Anda di halaman 1dari 21

5

TINJAUAN PUSTAKA

Lanskap
Lanskap berdasarkan Simonds (2006) merupakan suatu bentang alam yang
memiliki karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indra manusia,
dimana setiap elemen lanskap memiliki keharmonisan dan kesatuan juga alami
sehingga memperkuat karakter lanskapnya. Lanskap merupakan wajah dan
karakter lahan atau tapak dan bagian dari muka bumi dengan segala sesuatu dan
apa saja yang ada di dalamnya baik bersifat alami ataupun buatan manusia, yang
merupakan total dari bagian hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya.
Lanskap adalah dunia di sekeliling kita. Lanskap adalah semua yang kita
lihat atau rasakan kemanapun kita pergi. Merupakan suatu pengalaman yang
berlanjut pada waktu dan ruang sepanjang hidup setiap kehidupan manusia.
Terdapat dua jenis lanskap yaitu lanskap fisik dan lanskap sosial yang bersama
secara terus-menerus dan saling memberikan aksi dan reaksi satu sama lain.
Lanskap fisik pada kenyataannya tidak dapat dibagi dari lanskap sosial yang
merupakan hubungan antar manusia (Eckbo, 1964).
Dalam bukunya, Simonds (2006) menjelaskan bahwa dalam lanskap
terdapat dua jenis elemen lanskap, yaitu elemen lanskap mayor dan elemen
lanskap minor. Elemen lanskap mayor terdiri dari dari bentuk alam seperti
topografi, pegunungan, lembah sungai dan kekuatan alam seperti angin, suhu,
curah hujan yang relatif sulit diubah oleh manusia. Sedangkan yang disebut
elemen lanskap minor adalah elemen yang masih dapat dimodifikasi atau diubah
oleh manusia, seperti bukit, anak sungai dan hutan-hutan kecil. Perubahan yang
dilakukan secara garis besar dapat menimbulkan beberapa efek, diantaranya
melestarikan, merusak, mengubah dan memberi penekanan pada lanskap.
Secara umum elemen lanskap dibagi menjadi dua, yaitu elemen lanskap
material lunak (soft material) dan elemen lanskap material keras (hard material).
Karakter tapak yang menarik harus dipertahankan atau diciptakan, sehingga
semua elemen lanskap yang banyak variasinya dapat menjadi satu kesatuan yang
harmonis (Simonds, 2006).
6

Perancangan Lanskap
Perancangan secara umum adalah proses kreatif yang mengintegrasikan
aspek teknologi, sosial, ekonomi dan biologi serta efek psikologis dan fisik yang
ditimbulkan dari bentuk, bahan, warna dan ruang, tekstur dan kualitas lainnya
yang merupakan hasil pemikiran yang saling berhubungan (Simonds, 1983).
Perancangan merupakan ilmu dan seni dalam mengorganisasikan ruang dan massa
dengan mengkomposisikan elemen lanskap alami dan non alami beserta kegiatan
yang ada di dalamnya agar tercipta suatu karya tentang ruang yang fungsional dan
estetik.
Proses perancangan lanskap menurut Hakim (2000) merupakan suatu alur
atau cara berfikir untuk bertindak dalam mengumpulkan, memilih, mengolah
(analisis), menyusun (sintesis) serta mengambil keputusan dalam menyelesaikan
suatu karya rancang lanskap yang menjadi pedoman desain. Proses perancangan
mempunyai banyak ragam tergantung dari pemikiran yang bersangkutan.
Booth (1983) mengemukakan bahwa proses perancangan lanskap
mempunyai beberapa tahapan, yaitu :
1. Penerimaan Proyek (Project Acceptance)
Dalam tahap pertama ini proposal proyek telah diterima dan disetujui oleh
kedua belah pihak yaitu arsitek lanskap dan klien. Pada pertemuan pertama
klien menjelaskan keinginannya kepada lanskap arsitek, kemudian terjadi
kesepakatan diantara kedua belah pihak. Selanjutnya arsitek lanskap
mempersiapkan proposal detail yang mencakup pelayanan, produk, dan biaya.
Jika klien setuju maka kedua belah pihak menandatangani kontrak.
2. Riset dan Analisis (Research and Analysis)
Selanjutnya arsitek lanskap membutuhkan persiapan rencana dasar tapak
dan mengadakan inventarisasi tapak atau tahap pengumpulan data kemudian
melakukan analisis (evaluasi data). Mengunjungi (survei) langsung ke tapak
merupakan hal yang penting untuk melengkapi tahap ini. Selanjutnya adalah
mewawancarai pemilik tapak dan menyusun program pada tahap ini.
3. Desain (Design)
a. Diagram fungsi ideal (Ideal Functional Diagram), yaitu permulaan dari
pembuatan grafis suatu perancangan. Tujuan dibuat diagram ini adalah
7

