Anda di halaman 1dari 15

Laporan Draft Akhir

BAB III
METODOLOGI STUDI

A. UMUM

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa transportasi mempunyai 2(dua) fungsi


utama dikaitkan dengan potensi ekonomi wilayah, yaitu fungsi pelayanan ( servicing
function) pada wilayah yang telah berkembang dan fungsi promosi ( promoting function)
pada wilayah yang belum berkembang. Dalam kaitan tersebut proses pengembangan
jaringan transportasi berada wilayah perlu mempertimbangkan kondisi potensi daerah yang
berada dalam cakupan Sistranas (Sistem Transportasi Nasional), dan Tatralok (Tataran
Transportasi Lokal). Pada daerah yang belum berkembang biasanya sangat sulit
memperkirakan permintaan transportasi dengan teknik-teknik atau model proyeksi, karena
selain kesulitan dalam memperoleh data, juga memiliki banyak faktor yang sulit dihitung
secara matematis. Oleh karenanya pada daerah demikian pengembangan jaringan
transportasi sebaiknya tidak semata-mata didasarkan pada proyeksi matematis, namun juga
dikombinasikan dengan skenario pengembangannya. Skenario pengembangan yang dipilih
merupakan kesepakatan bersama yang perlu ditindaklanjuti oleh seluruh stake holder
terkait, mengacu pada arahan kebijakan wilayah yang telah tertuang dalam dokumen
perencanaan terkait.

B. METODOLOGI STUDI

Secara umum metodologi Studi Penyusunana Tataran Transportasi Lokal di Kota


Pematangsiantar dijelaskan sebagai berikut :

Studi Penyusunan Tatralok Kota Pematangsiantar 3-1


Laporan Draft Akhir

PERSIAPAN
 Administrasi Survey dan personil
 Pemantapan metodologi, rencana kerja dan rencana
survey, penetapan zona studi

Persiapan
 Kajian data sekunder, peraturan terkait kebijakan
sektor transportasi Nasional, Provinsi dan Kota

Kerangka Analisis dan Pengenalan Wilayah Studi Kajian Studi Terdahulu dan
Rencana Survey & Penetapan Zona Peraturan Terkait

Pengumpulan Data
PELAKSANAAN SURVEY
 Survey institusional / stake holder
 Survey asal tujuan pergerakan
 Survey inventarisasi sarpras transp.
 Survey kinerja lalu lintas eksisting

Kompilasi dan Analisis


Data

ANALISIS KINERJA TRANSPORTASI DAN RENCANA


PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI
 Analisis awal terhadap permasalahan transportasi saat ini

Analisis dan Perencanaan


 Analisis makro perkembangan sistem transportasi
 Analisis pola penggunaan lahan & struktur ruang
 Analisis kinerja transportasi eksisting dan prediksi demand
 Analisis kelembagaan, pengelolaan dan Pembiayaan
 Analisis rencana pengembangan simpul dan jaringan

ARAHAN PENGEMBANGAN ARAHAN PENGEMBANGAN


HASIL PEMODELAN TRANSPORTASI JARINGAN TRANSPORTASI LOKASI DAN KEBUTUHAN
SIMPUL
 Trip Generation  Rencana usulan peningkatan fungsi
 Trip Distribution dan status jaringan jalan  Rencana lokasi simpul
 Moda Split  Rencana pengembangan jaringan  kebutuhan titik simpul
 Trip Assignment prasarana transportasi  Tipe & lokasinya Simpul
 Skenario / Simulasi Alternatif  Rencana Pengembangan Jaringan  Persyaratan kriteria penetapan
Pengembangan Jaringan Prasarana Trayek titik simpul.
Finalisasi

FINALISASI STUDI
 Indikasi Program / Kegiatan
 Rekomendasi

Gambar 3.1. Pentahapan Kegiatan Studi

Studi Penyusunan Tatralok Kota Pematangsiantar 3-2


Laporan Draft Akhir

Tahap I : Persiapan

Di dalam tahap persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan sebagai awal dari rangkaian
seluruh kegiatan yang direncanakan. Hasil dari tahap persiapan ini akan sangat
mempengaruhi proses yang dilakukan dalam tahap-tahap selanjutnya.

