Anda di halaman 1dari 13

Aset dan Analisis Biaya Siklus Masa Layan Infrastruktur

Tugas 1

Oleh :
Reza Farhandasi (171158014)

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL - PROGRAM MAGISTER TERAPAN
PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR
2019
Reza Farhandasi
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Nim 171158014

1) Apa yang dimaksud dengan perangkat lunak IRMS?


 Integrated Road Management System (IRMS) adalah suatu sistem
perangkat lunak terpadu yang digunakan untuk “membantu” perencana
jalan dalam menghimpun data dan merencanakan program
pemeliharaan jalan Nasional dan Provinsi. Selain menjadi alat
perencanaan program, perangkat lunak ini juga dirancang untuk
menjadi alat pemantau kondisi jalan yang dapat digunakan baik di
tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

2) Apakah fungsi dari IRMS?


 Menyajikan database yang rinci;
 Evaluasi dan analisis kondisi jalan nasional, dan propinsi secara
objektif;
 Optimalisasi sumber dana yang terbatas;
 Supaya adanya kesamaan sistem manajemen jalan di pusat dan di
daerah;
 Sebagai alat justifikasi yang dapat diandalkan;
 Sistem manajemen jalan yang efektif dan efisien serta
terkomputerisasi.

3) Modul apa saja yang terdapat dalam IRMS?


Ada beberapa modul yang terdapat dalam IRMS sebagai berikut :
a. Modul survey : Modul ini digunakan sebagai acuan dalam pengambilan
data awal dilapangan, adapun data yang harus diambil untuk dapat
dimasukan kedalam database perangkat lunak IIRMS adalah sebagai
berikut :
 Data Titik Referensi (STR/DRP) :
Survai data titik referensi disingkat STR (Data Reference Point
Survai, DRP) dimaksudkan untuk menentukan titik-titik referensi
Aset dan Analisis Biaya Siklus Masa Layan Infrastruktur
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur
Reza Farhandasi
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Nim 171158014

pada satu ruas jalan yang akan digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan survai jalan lainnya.

 Data Inventarisasi Jalan (RNI)


Survai Invetaris Jalan disingkat SIJ (Road Network Inventory, RNI)
dimaksudkan untuk menginventarisasi atau mencatat keadaaan jalan
saat ini dan juga saat yang lampau sebagai data sejarah
perkembangan jalan tersebut dalam bentuk table/tekstur. Periode
survai adalah 5 tahun sekali dan apabila ruas jalan yang ada
penanganannya maka harus disurvai kembali, mengingat badan jalan
ketika ada penanganan akan mengalami perubahan.

 Data Kondisi Jalan (RCS)


Maksud dan tujuan survai kondisi jalan disingkat SKJ (Road
Condition Survey,RCS) adalah untuk mendapatkan data kondisi dan
bagian-bagian jalan yang mudah berubah; baik untuk jalan aspal,
maupun jalan tanah /kerikil sesuai kebutuhan untuk penyusunan
rencana dan program pembinaan jaringan jalan.

 Data Kekasaran Permukaan Jalan (IRI)


Survai kekasaran permukaan jalan (IRI) dengan menggunakan alat
ukur NAASRA (National Association Of Australian State Road
Authorities) hanya dilakukan pada perkerasan jalan sistem flexibel
pavement (jalan aspal) dengan kondisi rusak ringan, baik, dan baik
sekali. Keluaran dari hasil survai ini adalah kondisi jalan yang dibagi
menjadi 4 tipe yaitu, baik, sedang, rusak ringan, dan rusak berat,
dengan pembagian kategori mantap untuk baik dan sedang serta
tidak mantap untuk rusak ringan dan rusak berat.

Aset dan Analisis Biaya Siklus Masa Layan Infrastruktur


Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur
Reza Farhandasi
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Nim 171158014

 Data Perhitungan Lalulintas Rutin (LHR)


Survai perhitungan lalu lintas adalah kegiatan pokok dan sangat
penting dilakukan untuk mendapatkan data volume lalu lintas untuk
berbagai keperluan teknik lalu lintas maupun perencanaan
transportasi. Metode yang digunakan dengan cara manual, semi
manual (dengan bantuan kamera video), otomatis (dengan bantuan
tube maupun loop).