untuk mengidentifikasi hubungan yang paling tepat antara fungsi usulan


utama dengan ruang perancangan.
b. Diagram fungsi keterhubungan tapak (Site-Related Functional Diagram),
tahap ini mengadopsi hubungan yang telah terbetuk dalam diagram fungsi
ideal untuk mengetahui kondisi dari tapak tersebut.
c. Rencana konsep (Concept Plan) merupakan perkembangan langsung
menjadi besar dari diagram keterhubungan fungsi tapak. Secara
keseluruhan, area terdiri dari diagram fungsi keterhubungan tapak dan
membagi semuanya ke dalam beberapa penggunaan yang spesifik pada
area tersebut.
d. Studi tentang komposisi bentuk (Form Composition Study) dalam tahap ini
perancang telah setuju dengan rasional, pertimbangan yang praktis dari
fungsi dan lokasi. Dengan kata lain perancang telah mampu
menyelesaikan masalah.
e. Desain awal (Preliminary Master Plan), dalam desain awal semua elemen
desain dimasukan dan dipelajari kesatuan antara satu dengan yang lainnya,
gaya grafis semi komplit. Semua elemen desain dipertimbangkan, untuk
pertama kalinya, sebagai komponen yang berhubungan dalam keseluruhan
lingkungan. Desain awal ini merupakan usulan dari beberapa alternatif
dengan konsep tertentu dan dipresentasikan untuk mendapat masukan dari
pihak lain.
f. Desain skematik (Schematic Design), untuk beberapa proyek pada proses
perancangan dilanjutkan dengan rencana skematik. Pada skala kecil seperti
perumahan atau vest-pocket park, rencana induk dan rencana skematik
dianggap sama. Namun, pada skala yang besar dengan tata guna lahan
yang banyak, desain skematik dipelajari lagi lebih dalam dengan detail
yang dalam pula.
g. Rencana induk (Master Plan) merupakan perbaikan atau penghalusan dari
rancangan awal. Perbedaannya dengan rancangan awal yaitu revisi
rancangan dalam gaya grafis. Walaupun sama memakai gambar tangan
tapi memiliki ketepatan bagian-bagian tertentu seperti garis properti, garis
8

bangunan, dan batas dari struktur elemen keras (dinding, lantai, jalan, dek,
dll.). Rencana induk ini menggambarkan rencana garis besar suatu proyek.
h. Design development merupakan tahap terakhir dalam proses perancangan.
Dalam tahap ini perancang lebih konsentrasi terhadap detail penampilan
dan kesatuan dari material.
4. Gambar- gambar konstruksi (Construction Drawings)
Pada tahap ini gambar-gambar konstruksi dipersiapkan sebagai
komunikasi bagaimana membangun semua elemen dalam proyek agar
kontraktor lebih mudah dalam proses pelaksanaan. Gambar konstruksi yang
dimaksud terdiri dari rencana pelaksanaan (layout plan), rencana bertahap
(grading plan), rencana penanaman (planting plan), rencana penataan pohon-
pohon, perdu, semak, tanaman hias, dan tanaman rumput termasuk
didalamnya komposisi dari berbagai jenis tanaman sesuai dengan ketentuan
standar perancangan dan gambar detil konstruksi.
5. Pelaksanaan (Implementation)
Setelah semua gambar-gambar konstruksi komplit, membuat tawaran yang
tersedia. Setelah kontrak ditandatangani, kemudian kontraktor melakukan
proses pembangunan dan memasukan rancangan yang telah dibuat
sebelumnya. Meskipun tahap ini biasanya ditangani oleh kontraktor, arsitek
lanskap masih tetap diperbolehkan memantau tahap pembangunan untuk
memberikan saran apabila diperlukan.
6. Evaluasi setelah konstruksi (Post-Contruction Evaluation an Maintenance)
Proses desain tidak akan pernah selasai begitu saja dalam sauatu proyek.
Perancang harus mengobservasi dan menganalisis proyek tersebut dari waktu
ke waktu untuk melihat bagaimana kerjanya dan perkembangannya seiring
dengan perubahan waktu.
7. Pemeliharaan (Maintanance)
Agar berhasil, sebuah rancangan seharusnya tidak hanya berupa hasil kerja
yang bagus dalam kertas tetapi juga dapat dilakukan pembangunan dengan
pemeliharaan sepenuhnya dan juga berkualitas. Suatu hasil atau produk desain
harus dipelihara sebagaimana mestinya dengan sepenuhnya agar kondisinya
9

