PUSAT PERBELANJAAN
( STUDI KASUS : KOTA PADANG)
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
Strata Satu (S1)
Oleh:
Septyan Ningsih
1410015311074
Di Kota Padang Pusat perbelanjaan sudah ada sejak tahun 1990-an, dan sampai
saat ini sudah puluhan pusat perbelanjaan yang beroperasi di Kota Padang.
Perekonomian di Kota Padang juga telah banyak mengalami perkembangan.
Hingga tahun 2018 terdapat +/-43 unit pasar modern di Kota Padang yang saat ini
beroperasi secara aktif. Namun yang akan menjadi penelitian adalah Basko
Grandmall, Trans Mart Padang dan Plaza Andalas yang merupakan pusat
perbelanjaan regional di Kota Padang. Perkembangan Kota Padang pun
dipengaruhi oleh modernisasi yang mengubah karakter ruang kota dan pusat
perbelanjaan di Kota Padang juga menjadi tujuan tempat pengunjung dari luar
daerah Kota Padang berbelanja maupun berekreasi.
Jika ditinjau pada saat hari libur di pusat perbelanjaan dipenuhi oleh
pengunjung yang berasal dari luar daerah Kota Padang, hal ini dikarenakan
jangkauan pelayanan Pusat perbelanjaan tersebut mampu melayani masyarakat baik
dari dalam kota maupun luar kota Padang. Sehingga jika pengusaha-pengusaha
yang hendak mendirikan suatu pusat perbelanjaan hendak mengetahui kondisi
persaingan antar pusat perbelanjaan dan persaingan yang terjadi ketika pengunjung
(konsumen) memilih satu diantara keduanya sebagai tempat berbelanja.
Dalam hal ini tentu saja sikap dan perilaku konsumen memiliki pengaruh yang
sangat besar. Oleh karena itu, tugas yang mendasar dan menantang yang dihadapi
perusahaan adalah mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen untuk mengetahui
bagaimana cara konsumen berfikir, merasa dan bertindak didalam suatu pasar.
(James F. Engel, Blacwell dan Miniard, 1995:82)
Jenis Teknik
No Sasaran Kebutuhan Data Sumber Data
Data Perolehan Data
- Kota Padang 1. BPS Kota Padang
dalam Angka 2. Badan Penanaman
Mengidentifikasi 2018 Modal dan
Pusat Perbelanjaan - Referensi yang Pelayanan
1 Sekunder Kompilasi Data
yang ada di Kota terkait dalam Perizinan Terpadu
Padang perilaku pusat Kota Padang
perbelanjaan di 3. Disperindag Kota
Kota Padang Padang
Mengidentifikasi
karakteristik Primer Kuisioner 1. Perpustakaan dan
pengunjung dari luar - Daya tarik pusat internet
2
daerah dan pusat perbelanjaan 2. Pengunjung
perbelanjaan di Kota Sekunder Kompilasi Data (Konsumen)
Padang
Analisis
Perbandingan dan
- Variabel yang
Analisis Pengunjung
3 terpilih dalam Primer Kuisioner
Karakteristik Pusat (Konsumen)
penelitian
Perbelanjaan di
Kota Padang
Sumber : Hasil Analisis, 2019
1.6 Keluaran
Berdasarkan tujuan dan sasaran yang telah dijelaskan diatas, maka keluaran
yang diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengusaha
yang hendak mendirikan pusat perbelanjaan agar nantinya dapat menemukan dan
menerapkan strategi yang tepat agar menguasai pasar, misalnya dengan memiliki
alternatif kepada pengunjung memilih tempat berbelanja untuk memenuhi
kebutuhannya.
1.7 Kerangka Berfikir
Gambar 1. 2
Kerangka Berfikir Penelitian
Data Pengunjung
(Kuesioner)
Karakteristik
Jenis Kelamin
pengunjung pusat
Usia perbelanjaan
Pekerjaan
Asal
Kesimpulan dan
Saran
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan
masalah yang akan dikaji, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup
penelitian (meliputi ruang lingkup wilayah studi dan ruang lingkup
substansi), jenis metode yang digunakan dalam penelitian (meliputi
metode pendkatan, metode pengumpulan data, metode pengambilan
sampel, dan metode analisis), kerangka berpikir sistematika penulisan
dan keluaran.
BAB II STUDI LITERATUR
Dalam bab ini diuraikan mengenai teori-teori tentang pusat
perbelanjaan, klasifikasi pusat perbelanjaan, perilaku konsumen, dan
serta keputusan perilaku konsumen dan juga variabel-variabel yang
menentukan indikator untuk dijadikan acuan dalam penelitian. Literatur
dijadikan sebagai acuan dalam menganalisis data.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
Dalam bab ini diuraikan mengenai kajian umum wilayah studi, data dan
informasi yang didapat dari hasil survey primer dan survey sekunder
(instansi).
