Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MATA KULIAH

EVALUASI PURNA HUNI


PASAR ANYAR SARI

OLEH:
GAYATRI WENING SATYATAMA (1705522002)
DHARMA WIDYA (1705522002)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
SEMESTER GANJIL
TAHUN AJARAN 2019/2020

1
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1
PENDAHULUAN…………………………………………….2
1.1 Latar Belakang ....................................................................2
1.2 Alasan Evaluasi Purna Huni ………………...……………3
3.1 Tujuan dan Manfaat ………………………………………4
BAB II
TINJAUAN…………………………..………………………..5
2.1 Nama Bangunan……………...……………………………5
2.2 Sejarah Bangunan…………………………………………5
2.3 Lokasi Bangunan …………………………………………7
2.4 Analisis Tapak…………………….………………………7
BAB III
METODE …………………………………………………….9
3.1 Strategi ……………………………………………………9
3.2 Teknik Pengumpulan Data ………………………………10
3.3 Analisis dan Tabulasi Data ……………………………...13
BAB IV
PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI………………….18
4.1 Evaluasi aspek fungsi……………………………………18

2
4.2 Evaluasi Aspek Teknis ………………………………….19
4.3 Evaluasi Aspek Perilaku ……………………………….23
BAB 5
PENUTUP………………………………………………….25
5.1 Kesimpulan …………………………………………….25
5.2 Saran ……………………………………………………26
Daftar Pustaka ………………………………………………27

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan suatu wilayah dapat diukur dengan
berbagai indikator, salah satunya adalah tingkat perekonomian.
Perekonomian wilayah dapat dipengaruhi oleh beberapa
aktivitas wilayah, seperti industri, pariwisata, dan perdagangan.
Aktivitas perdagangan membutuhkan ruang sebagai sarana dan
prasarana yang memadai untuk mewadahi aktivitas
tersebut.Pasar adalah salah satu fasilitas bagi aktivitas
perdagangan tersebut. Keberadaan pasar di suatu wilayah
selalu menjadi focus point yang berfungsi sebagai pusat
pertukaran barang-barang yang bermula dari sekumpulan
pedagang di lokasi- lokasi strategis yang menjual barang
dagangannya secara berkelompok kemudian berkembang
(Arianty, 2013).
Berdasarkan jenisnya, pasar terbagi atas pasar
tradisional dan pasarmodern.Keberadaanpasar tradisional dan
pasar modern sudah menjadi bagian yang tidak terlepaskan
dalam kehidupan masyarakat perkotaan. Akan tetapi, yang
terjadi akhir-akhir ini keberadaan pasar modern yang muncul
justru mengancam keberadaan pasar tradisional. Hal ini
disebabkan masyarakat cenderung lebih minat berbelanja di

4
pasar modern, karena tingkat kenyamanan yang lebih tinggi
dibandingkan pasar tradisional (Adinugroho, 2009). Apalagi
hal ini diperparah oleh kondisi pasar tradisional yang tidak
tertata dengan baik, banyaknya tumpukan sampah yang
berserakan, kotor dan tidak nyaman pun seakan melekat
sebagai gambaran pasar tradisional.
Melihat kondisi tersebut sangat perlu adanya upaya dari
pemerintah setempat untuk dapat mempertahankan eksistensi
pasar tradisional. Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah
mengembangkan dan melestarikan pasar tradisional dengan
menjadikannya sebagai ikon daerah (Setiyanto dalam Djau,
2009).
Pasar Anyar Sari menjadi pusat perekonomian warga
sekitar yang mempengaruhi konsepsi hidup dan sosial budaya.
Pasar yang terletak di Jalan Gunung Galunggung sampai saat
ini masih berjalan dengan baik, terbukti dengan aktivitas yang
masih berjalan lancer (Indra Pertiwi,2012). Eksistensi Pasar
Anyar Sari tidak terancam oleh perkembangan pasar modern
yang sedang berkembang pesat walaupun pada tahun 2017
Pasar Anyar Sari pernah mengalami kebakaran namun Pasar
Anyar Sari tetap eksis pada kalangan masyarakat umum untuk
tetap melakukan kegiatan jual beli.

1.2. Alasan Evaluasi Purna Huni

5
Evaluasi purna huni (post occupancy evaluation) adalah
proses evaluasi bangunan dengan sistem dan cara yang ketat
setelah bangunan selesai dibangun dan dihuni selama beberapa
waktu. Kegiatan ini fokus pada penghuni dan kebutuhan
bangunan. Pengetahuan ini membentuk dasar kuat untuk
menciptakan bangunan yang lebih baik di masa depan.