tetap terjaga dengan baik, mencakup seluruh elemen soft material dan hard
material.
Menurut Dahl dan Molnar (2003), terdapat tiga prinsip yang digunakan
sebagai kerangka acuan dalam merancang, yaitu:
1. Must have a purpose, rancangan yang dibuat harus memiliki tujuan yang jelas.
2. Design for people, rancangan yang dibuat dapat digunakan oleh manusia,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Rancangan yang dibuat
dapat berfungsi secara maksimal.
3. Both functional and aesthetic requirements must be met, fungsional dan
keindahan harus terdapat dalam suatu rancangan. Kedua faktor tersebut
menyatu sehingga menghasilkan rancangan yang maksimal dan dapat
dinikmati oleh pengguna.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa kegiatan perancangan ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, dimana bertujuan agar fleksibel dan dapat
mengakomodasi sarana yang kuno dengan yang baru. Perancangan merupakan
kombinasi ilmu dan seni yang berfokus pada penggabungan manusia dengan
aktifitas di ruang luar (Booth, 1983). Menurut Gold (1980), hubungan antara
manusia, kota, waktu luang, rekreasi ruang luar, ruang terbuka dan bentukan kota
merupakan intisari dari perencanaan dan perancangan rekreasi.
Reid (1993) mengemukakan bahwa konsep merupakan ide untuk
mewujudkan tapak spesifik sehingga dapat memiliki identitas fungsi dan
keindahan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merancang antara lain
adalah: konsep, prinsip desain, elemen desain dan tahapan-tahapan dalam
merancang menjadi satu kesatuan dalam proses perancangan. Suatu konsep dalam
merancang suatu karya lanskap dapat mendorong manusia untuk merencanakan,
mengintegrasikan, mengkoordinasikan bentuk buatan manusia dan bentukan alam.
Menurut Ingels (2004), terdapat enam prinsip desain yang digunakan
dalam seni murni maupun seni aplikasi pada saat ini, yaitu:
1. Balance (keseimbangan)
Merupakan sesuatu yang baik untuk dilihat. Secara fisik kita merasakan
ketidaknyamanan saat kita tidak seimbang. Terdapat tiga tipe keseimbangan
yaitu simetrik, asimetrik dan proksimal. Keseimbangan simetrik adalah
10

keseimbangan yang terdapat pada taman-taman formal, satu sisi merupakan


pencerminan dari sisi yang lainnya. Keseimbangan asimetrik adalah
keseimbangan yang informal, komposisi satu sisi dengan sisi yang lainnya
tidak sama, hanya saja berbeda dalam penggunaan materialnya.
Keseimbangan proksimal memiliki kesamaan dengan keseimbangan
asimetrik, hanya saja pendistribusiannya lebih jauh dan dalam.
2. Focal Point
Merupakan prinsip desain yang memiliki posisi penglihatan yang kuat
dalam suatu komposisi lanskap. Focal point dapat dibentuk dari tanaman,
perkerasan, elemen arsitektural, warna, tekstur, atau kombinasi dari semuanya.
Istilah lain dari focal point adalah emphasis yaitu yang menjadi pusat
perhatian dan paling menonjol dibandingkan benda lain di sekitarnya.
3. Simplicity (kesederhanaan)
Prinsip ini akan menimbulkan perasaan lebih nyaman dalam suatu lanskap
kompleksitas tidak selalu menjadi lawan dari kesederhanaan tergantung
bagaimana desain lanskap itu difokuskan.
4. Rhythm and line (ritme dan garis)
Prinsip ritme terwujud dengan menunjukan adanya pengulangan pada
sesuatu objek dengan standar interval yang berpola tertentu. Pada desain
lanskap biasanya terukur dalam suatu ruang. Garis tercipta ketika material
yang berbeda bertemu. Kesatuan dari dua batas suatu material akam
membentuk garis pula.
5. Proportion (proporsi)
Difokuskan dengan menghubungkan ukuran antara pola-pola dalam suatu
lanskap. Proporsi termasuk bentuk hubungan vertikal dan horisontal yang ada
dalam spasial. Crowe (1981) kemudian dalam bukunya menyebutkan bahwa
proporsi atau skala harus menghadapi bidang yang luas tanpa batas dari langit
dan horison.
6. Unity (kesatuan)
Merupakan penyatuan dari bagian-bagian yang terpisah yang berperan
untuk mengkreasikan keseluruhan dari desain. Dalam bukunya Crowe (1981)
menjelaskan bahwa prinsip unity sangat jarang dijumpai di berbagai taman
11

saat ini. Prinsip unity merupakan kualitas yang dibangun di lanskap yang baik
dengan berdasarkan pada ritme dari landform yang natural, dominasi dari satu
tipe vegetasi dan terjaganya kepedulian yang nyata kepada lingkungan sekitar
dari manusia dan bangunan yang didirikan.

