METODOLOGI DAN
PENDEKATAN.
3.1. METODOLOGI.
Laporan Pendahuluan 3 - 1
Gambar 3.1 Diagram Metode Perancangan Teknis
Inventarisasi Mengkaji
Usulan Proposal,
Pembangunan Kesiapan
Pariwisata Lahan, dan
Minat Khusus Sharing
Pengenalan
dan
Perumusan
Masalah
Pendekatan
melalui Batasan
dan Persyaratan
Rancangan
Analisis dan
Konsep
Perancangan
Detail
Engineering
Design
Laporan Pendahuluan 3 - 2
3.2.1. Defenisi Taman
Taman yang dibahas dalam penulisan ini adalah taman dalam skala kota, yang
bersifat publik dalam Bahasa inggris di sebut park. Kuo, Bocaicoa dan Sullivan
(1998) mengatakan bahwa kehadiran pohon dan area rerumputan yang terawat
dapat meningkatkan perasaan aman di lingkungan dalam skala kota (Bell 2001).
Menurut Cranz (1982), taman pada abad ke-19 adalah ruang terbuka yang
hanya menyediakan berbagai vegetasi dan keindahan alam untuk mendapatkan
kesenangan, ketenangan, dan melakukan perenungan di tengah kota (Bell,
2001). Dalam Oxford Dictionary, taman atau park diartikan sebagai taman public
atau area yang dapat digunakan oleh masyarakat umum. Taman juga diartikan
sebagai tempat dimana kelompok masyarakat yang berbeda dapat
menghabiskan waktu senggang dan bersantai bersama (Bell, 2001).
Taman sebagai bagian dari ruang terbuka kota memiliki fungsi sesuai dengan
fungsi ruang terbuka yang meliputi fungsi estetika, ekologis, sosial dan ekonomi.
Namun sesuai dengan batasan masalah dalam skripsi ini penulis tidak akan
mendalami pembahasan mengenai fungsi ekonomi dan ekologis taman. Secara
umum, taman memiliki dua fungsi utama yang satu sama lain mempunyai
keterkaitan (Woolley, 2003;Simonds, 1994), yaitu :
- Fungsi Estetis, dimana taman dapat membentuk keindahan sebuah kota,
terutama dengan mempertahankan kealamiannya.
- Fungsi sosial, dimana taman menjadi tempat berbagai macam aktifitas
sosial seperti olahraga, rekreasi, diskusi dan lain-lain. Fungsi ini menjadi
kebutuhan warga kota sendiri yang membutuhkan ruang terbuka untuk
bersosialisasi sekaligus menyerap energi alam.
Laporan Pendahuluan 3 - 3
masalah ekologi dan lingkungan alam sangat peka diperhatikan pada kegeiatan
ini. Pada perencanaan lansekap ada tiga faktor penting untuk dianalisa yaitu
ekologi lansekap, manusia dengan sosial ekonomi budaya dan estetika.
(Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap,2002). Menurut Rustman Hakim
(1996) diagram perancangan arsitektur lansekap dapat disajikan dalam Gambar
3.2 berikut :
Perinsip desain adalah dasar dari terwujudnya suatu rancangan atau rekayasa
bentuk. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah keseimbangan, pergerakan,
pengulangan, penekanan, kesederhanaan, kontras, proporsi, ruang dan
kesatuan.
a. Keseimbangan atau Balance
Laporan Pendahuluan 3 - 4
Keseimbangan atau balance dalam desain berarti perasaan persamaan
berat, perhatian atau daya tarik dari berbagai elemen dalam komposisi
sebagai saran untuk mencapai kesatuan atau penyamaan tekanan visual
atau komposisi antara unsur-unsur yang ada pada taman. Bentuk
keseimbangan ada 3, antara lain keseimbangan horizontal, keseimbangan
vertikal, dan keseimbangan radial.
d. Kesederhanaan
Kesederhanaan dalam arsitektur lansekap di kenal sebagai ekonomi visual
atau desain minimalais, yaitu menghilangkan semua unsur yang tidak
penting yang tidak memberikan konstribusi terhadap esensi dari komposisi
rancangan keseluruhan. Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang
Laporan Pendahuluan 3 - 5
tidak lebih dan tidak kurang, pecapaian kesederhanaan mendorong
penikmat untuk menatap lama dan tidak merasa jenuh.
e. Kontraks
Kontraks dalam rancangan lansekap juga menambah daya tarik visual.