 Dokumentasi : Foto dan Video


Pembuatan foto dokumen jalan dimaksudkan sebagai acuan dan
pegangan bagi petugas survai jalan dalam pembuatan foto-foto
dokumen jalan dengan kamera digital agar terdapat keseragaman
dalam pelaksanaannya.

b. Modul perencanaan dan pemrograman : Modul ini digunakan untuk


melakukan perencanaan dan pemrograman untuk kinerja jalan dimasa
mendatang

c. Ada dua modul dalam IIRMS Untuk penerapan planing, programming


dan budgeting system (PPBS) adalah Strategic Expenditure Planning
Module (SEPM) dan Executive Highway Information Modul (EHIM).
Planning, Programming dan Budgeting System (PPBS) adalah:
 Merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori sistem
yang berorientasi pada keluaran dan tujuan dengan penekanan
utamanya adalah alokasi sumber daya berdasarkan analisis
ekonomi;

Aset dan Analisis Biaya Siklus Masa Layan Infrastruktur


Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur
Reza Farhandasi
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Nim 171158014

 Sistem anggaran PPBS tidak mendasarkan pada struktur organisasi


tradisional yang terdiri dari divisi-divisi, namun berdasarkan
program, yaitu pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan
tertentu;
 Salah satu model penganggaran yang ditujukan untuk membantu
manajemen pemerintah dalam membuat keputusan alokasi sumber
daya secara lebih baik;
 Hal tersebut disebabkan sumber daya yang dimiliki pemerintah
terbatas jumlahnya, sementara tuntutan masyarakat tidak terbatas
jumlahnya;
 Dalam keadaaan tersebut pemerintah dihadapkan pada pilihan
alternatif keputusan yang memberikan manfaat paling besar dalam
pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan;
 Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai
tujuan;
 Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran
yang akan datang karena PPBS berorientasi pada masa depan;
 Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi;

 Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternatif


program, yang meliputi:
 Identifikasi tujuan;
 Identifikasi secara sistematik alternatif program untuk
mencapai tujuan;
 Estimasi biaya total dari masing-masing alternatif program, dan
 Estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh dari masing-
masing alternatif program. Masing-masing alternatif program,

Aset dan Analisis Biaya Siklus Masa Layan Infrastruktur


Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur
Reza Farhandasi
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Nim 171158014

dan estimasi manfaat (hasil) yang ingin diperoleh dari masing-


masing alternatif program.

SEPM mempunyai dua manfaat:


 Strategic mode : Membuat persiapan rencana strategis untuk
pengeluaran jangka panjang pada pemeliharaan jalan dan jembatan
serta proyek-proyek betterment.
 Network Screening Mode : Membuat persiapan program jangka
pendek dan jangka menengah untuk pemeliharaan dan bettermant
pada jalan inter-urban, dan jalan nasioanal serta jalan provinsi.
 Total ada 23 opsi strategi, yang memberikan keuntungan ekonomi
paling tinggi dengan kendala budget yang tersedia, menggunakan
pendekatan efficiency frontier yaitu Incremental Net Present
Value/Cost atau INPV/C;
 Hasil optimasi keluaran modul SEPM untuk menentukan alokasi
budget berdasarkan status jalan dan wilayah.

4) Model kinerja perkerasan apa saja yang terdapat dalam IRMS?


Dalam model road deterioration, kinerja perkerasan dimodelkan sebagai
fungsi dari beberapa faktor. Adapun dua faktor penting tersebut yaitu:
 Kekuatan perkerasan, direpresentasikan dengan Modified Structural
Number (SNC) merupakan indeks yang menggambarkan kekuatan
struktur perkerasan. SNP yang sama diasumsikan mempunyai kinerja
yang serupa.
 Kekasaran jalan, merupakan parameter yang paling signifikan dalam
perhitungan biaya pengguna jalan, terutama biaya operasi kendaraan
(BOK).

Aset dan Analisis Biaya Siklus Masa Layan Infrastruktur


Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur
Reza Farhandasi
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Nim 171158014

Setelah jalan selesai dibangun, perkerasan mengalami kerusakan sebagai


akibat dari beberapa faktor yaitu:
 Beban lalu-lintas;
 Kondisi lingkungan;
 Dampak dari sistem drainase yang tidak memadai.

5) Contoh penerapan dari IRMS?

STUDI PERSAMAAN KORELASI


ANTARA KETIDAKRATAAN PERMUKAAN JALAN
DENGAN INDEKS KONDISI JALAN
STUDI KASUS RUAS JALAN LABUAN – CIBALIUNG
Suherman
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Jln. Gegerkalong Hilir, DS Ciwaruga PO. Box 6468 BDCD Bandung 40151
email: herman142@polban.ac.id

ABSTRAK
Ketidakrataan permukaan jalan dan indeks kondisi jalan merupakan parameter-
parameter yang sering digunakan untuk menentukan tingkat kondisi pelayanan
suatu ruas jalan. Tingkat kondisi pelayanan tersebut sangat berpengaruh
terhadap kenyamanan dan keamanan pengemudi. Dalam studi ini telah
dilakukan evaluasi terhadap persamaan korelasi antara dua parameter tersebut
diatas, dimana besaran ketidakrataan permukaan jalan diperoleh dari hasil
pengukuran roughometer NAASRA sedangkan besaran indeks kondisi jalan
ditentukan dengan pengamatan langsung dilapangan oleh sekelompok akhli.
Persamaan korelasi yang dikembangkan dalam studi ini kemudian divalidasi