Taman
Garden atau taman merupakan tempat untuk menghabiskan waktu luang
dari ekspansi dan pembebasan. Sebuah taman dalam skala kecil ataupun besar
harus tetap terhubung dengan bentukan manusia pada satu cara atau lainnya.
Bukan merupakan suatu hal yang mengejutkan bahwa saat ini terdapat
ketertarikan yang besar terhadap suatu taman dibandingkan dahulu. Saat ini
banyak taman yang tidak hanya menunjukan sebagai tempat berlindung yang
damai di dunia yang sangat ramai tetapi juga kesempatan untuk berekspresi
kreatif dan lebih dekat dengan alam (Crowe, 1981).
Taman adalah sebuah tempat yang terencana atau sengaja direncanakan
dibuat oleh manusia, biasanya diluar ruangan dibuat untuk menampilkan
keindahan dari berbagai tanaman dan bentuk alami. Taman dapat dibagi dalam
taman alami dan taman buatan. Taman yang sering dijumpai adalah taman rumah
tinggal, taman lingkungan, taman bermain, taman rekreasi dan taman botani
(Ahira, 2007).
Menurut Eckbo (1964), park adalah ruang dengan penggunaan yang
terbatas dan bentukan yang fleksibel, dikembangkan dengan sedikit konstruksi,
digunakan untuk relaksasi sampai menikmati pemandangan, merenung, meditasi,
tidur, bermimpi, bercinta, bersosialisasi yang tidak ramai, dan permainan bebas.
Ruang ini mempunyai intensitas yang terbatas dan tidak spesifik. Sebagai contoh
yang tergolong park adalah halaman depan rumah, kolam air atau waduk, saluran
drainase, dan area tangkapan air, pertambangan, lahan pembuangan, lahan
pertanian, dan cagar alam. Park juga dapat diartikan sebagai area terbuka yang
disediakan untuk digunakan sebagai tempat rekreasi, biasanya dimiliki dan
dipelihara oleh pemerintah daerah.
Elemen taman dibagi menjadi dua, yaitu elemen taman material lunak (soft
material) dan elemen taman material keras (hard material). Soft material terdiri
12

dari tanaman dengan berbagai ragamnya (rumput, lumut, herba, semak, dan
pohon-pohonan), dan satwa. Hard material merupakan semua elemen taman
yang sifatnya keras dan tidak hidup, terdiri dari tanah, batuan, perkerasan atau
paving, jalan setapak, pagar halaman (adukan semen, besi dan kayu), bangunan
taman (bangku taman, shelter atau gazebo, pergola, kolam, kandang ayam atau
burung, dan ayunan), dan bangunan rumah. Soft material yang memiliki kesan
lembut, bersahabat dan alami dengan hard material yang memiliki kesan kaku,
keras, tidak bersahabat dan gersang sangat baik jika dihadirkan secara bersama
dalam perancangan sebuah taman (Sulistyantara, 1992). Dalam merancang
sebuah taman, elemen manusia menjadi faktor yang penting untuk
dipertimbangkan dalam menentukan rancangan yang digunakan. Karena manusia
merupakan pengguna utama dari sebuah taman.
Dalam bukunya yang berjudul Garden Design, Crowe (1981)
menyebutkan bahwa terdapat enam material dalam perancangan taman, yaitu:
1. Land form adalah bentukan lahan alami yang merupakan sebuah pondasi bagi
setiap lanskap juga merupakan basis dari semua taman terbaik didunia.
2. Plant material merupakan salah satu material yang digunakan untuk berkreasi
dalam merancang sebuah taman. Tanaman sebagai salah satu struktur bagian
dalam dekorasi interior taman. Secara fisik, fungsi tanaman adalah untuk
shelter, shade dan protection. Secara visual memiliki fungsi menentukan
proporsi dan bentuk dari taman, memberikan kontras pada ruang terbuka dan
tertutup. Material ini memberikan tekstur, batas atau frame, latar belakang,
tone dan bentukan sculpture.
3. Water merupakan salah satu material desain yang penting, karena hampir
semua taman terbaik di dunia membuat taman dengan menggunakan unsur air
didalamnya dengan menyesuaikan dengan keinginan dan klimatnya.
Penggunaan elemen air sebagai elemen taman memberikan kesan kehidupan
dan pergerakan kedalam taman disamping adanya keberadaan burung dan
manusia. Permukaan air yang luas memberikan rasa unik pada ruang dan
kesatuan.
4. Sculptural forms merupakan bentuk seni dari taman yang telah ada sejak
zaman Roma dan telah saling melengkapi. Dapat hanya berupa patung atau
13

