Anda di halaman 1dari 10

PRESENTATION

GROUP 1
STUDI KASUS

ANALISIS BIAYA

PROYEK

KONSTRUKSI LATASIR DAN


AC-WC UNTUK
MENINGKATKAN MUTU
JALAN DESA BANYUAJUH
DI KABUPATEN BANGKALAN

DR. IR. LAKSONO DJOKO NUGROHO, MM, MT, IPM


TABLE OF
CONTENTS
Latar Belakang

Kajian Teori

Pembahasan

Hasil

Kesimpulan

Daftar Pustaka
LATAR BELAKANG
Analisa perbandingan
Jalan merupakan biaya dan metode
Studi kasus Jalan pelaksanaan untuk
sarana prasarana
Desa di Kabupaten mengetahui biaya yang
yang mendukung
Bangkalan ekonomis serta metode
laju perekonomian
pelaksanaan yang efektif

1 2 3 4 5

Indonesia sebagai Peningkatan mutu


negara berkembang konstruksi dengan
membutuhkan perhitungan
kualitas dan kuantitas estimasi biaya
jalan yang sama
KAJIAN TEORI
Manajemen proyek menurut Project Management
Body of Knowledges (PMBOK) adalah aplikasi atau
implementasi dari pengetahuan, keterampilan,
perangkat dan teknik pada suatu aktivitas proyek
untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan suatu
proyek.

Proyek konstruksi berkembang sejalan dengan


perkembangan kehidupan manusia dan kemajuan
teknologi. Proyek konstruksi jalan termasuk dalam
proyek konstruksi teknik sipil atau proyek konstruksi
rekayasa berat.

Tahapan-tahapan konstruksi jalan (Proyek, Raya,


Ramang, Frans, & Djahamouw, 2017):
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan tanah
3. Pekerjaan lapis pondasi bawah (Subbase course)
4. Pekerjaan lapisan pondasi atas (Base course)
5. Pekerjaan lapisan permukaan (Surface course)
6. Pekerjaan finishing
KAJIAN TEORI
Klasifikasi jalan umum menurut peran dan fungsinya, terdiri atas :
1. Jalan Arteri (jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama)
2. Jalan kolektor (jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul)
3. Jalan lokal (jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat)
4. Jalan lingkungan (jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan)

Klasifikasi jalan umum menurut wewenang, terdiri atas :


1. Jalan nasional (jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan primer)
2. Jalan provinsi (jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer)
3. Jalan kabupaten (jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer)
4. Jalan kota (jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder)
5. Jalan desa (jalan umum)

Klasifikasi jalan umum berdasarkan muatan sumbu, terdiri atas :


1. Jalan Kelas I (jalan arteri)
2. Jalan Kelas II (jalan arteri)
3. Jalan Kelas III A (jalan arteri atau kolektor)
4. Jalan Kelas III B (jalan kolektor)
5. Jalan Kelas III C (jalan lokal dan jalan lingkungan)
KAJIAN TEORI
Material perkerasan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori berdasarkan bahan pengikatnya,
yaitu
1. Konstruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
Aspal beton (Asphalt Concrete) di Indonesia dikenal dengan Laston (Lapisan Aspal Beton) yaitu
lapis permukaan struktural atau lapis pondasi atas.

Aspal beton terdiri atas 3 (tiga) macam lapisan, yaitu Laston Lapis Aus (Asphalt Concrete- Wearing
Course atau AC-WC), Laston Lapis Permukaan Antara (Asphalt Concrete- Binder Course atau AC-
BC) dan Laston Lapis Pondasi (Asphalt Concrete- Base atau AC-Base). Ketebalan nominal
minimum masing-masing 4 Cm, 5 Cm, dan 6 Cm.

2. Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigit Pavement)


3. Konstruksi Perkerasan Komposit (Composite Pavement)
Panjang ruas jalan di desa Banyuajuh adalah 1.500 meter dengan lebar 2,50 meter. Tiap stasioning
100 meter diambil sampel kerusakannya.

KONDISI
EKSISTING

Survey dilakukan dimulai dari patok kilometer (STA) 0+000 sampai dengan STA.1+500. Dilihat dari
kondisi eksisting yang ada maka perlu adanya peningkatan mutu Konstruksi jalan dari Kosntruksi
Lapis Penetrasi menjadi Konstruksi Lapis Latasir / Lapis AC-WC.
PERHITUNGAN
AC-WC
Asphalt Concrete-
Wearing Course
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang sudah dilakukan maka :
1. Perlu adanya peningkatan kualitas mutu jalan di Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten
Bangkalan dengan jumlah Lalu Lintas Harian (LHR) yang ada dengan tingkat kerusakan yang begitu
parah.
2. Penggunaan konstruksi Lapis Latasir dan AC-WC adalah pilihan yang tepat untuk meningkatkan
kualitas mutu jalan pada di Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan.
3. Dari perbandingan perhitungan didapat penggunaan konstruksi Lapis Latasir lebih efisien dan
murah daripadan penggunaaan konstruksi AC-WC dengan selisih anggaran Rp. 291.768.208,79
dengan volume panjang jalan 1.500 meter dan lebar 2,50 meter.
Bina Marga Direktorat Jenderal, Spesifikasi Teknis 2010 revisi 3, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta

Asphalt Institute MS-17, Asphalt Overlay for Highway and Street Rehabilitation,
Asphalt Institute(Manual Series no.17), Second Edition, Kentucky, USA.

DAFTAR PUSTAKA
Aydi, M., 2012, Evaluasi Tingkat Kerusakan Jalan Menggunakan Metode
Pavement Condition Index (PCI), Skripsi Fakultas Teknik UNTAN, Jurusan Teknik
Sipil.

Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2002, Rancangan Peraturan


Pemerintah Tentang Perubahan Atas PP Nomor: 26 Tahun 1985-Tentang Jalan,
DepartemenPemukiman dan Prasarana Wilayah.

Direktorat JenderalBina Marga, 1995, Manual Pemeliharaan RutinUntuk Jalan


Nasional dan Jalan Propinsi. No. 001/T/Bt/1995,-Metode Survey, Departemen
Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga

Direktorat Jenderal Bina Marga, 1995, Petunjuk Pelaksanaan


Pemeliharaan Jalan Kabupaten, Petunjuk Teknis No. 024/T/Bt/1995,
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga.

Hardiyatmo, H.C., 2007, Pemeliharaan Jalan Raya, Edisi-1, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.

Munandar, Aris, 2015, Analisa kondisi kerusakan jalan pada lapisan permukaan
(studikasus : Jalan Adi Sucipto Sungai Raya, Kubu Raya). Skripsi Fakultas Teknik
UNTAN, Jurusan Teknik Sipil.

Sukirman, S., 1992, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.

Suryawan, A., 2005, Perkerasan Jalan Beton Semen Portland (Rigid Pavement)-
Perencanaan Metode AASHTO 1993, Spesifikasi, Parameter Desain, Contoh
Perhitungan, Beta Offset, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai