Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN JALAN


Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan
bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah/air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori, dan jalan kabel. Jalan memiliki peranan penting dalam kehidupan
manusia. (Undang-Undang No. 38 Tahun 2004). Menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 34 Tahun 2006 tentang sistem jaringan jalan, jalan merupakan satu
kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem
jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki. Sistem jaringan
jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan dengan
memperhatikan keterhubungan antar kawasan atau dalam kawasan perkotaan dan
kawasan perdesaan dalam penelitian Onnie Sheila Rebecca Hutabarat (2016)

Pengelompokan sistem jaringan jalan dibagi menjadi dua adalah sebagai berikut :

a. Sistem Jaringan Jalan Primer


Sistem jaringan jalan Primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di
tingkat nasional.
b. Sistem Jaringan jalan Sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam
Kawasan perkotaan.

8
9

Menurut fungsinya dalam Undang-Undang N0. 38 Tahun 2004


mengelompokan jalan menjadi empat kelompok, yaitu :
a. Jalan Arteri
Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara berdaya guna.
b. Jalan Kolektor
Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-
rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
c. Jalan Lokal
Jalan local merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
d. Jalan Lingkungan
Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsu melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 juga
menjelaskan mengenai pembagia jalan menurut statusnya, yaitu :
1) Jalan Nasional
2) Jalan Provinsi
3) Jalan Kabupaten
4) Jalan Kota
5) Jalan Desa
10

2.3 PENELITIAN TERDAHULU


Pada tugas akhir ini peneliti mengacu pada tugas-tugas akhir terdahulu
yang berkaitan dengan judul tugas akhir, sehingga terlihat perbedaan antara
penelitian-penelitian terdahulu yang pernah ada dengan penelitian sekarang.
Adapun perbedaan diantaranya sebagai berikut.
1. Faisal Nugraha, Mifta. (Univertitas Islam Indonesia 2015), berjudul
“Evaluasi Tingkat Kerusakan Jalan Dengan Metode Bina Marga Dan Faktor-
Faktor Penyebab Kerusakan Jalan” (Studi Kasus Jalan Kaliurang Km.11-
Km.12 Sleman, D.I. Yogyakarta)
Penilaian kondisi permukaan jalan merupakan salah satu tahapan untuk
menentukan jenis program evaluasi yang perlu dilakukan. Dua metode yang
dapat digunakan dalam melakukan penilaian kondisi jalan adalah metode
Bina Marga dan metode PCI (Pavement Condition Index).
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai kondisi ruas jalan
Kaliurang berdasarkan kedua metode tersebut. Metode yang digunakan
adalah penelitian lapangan dengan data primer berupa hasil survei kerusakan
jalan. Urutan prioritas penanganan jalan dengan metode Bina Marga
berdasarkan Pedoman Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan
Kota, Direktorat Jenderal Bina Marga (1990) didasarkan pada rentang nilai 0
sampai lebih dari 7, sedangkan metode PCI merangking kondisi perkerasan
dari nilai 0 hingga 100.
2. Sheila Rebecca Hutabarat, Onnie. (Universitas Gajah Mada, 2016),
berjudul “Evaluasi Tingkat Kerusakan Jalan Menggunakan Metode Pavement
Condition Index (PCI) Untuk Menentukan Metode Pemeliharaan Dan
Perbaikan (Studi Kasus : Jalan Monjali, Sleman D.I Yogyakarta)”.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode PCI, metode PCI
menilai kondisi suatu perkerasan dengan parameter jenis kerusakan, tingkat
kerusakan, dan kuantitas kerusakan. Metode PCI dilakukan dengan cara
membagi ruas jalan menjadi sampel-sampel unit. Nilai PCI dihitung pada
setiap sampel unit dengan menggunakan sistem rating. Tingkat nilai untuk
pe-rating-an adalah 0 hingga 100. Hasil perhitungan nilai PCI digunakan
11

untuk memilih upaya pemeliharaan dan perbaikan pada Jalan Monjali.