Secara umum terdapat empat kegiatan utama dalam tahap persiapan yakni :

a. Administrasi dan Personil;

b. Pemantapan metodologi, rencana kerja, rencana survey dan penetapan zona studi;

c. Studi literatur dan peraturan terkait, termasuk dokumen Tatralok yang akan direvisi

d. Identifikasi awal kondisi dan permasalahan pada sistem transportasi yang ada
diwilayah studi.

Tahap II : Pengumpulan Data

Tahap ini adalah proses pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder. Dalam
studi ini pada dasarnya pengumpulan data dilaksanakan semaksimal mungkin dari data
sekunder, dimana pelaksanaan survey primer hanya dilakukan untuk meng update data yang
sudah ada pada studi terdahulu. Adapun kebutuhan data dalam studi ini mencakup dua
kelompok data, yakni :

1) Data untuk mengetahui kondisi jaringan tranportasi saat ini, meliputi data :

a. Data sosio ekonomi

b. Data penggunaan lahan esksisting/pola ruang

c. Data volume lalu lintas

d. Data jaringan prasarana dan jaringan pelayanan transportasi

e. Data asal dan tujuan perjalanan

f. Data angkutan umum

g. Data angkutan barang

h. Data simpul transportasi (kondisi fisik, fasilitas, kapasitas, aktifitas, dsb)

i. Data kebijakan prioritas sektor transportasi

Studi Penyusunan Tatralok Kota Pematangsiantar 3-3


Laporan Draft Akhir

2) Data untuk peramalan pola pengembangan sistem jaringan transportasi di masa


mendatang, menggunakan skenario-skenario pengembangan dengan mengacu pada :

a. Sistem Transportasi Nasional (Tatranas, Tatrawil Prov. Sumut)

b. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRWN, RTRW Provinsi, RTRW Kota


Pematangsiantar)

c. RPJPD & RPJMD (Nasional, Provinsi, Kota)

d. Regulasi terkait sektor transportasi (UU, PP, Perpres, KM, Perda)

e. Rencana strategis daerah yang terkait dengan sektor transportasi

Tahap III : Analisis dan Perencanaan

Tahap ini terdiri dari beberapa sub bagian pembahasan yakni :

a. Analisis Awal

Analisis awal merupakan kegiatan untuk menginterpretasi sejumlah data yang diperoleh
dari hasil surey, kegiatan ini dilakukan untuk :

1) Memverifikasi kualitas dan jenis data yang diperoleh, sebagai awal untuk
memodelkan sistem jaringan transportasi di Kota Pematangsiantar

2) Menginventarisasi sejumlah permasalahan yang ada di dalam sistem transportasi di


Kota Pematangsiantar, yang dituangkan dalam bentuk numerik, uraian ataupun
gambar

3) Membentuk basis data yang operatif untuk digunakan dalam proses pemodelan dan
analisis

4) Melakukan preanalisis untuk membentuk konsep pengembangan jaringan


transportasi di Kota Pematangsiantar.

b. Analisis Makro (Wilayah)

Analisi makro (wilayah) yang menjadi pembahasan disini adalah sebagai berikut :

1) Analisis perkembangan dan perubahan sistem transportasi yang menilai :

 Potensi wilayah dan permasalahan kondisi jaringan transportasi

 Pengaruh potensi dan permasalahan pengembangan transportasi

Studi Penyusunan Tatralok Kota Pematangsiantar 3-4


Laporan Draft Akhir

2) Analisis pengaruh kebijakan transportasi nasional dan regional maupun wilayah yang
terkait dengan, antara lain menilai pengaruh kebijakan terhadap perkembangan
aktivitas transportasi di Kota Pematangsiantar.

c. Analisis Penggunaan Lahan (land use)