Sebuah rancangan memerlukan adanya kontras tertentu. Terlalu banyak
kesamaan komponen/elemen lansekap dalam perancangan, menyebabkan
terjadinya kesan monoton. Kunci dalam penerapan kontras adalah
memastikam adanya perbedaan yang jelas. Cara yang paling umum
menciptakan kontras adalah dengan menciptakan perbedaan dalam
ukuran, tekstur, warna, bentuk, pola, dan jenis.
f. Proporsi
Proporsi desain adalah hubungan rasio perbandingan yang harmonis
antara dua atau lebih elemen dalam komposisi yang berkaitan dengan
ukuran, warna, kuantitas, layout, sehingga menghasilkan keindahan yang
menarik. Ketika prinsip proporsi diterapkan pada suatau karya rancangan,
biasanya berkaitan dengan ukuran. Artinya, ukuran satu elemen dari
komposisi dibandingkan dengan ukuran lain yang terkait. Dalam contoh
hubungan ukuran perbandigan dibuat antara:
- Tinggi, lebar, dan ketebalan suatau unsur dengan yang lain
- Ukuran luasan suatu daerah dengan daerah lainnya
- Ukuran satu elemen lansekap dengan elemen lainnya
- Jumlah ruang antara dua atau lebih elemen lansekap.
g. Kesatuan
Kesatuan dalam sebuah karya arsitektur merupakan salah satu prinsip
dasar perancangan , bila tidak ada kesatuan dalam sebuah karya
rancangan, maka karya tersebut terlihat tercerai-berai, kacau-balau yang
mengakibatkan karya tersebut tidak menarik. Kesatuan dapat dicapai
apabila penerapan semua aspek rancangan saling melengkapi dan
memberikan soslusi untuk beberapa tujuan fungsional dalam rancangan
Laporan Pendahuluan 3 - 6
Unsur-unsur desain merupakan salah satu bagaian dari komponen dalam desain
lansekap, yang didalamnya meliputi garis, bidang, ruang, bentuk, dan tekstur:
a. Garis
Garis merupakan salah satu unrus yang dapat menciptakan keindahan
visual, karakter dab. sifat garis dapat mempengaruhi kesan dan suasana
ruang yang akan diciptakan. Ada beberapa tipe garis, yaitu garis vertikal,
garis horizontal, garis diagonal, garis lengkung, dan garis zig-zag.
b. Bidang
Bidang terbentuk dari sebuah garis atau dimensi yang diperluas, ditinjau
dari fisiknya bidang dapat berbentuk padat dan transparan. Fungsi bidang
dalam arsitektur adalah sebagai pelindung dan pembentuk ruang. Fungsi
bidang dalam dunia arsitektur lansekap menjadi pembentuk ruang yang
diciptakan melalui bidang alas/dasar berupa dasar permukaan tanah,
bidang pembatas/dinding bisa berupa komposisi tanaman, susunan
pohon atau semak, dan bidang atap/penutup yang berupa hamparan
cakrawala, awan, susunan tajuk pohon, atap pargola dan lain-lain.
c. Ruang
Dalam merencanakan suatu ruang, hal yang perlu diperhatikan sebagai
berikut (Simonds dan Starke, 2006).
- Karakter ruang
- Kualitas ruang
- Ukuran Ruang
d. Bentuk Ruang
Dalam merancang suatu ruang, secara ideal dikatakan bahwa “form must
follow function”. Pernyataan ini sebenarnya telah timbul jauh sebelumnya
daripada yang diperkirakan manusia dan memiliki arti lebih dalam.
Pernyataan ini masih tetap terbuka bagi beberapa argumen terkecuali
bagi pemikiran estetis yang telah diterima sebagai salah satu unsure yang
tersirat dalam desain selain fungsi. Seorang desainer dapat membentuk
suatu desain yang harmonis, jelas terlihat, dimengerti baik dalam bentuk
bahan maupun dalam pemakaiannya dan penyelesaiannya. Tidak hanya
desain benda pakai yang dapat memberikan bentuknya disesuaikan
Laporan Pendahuluan 3 - 7
dengan fungsi. Akan tetapi, ruang juga direncanakan dengan ukuran,
bentuk, bahan dan penyelesaiannya yang benar-benar mengekspresikan
penggunaannya menjadi wadah yang harmonis.
e. Warna Ruang
Pandangan dan pemikiran orang-orang pendahulu mengenai warna ruang
dimana manusia telah membiasakan diri dengan warna-warna dari
komposisi alam. Sesuai dengan pandangan tersebut, di dalam pemilihan
warna dalam suatu ruang yang dibentuk oleh manusia, baik ruang dalam
maupun ruang luar, perencana sebaiknya berusaha mengikuti pola
komposisi alam tersebut.
f. Ekspresi abstrak suatu ruang
Karakter abstrak suatu ruang dapat dicapai melalui pengolahan jenis
lansekap tertentu dan sesuai fungsinya. Sebagai contoh, suatu makam
(cemetery park) mempunyai kesan yang berbeda dengan suatu taman
hiburan. Desain taman hiburan memberi kesan menarik, mengherankan,
bentuk dinamis, tekstur dan warna yang menyenangkan, sedangkan
ruang tempat pemakaman memberi kesan perlindungan, penghiburan,
suatu kehidupan yang diam, tenang, dan damai.
g. Elemen Pembentuk Ruang
Suatu ruang dalam skala ukuran yang besar mendapatkan sifat dan
suasana dari elemen atau unsur penyusunnya karena masing-masing
elemen yang digunakan akan mempengaruhi karakter ruang tersebut
sampai batas tertentu. Oleh karena itu penggunaan setiap elemen dalam
ruang harus memperhatikan bagaimana hubungan serta ekspresi kesan
yang ditimbulkan oleh kombinasi elemen-elemen tersebut sehingga
sesuai dengan karakter ruang yang diinginkan. Elemen pembentuk ruang
terdiri atas tiga, yaitu bidang dasar/lantai, bidang atas/atap, dan bidang
pembatas/dinding.
h. Bentuk
Bentuk adalah sebuah benda 3 dimensi yang dibatasi oleh bidang datar,
bidang dinding, dan bidang pengatap. Dalam penampilannya bentuk
dapat juga dibagi dalam bentuk teratur, yakni bentuk geometris, ko tak,
kubus, kerucut dan piramid; bentuk yang lengkung, yakni bentuk-bentuk
Laporan Pendahuluan 3 - 8
alami; dan bentuk yang tidak teratur.
i. Tekstur
Tekstur adalah kumpulan titik-titik kasar atau halus yang beraturan atau
tidak beraturan pada suatu permukaan benda atau obejk. Fungsi tekstur
pada arsitektur lansekap bertujuan untuk memberikan suatu komposisi
yang serasi dalam suatu perancangan. Bentuk tekstur dapat dipisahkan
menjadi tekstur halus dan tekstur kasar. Tekstur dalam ruang luar erat
kaitannya dengan jarak pandang, oleh karena itu untuk bidang luas pada
ruang luar.
3.3. PENDEKATAN.
Laporan Pendahuluan 3 - 9
b. Konsep The Vista (Pemandangan)
Vista berhubungan dengan view yang berarti pandangan sejauh yang
dapat tertangkap oleh mata manusia. View hanya dapat dibatasi oleh
sesuatu yang menghalangi. Vista bisa dibentuk dengan cara;
(1). Membingkai suatu objek atau pemandangan dengan menggunakan
elemen arsitektur seperti jendela, pintu, kolom, dan sebagainya.
Jadi ketika kita memandang keluar, objek atau pemandangan tadi
terbingkai dengan cantik.
(2). Vista bisa diciptakan atau memanfaatkan keadaan alami suatu
lahan.
