan metode PCI (pavement condition index) pada ruas Jalan
Labungkari,kabupaten buton tengah?
c. Bagaimana penanganan kerusakan jalan pada jalan Labungkari,Kabupaten Buton
Tengah?

1.3. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui jenis-jenis kerusakan permukaan jalan yang ada pada Jalan Labungkari
Kabupaten Buton Tengah
b. Mengetahui tingkat kerusakan permukaan jalan berdasarkan metode Bina Marga dan
metode PCI (pavement condition index) pada ruas jalan Labungkari,Kabupaten Buton
Tengah
c. Melakukan penanganan pekerjaan perbaikan kerusakan jalan pada jalan
Labungkari,Kabupaten Buton tengah

1.4. Manfaat Penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan oleh instansi terkait dalam
penyusunan program pemeliharaan jalan.
b. Memberikan solusi dan alternatif penanganan kerusakan permukaan jalan yang sesuai
dengan kondisi kerusakan yang ada.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman ilmu pengetahuan
khususnya mengenai analisis kerusakan jalan.

1.5. Batasan Masalah

a. Survei yang dilakukan hanya di ruas Jalan Labungkari,Kabupaten Buton Tengah


b. Jenis Kerusakan yang ditinjau adalah keretakan jalan (cracking), kerusakan tepi (edge
break), alur (rutting), keriting (corrugations), lubang-lubang (patholes), jembul
(shoving), penurunan setempat (deformations), kegemukan aspal (bleeding), pelepasan
butiran (raveling), tambalan (patching), pengausan (polished aggregate), pembengkakan
jalan (swell), tonjolan (bumps and sags), penurunan pada bahu jalan (lane/shoulder drop
off).
c. Data-data kerusakan didapat melalui survei visual dan pengukuran di lapangan yaitu
berupa data panjang, lebar, luasan, kedalaman tiap jenis kerusakan yang terjadi, dan
juga data volume lalu lintas harian.
d. Metode analisis yang dipakai adalah metode Bina Marga dan metode PCI (pavement
condition index).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

1.Setyowati (2011)

dengan penelitian yang berjudul “Penilaian Kondisi Perkerasan Dengan Metode


Pavement Condition Index (PCI), Peningkatan Jalan Dan Perhitungan Rancangan Anggaran
Biaya (Studi Kasus : Jalan Solo-Karanganyar Km 4+400-11+050)”. Dari penelitian ruas
Jalan Solo-Karanganyar Km 4+400-11+050 didapatkan nilai rata-rata PCI sebesar 28,09%
yang masuk dalam katagori buruk (poor), maka memerlukan pemeliharaan berkala (periodic
maintenance). Kegiatan pemeliharaan yang diperlukan hanya pada interval beberapa tahun
karena kondisi jalan sudah mulai menurun, kegiatannya meliputi pelapisan ulang
(resealing/overlay).

2 .Putri (2016)

dengan penelitian yang berjudul “Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Lentur
menggunakan metode Pavement Condition Index, (PCI), (Studi Kasus : Jalan Soekarno-
Hatta Bandar Lampung)”. Terdapat 13 jenis kerusakan perkersan lentur yang ada pada ruas
jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung yaitu, retak kulit buaya, retak blok, tonjolan, amblas,
retak tepi, penurunan bahu jalan, retak memanjang, tambalan, pengausan, lubang, alur, retak
selip, dam pelepasan butir. Nilai rata-rata kondisi perkerasan lentur pada ruas jalan
Soekarno-Hatta Bandar Lampung adalah 78,89% yang masuk dalam katagori sangat baik
(very good) dan tidak atau belum membutuhkan perbaikan.

3.Luzan (2016)

dengan penelitian yang berjudul “Analisa Kondisi Kerusakan Jalan pada Lapis
Permukaan Menggunakan Metode Pavement Condition Index (PCI), (Studi Kasus : Ruas
Jalan Siluk Panggang, Imogiri Barat, Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta)”. Terdapat 14
jenis kerusakan pada ruas jalan Siluk Panggang Imogiri Barat, Bantul antara lain : Retak
Buaya, Keriting, Amblas, Retak Pinggir, Retak Sambung, Pingir Jalan Turun, Retak
Memanjang, Tambalan, Pengausan Agregat, Lubang, Sungkur, Patah Slip, Mengembang
Jembul, dan Pelepasan Butir. Nilai rata-rata kondisi lapis perkerasan lentur (PCI) ruas jalan
Siluk Panggang Imogiri Barat, Bantul adalah 51,83% yang termasuk dalam katagori sedang
(fair) dan perlu untuk dilakukan perbaikan, perbaikannya bisa meliputi pelapisan ulang
(resealing/overlay).