Perkembangan lahan tidak akan terjadi tanpa dukungan sistem transportasi, sedangkan
sistem transportasi tidak akan disediakan apabila tidak melayani kepentingan ekonomi
atau aktifitas pembangunan. Hubungan ini memperlihatkan bahwa setiap upaya
peningkatan fasilitas transportasi akan berdampak pada perubahan tata guna lahan
apabila tidak ada pengendalian.

d. Analisis Tingkat Pelayanan / kinerja transportasi

Indikator yang menyatakan tingkat pelayanan adalah waktu tempuh, biaya perjalanan,
kenyamanan dan keamanan penumpang. Tingkat pelayanan jalan juga dapat dinilai dari
perbandingan antara volume lalu lintas dan kapasitas jalan serta kecepatan lalu lintas
pada ruas jalan tersebut.

e. Analisis Keberadaan Moda / Sarana Transportasi

Aspek pembahasan analisis keberadaan moda transportasi meliputi :

1) Jenis dan jumlah moda transportasi yang beroperasi di wilayah studi

2) Pola pergerakan moda transportasi

3) Pola naik turun penumpang untuk angkutan umum

4) Tingkat ketertiban lalu lintas

5) Kebijakan pengaturan moda transportasi (trayek, izin berkendaraan, penempatan


moda transportasi pada jalur tertentu, dsb)

f. Analisis Kelembagaan dan Pengelolaan

Analisis kelembagaan dan pengelolaan meliputi aspek kewenangan dan penanggung


jawab dalam pengelolaan pembangunan, pengembangan, peningkatan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana transportasi di Kota Pematangsiantar. Aspek lain yang terkait
adalah kewenangan dan pengelolaan dalam pendanaan pembangunan maupun
pemeliharaan prasarana transportasi.

Studi Penyusunan Tatralok Kota Pematangsiantar 3-5


Laporan Draft Akhir

g. Prediksi Permintaan Transportasi

Untuk menyusun rencana jaringan transportasi, salah satu pertimbangan adalah


besarnya jumlah permintaan perjalanan yang diprediksi akan menggunakan jaringan
tersebut pada kurun waktu mendatang. Pola permintaan perjalanan di suatu wilayah
umumnya tergantung dari skenario tata ruang atau (RTRW) yang akan dikembangkan
dan tingkat ekonomi diwilayah tersebut. Untuk mengaitkan berbagai faktor pengaruh
dalam interaksi transportasi umumnya digunakan model untuk merepresentasikan kondisi
saat ini dan prediksinya di masa yang akan datang. Dalam berbagai studi umumnya
digunakan model perencanaan transportasi empat tahap, karena selain kemudahannya
juga kemampuannya dalam menggambarkan berbagai interaksi antara sistem
transportasi dan tata ruang diwilayah studi. Secara umum model ini merupakan
gabungan dari beberapa seri sub model yang masing-masing harus dilakukan secara
berurutan, yakni : bangkitan perjalanan, distribusi perjalanan, pemilihan moda dan
pemilihan rute.

Aspek multimoda secara umum akan dipisahkan pemodelannya setelah tahap pemilihan
moda, dimana proses pemilihan rute untuk setiap moda (jalan, rel, udara dan air)
memiliki karakteristik yang berbeda. Sedangkan dalam proses analisis selanjutnya, moda-
moda tersebut akan dilihat keterpaduannya secara kualitatif dan kuantitatif melalui
besaran kinerja yang ditetapkan. Hasil pemodelan jaringan berupa indikator lalu lintas
(arus lalu lintas, kecepatan, waktu perjalanan, V/C) dianalisis lebih lanjut dengan model
biaya dan model nilai waktu untuk mendapatkan besaran ekonomi.