Aset dan Analisis Biaya Siklus Masa Layan Infrastruktur


Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur
Reza Farhandasi
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Nim 171158014

dengan persamaan korelasi yang diperoleh dari hasil kajian pustaka.Hasil dari
studi memperlihatkan bahwa parameter ketidakrataan permukaan jalan sangat
berkorelasi kuat dengan indeks kondisi jalan. Hal ini seperti diperlihatkan
dengan besarnya nilai R2 yaitu sebesar 0,999. Kemudian validasi yang
dilakukan memperlihatkan bahwa persamaan korelasi yang diusulkan oleh
Susilo (1999) memberikan hasil yang sangat dekat dengan persamaan korelasi
yang dikembangkan dalam studi ini.Kata-kata kunci: IRI, RCI, kinerja
fungsional, sistem manajemen perkerasan.

Aset dan Analisis Biaya Siklus Masa Layan Infrastruktur


Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur
Reza Farhandasi
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Nim 171158014

STRATEGI BARU PEMELIHARAAN PERKERASAN YANG OPTIMAL


DENGAN STUDI KASUS JARINGAN JALAN NASIONAL DI
INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN INTREGATED
INDONESIAN ROAD MANAJEMENT SYSTEM (IIRMS)

Hamdi1,a, Sigit P. Hadiwardoyo1,b , A. Gomes Correia2,cand Paulo


Pereira2,d

1
Department of Civil Engineering, Faculty Technic, Universitas Indonesia
Depok 16242, Indonesia
2
Department of Civil Engineering, School of Engineering, University of Minho,
Azurém 4800-058 Guimarães,
Portugal.

a)
hamdi_pmu@yahoo.com
b)
sigit@eng.ui.ac.id
c)
agc@civil.uminho.pt
d)
ppereira@civil.uminho.pt

Abstrak : Jaringan jalan memerlukan pemeliharaan yang tepat waktu untuk


menjaga permukaan perkerasan selalu dalam kondisi baik dalam waktu yang
akan datang untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas. Strategi dan teknik
pemeliharaan harus dipilih untuk memaksimalkan tingkat pelayanan jalan
dengan biaya yang efektif. Dalam hal ini memerlukan database terbaru, pada
jaringan jalan di indonesia yang didukung dengan survey manual dan visual,

Aset dan Analisis Biaya Siklus Masa Layan Infrastruktur


Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur
Reza Farhandasi
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Nim 171158014

juga dengan menggunakan alat NAASRA. Model optimasi menggunakan Life


Cycle Cost Analysis (LCCA), yang diterapkan secara terpadu, menggunakan
indikator IRI, dan dapat memungkinkan menentukan prioritas perbaikan, jenis
perbaikan dan biaya perbaikan. Tujuan dari makalah ini berfokus pada aspek
manajemen pemeliharaan jalan, yaitu, model optimasi pemeliharaan berbagai
tingkat lalu lintas dan berbagai kondisi kerusakan jalan pada jaringan jalan
nasional indonesia. Penerapan Intergated Indonesian Road Manajement System
(IIRMS) dapat memberikan solusi untuk masalah biaya dalam pemeliharaan
jaringan jalan nasional. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa dengan
pencapaian P1000 dengan nilai IRI 2, pemeliharaan berkala dengan overley
tebal 30 mm, akan memberikan keuntungan bersih yang lebih tinggi dari total
biaya terendah transportasi.

6) Apa itu perangkat HDM IV serta apa kelebihan dan kekurangannya


terhadap IRMS ?
 Pada tahun 1989, untuk pertama kalinya, Bank Dunia
mengembangkan program aplikasi komputer yang digunakan untuk
sistem pemeliharaan dan pengembangan jalan yang dikenal dengan
Highway Develompent and Maintenance System (HDM). HDM
mempunyai beberapa standar model untuk melakukan investigasi
secara ekonomi suatu insvestasi infrastruktur jalan. Seperti yang
diilustrasikan pada Gambar dibawah ini, kegiatan tersebut diawali
pada tahun 1966, dengan inisiatif dari de Weille dari Bank Dunia
dengan membuat kerangka kerja untuk “Highway Design Study”
yang kemudian menugaskan kelompok dari Massachusetts Institute
of Technology (MIT) dan berhasil membuat Highway Cost Model
pada tahun 1971.