4.Hardiatman (2016)

dengan penelitian yang berjudul “Analisa Kondisi Kerusakan Jalan Pada Lapis
Permukaan Menggunakan Metode Pavement Condition index (PCI), (Studi Kasus : Ruas
Jalan Goa Selarong, Guwosari, Bantul, Yogyakarta)”. Terdapat 12 jenis kerusakan dan nilai
persentase pada ruas jalan Goa Selarong antara lain : Retak Buaya 1,891 %, Retak Kotak-
kotak 0,037%, Cekungan 0,008%, Amblas 0,025%, Retak Pinggir 0,668%, Retak Pinggir
Turun Jalan Vertikal 0,071 %, Retak Memanjang/Melintang 0,025%, Tambalan 0,248%,
Pengausan Agregat 0,241 %, Lubang 0,017%,Patah Slip 0,074%, dan Pelepasan Butir
0,579%. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan nilai rata-rata kondisi perkerasan
(PCI) ruas jalan Goa Selarong, Guwosari adalah 83,95% yang termasuk dalam katagori
sangat baik (very good) dan tidak atau belum membutuhkan perbaikan.

5.Pramono (2016)

dengan penelitian yang berjudul “Analisis Kondisi Kerusakan Jalan Pada Lapis
Permukaan Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Pavement Condition index (PCI),
(Studi Kasus : Jalan Imogiri Timur, Bantul, Yogyakarta)’. Terdapat 12 jenis kerusakan
jalan : retak buaya, retak amblas, retak pinggir, retak memanjang atau melintang, tambalan,
pengausan agregat, lubang, perpotongan rel, alur, patah slip, mengembang jembul, dan
pelepasan butir. Secara keseluruhan nilai PCI rata-rata ruas jalan Imogiri Timur, Bantul,
Yogyakarta adalah 48,25% yang termasuk dalam katagori sedang (fair) dan ruas jalan
tersebut perlu dilakukan perbaikan, pemeliharaan atau preservasi untuk lokasi dan
memperbaiki segmen-segmen yang sudah parah dan supaya tidak membayakan untuk
penguna jalan. Untuk segmen jalan dengan penanganan berupa pemeliharaan rutin sebaiknya
tindakan perbaikan harus dilakukan minimal 1 kali dalam setahun.

2.2.Landasan Teori

Kerusakan jalan disebabkan antara lain karena beban lalu lintas berulang yang berlebihan
(Overload), panas atau suhu udara, air dan hujan, serta mutu awal produk jalan yang jelek. Oleh
sebab itu disamping direncanakan secara tepat jalan harus dipelihara dengan baik agar dapat
melayani pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana. Pemeliharaan jalan rutin maupun berkala
perlu dilakukan untuk mempertahankan keamanan dan kenyamanan jalan bagi pengguna dan
menjaga daya tahan atau keawetan sampai umur rencana. (Suwardo dan Sugiharto, 2004).

Survei kondisi perkerasan perlu dilakukan secara periodik baik struktural maupun
nonstruktural untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan yang ada. Pemeriksaan nonstruktural
(fungsional) antara lain bertujuan untuk memeriksa kerataan (roughness), kekasaran (texture),
dan kekesatan (skid resistance). Pengukuran sifat kerataan lapis permukaan jalan akan
bermanfaat di dalam usaha menentukan program rehabilitasi dan pemeliharaan jalan. Di
Indonesia pengukuran dan evaluasi tingkat kerataan jalan belum banyak dilakukan salah satunya
dikarenakan keterbatasan peralatan. Karena kerataan jalan berpengaruh pada keamanan dan
kenyamanan pengguna jalan maka perlu dilakukan pemeriksaan kerataan secara rutin sehingga
dapat diketahui kerusakan yang harus diperbaiki. (Suwardo dan Sugiharto, 2004).

2.3. Faktor Penyebab Kerusakan

Menurut Sukirman (1999) kerusakan pada konstruksi perkersasan jalan dapat disebabkan
oleh :
1. Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban dan repetisi beban,
2. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase yang tidak berjalan dengan baik, naiknya
air akibat sifat kapilaritas,
3. Material konstruksi perkerasan, yang dapat disebabkan oleh sifat material itu sendiri atau bias
disebabkan oleh sistem pengolahan bahan itu sendiri,
4. Iklim di Indonesia yang tropis cenderung mengakibatkan suhu udara dan curah hujan yang
umumnya tinggi sehingga dapat menjadi salah satu penyebeab kerusakan jalan yang ada di
Indonesia ini,
5. Kondisi tanah yang tidak setabil, kemungkinan bisa disebabkan oleh sistem pelaksanaan yang
kurang baik, atau dapat juga disebabkan oleh sifat tanah dasarnya itu sendiri,
6. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.