Selanjutnya indikator lalu lintas dan indikator ekonomi ini akan dianalis lebih lanjut dalam
konteks efisiensi dan efektifitas kinerja sistem jaringan transportasi yang diusulkan.
Setiap usulan pengembangan sistem transportasi dari daerah akan diperiksa kinerjanya
secara teknis dengan model perencanaan transportasi ini.

h. Penyusunan Rencana Pengembangan Simpul & Jaringan Transportasi

Dalam menyusun rencana jaringan transportasi berbagai pertimbangan perlu di telaah


secara mendalam agar dapat disusun suatu rencana dan pentahapan pelaksanaan
kegiatan pengembangan jaringan yang realistis sesuai kebutuhan dan kemampuan, serta
tetap memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat dan mampu mendorong
perekonomian wilayah sesuai rencana yang tertuang dalam RTRW. Dalam konteks ini,
selain arahan tata ruang teknik analisis prioritas digunakan untuk menganalisis dan

Studi Penyusunan Tatralok Kota Pematangsiantar 3-6


Laporan Draft Akhir

melakukan prioritas terhadap sejumlah usulan pengembangan sistem transportasi yang


digali dari daerah.

Studi Penyusunan Tatralok Kota Pematangsiantar 3-7


Laporan Draft Akhir

Tahap IV : Finalisasi Studi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari studi Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) Kota
Pematangsiantar, dimana berbagai masukan dari sejumlah pihak dan hasil diskusi /
presentasi yang dilakukan akan menjadi masukan untuk melakukan perbaikan laporan dan
meyusun kesimpulan serta rekomendasi hasil studi ini. Diharapkan rekomendasi yang
dihasilkan dapat digunakan atau dimanfaatkan sebagai pegangan untuk arahan kebijakan
pengembangan jaringan transportasi di Kota Pematangsiantar khususnya untuk instansi-
instansi seperti Bappeda, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum / PU Bina Marga /
Dinas Tarukim dan lain sebagainya. Penyusunan rekomendasi dilakukan khususnya untuk
menyusun rencana program pengembangan sistem jaringan transportasi di Kota
Pematangsiantar. Penyusunan program ini didasarkan kepada hasil analisis yang
menunjukkan prioritas program sesuai tingkat kepentingannya. Selain itu disusun juga
sejumlah saran yang dibutuhkan untuk menyusun kebijakan pendukung bagi pelaksanaan
program pengembangan sistem transportasi yang diprioritaskan tersebut. Pada tahapan ini
akan dilakukan paparan / presentasi yang melibatkan unsur-unsur terkait di daerah
sehingga tujuan dari kegiatan ini dapat tercapai.

Penjelasan teknis dalam setiap tahapan dijelaskan sebagai berikut :

1. Inventarisasi data sekunder dan data primer

Data primer merupakan data yang didapat langsung dari hasil pengamatan dan survey
lapangan, sedangkan data sekunder merupakan data yang didapatkan melalui literatur
dan data yang berasal dari instansi terkait.

2. Penetapan zona studi

Zona studi dalam hal ini merupakan zona lalu lintas yang memiliki pengertian bagian-
bagian studi terkecil dimana karakteristik permintaan dan pasokan transportasi bagian
daerah tersebut dapat terwakili.

Untuk menentukan zona dalam pembuatan peta system zona secara garis besar
dibedakan menjadi dua zona, yaitu :

a. Zona luar (external zone), yaitu zona-zona yang terletak di luar wilayah kajian yang
terhubung hanya oleh hanya salah satu moda transportasi saja ke wilayah kajian.
b. Zona dalam (internal zone), yaitu zona-zona yang terdefinisi dengan jelas di dalam
wilayah studi, dimana analisis dilakukan.

Studi Penyusunan Tatralok Kota Pematangsiantar 3-8


Laporan Draft Akhir

Beberapa kriteria ideal yang harus mendapat perhatian dalam pembuatan zona internal
adalah :

a. Tata guna lahan pada suatu zona internal tertentu diusahakan sehomogen mungkin
(seragam) ;
b. Bentuk zona harus diusahakan masif/kompak tidak terlalu memanjang atau berbelok-
belok (relatif terhadap besarnya lingkup studi) ;
c. Ukuran zona yang berdekatan diusahan tidak berbeda terlalu jauh ;
d. Untuk daerah dimana diperlukan analisa yang lebih rinci, maka ukuran zona-zona
pada daerah ini perlu diperkecil.