(3). Vista adalah objek yang dibingkai secara semu dan bisa dengan
mudah dinikmati keindahannya. Dikatakan semu, karena bingkai ini
bukan bingkai sesungguhnya, melainkan sebuah benda dengan
tugas seolah-olah membingkai.
Ada 3 konsep dalam The Vista :
(1). The Terminus,
(2). Enframement,
(3). Progressive realization.
Laporan Pendahuluan 3 - 10
memiliki makna terutama dalam hubungannya dengan pola keseluruhan.
Ada 3 konsep dalam The Symmetrical Plan :
(1). Dynamic symmetry,
(2). The Despotism of symmetry,
(3). The nature of symmetry,
Laporan Pendahuluan 3 - 11
1. Kajian terhadap kondisi eksisting lahan dan lingkungan sekitarnya, seperti
jalan masuk, serta data eksisiting penunjang lainnya.
2. Pemahaman terhadap konsep-konsep rancangan, operasional, dan
komersial Taman sebagai acuan untuk merumuskan konsep rancangan
taman yang efisien dan efektif dari segi pelayanan dan sosial.
3. Perencanaan Tata Ruang mempertimbangkan;
a. Kondisi eksisting kawasan sekitar daerah perencanaan.
b. Kegiatan di sekitar kawasan.
c. Tata ruang dalam rumah susun mempunyai sirkulasi yang
mendukung aksesibilitas yang tinggi.
d. Menciptakan ruang-ruang komunal untuk interaksi penghuni.
4. Perencanaan Sirkulasi mempertimbangkan;
a. Adanyan jaminan sirkulasi ruang luar yang aman antara kendaraan
dengan pejalan kaki.
b. Adanya kemudahan pencapaian antar ruang, berkaitan dengan
kegiatan operasional Taman Kota.
c. Adanya pendefinisian antara jalur sirkulasi umum dan penghuni.
5. Perencanaan Arsitektur mempertimbangkan;
a. Keselarasan arsitektural dengan bangunan dan lingkungan di
sekitarnya.
b. Keselarasan dalam penggunaan material terkait dengan Desain
Eksterior Bangunan.
c. Memberikan sentuhan arsitektur setempat pada elemen-elemen
bangunan tertentu.
d. Pemilihan material finishing dikaitkan dengan kemudahan
pemeliharaan.
6. Perhitungan Struktur mempertimbangkan;
a. Struktur tidak mengganggu kegiatan operasional.
b. Struktur yang dapat mengantisipasi kemudahan pengembangan
bangunan.
7. Sistem Listrik mempertimbangkan;
a. Sumber daya listrik melalui penyambungan daya listrik PLN dan
genset.
Laporan Pendahuluan 3 - 12
b. Distribusi listrik memperhatikan pemisahan beban antara beban
esensial dan beban non esensial.
c. Sistem proteksi melindungi sistem distribusi.
d. Referensi dan standar material serta pengerjaannya harus mengikuti
ketentuan yang berlaku.
8. Sistem Tata Udara mempertimbangkan;
a. Memperhatikan pemisahan beban antara beban esensial dan beban
non esensial.
b. Referensi dan standar material serta pengerjaannya harus mengikuti
ketentuan yang berlaku
9. Sistem Plumbing memperhatikan :
a. Sistem penyediaan air bersih berasal dari Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM), atau air tanah (deep well) dilengkapi dengan ground
water tank.
b. Sistem pengaliran Air Kotor dilengkapi dengan septic tank.
Laporan Pendahuluan 3 - 13
3.4.2. Survei Topografi dan Pemetaan.
Bersamaan dengan pengumpulan data sekunder, dilakukan pekerjaan survei
topografi pada masing-masing lokasi yaitu :
1. Penetapan koordinat lokal pada tempat yang permanen dalam bentuk bench-
mark (BM).
2. Melakukan pengukuran topografi/pemetaan site pada kawasan rencana
Taman Kota (Taman Dalihan Natolu).