pahatan yang terbuat dari batu saja yang dari kejauhan sudah tampak sangat
menarik, membuat mata memandang kearahnya dibanding penutup lahan. Ini
merupakann aturan yang dimainkan sebagai pusat keistimewaan pada vista
klasik atau focal point dari sebuah taman kecil.
5. Garden Boundaries adalah salah satu elemen yang penting dalam sebuah
taman. Berfungsi sebagai batas taman dengan area disekitarnya, biasanya
berupa pagar yang terbuat dari tanaman, kayu, beton, besi, berupa elemen air.
ataupun berupa ha-ha wall yang disebut sebagai invisible barrier.
6. Ground pattern merupakan pola yang diterapkan sebagai penutup tanah, dapat
berupa material tanaman seperti rumput atau terbuat dari perkerasan seperti
paving. Rumput adalah penutup lahan yang esensial yang berfungsi sebagai
pelindung dan dasar yang menonjolkan segala sesuatu yang tumbuh diatasnya
dan juga bentukan tanah dibawahnya. Membuat lahan yang berkontur dapat
memberikan tindakan besar untuk perlindungan.
Crowe (1981) mengemukakan bahwa taman dapat dibedakan menjadi
taman privat dan taman publik. Taman privat adalah taman yang dibuat khusus
sesuai dengan keinginan, umur dan kondisi pemiliknya. Setiap orang pada umur
yang berbeda untuk membuat sebuah taman privat meminjam dan mengadaptasi
dari kejadian masa lalu dan gaya dari taman mewakili dari sebuah kota yang telah
dikunjunginya, seringkali mengalami perubahan bentuk ke bentuk lainnya. Taman
privat biasanya dimiliki oleh individu tertentu atau pebisnis dan dipergunakan
pemiliknya dengan ciptaannya sendiri.
Taman publik atau disebut juga the shared garden adalah taman yang
harus digunakan secara bersama oleh banyak orang pada sebuah perumahan
disekitar tempat tinggal. Biasanya memiliki kesulitan dan masalah dalam
membuat perancangannya. Taman publik yang berhasil adalah taman yang
mampu menyediakan masyarakat kota ruang-ruang taman yang dapat dinikmati.
Yang menjadi masalah utama pada taman publik adalah sejauh mana kepuasan
akan taman ini dibandingkan taman privat, dengan tata ruang yang jelek dan
terpisah akan menimbulkan konflik dalam penggunaannya (Crowe, 1981).
Taman rumah yaitu susunan tanaman yang berbunga atau tidak, tersusun
sendiri atau berkelompok disertai penunjang elemen lain ataupun tidak, yang
14

berada atau ditempatkan dirumah. Keberadaannya bisa di dalam atau diluar


rumah, dihalaman depan atau dibelakang rumah yang tertanam maupun
tenggantung. Fungtsi taman rumah diantaranya adalah dapat menyerap polutan
untuk mengurangi tingkat polusi di sekitar rumah, menjadi vitamin bagi mata dan
penglihatan karena banyaknya tanaman hijau, memberikan kesan asri yang
semarak bagi rumah. Taman rumah dapat dibagi menjadi dua, yaitu taman indoor
dan taman outdoor. Taman indoor adalah taman yang berada di dalam rumah.
Taman ini terdiri dari taman dengan wadah seperti pot, vas bunga dan lainnya,
kemudian taman tanpa wadah yang biasanya bertema seperti taman jepang, taman
merambat dan lainnya, juga taman kering seperti taman instan untuk pesta,
terrarium dan lainnya. Taman outdoor adalah taman yang berada dibagian luar
rumah, di ruang terbuka, terletak di teras, belakang rumah, halaman depan,
maupun didekat ruang makan atau ruang keluarga. Taman outdoor biasanya
membutuhkan elemen lain dalan penatannya (Ahira, 2007).
Taman kantor (office park) merupakan taman yang dimiliki oleh sebuah
kantor yang perawatannya ditanggung oleh kantor. Penggunaan taman ini bisa
digunakan oleh pegawai kantor maupun oleh orang luar kantor (publik).
Taman jalan merupakan taman yang berada di sekitar jalan, dapat berupa
koridor hijau yang membentang sepanjang jalan, pocket park pada sudut-sudut
jalan, taman di traffic island, dan sebagaimya. Berfungsi untuk memperindah
jalan dan memperbaiki kualitas iklim disekitar jalan.