Umumnya kerusakan-kerusakan yang timbul itu tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi
dapat juga merupakan gabungan dari penyebab yang saling berkaitan. Sebagai contoh adalah
retak pinggir, pada awalnya dapat diakibatkan oleh tidak baiknya sokongan dari samping. Dengan
terjadinya retak pinggir, memungkinkan air meresap masuk ke lapis di bawahnya yang
melemahkan ikatan antara aspal dengan agregat, hal ini dapat menimbulkan lubang-lubang,
disamping melemahkan daya dukung lapisan di bawahnya. Dalam mengevaluasi keruskan jalan
perlu di tentukan :

1. Jenis kerusakan (distress type) dan penyebabnya,


2. Tingkat kerusakan (distress severity),
3. Jumlah kerusakan (distress amount).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dijadikan objek penelitian adalah Ruas Jalan


Labungkari,Kabupaten Buton Tengah dengan panjang 2 km dan luas 54.000
m2.Labungkari merupakan jalan yang sering dilewati kendaraan roda dua, roda empat
dan kendaraan berat seperti truck. Jalan labungkari ini menghubungkan antara Jalan
poros wamengkoli dengan Jalan poros tolandona. Jalan Labungkari termasuk jalan
kabupaten. Berdasarkan klasifikasi menurut fungsi jalan, ruas jalan Labungkari di
kategorikan jalan kelas IIIB, yaitu jalan kolektor sekunder yang dapat dilalui kendaraan
bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500mm, ukuran
panjang tidak melebihi 12.000 mm dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton

3.1.2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal
dikeluarkannya izin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 1(satu)bulan

3.2. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara mencari keterangan yang
bersifat primer maupun sekundur agar dapat digunakan sebagai bahan penelitian:

a. data primer

Data Primer adalah data yang langsung diperoleh dari tempat penelitian yaituJalan
Labungkari Kabupaten Buton tengah dengan cara survei dan pengamatan langsung di
lapangan sehingga tidak mengalami perubahan selama pelaksanaan penelitian.Data primer
yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Pencatatan jenis kerusakan pada ruas jalan Labungkari dibagi menjadi segmen, setiap
segmennya dibagi menjadi 750 meter per segmen dan panjang jalan 2 km.Pencatatan
dilakukan survei langsung dilapangan dengan melihat kerusakan apa saja yang terjadi
pada jalan tersebut. Lalu setiap kerusakandikelompokkan menjadi satu.

2. Pencatatan dimensi kerusakan dilakukan pada setiap kerusakan pada ruas jalan
Labungkari. Dengan diketahui panjang, lebar, dan luasnya.

3. Volume lalu lintas harian rata-rata didapatkan dengan cara survei langsung dilapangan
mulai dari pukul 05.00 – 22.00 WITA, pencatatan dibagi per 15menit yaitu terhadap
kendaraan pribadi, bus kecil dan besar, truk 2 sumbu, dantruk 3 sumbu.

b. data sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan datadari instansi
yang terkait. Dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang serta Dinas Perhubungan
Kabupaten Buton Tengah. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Peta ruas jalan Labungkari
2. Data struktur perkerasan yang ada
3. Data CBR lapangan
4. Volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) pada tahun sebelumnya

3.3.Analisis Data

Data dari pengamatan visual di lapangan, kemudian akan diformulasikan ke dalam


kriteria-kriteria yang sesuai dalam kajian teori untuk mengidentifikasi jenis kerusakan yang
terjadi, menentukan teknik perbaikan yang tepat dan berapa besar biaya yang digunakan.
Kemudian setelah itu hasil penelitian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan dan saran untuk
menentukan suatu kebijakan dalam membuat design perbaikan yang tepat pada kerusakan
yang terjadi. Analisis perhitungan data sesuai rumusan masalah adalah sebagai berikut:

Analisis perhitungan data sesuai rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Penilaian Kondisi Jalan


Penilaian kondisi jalan sesuai metode Pavement Condition Index (PCI)
a. Pengukuran kuantitas jenis kerusakan
b. Menentukan tingkat kerusakan jalan, yaitu biasa (low), sedang (medium), dan parah
(high).
c. Menentukan kadar kerusakan (density)
d. Menentukan nilai pengurangan (deduct value), sesuai pembacaan kurva DV
e. Menentukan total Deduct Value (TDV)
f. Menentukan Corrected Deduct Value (CDV), sesuai pembacaan grafik hubungan TDV
dan CDV
g. Menentukan nilai PCI
h. Menentukan nilai PCI keseluruhan

2. Pemeliharaan dan Rehabilitasi


Urutan perhitungan dan pekerjaan diuraikan pada point berikut:Perbaikan Standar Bina
Marga metode perbaikan
a. P1 (penebaran pasir)
b. P2 (pelaburan aspal setempat)
c. P3 (pelapisan retakan)
d. P4 (pengisian retak)
e. P5 (penambalan lubang)
f. P6 (perataan)

3.4.Bagan Aliran Penelitian


mulai
Survey Pendahuluan

Study Study
Rumusan masalah
Lapangan Pustaka

Pengumpulan data

Data primer Data sekunder

1.Jenis kerusakan 1.Peta ruas jalan Labungkari

2.Dimensi kerusakan 2.Data Struktur Yanng ada

3.Volume LHR 3.Data CBR Lapangann

4.Volume LHR pada Tahun Sebelumnya

Analisis Jenis Kerusakan

Design Perbaikan

1. Perbaikan Standar
2. Ovelay
3. Rigid
4. CTRB

Analisa Biaya Perbaikan

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Anda mungkin juga menyukai