3. Membuat peta situasi lengkap di site yang akan dibangun.
4. Melakukan setting-out titik lokasi rencana penyelidikan tanah.
5. Membuat gambar peta situasi kawasan rencana Taman Kota (Taman Dalihan
Natolu) skala 1 : 500.
2. Lingkup Pekerjaan.
a. Menganalisis sistem jaringan drainase dengan pola aliran di luar kawasan
Taman Kota (Taman Dalihan Natolu), dan merencanakan sistem jaringan
drainase di dalam kawasan Taman Kota (Taman Dalihan Natolu) yang
terhubung dengan cara sistem pengaliran (gravitasi).
b. Selanjutnya ditentukan jenis dan dimensi saluran serta bangunan
drainase yang diperlukan, seperti jenis saluran samping dan dimensinya,
jenis dan dimensi gorong-gorong, regulating pond yang dibutuhkan.
Laporan Pendahuluan 3 - 14
Dari data rencana jumlah penghuni rusun akan diperoleh perkiraan kebutuhan
air bersih per orang per hari, dan kebutuhan air untuk penggunaan pemadam
kebakaran. Sumber air bersih terutama akan berasal dari Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM). Bila kemampuan penyediaan air bersih PDAM tidak
memadai untuk memasok kebutuhan standar pengunjung lokasi wisata per
orang per hari, akan mengambil air tanah dengan menggunakan sumur bor
atau deep well, tergantung ketersediaan sumber air tanah. Untuk distribusi air
bersih dalam bangunan direncanakan sistem water supply, termasuk
penyimpan air cadangan (reservoir), fasilitas pompa air dan lain-lain, yang
akan dapat mendukung operasional bangunan sesuai fungsinya.
2. Air Limbah.
Dari rencana jumlah penghuni rusun, perkiraan volume air limbah akan dapat
dihitung. Untuk pembuangan air kotor ini, akan dibuat septic tank dengan
resapannya.
3. Sumber Listrik.
Sumber listrik diambil dari PLN dengan kemungkinan sistem elektrikal
bangunan mampu menerima penggunaan genset. Pendekatan yang paling
baik tentunya dengan kombinasi diantara keduanya, dan menghitung faktor
ekonomis serta dampak lingkungannya. Selanjutnya konsultasi dengan PLN
serta instansi terkait di daerah merupakan hal yang perlu dilakukan.
Laporan Pendahuluan 3 - 15
sekunder), kajian, pengenalan dan perumusan masalah, pendekatan melalui
batasan dan persyaratan rancangan.
2. Tahap Rancangan Pendahuluan (preliminary design), pada tahap ini
rancangan sudah terukur, seluruh sistem (arsitektur, struktur, mekanikal, dan
elektrikal) secara kualitas mulai terintegrasi pada bangunan dan site Taman
Kota (Taman Dalihan Natolu). Spesifikasi teknis bangunan dan rencana
anggaran pembangunan mulai muncul secara garis besar.
3. Tahap Pengembangan Rancangan (design development), pada tahap ini
sistem arsitektur, strutur, meknikal, dan elektrikal yang bekerja pada
bangunan maupun site Taman Kota (Taman Dalihan Natolu) sudah
ditetapkan dan dipilih serta ditunjang dengan perhitungan teknis. Spesifikasi
teknis bangunan dan rencana anggaran pembangunan sudah menunjukkan
posisi yang sebenarnya, walaupun masih menerima adanya perubahan-
perubahan tidak prinsip.
4. Tahap Gambar Kerja (working drawing), merupakan tahap penggambaran
secara detail seluruh sistem untuk tujuan kerja konstruksi (pelaksanaan
pembangunan). Spesifikasi teknis bangunan dan rencana anggaran
pembangunan yang muncul disini merupakan syarat pembangunan dan
biaya konstruksi fisik yang sebenarnya (engineer’s estimate).
Laporan Pendahuluan 3 - 16
c. Bangunan penunjang/fasilitas.