3. Penyusunan Matriks Asal Tujuan

Matrik asal tujuan dilakukan dengan guna mengetahui perjalanan antar zona studi
internal-eksternal dan eksternal yang melewati batas wilayah studi.

4. Pemodelan Transportasi 4(empat) Tahap

Dalam penyusunan Tatralok diperlukan adanya model perencanaan transportasi yang


dapat mensimulasikan unsur transportasi, perlu dipertimbangkan beberapa hal
khususnya pada saat pengembangan model transportasi yang menyangkut intensitas
kawasan, dan keterkaitan moda transportasi jalan dengan moda transportasi lain dalam
sistem transportasi. Secara umum pemodelan transportasi yang digunakan adalah model
perencanaan transportasi empat tahap, yaitu tahap bangkitan, tahap distribusi, tahap
pemilihan moda, dan tahap pembebanan perjalan. Dari hasil modeling ini akan
dihasilkan suatu konsep dasar transportasi yang akan menjadi dasar penilaian terhadap
pengembangan transportasi jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Tahapan
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Studi Penyusunan Tatralok Kota Pematangsiantar 3-9


Laporan Draft Akhir

Model Bangkitan
Perjalanan

Pengumpulan Data
Sekunder Model Penyebaran
Perjalanan
Perjalananan

Model Pemilihan Moda

Penetapan prioritas
penanganan
Model Pembebanan
Perjalanan
Pembangunan Model
Survai-Survai Primer
jaringan transportasi
Validasi Model

Model Jaringan Jalan


(Base Case)

Gambar 3.2. Pemodelan Transportasi

1) Bangkitan Perjalanan (Trip Generation)

Tujuan dasar tahapan bangkitan perjalanan adalah menghasilkan model hubungan yang
mengaitkan parameter tata guna lahan dengan jumlah pergerakan yang menuju ke
suatu zona atau jumlah seluruh pergerakan yang menuju maupun meninggalkan suatu
zona. Zona asal dan tujuan pergerakan biasanya menggunakan istilah trip end.

Tahapan ini biasanya menggunakan data berbasis zona untuk memodelkan besarnya
pergerakan yang terjadi (baik bangkitan maupun tarikan), misalnya tata guna lahan,
pemilikan kendaraan, populasi, jumlah pekerja, kepadatan penduduk, pendapatan dan
juga moda transportasi yang digunakan. Khusus mengenai angkutan barang bangkitan
dan tarikan pergerakan diestimasi menggunakan atribut sektor industri dan sektor lain
yang terkait.
Secara umum proses pemodelan bangkitan pergerakan dengan menggunakan analisis
regresi linear dapat dilihat pada gambar berikut :

Studi Penyusunan Tatralok Kota Pematangsiantar 3-10


Laporan Draft Akhir

Data Sosio Ekonomi

Kandidat Peubah Bebas

Data trip end


(peubah tak bebas) Uji Korelasi

Alternatif Fungsi

Uji statistik

Model Bangkitan Pergerakan

Gambar 3.3. Proses Kalibrasi Model Analisis Regresi

2) Distribusi Perjalanan (Trip Distribution)

Merupakan tahapan dalam proses pemodelan transportasi yang berhubungan dengan


sejumlah asal perjalanan yang ada pada setiap zona pada wilayah studi yang diamati
dengan sejumlah tujuan perjalanan yang berlokasi dalam zona lain dalam wilayah
tersebut.
Tahapan ini menghasilkan informasi berupa arah pergerakan perjalanan yang
dibangkitkan dari suatu kawasan tertentu yang disajikan dalam bentuk matrik. Metode-
metode yang umum digunakan untuk memperoleh matriks asal dan tujuan perjalanan
dikelompokkan menjadi dua bagian utama yaitu Metode Konvensional dan Tidak
Konvensional.

