ABSTRAK
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, sebagai manual untuk kegiatan
analisis, perencanaan, perancangan, dan operasi fasilitas lalu lintas jalan,
merupakan produk hasil penelitian yang dilakukan secara empiris di beberapa
tempat yang dianggap mewakili kondisi karakteristik lalu lintas di wilayah
Indonesia. Nilai parameter analisis yang dihasilkan bukanlah angka yang mutlak,
bisa berubah dari waktu ke waktu dan dari lokasi ke lokasi. Kurun waktu sejak
diterbitkan kondisi yang dialami prasarana dan sarana transportasi jalan serta
penggunanya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, sudah tidak sesuai lagi
dengan karakteristik lalu lintas dan kondisi prasarana saat itu. Kondisi tersebut
diduga akan mengubah parameter analisis dalam MKJI. Ketidak sesuaian
parameter analisis bisa menghasilkan hasil rancangan teknis yang mungkin
over/under design.
Tulisan ini bertujuan mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan MKJI
dengan cara mengkaji berbagai hasil penelitian yang terkait dengan permasalahan
parameter analisis sebagai faktor pembentuk kinerja lalu lintas jalan, serta
mengkaji peraturan dan perundang-undangan yang ada. Hasil rumusan masalah
yang teridentifikasi adalah adanya perubahan parameter analisis dibandingkan
dengan parameter analisisi MKJI 1997. Kesimpulan yang diperoleh adalah sudah
saatnya MKJI 1997 dilakukan pengkinian, terutama yang menyangkut nilai
parameter analisisnya.
Kata kunci : pengkinian MKJI, kinerja lalu lintas jalan, lingkungan jalan, volume
lalulintas, pertumbuhan lalu lintas
ABSTRACT
Indonesian Highway Capacity Manual (IHCM), 1997, as a manual for the
analysis, design planning and operations of road traffic facilities is a research
product that was conducted empirically by considering various traffic
Key word : IHCM renewal, road traffic performance, road environment, traffic
volume, traffic growth
jalan, yaitu melalui beberapa hubungan KLV, KMHV, dsb = koefisien yang
indikator lalu lintas seperti: menyatakan dampak pengurangan
1) Hubungan kecepatan dan kepadatan kecepatan pada setiap jenis
adalah linier yang berarti bahwa kendaraan
semakin tinggi kecepatan lalu lintas empMHV = KMHV / KLV …….. (4)
dibutuhkan ruang bebas yang lebih dan lainnya dengan metoda berdasarkan
besar antar kendaraan yang “kapasitas” adalah:
mengakibatkan jumlah kendaraan QLV = C–empHV.QHV–empMC.QMC–
perkilometer menjadi lebih kecil. empUM.QUM ........ (5)
2) Hubungan kecepatan dan arus adalah Keterangan :
parabolik yang menunjukkan bahwa C = kapasitas (smp/jam);
semakin besar arus kecepatan akan QLV = arus light vehicle (kend/jam);
turun sampai suatu titik yang menjadi QHV = arus heavy vehicle (kend/jam);
puncak parabola tercapai QMC = arus motor cycle (kend/jam);
kapasitasnya, setelah itu kecepatan QUM= arus unmotorised vehicle
akan semakin rendah lagi dan arus (kend/jam).
juga akan semakin mengecil. Penggunaan metoda tersebut tentunya
3) Hubungan antara arus dengan sangat tergantung dari kondisi volume
kepadatan juga parabolik semakin aliran lalu lintas.
tinggi kepadatan arus akan semakin Nilai emp untuk ruas jalan dalam
tinggi sampai suatu titik dimana MKJI 1997 untuk berbagai lokasi seperti
kapasitas terjadi, setelah itu semakin di area perkotaan (semi kota) dan luar
padat maka arus akan semakin kecil. kota untuk ruas jalan:
• Sepeda Motor = 0.4 & 0.8;
Ekivalen Mobil Penumpang (emp) • Sedan/Minibus/StationWagon/Jee/Pick-
Volume aliran lalu lintas atau Up /Combi/Mobil-Hantaran / Mikrolet
kapasitas jalan dalam satuan smp/jam, itu = 1.00;
artinya sudah mencerminkan berbagai • Bus = 1.3 & 1.6;
komposisi jenis lalu lintas, setelah • Truk/Tangki-2-sumbu=1.3 & 1.7;
dikonversikan dengan nilai emp. Untuk • Truk/Tangki 3-sumbu =2.5;
mendapatkan nilai emp dalam MKJI salah • Truk/Truk tangki 4-sumbu =2.7;
satu metoda yang digunakan yaitu • Truk Gandengan / Trailer =2.7 & 2.9
berdasarkan “kecepatan” adalah: (ringan–berat).