1.3. Tujuan dan Manfaat


Untuk mengevaluasi sirkulasi antar ruang di lingkungan
Pasar Anyar Sari apakah sudah memenuhi standar dan mampu
memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya
dan juga sebagai acuan di dalam pengembangan dan
perencanaan Pasar Anyar Sari maupun pasar lainnya

6
BAB 2
TINJAUAN UMUM OBYEK
2.1. Nama Bangunan
Pasar Anyar Sari yang memiliki nama awal Pasar
Batu Kandik

2.2. Sejarah Bangunan


Bediri Pada Tahun 1994 Pasar anyar sari
merupakan pasar yang terbangun secara swadaya
oleh masyarakat sekitar diatas tanah pemerintah
yang akhirnya pada tahun 1994 pemerintah
Denpasar meresmikan pasar ini dengan nama
pasar Batu Kandik sebekum akhirnya diubah
menjadi Pasar Anyar Sari pada tahun 2002. Pasar
anyar sari pernah mengalami renovas pada tahun
dengan 2002 dengan modal dana urunan swadaya
pedagang. Pasar anyar sari pada awalnya hanya
menjual kebutuhan pokok sehari hari seperti
sayuran dan peralatan uapcara keagamaan.

2.3. Data Bangunan

7
Kondisi kini pasar anyar sari terbilang
cukup baik. Pasar memiliki 2 pintu masuk,. Pintu
masuk utama diakses melalui arah tenggara yaitu
Jl.Gunung Galanggung, Ubung Kaja. Sedangkan
pintu masuk lainnya diakses melalui arah barat
laut yaitu Jl. Kebo Iwa,Padangsambian Kaja.
Jumlah kios pada pasar ini sebanyak 280 kios.

Pada tanggai 11 agustus 2018 pasar anyar


sari mengalami kebakaran ±108 kios terbakar
dari 590 total kios dan los yang ada. Jumlah
tersebut terdiri atas 19 kios di blok I, 47 los di
blok I, dan 42 kios di blok II. Pada tahun ini
pembangunannya akan dimulai pada 12
September hingga 20 Desember 2019. Proyek ini
direncanakan memakan waktu 100 hari kerja.
Untuk konstruksi fisik anggarannya sebesar Rp
3.750.000.000, pengawasan Rp 117.506.000,
administrasi Rp 132.494.000.Sehingga totalnya
Rp 4 miliar. Adapun yang akan dibangun berupa
los 60 unit dengan ukuran 2 x 1.5 meter, kios 48
unit dengan ukuran 3 x 2 meter. Totalnya yakni

8
108 unit. Selain itu dibangun juga ATM dua buah
dengan ukuran 2 x 1.5 meter, ruang cold 1 buah
dengan ukuran 3 x 2 meter. Juga ada satu buah
tempat tera ulang dengan ukuran 1.5 x 2 meter.
proyek pembangunan ini akan dikerjakan oleh PT
Narendra Putra Dewata sebagai pemenang
tender.

2.4. Lokasi Bangunan


Pasar Anyar sari terletak di Jalan Gunung
Galunggung, Ubung Kaja, Denpasar Barat,
Padangsambian Kaja, Kec. Denpasar Bar., Kota
Denpasar, Bali 80117

2.5. Analisis Tapak

9
10
BAB 3
METODE
3.1. Strategi
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian EPH ini,
maka proses EPH yang digunakan adalah
investigatif dengan menggunakan metode
penelitian kualitatif. Pengumpulan data
menggunakan triangulasi: wawancara, pemetaan
perilaku dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan metode pengamatan behavioral
mapping (Sommer,1980) dari place centered
mapping, person centered mapping, dan physical
trace yang digambarkan dalam bentuk sketsa atau
diagram. Data yang digunakan meliputi data in-
depth interview, observasi, wawancara, dan
kuesioner). Penentuan sampe dalam penelitian ini
dilakukan dengan teknik sampling. Sampling
digunakan untuk mengambil sampel responden
instansi pemerindah, pedagang dan pengunjung.
Hasil kuesioner selanjutnya diolah dengan
menggunakan Microsoft Excel dan diketahui

11
seberapa besar persentase dari tiap komponen
variabel karakteristik pasar, persepsi pedagang,
dan persepsi pembeli/konsumen berpengaruh
terhadap eksistensi pasar.
Berdasarkan PERMEN PU NO.
12/PRT/M 2009 sebuah ruang terbuka publik
terdiri dari RTNH (Ruang Terbuka Non Hijau)
dan RTH (Ruang Terbuka Hijau). Sedangkan
pada PERMEN PU No: 05/PRT/M/2008, sebuah
ruang terbuka publik kota wajib memiliki
perbandingan antara KDH (Koefisien Dasar
Hijau) : KDB (Koefisien Dasar Bangunan)
sebesar 70% : 30 % hingga maksimal 80% : 20%,
adapun alun-alun termasuk ruang publik kota
dengan kriteria kelengkapan dasar taman kota
diantaranya : RTH (lapangan hijau), yang
dilengkapi dengan fasilitas rekreasi, taman
bermain (anak/balita), taman bunga, taman
khusus (untuk lansia),
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini difokuskan untuk mengkaji
Evaluasi Purna Huni Pasar Anyar Sari adalah