3. Fasiltas Penunjang :
a. Area parkir dan fasilitasnya.
a. Tata hijau.
b. Pagar dan fasilitas keamanan.
c. Utilitas yang meliputi:
- Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran
- Sistem air bersih
- Sistem air kotor
- Sistem power supply dan distribusi
- Sistem drainase
Hasil perancangan teknis ini kemudian akan digunakan dalam penyusunan
Dokumen Tender/Pelelangan, dilengkapi dengan dokumen Bill of Quantity,
Spesifikasi Teknis, Instruction for Bidders, siap untuk digunakan dalam lelang
dan pelaksanaan konstruksi.
Laporan Pendahuluan 3 - 17
melakukan efisiensi biaya dengan menggunakan material yang ada. Faktor
cuaca seperti tingginya curah hujan, kering di musim kemarau, terik sinar
matahari, dan tiupan angin juga menjadi pertimbangan dalam menentukan
facade dan sistem ventilasi. Khusus untuk bangunan wisata, cuaca yang sangat
fluktuatif mengharuskan rancangan yang melindungi bangunan dan penghuninya
dengan baik. Ini dilakukan dengan memperhitungkan ventilasi silang yang cukup
di ruang-ruang bangunan wisata, serta melindungi dari terpaan hujan dan sinar
matahari secara langsung.
Beberapa kriteria yang perlu diperhitungkan untuk arsitektur taman dengan iklim
tropis adalah sebagai berikut :
1. Orientasi
2. Shading
3. Reflective Material
4. Isolasi
5. Pergerakan suhu (thermal movement)
6. Tekanan Angin
7. Sistem drainase dan proteksi banjir
8. Kelembaban
9. Sinar matahari
10. Debu
Laporan Pendahuluan 3 - 18
Pada rancangan site civil works akan dilakukan perhitungan struktur dan
dilengkapi dengan penggambaran berikut :
1. Gambar Cross section dari pekerjaan tanah
2. Gambar Longitudinal dan Cross section untuk pekerjaan jalan akses
3. Gambar rinci dari pekerjaan jalan seperti pekerjaan side walk, kerb, manhole
ducks, markia, rambu dan lain-lain.
4. Gambar Lay-out Drainage, Longitudinal dan Gradingnya.
5. Gambar rinci pekerjaan drainase seperti culvert, head walls, manholes dan
lain-lain.
6. Pagar dan detail
7. Landscapping lay-out dan detailnya.
Hasil rancangan teknis berupa gambar detail engineering design beserta unsur
yang terkait dengan spesifikasinya dibagi dalam disiplin sebagai berikut :
1. Pekerjaan Arsitektur.
Yang termasuk di dalam dokumen gambar detail arsitektur dengan
spesifikasi terkait adalah :
- Gambar Site Plan
- Gambar rencana bangunan wisata
- Kelengkapan elevasi
- Gambar potongan serta detail
- Gambar jalan dan detail
- Gambar detail toilet dan sanitary ware
- Gambar rambu dan papan nama
- Gambar fix furniture.
2. Pekerjaan Struktur.
Yang termasuk di dalam dokumen gambar detail struktur dengan
spesifikasi terkait adalah :
- Gambar rencana pondasi
- Gambar lantai dan atap struktural
- Gambar struktural dari jalan penghubung, dan lain-lain
- Gambar detail dari atap dan tipikal
Laporan Pendahuluan 3 - 19
- Gambar pembesian dan konstruksi beton
- Perhitungan struktural (calculation note).
4. Telepon.
- Gambar instalasi Telepon dan diagram distribusi, terbatas untuk satu
nomor sambungan.
5. Plumbing.
- Gambar sistem jaringan distribusi air bersih, mulai dari sumber hingga
ke titik feeder di ruang-ruang yang membutuhkannya, lengkap dengan
detail instalasinya
- Gambar sistem jaringan pembuangan air kotor dan kotoran mulai dari
FD dan sanitary ware lainnya hingga ke septic-tank beserta
resapannya, lengkap dengan detail instalasinya
- Gambar sisitem jaringan pembuangan air hujan dari awal hingga
kesaluran air hujan keliling bangunan, lengkap dengan detail
instalasinya
- Gambar sistem drainase sekeliling bangunan, lengkap dengan detail
elemen-elemennya.
__________
Laporan Pendahuluan 3 - 20