V = A–KLV.QLV–KMHV.QMHV– … – emp tersebut hasil penelitian secara
KMC.QMC ........ (3) empiris saat itu (1993), dimana jumlah
Keterangan : komposisi sepeda motor masih berkisar
V = kecepatan (km/jam) 30% dari total populasi (MKJI, 1997).
A = konstanta yang menyatakan
kecepatan arus bebas HIPOTESIS
Q = arus lalu lintas
LV, MHV, dsb = Light Vehicle, Medium Dari latar belakang permasalahan
Heavy Vehicle, dsb tentang MKJI 1997 yang telah diuraikan
optimum sesuai dengan standarnya. empiris. Salah satu faktor utama yang
Standar jalan merupakan acuan memberi kontribusi terhadap nilai emp
perwujudan phisik prasarana transportasi adalah jumlah prosentase jenis sepada
yang menggunakan jalan darat, ditetapkan motor, saat ini prosentasi sepeda motor
dengan kriteria minimum sesuai dengan sudah mencapai 70% sedang saat
sarana yang harus dilayaninya berikut dilakukan studi empiris untuk
karakteristiknya sehingga apapun suatu mendapatkan nilai emp masih berkisar
perjalanan harus terlaksana secara aman, 30%. Sesuatu hal yang logis manakala
cepat, murah, dan nyaman. luaran hasil analisis menggunakan MKJI
Menurut Kurniawan, pada Kolokium 1997 banyak yang tidak sesuai dengan
Pusjatan (2009), penerapan dari kebutuhan lalu lintas. Atas dasar hasil
permodelan diperoleh bahwa kapasitas diskusi itu, hipotesa pada tulisan ini secra
jalan tol (berdasarkan pengukuran lalu kualitatif bisa dikatakan mengarah pada
lintas) lebih tinggi ketimbang yang telah keterbuktian.
diprediksikan baik oleh MKJI 1997 dan Beberapa pendapat lain dan opini dari
HCM (TRB, 2000), yaitu 2651 para pembina jasa, penyedia jasa, dan
smp/jam/lajur, dibanding dengan 2208 pengguna jasa dibidang sarana dan
dan 2250 smp/jam/lajur berturut-turut. prasarana transportasi jalan, yang
Setelah UU. No.38/2004 beserta PP menyikapi permasalahan MKJI 1997
No.34/2006 tentang jalan beserta setelah berumur 12 tahun yang
perangkat peraturan sebagai turunannya, disampaikan baik dalam lisan maupun
mengindikasikan adanya beberapa unsur tulisan kepada penulis. Pendapat dan
lalu lintas jalan yang perlu menyesuaikan. opini tersebut diantaranya adalah;
Dalam Peraturan Menteri 1) MKJI 1997, belum berstatus dalam
Perhubungan No. 14 tahun 2006, bahwa kelompok formal Standar, Pedoman,
kriteria tingkat pelayanan jalan secara dan Manual (SPM) yang sudah
kualitatif dikelompokan pada 6 tingkatan konsensus, MKJI 1997 baru sebagai
A, B, C, D, dan F, artinya dari kondisi acuan yang diizinkan untuk
arus lalu lintas yang bebas/A sampai yang digunakan dilingkungan Ditjen. Bina
tidak stabil/F. Marga melalui surat edaran Ditjen.
Bina Marga;
2) MKJI dan perangkat lunak KAJI,
PEMBAHASAN untuk pengguna di daerah masih
dirasakan kesulitan dalam
Pembahasan dari kajian pustaka bawa penggunaannya (tidak user friendly);
rumusan besaran parameter perancangan 3) Luaran kinenerja lalu lintas jalan
dan indikator kinerja lalu lintas jalan hasil analisis menggunakan MKJI
secara filosofis merupakan fungsi dari 1997 sering terjadi adanya perbedaan
nilai emp, beberapa tulisan yang dengan yang diukur secara
diidentufikasi mengindikasikan pula langsung/manual;
bahwa adanya perbedaan parameter dan 4) MKJI 1997, perlu divalidasi kembali
luaran analisis menggunakan MKJI 1997 terutama menyangkut faktor
mengalami perubahan. Nilai emp pada pembentuknya terhadap kinerja lalu
MKJI 1997 ditetapkan melalui studi lintas jalan;