12
penelitian evaluatif. Suchman (1967)
mendefinisikan penelitian evaluatif merupakan
penentuan hasil yang diperoleh dengan beberapa
kegiatan yang dibuat untuk memperoleh suatu
tujuan tentang nilai atau performa. Metode
evaluatif digunakan untuk mengetahui kondisi
dan realitas setiap aspek baik itu fungsional
maupun teknis yang berada di Pasar Anyar Sari
Sampel yang di ambil menggunakan
teknik simple random sampling, yaitu teknik
mengambil sampel dari populasi secara acak
berdasarkan frekuensi probabilitas semua
anggota populasi (Sugiyono, 2003). Jumlah
sampel manusia yang diambil adalah 20 orang
pedagang dan 20 orang pembeli
Studi lapangan dilakukan dengan
berkeliling di Pasar Anyar Sari dan
mengobservasi aspek-aspek evaluasi purna huni
yang telah ditentukan, yaitu :
 Entrance
 Sirkulasi
 Interior

13
 Pencahayaan alami
 Penghawaan alami dan buatan
 Perawatan bangunan dan keamanan
Field Studies dipilih karena dengen metode
ini kami dapat mengetahui secara langsung juga
merasakan secara langsung bangunan dari Pasar
Anyar Sari. Metode ini dialkukan dengan
mengumpulkan referensi-referensi terkait standar
optimal aspek-aspek yang akan dievaluasi dari
buku-buku atau jurnal. Metode ini dipilih karena
referensi-referensi resmi dari jurnal atau buku
bisa menjadi dasar teori untuk melakukan
evaluasi purna huni.
Penentuan sampe dalam penelitian ini
dilakukan dengan teknik sampling. Sampling
digunakan untuk mengambil sampel responden
instansi pemerindah, pedagang dan pengunjung.
Hasil kuesioner selanjutnya diolah dengan
menggunakan Microsoft Excel dan diketahui
seberapa besar persentase dari tiap komponen
variabel karakteristik pasar, persepsi pedagang,

14
dan persepsi pembeli/konsumen berpengaruh
terhadap eksistensi pasar.

3.3. Analisis dan Tabulasi Data


Tabulasi dan analisis wawancara dengan penjual
dan pedagang di Pasar Anyar Sari.

15
16
Dalam pengumpulan data kuisioner,
ditanyakan pertanyaan-pertanyaan yang
mencerminkan minat datang subjek serta hal-hal
lain yang terkait dengan Pasar Anyar Sari.
Terdapat 40 respon kuisioner dengan 20
pedagang dan 20 pembeli. Hasil tabulasi datang
mengenai pengetahuan tentang Pasar Anyar sari
mengenai aspek fisik dan fasilitas.

Persentase Aspek Fisik


1. Setuju

2. Setuju Namun 13%


perlu diperbaiki
28%
3. Tidak Setuju

59%

Aspek fisik pada pasar anyar sari dapat terlihat


dari tabulasi data dan permasalahan maupun
kesimpulan nya adalah :

17
 pintu dan jendela kios yang sudah cukup
lebar namun perlu perbaikan.
 Penghawaan AC/Kipas angin yang perlu
diberikan.
 Penempatan bukaan yang diubah agar
mudah masuk sinar matahari
 Pengaturan sistem pembuangan sampah
yang belum baik
 Pembagian luas kios yang tidak adil
 Pengaturan bagian fungsi bangunan yang
kurang rapi

Presentase Aspek Fasilitas

4% 7% 1. Setuju

2. setuju
namun perlu
diperbaiki

89%

18
Sedangkan pada aspek fasilitas, beberapa hal
yang dapat disimpulkan adalah :
 Area parkir yang sempit dan tidak rapi
 Diperlukannya ATM
 Perbaikan dan pembangunan Toilet baru
 Pos satpam yang kurang menyeluruh
 Perletakan kantor pasar yang kecil dan
dipojok site
 Pembangunan koperasi pasar yang mandiri

19
BAB 4
PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI
4.1. Evaluasi Aspek Fungsi
Pengelompokan sesuai fungsi pada Pasar
Anyar Sari masihterkesan berantakan dan tidak
adanya petunjuk arah menciptakan kesan yang
membingungkan bagi para pengunjung. Tidak
adanya denah pada tempat yang mudah terlihat
juga semakin membuat pengunjung tidak tau
posisinya.