BAB IV ANALISIS DATA
Dalam bab ini menguraikan hasil paparan data yang didapat melalui
survey primer, kemudian dilakukan analisis tabulasi silang untuk
mengetahui karakteristik pusat perbelanjaan dan preferensi pengunjung
dari luar daerah pada pusat perbelanjaan di Kota Padang, yaitu Basko
Grandmall, Trans Mart Padang dan Plaza Andalas.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan yang dapat ditarik dan
rekomendasi atau saran-saran yang dapat penulis berikan untuk
kelanjutan penelitian ini.
BAB II
STUDI LITERATUR
2.1. Konsep dan Definisi Pusat Perbelanjaan
2.1.1. Pengertian Pusat Perbelanjaan
Pedagang Konsumen
Produsen Besar Ritel Akhir
Gambar 2.2
Perilaku Berbelanja
Prabelanja Prabelanja
(mencari dan memilih gerai) (mencari dan memilih gerai)
Lokasi mudah dicapai Bergengsi
Cukup parkir Ada toko utama seperti hero, matahari
Dekat dengan gerai lain Pilihan barang banyak
Pilihan marchandise pelengkap atau Merchandise eksklusif
pengganti
Selama belanja
Selama belanja Daya tarik ambience (suasana
Barang yang tersedia internal)
Harga menarik Visual merchandising
Cepat proses pembayaranya (antrean di Fasilitas dalam gerai
kasir tidak terlalu panjang ) Pusat barang dan jasa
Fasilitas kredit
Paska belanja (antaran barang, Paska belanja (antaran barang,
pemasangan, evaluasi, kunjungan pemasangan, evaluasi, kunjungan
ulang) ulang)
Display barang Display tema
Area informasi dan petunjuk bagi Area informasi dan petunjuk bagi
konsumen konsumen
Sumber: Diadaptasi dari David Cook dan David Walters, Retail Marketing, New York et. al: Prentice-Hall,
1991, hlm.210, dalam Hendri Ma’ruf (2006:53)
Menurut David Cook dan David Walters dalam buku Hendri Ma’ruf
(2006:53) menggambarkan perbedaan kedua jenis perilaku orang pergi
berbelanja seperti dalam diagram Gambar 2. Perilaku Berbelanja Sumber:
Diadaptasi dari David Cook dan David Walters, Retail Marketing, New York
et. al: Prentice-Hall, 1991, hlm.210, dalam Hendri Ma’ruf (2006:53) Perbedaan
itu mempengaruhi perilaku sebelum belanja dalam proses belanja dan setelah
belanja. Kebanyakan konsumen di Indonesia yang berbelanja di gerai-gerai
modern cenderung berorientasi “rekreasi”.
2.2.4. Faktor yang Mempengaruhi Munculnya Perilaku Belanja
Transaksi
Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegitan
ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang
langka, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai
macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Dalam mempelajari
lokasi berbagai kegiatan, ahli ekonomi regional atau geografi terlebih dahulu
membuat asumsi bahwa ruang yang dianalisis adalah datar dan kondisinya disemua
arah adalah sama. Salah satu unsur ruang adalah jarak. Jarak menciptakan
‘gangguan’ ketika manusia berhubungan atau berpegian dari satu tempat ke tempat
lainnya. Salah satu hal yang banyak dibahas dalam teori lokasi adalah pengaruh
jarak terhadap intensitas orang bepergian dari satu lokasi kelokasi lainnya (Tarigan,
2006).
Aksesibilitas adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi apakah suatu
lokasi menarik untuk dikunjungi atau tidak. Tingkat aksesibilitas merupakan
tingkat kemudahan di dalam mencapai dan menuju arah suatu lokasi ditinjau dari
lokasi lain di sekitarnya (Tarigan, 2006). Menurut Tarigan, tingkat aksesibilitas
dipengaruhi oleh jarak, kondisi prasarana perhubungan, ketersediaan berbagai
sarana penghubung termasuk frekuensinya dan tingkat keamanan serta kenyamanan
untuk melalui jalur tersebut.
Adapun hasil kajian dan materi yang ada di teori ada beberapa variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian ini membahas tentang perilaku
orang belanja dalam pemilihan lokasi belanja terhadap jenis barang Jadi adapun
faktor yang digunakan yaitu “
Faktor Jarak
Berdasarkan dari teori para ahli jarak merupakan faktor yang mempengaruhi
pemilihan lokasi Belanja
Faktor internal dari pribadi benduduk dengan karakteristik demografi penduduk
dengan status pekerjaan, pendapatan (biaya)
Lalu untuk perilaku yang dibahas dalam penelitian ini yaitu faktor dalam
pemilihan lokasi beanja dan dilihat cara belanja nya Gaya hidup.