Teknik Grafis Arsitektur Lanskap


Menurut Hannebaum (2002), suatu lanskap haruslah indah dan juga dapat
memberikan banyak fungsi. Konstribusi dari lanskap yang paling penting adalah
harus memperhatikan perasaan orang, bukan uang dan dibuat supaya berguna,
nyaman, rileks dan menstimulasi juga menambah dalam menciptakan kehidupan
yang dapat dinikmati. Oleh karena itu, seorang arsitek lanskap dan perancang
lanskap harus bisa membuat suatu produk lanskap yang baik. Seorang arsitek
lanskap adalah arsitek dari suatu lanskap yang memadukan antara kebutuhan
alami manusia dengan ekologi. Sedangkan perancang lanskap adalah orang yang
memiliki kemampuan dalam membuat konsep, gambar dan seni yang
15

membantunya mempersiapkan acuan dalam menggambar yang akan digunakan


oleh kontraktor. Gambarnya membantu seorang perancang lanskap dalam
mentransformasikan ide kreatif menjadi suatu presentasi yang bisa dimengerti
dengan jelas. Seorang perancang lanskap akrab dengan dasar prinsip desain,
kebutuhan budaya tanaman dan metode pada pembangunan lanskap.
Dalam melakukan proses perancangan perlu membuat beberapa gambar,
seperti gambar peta analisis (Gambar 2), diagram konsep (Gambar 3), rencana
skematik (Gambar 4), dan master plan (Gambar 5) sebagai bentuk penyajiannya.

Gambar 2 Peta Analisis Tapak


(Sumber : Reid, 2002)

Gambar 3 Concept Plan


(Sumber : Reid, 2002)
16

Gambar 4 Schematic Plan


(Sumber : Reid, 2002)

Gambar 5 Master Plan


(Sumber : Reid, 2002)
17

Dalam bukunya Asla (1996) menjelaskan bahwa terdapat beberapa istilah


dari bentuk penyajian gambar yang biasa digunakan dalam perancangan dan
penyampaian ide atau konsep, yaitu:
1. Denah tata letak, merupakan gambar yang menunjukan lokasi, ukuran, bentuk,
dimensi, dan material elemen-elemen struktur (Gambar 6).

Gambar 6 Denah Tata Letak


(Sumber : Reid, 2002)

2. Rencana penanaman (planting plan), digunakan untuk penanaman tumbuhan.


Menunjukan lokasi yang tepat dan jenis tanaman dengan lengkap. Biasanya
menggunakan simbol-simbol huruf yang mempunyai arti sebagai nama
tanamannya (Gambar 7).
3. Detail konstruksi, merupakan pembesaran dari gambar denah dan tampak,
gambar kerja semacam ini menunjukan komponen-komponen struktur secara
mendetail, termasuk elemen-elemen internal dan bagaimana hal tersebut
bekerja bersama-sama (Gambar 8).
4. Potongan-tampak, gambar yang mampu menunjukan detail elemen vertikal
dan bagaimana elemen tersebut berkaitan dengan bentuk horisontalnya. Juga
dapat menunjukan permukaan atau garis profil potongan ditambah elemen
yang benar berdasarkan skala pada suatu jarak pilihan di belakang garis profil.
Rangkaian elemen pada garis profil ini yang disebut potongan, sedangkan
elemen di belakangnya disebut tampak (Gambar 9 dan 10).
18

5. Rencana irigasi, menunjukan jenis, ukuran, dan lokasi dari pipa, beda
ketinggian, katup, pelindung pipa dan unsur-unsur lain dari sistem irigasi.

Gambar 7 Planting Plan


(Sumber : Reid, 2002)

Gambar 8 Detail Konstruksi


(Sumber : Reid, 2002)
19

Gambar 9 Potongan- Tampak Gambar 10 Potongan-tampak


(Sumber : Reid, 2002) (Sumber : Harris and Dines,1988)

Lettering menurut Reid (2002) adalah teknik penulisan dalam dunia teknik
khususnya arsitektur lanskap, dengan ukuran, model dan kualitas tulisannya
sangat penting dalam kontribusi untuk perancangan dan keefektifan komunikasi.
Gambar perspektif adalah gambar yang sebenarnya dari suatu ruang dan
objek yang memperlihatkan kualitas tiga dimensi (Gambar 11 dan 12). Terdapat
beberapa jenis gambar perspektif yaitu perspektif satu titik hilang, perspektif dua
titik hilang, perspektif tampak mata burung, overview, perspektif menggunakan
kamera digital dan perspektif menggunakan computer wire frame.