20
Keramaian pengunjung terbagi rata dengan
pembagian daerah jualan sehingga tidak ada
deadspot yang terlihat. Namun, sirkulasi pasar
cukup terganggu oleh los-los bangunan semi-
pemanen.
4.2. Evaluasi Aspek Teknis
Struktur pada bangunan yang ada pada
pasar anyar sari dibagi menjadi 2 jenis. Jenis
pertama, struktur dengan beton bertulang,
pondasi menerus dan dinding batako yang
berlaku pada bangunan kios berlantai1. Jenis
kedua, struktur dengan beton bertulang, pondasi
setempat dan dinding batako yang berlaku pada
bangunan berlantai lebih dari 1.

21
22
Ventilasi bangunan kios pada Pasar Anyar
Sari hanya bergantung pada bukaan utama, yaitu
rooling door yang menjadi akses keluar masuk
kios. Pasar anyar sari memiliki sanitasi yang
cukup dalam pengolahan sampah, sampah
sampah dikumpulkan di TPA sehingga tidak
menumpuk dan menjadi area yang mengganggu
bagi pengunjung pasar. Namun, memang masih
kurang dalam ketersediaan sarana kamar mandi
umum. Setiap kios pada pasar anyar sari tidak
memiliki interior yang terlalu rumit, Setiap kios
memang hanya diberi ruang kosong untuk
berjualan selanjutnya bagaimana penyewa kios
menata dan mengatur ruang yang sudah disewa.

23
Penyelamatan Terhadap kebakaran pun
masih sangat minim, kurangnya hydrant disekitar
pasar menciptakan proses pemadaman yang
lambat jika terjadi kebakaran. Jalur evaluasi juga
terlalu sempit jika dalam keadaan darurat.
4.3. Evaluasi Aspek Perilaku
Bangunan pada pasar anyar memiliki bentuk dan
fungsi sesuai kegiatan yang terjadi. Jika Kios
tersebut menjual buah dalam maka kios diletakan
paling dekat dengan akses Keluar masuk. Kios

24
kios yang menjual barang berskala kecil
diletakan agak jauh dari akses keluar masuk.

Hal ini juga menjadi alasan banyaknya


ketidakteraturan parkir yang terjadi pada pasar,
pengunjung lebih sering parkir didepan kios yang
ingin dibeli dibandingkan berjalan kaki dari
parkir menuju kios.

25
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapaun beberapa Keberhasilan/Kegagalan
Desain Berdasarkan Evaluasi Purna Huni Re-
Design Pasar Anyar Sari memiliki keberhasilan
desain berdasarkan evaluasi purna huni, yaitu :
 Pasar menjadi rapi ketika belum ada
bangunan semi permanent
 Sanitasi pembuangan sampah sudah teratur
 Kondisi jalan pada pasar yang lebih baik

Namun pasar Anyar Sari juga memiliki


kekurangan desain berdasarkan hasil evaluasi
purna huni, yaitu :
 Lahan parkir yang masih tidak rapih
 Banyaknya bangunan los semi permanent
 Kurangnya akses evakuasi dalam keadaan
darurat
 Kurangnya keamanan pada kondisi darurat
 Tidak keteraturan jam operasional antara
distributor, penjual dan pengunjung

26
5.2 Saran
Pasar Anyar Sari memiki nama lain yaitu
Pasar Batu Kandik. Pasar memiliki 580 Kios dan
los dengan perbandingan 55% kios dan 45% los.
Pasar anyar sari rata rata menggunakan beton
bertulan sebagai struktur dengan ventilasi utama
yaitu bukaan kios itu sendiri. Berdasarkan dari
tinjauan objek tersebut diharapkan perencanaan
pasar kedepannya lebih memperhatikan jumlah
pedagang yang berjualan agar tidak terjadi
kepadatan jumlah pedagang atau over kapasitas
di dalam areal pasar. Fasilitas parkir pasar lebih
diperhatikan agar pengunjung tidak memarkir
kendaraannya masuk kedalam areal utama
pasar/areal jualan. Selain itu pengawasan
manajemen lebih di perhatikan dan diperketat
terkait jam operasi dan waktu operasi dari
pedagang bermobil tersebut.

27
DAFTAR PUSTAKA
Danisworo, Muhammad, 1989, Post Occupancy
Evaluation, Pengertian dan Metodologi.
Makalah Seminar Presiser,
Presiser, W. F. E, Rabinowitz, H.Z, dan White,
E.T. (1988). Post-Occupancy Evaluation.
New York: Van Nostrand Reinhold
Company.
Setiawan, Haryadi. B. (2010). Arsitektur,
Lingkungan, dan Perilaku: Pengantar Ke
Teori, Metodologi, dan Aplikasi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Weisman, G. D. (1981). Modelling Environment
Behavior System. Journal Of Man
Environment Relation Volume 1 Number
2. Pensylvania.
W. F. E, Rabinowitz, H.Z, dan White, E.T.
(1988). Post-Occupancy Evaluation. New
York: Van Nostrand Reinhold Company.

28

Anda mungkin juga menyukai