Metode konvensional dikelompokkan menjadi metode langsung dan metode tidak


langsung.
b. Metode Langsung

Studi Penyusunan Tatralok Kota Pematangsiantar 3-11


Laporan Draft Akhir

Pendekatan ini sangat tergantung dari hasil pengumpulan data dan survey lapangan.
Proses wawancara yang digunakan pada metode ini dapat mengganggu pengguna
jalan dan berpotensi menimbulkan antrian lalu lintas. Kendala waktu dan biaya juga
membatasi jumlah wawancara. Beberapa teknik yang dilakukan dalam metode
langsung yaitu :
- wawancara tepi jalan;
- wawancara di rumah;
- metode menggunakan bendera;
- metode foto udara;
- metode mengikuti mobil.

c. Metode Tidak Langsung;


Metode tidak langsung dikelompokkan menjadi 2(dua) jenis yaitu :
1) Metode Analogi, yaitu menggunakan nilai tingkat pertumbuhan pada pergerakan
saat ini untuk mengestimasi pergerakan masa yang akan datang.
2) Metode Sintetis, memodelkan hubungan atau kaitan yang terjadi antar pola
pergerakan, kemudian diproyeksikan untuk mendapatkan pola pergerakan
dimasa yang akan datang.
Metode sintetis merupakan pengembangan dari metode analogi. Metode ini
didasarkan atas asumsi bahwa sebelum pergerakan pada masa mendatang
diramalkan, terlebih dahulu harus dipahami alasan terjadinya pergerakan pada masa
sekarang. Alasan tersebut kemudian dimodelkan dengan menggunakan analogi
hukum alam yang sering terjadi.
Prinsip dasar metode ini adalah perjalanan dari zona asal ke zona tujuan berbanding
lurus dengan besarnya bangkitan lalu lintas di zona asal dan juga tarikan lalu lintas di
zona tujuan, serta berbanding terbalik dengan jarak (kemudahan) antar kedua zona
tersebut.
Menggunakan model semacam ini secara tidak langsung sudah membatasi
pemodelan pola pergerakan, dan ini menyebabkan informasi yang dibutuhkan
semakin sedikit serta survey semakin berkurang.

Studi Penyusunan Tatralok Kota Pematangsiantar 3-12


Laporan Draft Akhir

3) Pemilihan Moda (Moda Split)

Model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang akan
menggunakan setiap moda. Proses ini dilakukan dengan maksud untuk mengkalibrasi
model pemilihan moda pada tahun dasar dengan mengetahui peubah bebas (atribut)
yang mempengaruhi pemilihan moda tersebut.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan moda dapat dikelompokkan menjadi
3 bagian, yaitu :
a. Ciri pengguna jalan, meliputi : kepemilikan kendaraan, kepemilikan SIM, struktur
rumah tangga, pendapatan.
b. Ciri pergerakan, meliputi : tujuan pergerakan, waktu pergerakan, jarak perjalanan
c. Ciri fasilitas moda, meliputi : waktu aksesibilitas, waktu menunggu di halte, waktu
selama berada di kendaraan, biaya transportasi, ketersediaan ruang dan tarif parkir.

4) Pembebanan Perjalanan (Trip Assignment)

Tujuan tahapan ini adalah mengalokasikan setiap pergerakan antar zona kepada
berbagai rute yang paling sering digunakan oleh seseorang yang bergerak dari zona
asal ke zona tujuan. Keluaran dari tahapan ini adalah informasi arus lalu lintas pada
setiap ruas jalan.
Model Pemilihan rute dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor pertimbangan
yang didasari pengamatan bahwa tidak semua pengendara dari zona asal yang menuju
ke zona tujuan akan memilih rute yang persis sama, khususnya didaerah perkotaan. Hal
ini disebabkan oleh :
 Perbedaan persepsi tentang apa yang diartikan biaya perjalanan karena adanya
perbedaan kepentingan atau informasi yang tidak jelas dan tidak tepat
mengenai kondisi lalu lintas
 Peningkatan biaya karena adanya kemacetan pada suatu ruas jalan yang
menyebabkan kinerja beberapa rute lain menjadi lebih tinggi sehingga
meningkatkan peluang untuk memilih rute tersebut.
5) Proses Kalibrasi Model

