KOTA MEDAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pasar tradisional (menurut Perpres no 112 Tahun 2007), Pasar yang dibangun
dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik
Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta
dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh
pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha
skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui
tawar menawar.
Pasar tradisional harus menjadi perhatian khusus karena kedekatan historis dan
filosofisnya dengan tradisi masyarakat Indonesia pada umumnya. Masyarakat
kalangan ekonomi menengah bawah senantiasa bersentuhan dengan pasar
tradisional dalam pemenuhan kebutuhan barang-barang konsumsi, bahkan bukan
hanya lingkup masyarakat menengah bawah tetapi seringkali masyarakat
ekonomi tinggi. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya pengelolaan pasar
tradisional ditinjau dari kelangsungan pasar tersebut untuk dapat dan mampu
bersaing dengan pasar-pasar yang sudah modern. Dimana pasar modern sudah
menjual dan menyediakan barang dan kebutuhan yang ada di pasar tradisional.
Belum lagi masalah tata ruang dan letak yang terkesan acak-acakan membuat
kenyamanan dalam berbelanja. Tempat yang becek, bau, dan ketidaknyamanan
PEMERINTAH
KOTA MEDAN
Lingkup wilayah pekerjaan adalah Pasar Tradisional Meranti Baru (Pasar Gang
Khandak) yang terdapat di Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan tepatnya di
Jalan M. Idris, Kelurahan Sei Putih Timur II, Kecamatan Medan Petisah.
1. Studi Awal
Pokok pekerjaan dan hasilnya adalah sebagai berikut :
a. Persiapan dasar, berupa pengkajian data dan literatur yang telah ada, yang
berkaitan dengan peraturan dan kebijakan rencana tapak dan
pembangunan pasar tradisional di Indonesia.
b. Persiapan teknis survei, berupa penyiapan desain survei, daftar data, dan
persiapan peralatan lainnya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan
survei.
2. Kegiatan Survei
a. Survei data institutional berupa pengumpulan dan atau perekaman data
dari instansi-instansi. Hasil yang diharapkan adalah uraian, data angka atau
peta mengenai keadaan wilayah, mengenai keadaan wilayah studi
keseluruhan dan mengenai wilayah sekitarnya.
b. Survei lapangan untuk menguji data instansional dan untuk mengetahui
kondisi eksisting wilayah studi.
3. Kegiatan Kompilasi Data
Pekerjaan kompilasi data salah satu tahap proses seleksi data, tabulasi data,
dan pengelompokkan/mensistemasikan data sesuai dengan kebutuhan. Hasil
yang diharapkan adalah dapat menjadi masukan (input) dalam tahap analisis.
Kompilasi data ini disajikan secara sistematik dan siap untuk dianalisis,
dilengkapi dengan tabel, angka-angka, diagram, dan peta.
4. Kegiatan Analisis
Kegiatan analisis merupakan penilaian terhadap faktor lokasi dan ekonomi,
yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip pendekatan dan metode serta
teknik penyusunan Rencana Tapak. Kegiatan analisis ini merupakan dasar
bagi penilaian kelayakan, sehingga setiap langkah dan rencana tindak yang
PEMERINTAH
KOTA MEDAN
Sesuai tujuan pelaksanaan studi ini, maka lingkup pembahasan yang akan
dicakup dalam studi ini adalah untuk mengkaji kelayakan pengambialihan asset,
menyusun Rencana Tapak (Site Plan) rencana pengembangan Pasar Tradisional
Meranti Baru. Penyusunan rencana tapak ini merupakan tindak lanjut dari
beberapa usulan dan studi pemilihan lokasi pembangunan baru pasar tradisional
yang disampaikan oleh Pemerintah Kota Medan, yang akan dikaji lebih lanjut dari
segi teknis dan kelayakan lokasi untuk dijadikan sebagai Pasar Tradisional yang
efektif dan dikelola secara modern.
2. Harga lahan
Pengadaan lahan untuk pasar tradisional merupakan lahan matang yang siap
untuk dibangun. Hal ini berarti bahwa pertimbangan harga lahan sudah
mencakup biaya untuk pengadaan sarana dan prasarana pendukung aktifitas
pasar, pengembangan fisik pada lahan, dan biaya-biaya untuk pengurusan
perizinan.
3. Aksesibilitas
Aksesibilitas yang tinggi dari suatu kawasan pasar merupakan suatu faktor
penting yang harus dipertimbangkan. Aksesibilitas ini adalah kedekatan dan
kemudahan pengguna pasar untuk mencapai kawasan yang selanjutnya akan
terkait dengan kondisi perparkiran dan fasilitas yang tersedia dari pasar
tradisional tersebut. Aksesibilitas ini akan sangat berpengaruh terhadap biaya
pengembangan kawasan pasar tradisional dan biaya pengelolaan kegiatan
pasar tradisional.
4. Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
Untuk melangsungkan kegiatannya, pasar tradisional akan membutuhkan
berbagai sarana dan prasarana pendukung, seperti:
- Areal Parkir
- Sarana dan Prasarana Pasar
- Jaringan listrik dan air
- Gudang, tempat ibadah, dan sebagainya.
selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan dan bermanfaat bagi Pemerintah
Kota Medan.
Tujuan:
Menilai kelayakan
UU no 26/2007 pengambilalihan asset Pasar
(Tata Ruang) Swasta menjadi asset
Pemerintah Kota Medan
Kebijakan memberikan arahan dalam
Pembangunan Daerah pelaksanaan standarisasi
PERPRES
No. 112 Tahun fasilitas/sarana objek dalam
Kelayakan arti menetapkan, menerapkan
2007
Lokasi atau merevisi fasilitas serta
(Pasar)
Peningkatan Pengembangan pengembangan, peningkatan
Kesejahteraan Pasar dan pemanfaatan kawasan.
Masyarakat Meningkatkan kesejahteraan
pedagang
11
PEMERINTAH
KOTA MEDAN
Bab 1 Pendahuluan
Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai latar belakang, tujuan dan
sasaran, ruang lingkup, metode pelaksanaan kerja, metodologi studi,
metode survei, serta sistematika penyajian Laporan.