Gambar 11 Perspektif
( Sumber : Reid, 2002)
20

Gambar 12 Perspektif
( Sumber : Reid, 2002)

Konsultan Lanskap
Menurut Gold (1980), konsultan lanskap merupakan pengembang swasta
yang memiliki tanggung jawab moral dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas
rekreasi dalam kota. Dalam bukunya dijelaskan bahwa konsultan memiliki
kelebihan berupa :
1. Kemampuan profesional, yaitu kemampuan dalam segi teknis yang berupa
kemampuan perancangan suatu proyek, dimana hasil proyek perancangan yang
telah dikerjakan merupakan bukti kualitas dan kompetensi dari suatu konsultan.
2. Penyediaan pelayanan, dalam hal ini kualitasnya dapat dievaluasi melalui
referensi klien sebelumnya.
3. Kemampuan dalam menyediakan staf tim perencanaan dan perancangan
dengan latar belakang, pengalaman dan pengetahuan yang bagus untuk
mengerjakan suatu proyek dan menyelesaikannya dalam jangka waktu yang
telah ditentukan.
4. Kemampuan dalam menyediakan staf ahli tambahan untuk memenuhi tuntutan
muatan kerja.
5. Pengalaman, peralatan, dan pengetahuan langsung yang berkaitan dengan
situasi dan proyek yang beragam.
21

6. Menghasilkan hasil kerja yang objektif dan profesional.


7. Sistem kerja konsultan yang berdasarkan pada jadwal kerja yang telah dibuat
sesuai, dengan keuntungan yang seimbang.

Manajemen Proyek Lanskap


Menurut Stoner dan Freeman (1992), manajemen merupakan proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota
organisasi dan proses penggunaan semua sumberdaya organisasi yang bermacam-
macam untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Proses
manajemen mencakup empat fungsi utama yaitu:
1. Perencanaan (planning), merupakan konsep dasar dari suatu proses
manajemen, dimana tugas-tugas manajemen disusun dan tujuan serta sasaran
ditetapkan. Kebijakannya dan tata cara pelaksanaan dibuat, dan perumusan
perencanaan sasaran jangka pendek dan jangka panjang.
2. Pengorganisasian (organizing), adalah suatu proses pengaturan dan
pengalokasian kerja, wewenang dan sumberdaya di kalangan anggota
organisasi sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara optimum.
3. Pengarahan (directing), merupakan tahap yang mencakup hal yang
mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi karyawan untuk bekerja dan
menjalankan tugasnya dengan baik.
4. Pengendalian (controlling), adalah fungsi pengendalian manajemen yang
mencakup penetapan standar kerja, megukur kinerja yang sedang berjalan,
membandingkan kinerja ini dengan standar yang telah ditetapkan dan
mengambil tindakan untuk mengantisipasi apabila terjadi penyimpangan.
Manajemen proyek adalah sebuah ilmu dan seni yang mengatur
sumberdaya manusia, peralatan, bahan, uang dan waktu untuk menyelesaikan
suatu pelaksanaan dengan waktu dan biaya yang optimal. Manajemen peoyek ini
mencakup berbagai disiplin ilmu yang semuanya terfokus untuk mengorganisasi
semua kebutuhan dalam pelaksanaan (Oberlender, 1993).
22

KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANTS INDONESIA

Sejarah Perusahaan
PT. Envirospace Consultants Indonesia (ECI) merupakan cabang
perusahaan dari Envirospace Consultant Pte. Ltd. yang berkedudukan di
Singapura. Envirospace Consultant Pte. Ltd. Singapura merupakan pecahan dari
perusahaan Garden and Landscape Center (GLC) yang merupakan perusahaan
pionir yang bergerak dibidang lanskap dan pertamanan di Singapura. Perusahaan
GLC didirikan pada tahun 1968, kemudian pada tahun 1998 didirikan
Envirospace Consultant Pte. Ltd. Singapura. Setelah itu pada tahun 2005 barulah
PT. Envirospace Consultants Indonesia didirikan.
Peningkatan permintaan akan jasa konsultan lanskap dan pertamanan di
Indonesia merupakan alasan didirikannya cabang dari Envirospace Consultant
Pte. Ltd. Singapura di Indonesia. PT. Envirospace Consultants Indonesia
merupakan salah satu konsultan lanskap yang sudah cukup berkompeten di
Indonesia, meskipun dengan umur perusahaan yang masih muda yaitu sekitar
enam tahun sejak berdiri di Indonesia.