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perkerasan Jalan Monjali,
Sleman yang didapat dari perhitungan nilai Pavement Condition Index (PCI)
serta menentukan metode pemeliharaan dan perbaikan yang perlu dilakukan
berdasarkan hasil Pavement Condition Index (PCI) yang diperoleh.
3. Yoga Mandala Putra, M. dkk. (Institut Teknologi Bandung 2013),
berjudul ‘‘Evaluasi Kondisi Fungsional dan Struktural Menggunakan Metode
Bina Marga dan AASHTA 1993 Sebagai Dasar dalam Penanganan
Perkerasan Lentur”. (Studi Kasus : Ruas Medan – Lubuk Pakam)
Membahas mengenai evaluasi fungsional dan struktural pada perkerasan
lentur di Jalan Lintas Timur Sumatera Ruas Medan-Lubuk Pakam, serta
memberi rekomendasi penanganan berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
Evaluasi fungsional perkerasan dilakukan berdasarkan metode Bina Marga
yaitu mengkombinasikan nilai IRI (International Roughness Index) dan SDI
(Surface Distress Index)

4. Bayu Pamungkas, Salaka. (Universitas Gajah Mada 2014), berjudul


“Evaluasi Tingkat Kerusakan Jalan Sebagai Dasar Penentuan Perbaikan Jalan
Menggunakan Metode Bina Marga dan Pavement Condition Index (PCI)”.
Membahas mengenai penilaian kondisi permukaan jalan merupakan salah
satu tahapan untuk menentukan jenis program revaluasi yang perlu dilakukan.
Dua metode yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian kondisi jalan
adalah metode Bina Marga dan metode PCI (Pavement Condition Index).
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan membandingkan nilai
kondisi ruas jalan Patuk dan Kramatan berdasarkan kedua metode tersebut.

Perbedaan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu ialah penelitian


ini dilakukan pada tahun 2018, dengan metode Bina Marga berdasarkan Pedoman
Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Dinas Pekerjaan Bina Marga (1990), dan Metode Pavement
Condition Index (PCI) di sepanjang ruas jalan Pakem- Tempel, Sleman,
D.I.Yogyakarta.
12

Adapun mengenai perbedaan penelitian terdahulu dengan yang sekarang


dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang

Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

Peneliti Judul Penelitian


Evaluasi Tingkat Kerusakan Evaluasi Kerusakan Jalan
Jalan Dengan Metode Bina Menggunakan Metode Bina
Marga Dan Faktor-Faktor Marga Dan Metode Pci
Penyebab Kerusakan Jalan” (Pavement Condition Index)
(Studi Kasus Jalan Kaliurang Sebagai Dasar Penentuan
Km.11-Km.12 Sleman, D.I. Penanganan Perbaikan Jalan
Yogyakarta) (Studi Kasus Jalan Pakem -
Tempel, Sleman D.I Yogyakarta)

Perbedaan
1. Mengetahui tingkat 1. Mengetahui tingkat kerusakan
kerusakan ruas jalan tersebut ruas jalan tersebut dan
dan mengetahui urutan mengetahui urutan prioritas
prioritas program program penanganan
Mifta Faisal Nugraha
penanganan kerusakan pada kerusakan pada ruas jalan
(Universitas Islam Indonesia,
ruas jalan tersebut tersebut
2015)
2. Mengetahui faktor-faktor 2. Mengetahui kondisi perkerasan
penyebab kerusakan dan ruas Jalan Pakem-Tempel yang
cara penganggulangan didapat dari perhitungan nilai
keruskan jalan tersebut. Pavement Condition Index
3. Memberikan masukan (PCI)
kepada dinas terkait dalam 3. Menentukan metode
menangani permasalahan pemeliharaan dan perbaikan
pada ruas jalan tersebut. yang perlu dilakukan
berdasarkan hasil PCI dan
Bina Marga 1990

Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang


13

Peneliti Judul Penelitian


Evaluasi Tingkat Kerusakan Evaluasi Kerusakan Jalan
Jalan Menggunakan Metode Menggunakan Metode Bina
Pavement Condition Index (PCI) Marga Dan Metode Pci
Untuk Menentukan Metode (Pavement Condition Index)
Pemeliharaan Dan Perbaikan Sebagai Dasar Penentuan
(Studi Kasus : Jalan Monjali, Penanganan Perbaikan Jalan
Sleman) (Studi Kasus Jalan Pakem -
Onnie Sheila Rebecca Tempel, Sleman D.I Yogyakarta)
Hutabarat
(Universitas Gajah Mada, 2016) Perbedaan
1. Mengetahui kondisi perkerasan 1. Mengetahui tingkat kerusakan
Jalan Monjali, Sleman yang ruas jalan tersebut dan
didapat dari perhitungan nilai mengetahui urutan prioritas
Pavement Condition Index program penanganan
(PCI) kerusakan pada ruas jalan
2. Menentukan metode tersebut
pemeliharaan dan perbaikan 2. Mengetahui kondisi perkerasan
yang perlu dilakukan ruas Jalan Pakem-Tempel yang
berdasarkan hasil Pavement didapat dari perhitungan nilai
Condition Index (PCI) yang Pavement Condition Index
diperoleh. (PCI)
3. Menentukan metode
pemeliharaan dan perbaikan
yang perlu dilakukan
berdasarkan hasil PCI dan
Bina Marga 1990

Peneliti Judul Penelitian


Evaluasi Kondisi Fungsional dan Evaluasi Kerusakan Jalan
Struktural Menggunakan Metode Menggunakan Metode Bina
Bina Marga dan AASHTA 1993 Marga Dan Metode Pci
Sebagai Dasar dalam Penanganan (Pavement Condition Index)
Perkerasan Lentur”. (Studi Kasus Sebagai Dasar Penentuan
Yoga Mandala Putra, M. dkk. : Ruas Medan – Lubuk Pakam) Penanganan Perbaikan Jalan
(Institut Teknologi Bandung (Studi Kasus Jalan Pakem -
2013) Tempel, Sleman D.I Yogyakarta)

Perbedaan
1. Mengetahui kondisi fungsional 1. Mengetahui tingkat kerusakan
dan structural pada perkerasan ruas jalan tersebut dan
lentur serta memberi mengetahui urutan prioritas
14

rekomendasi penanganan program penanganan


berdasarkan hasil evaluasi. kerusakan pada ruas jalan
2. Menggunakan metode Bina tersebut
Marga dengan 2. Mengetahui kondisi perkerasan
mengkombinasikan nilai IRI ruas Jalan Pakem-Tempel yang
(International Roughness didapat dari perhitungan nilai
Index) dan SDI ( Surface Pavement Condition Index
Distress Index) dan (PCI)
menggunakan metode 3. Menentukan metode
ASSHTO 1993 pemeliharaan dan perbaikan
yang perlu dilakukan
berdasarkan hasil PCI dan
Bina Marga 1990

Peneliti Judul Penelitian


“Evaluasi Tingkat Kerusakan Evaluasi Kerusakan Jalan
Jalan Sebagai Dasar Penentuan Menggunakan Metode Bina
Perbaikan Jalan Menggunakan Marga Dan Metode Pci
Metode Bina Marga dan (Pavement Condition Index)
Pavement Condition Index Sebagai Dasar Penentuan
(PCI)”. Penanganan Perbaikan Jalan
(Studi Kasus Jalan Pakem -
Tempel, Sleman D.I Yogyakarta)

Perbedaan
Bayu Pamungkas, Salaka. 1. Mengetahui Penilaian 4. Mengetahui tingkat kerusakan
(Universitas Gajah Mada 2014), kondisi permukaan jalan ruas jalan tersebut dan
untuk menentukan jenis mengetahui urutan prioritas
program revaluasi yang program penanganan
perlu dilakukan. kerusakan pada ruas jalan
2. Dua metode yang dapat tersebut
digunakan dalam 5. Mengetahui kondisi perkerasan
melakukan penilaian ruas Jalan Pakem-Tempel yang
kondisi jalan adalah didapat dari perhitungan nilai
metode Bina Marga dan Pavement Condition Index
metode PCI (Pavement (PCI)
Condition Index). 6. Menentukan metode
pemeliharaan dan perbaikan
yang perlu dilakukan
berdasarkan hasil PCI dan
Bina Marga 1990

Anda mungkin juga menyukai