Aset dan Analisis Biaya Siklus Masa Layan Infrastruktur


Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur
Reza Farhandasi
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Nim 171158014

Model dasar yang digunakan HDM-III untuk melakukan


investigasi jalan merupakan interaksi antara biaya jalan, biaya
pemeliharaan, dan Biaya Operasional Kendaraan (BOK).
Pengembangan model tersebut dilakukan dengan studi lapangan
utama di Kenya (19711975), Karibia (1977-1982), dan India
(1977-1983). Validasi seluruh model dilakukan di Brazil (1975-
1985). Kemudian pada tahun 1987 diperkenalkan HDM-III dengan
model yang lebih baik dan mudah digunakan, yaitu dengan
program aplikasi yang user-friendly. Namun dalam penggunaanya
masih terdapat kekurangan, sehingga pada tahun 1994
diperkenalkan HDM-4. HDM-4 (Highway Development and
Management, generasi ke-4) dikembangkan untuk menjawab
tuntutan global di sektor jalan yang semakin kompleks, yang
mencakup keselamatan jalan, lingkungan, dan energi, selain aspek
manajemen. Robinson et al. (1998) menyatakan bahwa penggunaan
HDM-4 adalah untuk evaluasi proyek dan analisis manajemen
jalan serta investasi strategi pembinaan jalan, dimana merupakan
pengembangan dari HDM III yang hanya terbatas pada evaluasi
proyek saja. Beberapa perbedaan lainnya, seperti yang disebutkan
Kerali (2000), adalah aplikasi komputer menggunakan sistem
operasi Window yang lebih fleksibel sehingga mudah digunakan,

Aset dan Analisis Biaya Siklus Masa Layan Infrastruktur


Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur
Reza Farhandasi
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Nim 171158014

masukan pada analisis yang dapat lansung menggunakan data hasil


pengujian dengan Falling Weight Deflectometer (FWD), pilihan
analisis yang dikembangkan untuk tingkat strategis serta
pemrograman, dan definisi armada kendaraan yang fleksibel serta
serbaguna. Kerali et al. (1994) merekomendasikan penggunaan
HDM-4 ini untuk memudahkan pembina jalan dalam melakukan
penilaian proyek, pemrograman dan penganggaran untuk
keseluruhan jaringan jalan, melakukan analisis untuk
mengembangkan standar dan kebijakan, dan untuk penelitian di
bidang jalan.
 Kajian yang dilakukan oleh Hede (2011) menunjukkan bahwa
terdapat banyak kekurangan pada IIRMS, sehingga diperlukan
perbaikan dan peningkatan. Kekurangan tersebut terkait dengan
kualitas data, perangkat lunak, dan belum efektifnya output sistem
tersebut untuk penyusunan rencana dan program. Demikian juga
model yang digunakan tersebut masih sederhana atau ketinggalan
zaman, belum sepenuhnya mengikuti HDM-4 dan belum mencakup
penurunan kinerja untuk perkerasan beton semen. Saat ini IIRMS
telah mencapai suatu titik persimpangan teknis apakah perlu
dikembangkan lebih lanjut atau digantikan dengan sistem lain.
Pemanfaatan IIRMS perlu ditinjau kembali guna mendukung
kebutuhan pengelolaan jalan saat ini dan mendatang dengan
menggunakan sistem baru yang bersifat commercial-off-the shelf
(COTS), yang dalam hal ini menggunakan HDM-4. Beberapa
manfaat penggunaan HDM-4 sebagai alternatif pengelolaan jalan
di Indonesia, antara lain adalah:
- Sistem tersebut handal dan lebih murah untuk pemeliharaan dan
pengembangannya. Hal ini dikarenakan pengembangannya
melibatkan berbagai negara, berdasarkan masukan pengguna
Aset dan Analisis Biaya Siklus Masa Layan Infrastruktur
Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur
Reza Farhandasi
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Nim 171158014

yang luas, dan dilengkapi dengan program pelatihan yang telah


terbukti dan efektif.
- Sistem tersebut kokoh dan fleksibel karena digunakan banyak
instansi pengelola jalan selama bertahun-tahun dan selalu
dilakukan pemutahiran, serta kompatibel dengan konsep
pengelolaan jalan modern yang melibatkan tahapan
perencanaan, pemrograman, dan persiapan. Hanya untuk
tahapan operasional saja yang belum dapat dilakukan pada
HDM-4.
- Sistem tersebut mutahir secara teknologi dan dapat
menghasilkan keluaran-keluaran, sepertianalisis kecelakaan,
emisi kendaraan, analisis kriteria berganda, analisis sensitivitas,
analisis skenario penganggaran, analisis kelayakan
pembangunan infrastruktur jalan baru, dan penilaian aset

Aset dan Analisis Biaya Siklus Masa Layan Infrastruktur


Magister Terapan Rekayasa Infrastruktur

Anda mungkin juga menyukai