Faktor lokasi ini yang mana konsumen lebih suka berbelanja di tempat yang
lokasinya dekat dengan tempat tinggal mereka. Selain menghemat biaya
transportasi. Kecuali untuk barang-barang yang memang diperjualbelikan terbatas
seperti elektronik, peralatan rumah tangga, pakaian dan lainnya.
2.3.1. Faktor-Faktor Perkembangan Lokasi
Diana (2003), menyatakan bahwa faktor-faktor penentu berkembangnya
lokasi perdagangan meliputi:
1) Jumlah penduduk pendukung
Setiap jenis fasilitas perdagangan eceran mempunyai jumlah ambang batas
penduduk atau pasar yang menjadi persyaratan dapat berkembangnya
kegiatan. Jumlah penduduk pendukung dapat diketahui dari luas daerah
pelayanan tetapi luas daerah layanan tidak dapat ditentukan sendiri karena
faktor ini bergantung pada faktor fisik yang mempengaruhi daya tarik suatu
fasilitas perdagangan.
2) Aksesibilitas
Aksesibilitas berkaitan dengan kemudahan pencapaian suatu lokasi melalui
kendaraan umum dan pribadi serta pedestrian. Untuk fasilitas perdagangan
kemudahan pencapaian lokasi, kelancaran lalu lintas dan kelengkapan fasilitas
parkir merupakan syarat penentuan lokasi dan kesuksesan kegaiatan
perdagangan.
3) Keterkaitan spasial
Pada kegiatan perdagangan yang bersifat generativ, analisa ambang batas
penduduk dan pasar menjadi hal yang penting sedangkan pada lokasi
perdagangan yang bersifat suscipient, analisa kaitan spasial dari kegiatan
merupakan hal yang penting.
4) Jarak
Kecenderungan pembeli untuk berbelanja pada pusat yang dominan, namun
menyukai tempat yang dekat maka faktor jarak merupakan pertimbangan
penting untuk melihat kemungkinan perkembangan suatu lokasi terutama
pusat perdagangan sekunder yang menunjukkan trade off antara besarnya daya
tarik pusat dan jarak antara pusat.
5) Kelengkapan fasilitas perdagangan
Kelengkapan fasilitas perdagangan menjadi faktor penentu pemilihan lokasi
berbelanja konsumen. Konsumen berbelanja barang-barang tahan lama yang
tidak dibeli secara tidak teratur seperti pakaian, alat-alat elektronik pada
tempat perdagangan yang memiliki banyak pilihan barang yang dapat
diperbandingkan. Oleh karena itu pembeli cenderung untuk berbelanja barang-
barang tahan lama pada pusat perdagangan yang lebih lengkap, tetapi untuk
kebutuhan standar sehari-hari seperti bahan makanan, para konsumen
cenderung masih mempertimbangkan jarak yang dekat kalau terdapat fasilitas
yang memadai.
2.4. Variabel yang Digunakan dalam Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 3 variabel yaitu:
a. Barang (Produk), sesuatu yang mempunyai nilai, dapat berupa fisik nyata,
yang dapat dilihat dan diraba maupun tidak nyata berupa jasa. Indikator :
- Produk memiliki Merk
- Harga terjangkau
- Bervariasi barang
b. Fasilitas, faktor pendukung yang dibutuhkan oleh konsumen, seperti ATM,
Musholla, penerangan, toilet yang bersih, AC, dan lift/escalator.
- Fasilitas pendukung yang tersedia
- Banyaknya jumlah tempat makan
c. Aksesibilitas, berkaitan dengan kemudahan pencapaian suatu lokasi
melalui kendaraan umum dan pribadi serta pedestrian. Indikator :
- Kemudahan untuk parkir
Variabel
Indikator Parameter Referensi
Pembentuk
A. Daya Tarik Pusat Perbelanjaan
- Harga - Menawarkan harga terendah
- Produk memiliki - Kualitas barang yang ditawarkan
Barang Erniwati,1989
merk bermerk
- Pilihan Barang - Banyak pilihan barang/ produk
- Kelengkapan fasilitas pendukung
- Kelengkapan sebagai daya tarik (Bioskop, tempat
Diana, 2003
Fasilitas fasilitas makan, tempat bermain anak , ATM,
Utami, 2006
pendukung Musholla, Toilet, AC, dan penerangan)
- Jumlah tempat makan
Aksesibilitas - Parkir - Kemudahan untuk parkir Diana, 2003