Proses kalibrasi model yaitu proses menaksir nilai parameter suatu model dengan teknik
yang sudah ada seperti analisis numerik, aljabar linear, optimasi dan lain-lain. Setelah
dikalibrasi diharapkan model tersebut dapat menghasilkan keluaran yang sama dengan
data dilapangan (realita). Proses kalibrasi model ini dilakukan dengan bantuan
komputer dan beberapa kinerja statistik untuk menentukan tingkat ketepatannya.

Studi Penyusunan Tatralok Kota Pematangsiantar 3-13


Laporan Draft Akhir

Setelah itu model baru dapat digunakan untuk kepentingan peramalan pada masa
mendatang.

5. Kajian / Analisis Tata Ruang

Lalu lintas merupakan aktivitas bersama antara tata guna lahan dan kemampuan
transportasi. Lahan merupakan ruang (space) dengan kegiatan di atasnya. Guna lahan
diartikan sebagai kegiatan yang dominan ada di suatu lahan. Contoh guna lahan adalah
perumahan, perdagangan, perkantoran, industri. Antar space dihubungkan oleh
channel, yang dalam hal antara lahan dihubungkan oleh jalan raya. Hubungan antar
guna lahan yang lewat channel ini berupa lalu lintas (traffic). Pada tata guna lahan yang
perlu ditinjau adalah mengenai kategori intensitas tata guna lahan serta kapasitas tata
guna lahan suatu zona.

6. Kajian sistem Transportasi eksisting

Menganalisis kondisi transportasi eksisting di wilayah Kota Pematangsiantar pada sisi


sarana dan prasarananya ditinjau dari pelayanan, keselamatan, kapasitas dan
ketersediaannya.

7. Optimalisasi Jaringan Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi

Berdasarkan hasil kajian kondisi eksisting dan hasil analisis pergerakan pada masa
mendatang hasil pemodelan empat tahap, maka selanjutnya dilakukan analisis terhadap
kondisi jaringan transportasi yang ada. Sebelum dilakukan pengembangan dilakukan
upaya optimalisasi terlebih dahulu pada jaringan pelayanan sarana dan prasarana
transportasi di Kota Pematangsintar.

8. Pengembangan Jaringan Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi

Dari hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diketahui kebutuhan jaringan
pelayanan sarana dan prasarana transportasi sehingga dapat diketahui rencana
pengembangannya.

Studi Penyusunan Tatralok Kota Pematangsiantar 3-14


Laporan Draft Akhir

9. Penyusunan Kebijakan, Strategi dan Program sektor Transportasi

Penyusunan program sebagai perwujudan dari tujuan dan sasaran pengembangan


transportasi. Program dibagi menjadi tiga tahapan yang masing-masing berupa program
jangka pendek, menengah dan panjang. Ketiga tahapan program tersebut disusun
berdasarkan tingkat prioritas pengembangan transportasi.

Secara teknis metodologi yang dikembangkan akan mengkaitkan antara variabel sistem
transportasi dan dan tata ruang wilayah ke dalam bentuk model. Model yang digunakan
adalah model perencanaan transportasi empat tahap. Kalibrasi model dilakukan dengan
menggunakan data kondisi jaringan transportasi, sosio ekonomi, kependudukan serta pola
tata ruang eksisting. Dari hasil kalibrasi diperoleh beberapa model yang diperlukan untuk
memprediksi permintaan perjalanan dan kinerja sistem transportasi di masa yang akan
datang.

Studi Penyusunan Tatralok Kota Pematangsiantar 3-15

Anda mungkin juga menyukai