Ruang Lingkup Kerja


Ruang lingkup kerja dari PT. Envirospace Consultants Indonesia
mencakup pada penyediaan jasa di bidang arsitektur lanskap pada jarak yang luas
untuk klien pada dua sektor yaitu sektor privat dan sektor publik. Perusahaan
memiliki sumberdaya dan kemampuan untuk membantu badan pemerintah dan
organisasi mayor multi-nasional, juga mengerti dan memberi pelayanan akan
kebutuhan dari organisasi skala kecil.
Perusahaan ECI merupakan sebuah tim professional lanskap manajemen
yang mempersembahkan dan memberikan jasa dengan kekuatan dari anggotanya.
Memiliki tantangan untuk menciptakan solusi inovatif yang mencerminkan
komitmen dalam hal kualitas untuk memuaskan dan menguntungkan pelanggan
dengan harga yang sesuai. Perusahaan ini mengutamakan kemampuan
karyawannya dalam mengantisipasi keinginan klien dengan komunikasi dan
pemahaman dalam meningkatkan kualitas lingkungan.
23

PT. Envirospace Consultants Indonesia merupakan sebuah perusahaan


konsultan mandiri yang menyediakan jasa dalam skala nasional dan internasional
dengan mutu pekerjaan dalam bidang landscape architecture, master planning,
urban design, environmental research dan project manajement. Perusahaan ini
telah banyak mengerjakan berbagai bidang proyek yang masih berhubungan
dengan bidang lanskap. Pekerjaan yang dikerjakan meliputi community and
multifamily housing development, parks and outdoor recreation facilities, hotel
and resorts, civic and public building, commercial and industrial development,
planning and analysis projects, single-family residential garden, historic
preservation and restoration projects.
Terdapat beberapa contoh hasil pekerjaan proyek yang telah ditangani di
PT. Envirospace Consultants Indonesia, yaitu:
1. Private Residential and Multifamily Housing
Duxton Plain Public Housing- Singapore merupakan salah satu contoh dari
proyek private residential and multifamily housing yang ditangani oleh ECI
(Gambar 13). Proyek ini dapat berupa taman, green wall ataupun roof garden
pada sebuah hunian seperti apartemen dan rumah.

Gambar 13 Duxton Plain Public Housing- Singapore


(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

2. Parks and Outdoor Recreation


Proyek lain yang ditangani oleh ECI yaitu dalam perancangan parks and
outdoor recreation yang merupakan salah satu contoh dari taman publik. Escape
Theme Park – Singapore merupakan salah satu contoh proyek yang dikerjakan
(Gambar 14).
24

Gambar 14 Escape Theme Park – Singapore


(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

3. Commercial and Industrial


Proyek lain yang ditangani oleh PT. Envirospace Consultants Indonesia
juga menangani proyek dalam perancangan di lingkungan commercial and
industrial yang berupa taman publik yang dimiliki dan dipelihara oleh sebuah
perusahan atau industry. Perancangan UE Square – Singapore merupakan salah
satu proyek commercial and industrial yang ditangani (Gambar 15).

Gambar 15 UE Square – Singapore


(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

4. Civic and Public Buildings


Kandang Kerbau Hospital - Singapore merupakan contoh proyek civic and
public buildings yang ditangani oleh perusahaan (Gambar 16). Proyek ini
berfokus pada penataan lanskap dari sebuah bangunan.
25

Gambar 16 Kandang Kerbau Hospital - Singapore


(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

5. Proposed (Proposal)
PT. Envirospace Consultants Indonesia dapat menangani pengajuan
sebuah proposal rancangan untuk suatu proyek. Proposal yang diajukan dapat
berupa penataan lanskap yang mencakup tahap perencanaan, perancangan dan
atau pelaksanaan proyek. Contoh dari proposal yang dibuat adalah proyek Tuy
Hoa City – Vietnam yang merupakan pengajuan rancangan untuk gerbang utama
jalan. Proposal rancangan yang diajukan berupa konsep dan beberapa gambar
konsep ilustrasi suasana dan potongannya.

Gambar 17 Tuy Hoa City – Vietnam


(Sumber : PT. Envirospace Consultants Indonesia, 2010)

Anda mungkin juga menyukai